Syaifuddin
UIN Sunan Ampel Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komunikasi Antar Pribadi Ustadz Dan Santri Dalam Pembentukan Karakter Santri (Studi Pada Pondok Pesantren TMI Al-Amien Prenduan) Hasbul Hadi; Aulia Rini Fitriatul Khasanah; Syaifuddin; Moh. Ali Aziz
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 8 No. 4 (2022): Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v8i4.338

Abstract

Komunikasi merpakan kebutuhan primer bagi makhluk hidup, dengan berkomunikasi maka akan terjalin sosial yang baik, baik secara internal maunpun secara ekstenal khususnya komunikasi antarpribadi yang sangat penting dalam pembentukan karakter khususnya dalam dunia pondok pesantren yang mengedepankan nilai-nilai agama dan moral. Hal ini tentu  bertujuan untuk mebentuk karakter yang baik yang berlandaskan dengan nilai-nilai agama dan moral. Berangkat dari hal ini perlu dilakukan penelitian terkait komunikasi antarpribadi yang terjadi dipondok pesantren TMI Al-Amien Prenduan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan sesuai dengan teori pendekatan komunikasi antar pribadi dan strategi komunikasi antarpribadi Miller dan Stainberg yaitu pendekatan secara analisis psikologis, sosiologis dan cultural. dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara mendalam kemudian mendokumentasikan hasil yang ditemukan dilapangan. Hasil dari penelitian ini asatidz memiliki srtategi secara persuasif dengan  mengetahui karakter santri, sehingga dengan demikian  materi yang sampikan oleh para Asatidz akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh para santri, karakter tersebut dapat dilihat dari memahami aculturasi, sosiologi,dan psikologi santri agar lebih mudah mendeteksi dari arahmana kita dapat melakukan komunikasi yang dapat diterima oleh santri tersebut.
Peran Majelis Shalawat At-Taufiq Terhadap Pembentukan Karakter Pemuda Karang Penang Sampang Humairotus Sulfa; Muhammad Ainun Naim; Syaifuddin; Muhammad Rizky Amrullah
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 8 No. 4 (2022): Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v8i4.339

Abstract

ABSTRAK Pemuda menjadi perhatian utama dalam masyarakat di berbagai kalangan di setiap bidang.Peran pemuda dalam masyarakat sebagai pembentukan karakter yang baik, harus memiliki nilai-nilai luhur, berjiwa sosial dan membangun serta cinta tanah air. Fenomena yang berkembang di daerah Karang Penang Sampang, banyak pemuda yang sangat antusias mengikuti majelis ini, karena adanya anggota-anggota majelis ini yang keseluruhannya dari kalangan pemuda, dari ketua, vokalis shalawatnya, dan penabuh banjarinya. Dua tahun sebelum adanya majelis shalawat At-Taufiq, kondisi masyarakat yang cukup memprihantinkan. Seperti pemudanya yang suka hiburan malam, nonkrong di malam hari yang tidak jelas, minuman- inuman keras, dan lainnya. Dengan itu Gus Khoiron yang sekarang selaku Ketua Umum membentuk sebuah majelis yakni majelis shalawat At-Taufiq. Metode peneltian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif lapangan, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan lisan atau urutan kata yang tertulis dari orang-orang yang diamati dan pendekatan ini diarahkan pada latar individu secara holistis (utuh). Dalam penelitian kualitatif, penulis menjadi instrumen kunci (human instrument) yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, mencari dan memilih informan sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas hasil temuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian seorang pemuda banyak yang berubah positif. Segala upaya yang ditempuh majelis At-Taufiq untuk membangun rohani anak-anak muda selalu dilakukan sesuai dengan melibatkan selera mereka, serta tidak dilakukan secara spontan namun bertahap. Membangun komitemen, motivasi, semangat ukhwah dan dzikir yang terus dilakukan serta bermunajat kepada Allah. Tidak hanya kerohanian, tapi juga memberikan dorongan dan dukungan pada anak-anak  muda untuk memperkuat kecintaan pada Rasulullah SAW serta menjalin tali silaturrahim dengan para ulama dan habaib.
Konstruksi Pendidikan Islam Moderat Melalui Nalar “A Common Word” Waleed El-Ansary Muhammad Fahmi; Saefullah Azhari; Syaifuddin; Muhammad Fladimir Herlambang
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 16 No 1 (2021)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.059 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v16i1.4694

Abstract

This paper seeks to understand the construction of moderate Islamic education in Waleed El-Ansary's "A Common Word" and its implications for world peace. By library research with content analysis, several idea constructs were proposed. Reason "A Common Word" Waleed El-Ansary is equivalent to "al-Kalimah al-Sawa". This term has the connotative meaning that everything is equal, balanced and equal. The construction of moderate Islamic education can be done through the logic of "A Common Word" as stated by religious leaders, including Waleed El-Ansary. "A Common Word" suggests an intersection or similarity in the teachings of the world's religions, especially Islam and Christianity. When Islam promotes the principle of equality, the teachings developed in Islamic education are Islamic teachings that are moderate, tolerant and full of environmentally friendly nuances. Reason "A Common Word" which contains moderate Islamic teachings (rahmatan li al-aminalamin) can be implemented to achieve world peace. The application of the teaching "A Common Word", has implications for the realization of world peace. Reason "A Common Word", which contains a construction of moderate Islamic education, considers that promoting equality (kalimatun sawa), can be achieved through good relations with others, instilling love, removing hatred, and the like. The construction of moderate Islamic education in reason “A Common Word” has significant implications for world peace. Paper ini berusaha memahami konstruksi pendidikan Islam moderat dalam nalar “A Common Word” Waleed El-Ansary dan implikasinya bagi perdamaian dunia. Melalui kajian kepustakaan dengan analisis isi, dikemukakan beberapa konstruksi ide. Nalar “A Common Word” Waleed El-Ansary semakna dengan “al-Kalimah al-Sawa’”. Term ini memiliki makna konotatif bahwa segala sesuatu bersifat setara, seimbang dan selevel. Konstruksi pendidikan Islam moderat dapat dilakukan melalui nalar “A Common Word” sebagaimana yang dikemukakan oleh para pemuka agama, termasuk Waleed El-Ansary. “A Common Word” meng-ideasikan adanya titik temu atau kesamaan ajaran agama-agama di dunia, terutama Islam dan Kristen. Ketika Islam mengedepankan asas kesamaan, maka ajaran yang dikembangkan dalam pendidikan Islam adalah ajaran Islam yang moderat, toleran dan penuh dengan nuansa ramah lingkungan. Nalar “A Common Word” yang di dalamnya mengandung ajaran Islam moderat (rahmatan li al-‘Alamin) dapat diimplementasikan untuk mencapai perdamaian dunia. Penerapan ajaran “A Common Word”, berimplikasi pada terwujudnya perdamaian dunia. Nalar “A Common Word”, yang di dalamnya mengandung konstruksi pendidikan Islam moderat, memandang bahwa mengedepankan persamaan (kalimatun sawa), dapat dicapai melalui hubungan baik dengan sesama, menanamkan rasa cinta, membuang kebencian, dan sejenisnya. Konstruksi pendidikan Islam moderat dalam nalar “A Common Word” berimplikasi signifikan bagi perdamaian dunia.