Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Faktor Individu dan Pekerjaan yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) pada Pekerja di RSUP Ratatotok Buyat Renatta M. Nelwan; Diana V. D. Doda; Arthur E. Mongan
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44312

Abstract

Abstract: COVID-19 infection in hospitals can be caused by a variety of individual and work related factors. This study aimed to analyze the relationships of individual factors and occupational factors with COVID-19 infection among workers at RSUP Ratatotok Buyat. This was a cross-sectional and quan-titative study, carried out at Ratatotok Buyat Hospital in July-August 2021. Total samples were 113 respondents. The instrument used was a valid and reliable questionnaire. Univariate analysis was presented in tables of frequencies and percentages. Bivariate and multivariate analysis used binary logistic regression test. The results showed that majority of respondents were female (68%), aged 15-34 years (70%), had DIII and DIV education (54%), working duration of 0-8 hours (63.7%), and had a history of two vaccines (94%). There were relationships between COVID-19 infection and non-adherence to wearing masks (OR=26.0 CI95%=[8.9–75.4]); abnormal BMI (OR=27.7 CI95%=[9.6–80.0]); presence of comorbidities (OR=31.3 CI95%=[10.6–92.0]); relatively recent tenure (OR=2.6 CI95%=[1.1–5.8]); and working in a medical area (OR=7.4 CI95%=[3.0–18.0]). Comorbid was the most dominant factor affecting COVID-19 infection (OR=42.1 CI95%=[4–445.3]). In conclusion, non-adherence to using masks, abnormal BMI, comorbidities, relatively short duration of working, and medical work units have a positive relationships to increase the risk of COVID-19 infection with the most dominant factor influencing is a history of comorbidities. Keywords: COVID-19 infection; healthcare workers; hospital. Abstrak: Infeksi COVID-19 di rumah sakit dapat disebabkan oleh berbagai faktor terkait individu dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor individu dan faktor pekerjaan terhadap infeksi COVID-19 pada pekerja RSUP Ratatotok Buyat. Jenis penelitian ialah kuantitatif dengan desain potong lintang, dilaksanakan di RSUP Ratatotok Buyat pada bulan Juli-Agustus 2021. Sampel penelitian berjumlah 113 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesio-ner yang valid dan reliabel. Data dianalisis secara univariat disajikan dalam tabel frekuensi dan persentase. Analisis bivariat dan multivariat menggunakan uji regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak berjenis kelamin perempuan (68%), berusia 15-34 tahun (70%), berpendidikan DIII dan DIV (54%), durasi kerja 0-8 jam (63,7%), dan riwayat vaksin dua kali (94%). Terdapat hubungan antara infeksi COVID-19 dengan Tidak patuh menggunakan masker (OR=26,0 CI95%=[8,9–75,4]); IMT tidak normal (OR=27,7 CI95%=[9,6–80,0]); adanya komorbid (OR=31,3 CI95%=[10,6–92,0]); masa kerja yang relatif belum lama (OR=2,6 CI95%=[1,1–5,8]); dan bekerja di area medis (OR=7,4 CI95%=[3,0–18,0]). Faktor komorbid paling dominan memengaruhi infeksi COVID-19 (OR=42,1 CI95%=[4–445,3]). Simpulan penelitian ini ialah penggunaan masker yang tidak patuh, IMT tidak normal, riwayat komorbiditas, masa kerja belum terlalu lama dan unit kerja medis memiliki hubungan positif meningkatkan risiko terhadap infeksi COVID-19 dengan faktor yang paling berpengaruh meningkatkan risiko ialah riwayat komorbid. Kata kunci: infeksi COVID-19; pekerja fasilitas kesehatan; Rumah Sakit
Hubungan Stres Kerja, Hubungan Interpersonal dan Tugas Tambahan dengan Beban Kerja Perawat di Ruangan Palma RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado Iramaya R. Sumayku; Alexander S. L. Bolang; Diana V. D. Doda; Welong S. Surya
e-CliniC Vol. 11 No. 2 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i2.44904

Abstract

Abstract: Covid-19 pandemic has had an impact on all aspects, especially on health care workers resulting in an increase in the physical workload of nurses. This study aimed to determine the relationship between work stress, interpersonal relationships, and additional tasks with the workload of nurses in Palma room of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital. This was a quantitative study. Samples were the total population of 48 nurses. Data were analyzed using the chi-square and the logistic regression tests. The results obtained sufficient and high workload (39.6% and 60.4%); sufficient and high work stress (31.3% and 68.8%); good and poor interpersonal relationship (47.9% and 52.1%); sufficient and high additional tasks (60.4% and 39.9%). The chi-square test showed the p-values, as follows: 0.001 for the relationship between work stress and workload; 0.000 for the relationship between interpersonal relationships and workload; and 0.034 for the relationship between additional tasks and workload. The logistic regression test found that the interpersonal relationship variable had the strongest relationship with workload compared to the other variables (Exp (B) interpersonal relationships, namely 11.441). In conclusion, there are relationships between work stress, interpersonal relationships, and additional tasks with the workload of nurses in Palma Room, Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. The most related variable with workload is interpersonal relationships. Keywords: workload; work stress; interpersonal relations; additional tasks   Abstrak: Pandemi Covid-19 membawa dampak pada semua aspek, terutama pada tenaga kesehatan perawat yang mengakibatkan meningkatnya beban kerja fisik perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja, hubungan interpersonal, dan tugas tambahan dengan beban kerja perawat di ruangan Palma RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Jenis penelitian kuantitatif. Sampel ialah total populasi sebanyak 48 perawat. Analisis statistik menggunakan uji chi-square, dan regresi logistik. Hasil penelitian mendapatkan variabel beban kerja cukup dan tinggi (39,6% dan 60,4%); stres kerja cukup dan tinggi (31,3% dan 68,8%); hubungan interpersonal baik dan kurang baik (47,9% dan 52,1%); serta tugas tambahan cukup dan tinggi (60,4% dan 39,9%). Hasil uji chi square mendapatkan nilai p=0,001 untuk hubungan stres kerja dengan beban kerja; p=0,000 untuk hubungan interpersonal dengan beban kerja; p=0,034 untuk hubungan tugas tambahan dengan beban kerja. Hasil uji regresi logistik menunjukkan hubungan interpersonal memiliki hubungan paling kuat dengan beban kerja (Exp (B) hubungan interpersonal yaitu 11,441). Simpulan penelitian ini terdapat hubungan antara stres kerja, hubungan interpersonal, dan tugas tambahan dengan beban kerja perawat di Ruangan Palma RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado dan variabel yang paling berhubungan dengan beban kerja ialah hubungan interpersonal. Kata kunci: beban kerja; stres kerja; hubungan interpersonal; tugas tambahan
Analisis risiko bahaya dengan metode HIRADC pada salah satu perusahaan berskala internasional di Sulawesi Utara Junita E. Katihokang; Diana V. D. Doda; Rizald M. Rompas; Aaltje E. Manampiring
e-CliniC Vol. 11 No. 2 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i2.44902

Abstract

Abstract: Companies need a strategy to determine the number of occupational accidents and occupational diseases with risk management. HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control) is one of the key elements of a safe work plan that can minimize cases of occupational accidents and occupational diseases. This study aimed to determine the potential hazards and risk levels of the oilmill and maintenance work area of PT. X international crude oil companies in North Sulawesi, risk control and application of control methods in the field. This was a qualitative study for the application of HIRADC method conducted in South Minahasa Regency. Recruitment of informants based on purposive sampling as many as 11 employees at oilmill and maintenance area as the main informants, and EHS Supervisor as the key informant and the Head of Department (HOD) as additional informants. The instruments of this study were the in-depth interview matrix and the HIRADC matrix. Data were obtained by observation, in-depth interviews and company document, then were analyzed with HIRADC method. The results obtained 68 types of hazards including physical, chemical, biological, ergonomic, and psychological hazards. The risk levels of hazards were high risk (H 35.2%), medium risk (M 58.8%), and low risk (L 5,8%) hazards; no hazard at the extreme risk level (E). The identification of highlighted hazards was the potential hazard of noise, heatstress, welding and grinding dust, with the highest levels of risk were the M risk (58.8%) and the H risk (35.2%). In conclusion, it is necessary to take control of measures according to the hierarchy of control in the form of substitution, engineering control, administration and personal protective equipment (PPE). Keywords: potential hazard; risk level; Occupational Health and Safety; Hazard Identification, Risk Assessment and Determing Control (HIRADC)   Abstrak: Perusahaan memerlukan strategi untuk menentukan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan manajemen risiko. HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control) ialah salah satu elemen kunci dari rencana kerja yang aman yang bisa meminimalisir kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya dan tingkat risiko area kerja Oilmill dan Maintenance PT. X perusahaan minyak kelapa mentah bertaraf internasional di Sulawesi Utara, pengendalian risiko serta penerapan metode pengendalian di lapangan. Jenis penelitian ialah kualitatif untuk aplikasi metode HIRADC. Penelitian dilaksanakan pada salah satu perusahaan berskala internasional di Kabupaten Minahasa Selatan. Rekrutmen informan berdasarkan purposive sampling, sebanyak 11 orang yaitu karyawan area Oilmill dan Maintenance sebagai informan utama, serta EHS Supervisor sebagai informan kunci dan Head of Department (HOD) sebagai informan tambahan. Instrumen penelitian ini yaitu matriks wawancara mendalam dan matriks HIRADC. Data diperoleh dengan wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumen perusahaan, kemudian dianalisis dengan metode HIRADC. Hasil penelitian mendapatkan 68 jenis bahaya termasuk bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Tingkat risiko didapatkan rendah (L 5,8%), sedang (M 58,8%), dan tinggi (H 35,2%); tidak terdapat jenis bahaya tingkat risiko ekstrim (E). Identifikasi bahaya yang menjadi highlight ialah potensi bahaya kebisingan, heatstress, debu pengelasan dan gerinda dengan tingkat risiko terbanyak ialah tingkat M (58,8%) dan H (35,2%). Simpulan penelitian ini ialah diperlukan tindakan pengendalian sesuai hierarchy of control berupa substitusi, rekayasa engineering, administrasi dan APD (alat pelindung diri). Kata kunci: potensi bahaya; tingkat risiko; Kesehatan dan Keselamatan Kerja; Hazard Identification, Risk Assessment and Determing Control (HIRADC)
Analisis Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Limbah Medis di Rumah Sakit Daerah Kepulauan Christin Andolo; Diana V. D. Doda; Lydia E. N. Tendean
Medical Scope Journal Vol. 6 No. 1 (2024): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v6i1.50621

Abstract

Abstract: In general, developing countries have not yet implemented optimal management of medical waste, which causes the accumulation of medical waste. Research on medical waste management in hospitals located in the Archipelago area is still lacking, so research like this needs to be carried out. This study aims to analyze the implementation of the medical waste management system at the Islands Regional Hospital. The research method used is a qualitative method with eight informants. The research results show that in terms of human resources, there is still a lack, especially for the medical waste management section, of budgetary and financial resources to facilitate the training of medical staff, cleaning staff, procurement and maintenance of infrastructure, and investment in better waste management technology. Inadequate medical waste management methods also affect the effectiveness of medical waste management itself and can lead to an increasing amount of medical waste. The amount of medical waste generated can affect the capacity and method of treatment required. The observation results show that there are problems in sorting and containerizing medical waste where the trash for non-medical waste has been mixed with medical waste. In the temporary storage area, medical waste has accumulated a lot and has not been processed or recycled. Treatment of medical waste uses an autoclave and also incinerates medical waste manually. This is done because the incinerator is not functioning optimally. The conclusion of this study is that the medical waste management system is not yet optimal. It is hoped that the hospital, as well as health workers and cleaners, can implement an optimal medical waste management system to avoid things that can cause health problems, environmental disturbances, and ecosystem disturbances. Keywords: Waste, Medical, Non-Medical, Management. Abstrak : Secara umum pada negara berkembang belum menerapkan pengelolaan limbah medis yang optimal sehingga menyebabkan penumpukan limbah medis. Penelitian tentang pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit yang berada di daerah Kepulauan masih sangat kurang sehingga penelitian seperti ini perlu untuk dilakuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan sistem pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Daerah Kepulauan. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan jumlah informan 8 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi sumber daya manusia masih kurang khususnya untuk bagian pengelolaan limbah medis, kurangnya sumber anggaran dan keuangan untuk memfasilitasi pelatihan tenaga medis, petugas kebersihan, pengadaan, perawatan sarana prasarana, serta investasi dalam teknologi pengelolaan limbah yang lebih baik. Metode pengelolaan limbah medis yang kurang memadai juga berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan limbah medis itu sendiri serta dapat menyebabkan jumlah limbah medis yang semakin banyak. Jumlah limbah medis dihasilkan dapat mempengaruhi kapasitas dan metode pengolahan yang dibutuhkan. Hasil observasi menunjukan bahwa adanya masalah dalam pemilahan dan pewadahan limbah medis, dimana tempat sampah untuk limbah non medis sudah tercamur dengan limbah medis . Di tempat penyimpanan sementara limbah medis sudah sangat menumpuk dan belum di olah ataupun di daur ulang. Pengolahan limbah medis menggunakan autoclave dan juga melakukan pembakaran limbah medis secara manual hal ini dilakukan karena incinerator belum berfungsi secara optimal. Kesimpulan penelitian ini yaitu belum optimalnya sistem pengelolaan limbah medis. Diharapkan kepada pihak rumah sakit dan juga petugas kesehatan serta petugas kebersihan dapat menerapkan sistem pengelolaan limbah medis secara optimal untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan lingkungan dan juga gangguan ekosistem. Kata Kunci : Limbah, Medis, Non Medis, Pengelolaan.
Persepsi Masyarakat Kota Manado Terhadap Vaksin Booster Covid-19 sebagai Syarat Berwisata Kevin A. G. Mandak; Damajanty H. C. Pangemanan; Diana V. D. Doda
Medical Scope Journal Vol. 6 No. 1 (2024): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v6i1.45458

Abstract

Abstract: Coronavirus disease 2019 (Covid 19) is an infectious disease that is currently a global pandemic. This situation greatly impacts the tourism sector in Indonesia. Vaccination is expected to be one of the preventive measures used to control the transmission of Covid-19. This study aimed to determine the perception of the people in Manado City towards the Covid-19 booster vaccine as a prerequisite for traveling. This was a qualitative study using interview method. The interview was conducted using in-depth interview technique and guidelines. The results obtained 15 people of Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado as respondents. Most respondents had positive perception towards the Covid-19 booster vaccine as a prerequisite of traveling. Most respondents had good general understanding of the benefits of the Covid-19 vaccine and they agreed with the Covid-19 booster vaccine as a prerequisite of traveling. In conclusion, most people in Manado City have a good and positive perception of the Covid-19 booster vaccine as a prerequisite of traveling. Keywords: Covid-19; booster vaccine; travelling prerequisite   Abstrak: Penyakit infeksi coronavirus 2019 (Covid 19) telah menjadi pandemi global. Situasi tersebut sangat berdampak pada sektor pariwisata di Indonesia. Pemberian vaksin diharapkan dapat menjadi salah satu pencegahan yang digunakan untuk mengendalikan penularan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kota Manado terhadap vaksin booster Covid-19 sebagai syarat berwisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara secara terstruktur dan menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian mendapatkan 15 masyarakat Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado sebagai responden penelitian. Persepsi responden terhadap vaksin booster Covid-19 sebagai syarat berwisata menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki persepsi positif terhadap vaksin booster Covid-19 sebagai syarat berwisata. Responden memiliki pemahaman umum yang baik mengenai manfaat vaksin covid dan mereka setuju dengan himbauan vaksin bo booster oster Covid-19 sebagai syarat berwisata. Simpulan penelitian ini ialah masyarakat Kota Manado umumnya memiliki persepsi yang baik terhadap vaksin booster Covid-19 sebagai syarat berwisata. Kata kunci: Covid-19; vaksin booster; syarat berwisata