Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Loss and Gain in Translation of Culture-Specific Items in Ahmad Tohari’s Lintang Kemukus: A Semantic Study Tiwiyanti, Leni; Retnomurti, Ayu Bandu
Lingua Cultura Vol 11, No 1 (2017): Lingua Cultura Vol. 11 No. 1
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/lc.v11i1.1820

Abstract

Culture-specific items (CSIs) are difficult to translate since they are related to cultural knowledge and cultural background of the given culture. The distance and differences between two different cultures determine the extent of the gain or loss that will be exprienced by the CSIs as they are translated. From Indonesian into English The purposes of this research were to identify the translation procedures applied in translating CSIs which caused loss and gained in the translation process and to identify how the translator compensated the loss in translating CSIs. The method used was qualitative descriptive method. The result shows that loss is more prevalent than gain although the translator has enough knowledge on the source text culture as he has spent some years doing some researches in Banyumas society. There are two kinds of losses found in this research; inevitable and avertable losses. Translation procedures used which result in loss in translation are translation by a more general word (subordinate), translation by a more neutral/less expressive word and translation by cultural substitution. Gain is realized mostly through the creativity of the translator when they are able to explain the culture-specific items for effectivecommunication. In order to compensate the loss that might have occurred, translator uses some translation procedures. They are translation by loan word with explanation, translation by paraphrase using related word, and translation by paraphrase using unrelated word. In short, gain in translation for better communication is not easy to achieve especially in the case oftranslating CSIs.
Strategi Pengenalan Membaca Phonics Method dalam Pengabdian kepada Masyarakat di Jakarta Selatan Retnomurti, Ayu Bandu; Hendrawaty, Nurmala; Nurhayati, Nurhayati
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.913 KB) | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2019.v3i1.473

Abstract

Tujuan dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini yaitu untuk menjelaskan bagaimana strategi pengenalan membaca kosakata bahasa Inggris melalui metode phonics bagi Guru di wilayah Jagakarsa Jakarta Selatan semester Gasal 2018/2019 dan menjelaskan produk luaran yang dihasilkan melalui strategi phonics dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Metode phonics merupakan salah satu metode membaca yakni “Para guru mengajarkan siswa bagaimana bunyi-bunyi huruf itu maupun mencampur bunyi-bunyi secara bersama-sama untuk  membentuk  kata dan metode bunyi (phonics method) merupakan suatu teknik belajar membaca yang menekankan pada bunyi (lafal pengucapan) yang dihasilkan oleh huruf-huruf yang terdapat di dalam kata  (bunyi semacam itu dapat berbeda dari nama-nama huruf ini, seperti dalam bahasa Inggris ketika bunyi huruf c [si] tidak sesuai dengan pengucapan kata [cat].” Selain itu, kelebihan metode ini adalah memudahkan siswa membuat hubungan otomatis antara kata dan bunyi, siswa dapat membunyikan dan membacanya sendiri. Pembelajaran bahasa Inggris menggunakan instruksi phonics lebih efektif daripada belajar membaca tanpa instruksi phonics. Mengacu pada hal tersebut disarankan bahwa bagi sekolah diharapkan mampu mengarahkan guru untuk menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang mempu menarik antusias siswa dalam belajar serta menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Bagi guru, ketika pembelajaran berlangsung diharapkan ada dua orang guru atau lebih untuk mengondisikan serta diharapkan guru berbicara secara tepat dan lantang ketika pembunyian huruf phonics sehingga siswa mampu mendengar dengan jelas.
A CONTRASTIVE LINGUISTIC APPROACH IN THE TRANSLATION OF INDONESIAN VERBS INTO ENGLISH Retnomurti, Ayu Bandu; Yuliana, Tiarma Ika
UG Journal Vol 7, No 7 (2013)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of the research are to describe the importance ofword formation knowledgefor translators in translating the Indonesian word classes (verbs, nouns, andadjectives) into English and to contrast the translation of Indonesian word classes(verbs, nowis, and adjectives) into English in order tofind out the equivalence andshifts in form and meaning. The result shows that there are two main categorieswhich are equivalence and shit. This research produces wo data or iuo%. Theresult of this research shows that the shit occurs more than the equivalence, withthe percentage of66% shit, and the equivalence with the percentage of 34 %. Theequivalent category in verb word class: Textual equivalence in Syntactic, Linguisticequivalence in Syntactic. The equivalent category in noun word class: Textualequivalence in Morphological and Syntactic, Linguistic equivalence in Morphological.The equivalent category in adjective word class: Textual equivalence in Syntactic,Linguistic equivalence in Syntactic. The shift category in verb word class: Structureshits in Morphological, Unit shifts in Morphological and Syntactic. The Shiftcategory in noun word class: Structure shift in Word Order ofSyntactic, Unit shiftin Syntactic, Intra system shit in Syntactic. The shit category in adjective wordclass: Structure shift in Morphological and Syntactic. Based on the result above,so it can be concluded that the word formation knowledge is important fortranslators in translating the word classes, because the processes ofword formationmay help students to identify the word classes by using their markers
Analisis Kosakata dan Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Pray–Justin Bieber yang Ditransliterasi Berdasarkan Pendekatan Sosial dalam Analisis Sastra Retnomurti, Ayu Bandu; Hendrawaty, Nurmala
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.682 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis kosa kata berdasarkan pendekatan sosial dalam analisis sastra pada lirik lagu Pray oleh Justin Bieber, dan juga untuk mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa berdasarkan pendekatan sosial dalam analisis sastra pada lirik lagu Pray oleh Justin. Bieber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang menganalisis data dengan mengklasifikasikannya ke dalam kosakata dan gaya bahasa dalam pendekatan sosial analisis sastra. Setelah menganalisis lirik Pray, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini terdiri dari kosa kata dan jenis gaya bahasa diklasifikasikan dalam delapan jenis. Pertama, gaya bahasa sederhana, seperti anak-anak menangis, tentara sekarat. Gaya kedua, yaitu gaya bahasa mulia dan kuat, seperti saya menutup mata saya dan saya bisa melihat hari yang lebih baik, saya menutup mata dan berdoa. Gaya ketiga, gaya bahasa sedang, seperti saya mengetahui ada sinar matahari di balik hujan itu, saya mengetahui ada waktu yang baik di balik rasa sakit itu. Keempat, gaya bahasa klimaks, seperti sebagian orang tidak memiliki rumah. Kelima, gaya bahasa antiklimaks, seperti di koran, di TV, ke mana pun saya pergi. Keenam, gaya bahasa paralelisme, seperti patah hati, kehidupan tidak dimulai. Ketujuh, gaya bahasa antitesis, seperti ada sinar matahari di balik hujan itu, ada waktu yang baik di balik rasa sakit itu. Delapan, gaya bahasa pengulangan, seperti saya kehilangan nafsu makan, tahu bahwa anak-anak kelaparan.