Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hubungan Aktivitas Fisik Dan Kualitas Tidur Dengan Kualitas Hidup Siswa Sekolah (Studi pada Siswa SMP dan SMA Di Kota Tomohon) Frans S. M. Mintardjo; Eva M. Mantjoro; Fatimawali Fatimawali; Aaltje E. Manampiring
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.331 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.4715

Abstract

Kualitas hidup kesehatan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi intervensi pelayanan kesehatan dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara aktifitas fisik dan kualitas tidur dengan kualitas hidup kesehatan remaja di Kota Tomohon. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional yang diilakukan di SMP dan SMA Kota Tomohon pada bulan Oktober sampai November 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 436 responden. Instrumen dalam penelitian ini ialah kuesioner World Health Organization-Quality of Life questionnaire (WHO-QOL), Global School-based Student Health Survey (GSHS), dan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Berdasarkan penelitian, didapatkan bahwa aktifitas fisik berupa hari aktif per minggu memiliki korelasi positif yang amat signifikan (p<0.01) dengan keempat domain kualitas hidup kesehatan remaja, yang berarti semakin tinggi aktifitas fisik, semakin tinggi pula kualitas hidup kesehatan pada remaja di Tomohon. Selanjutnya, gangguan tidur memiliki korelasi negatif yang amat signifikan (p<0.01) dengan keempat domain kualitas hidup kesehatan remaja, yang berarti semakin tinggi kualitas tidur, semakin tinggi pula kualitas hidup kesehatan. Terdapat hubungan antara aktifitas fisik dan kualitas tidur dengan kualitas hidup kesehatan remaja di Kota Tomohon.
Perilaku Profesional Tenaga Medis terhadap Tanggung Jawab Etik dan Transaksi Terapeutik dalam Menjalankan Kewenangan Klinis Vini H. R. Gosal; Aaltje E. Manampiring; Caecilia Waha
Medical Scope Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v4i1.41689

Abstract

Abstract: Professional medical personnel must have elements of professionalism, basic principles of medicine and professional ethics in carrying out their profession. Clinical privilege is a doctor's special right obtained through the credential process by the Medical Committee. This study aimed to analyze the medical personnel towards ehical responsibility and therapeutic transactions in doing their clinical privilege. This was a qualitative study using case study method. Subjects were eight people consisting of general practitioners, specialists, the chairman of the Medical Committee, and the sub-committee for credentials of Rumah Sakit Umum Manado Medical Center. Primary data were obtained through in-depth interviews and observation guidelines. Validity of the data was done using the triangulation method. The results showed that the behavior of doctors was in accordance with the element of professionalism, but not all of them applied the professional behavior ethics according to hospital standard operating procedure (SOP). Based on the implementation of therapeutic transactions, not all of them have carried out the doctor's obligation to explain the patient's diagnosis completely and in detail simplly to be understood. The results of implementation of the credential were suitable to the procedure, but for evaluation, it was not optimal due to the re-credential was not carried out. In conclusion, not all medical personnel applied the professional behavior ethics according to hospital (SOP). Monitoring and evaluation through re-credentialing of medical personnel had not been performed at Manado Medical Center.Keywords: professional behavior; ethics; therapeutic transactions; clinical privilege Abstrak: Tenaga medis yang profesional harus memiliki unsur-unsur profesionalisme, prinsip dasar kedokteran dan etika profesi dalam menjalankan profesinya. Kewenangan klinis merupakan hak khusus dokter yang didapatkan melalui proses kredensial oleh Komite Medik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku profesional tenaga medis terhadap tanggung jawab etik dan transaksi terapeutik dalam menjalankan kewenangan klinis. Jenis penelitian ialah kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian berjumlah delapan orang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, ketua Komite Medik dan sub komite kredensial Rumah Sakit Umum Manado Medical Center. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dan pedoman observasi. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan perilaku dokter sesuai dengan unsur profesionalisme, tetapi belum semua menerapkan etika perilaku profesional sesuai standar prosedur operasional (SPO) Rumah Sakit. Dalam pelaksanaan transaksi terapeutik, belum semua dokter melaksanakan kewajibannya yaitu menjelaskan diagnosa pasien secara lengkap dan rinci dengan bahasa yang mudah dipahami. Pelaksanaan kredensial sesuai dengan prosedur, tetapi untuk evaluasi belum optimal karena pelaksanaan re-kredensial tidak dilakukan. Simpulan penelitian ini ialah belum semua dokter menunjukkan sikap dan perilaku sesuai SPO Rumah Sakit dan belum dilakukan monitoring dan evaluasi kembali melalui proses re-kredensial dokter umum dan dokter spesialis di Manado Medical Center.Kata kunci: perilaku professional; etik; transaksi terapeutik; kewenangan klinis
Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Partisipasi Pria (Vasektomi) pada Program Keluarga Berencana di Provinsi Sulawesi Utara Cyndi P. O. Taloko; Lydia E. N. Tendean; Aaltje E. Manampiring
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44265

Abstract

Abstract: The main problem of vasectomy implementation in family planning and reproductive health programs is the low participation. This study aimed to analyze health promotion strategies in increasing male participation (vasectomy) in the Family Planning Program in North Sulawesi Province. This was a qualitative study using in-depth interviews with 20 informants related to the family planning program, especially vasectomy. Informants consisted of stakeholders, religion and community leaders, and male family planning motivators and acceptors. The results showed that the health promotion strategy in terms of advocacy by policy makers was carried out in the form of budget support by the central and provincial governments, however, it still required support from local governments in the form of special policies or budget support and there were still obstacles in the form of limited providers who wanted to perform male family planning services in health facilities. Social support with an approach through religion and community leaders had been carried out in religion activities or meeting activities but had not yet been able to measure the success of the support. Male family planning motivators and acceptors played a role in increasing male participation (vasectomy) through the dissemination of correct information and testimonials. In conclusion, health promotion to increase male participation (vasectomy) in family planning programs in North Sulawesi Province requires strategies in the form of advocacy by policy makers (stakeholders), social support through religion and community leaders as well as community empowerment by male family planning motivators and acceptors done optimally. Keywords: health promotion; family planning; male participant; vasectomy Abstrak: Masalah utama yang dihadapi implementasi metode kontrasepsi vasektomi ialah rendahnya partisipasi pria dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi promosi kesehatan dalam meningkatkan partisipasi pria melalui vasektomi pada Program KB di Provinsi Sulawesi Utara. Jenis penelitian ialah kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 20 informan yang berhubungan dengan program KB, khususnya vasektomi. Informan terdiri dari stakeholder, tokoh agama/tokoh masyarakat (Toga/Toma), motivator KB pria, dan akseptor KB pria. Hasil penelitian mendapatkan bahwa strategi promosi kesehatan dari segi advokasi oleh pihak penentu kebijakan dilakukan dalam bentuk dukungan anggaran oleh pemerintah pusat maupun provinsi, namun masih membutuhkan dukungan pemerintah daerah berupa kebijakan khusus ataupun dukungan anggaran, serta masih terdapat kendala berupa terbatasnya provider yang mau melakukan pelayanan KB pria di fasilitas kesehatan. Peningkatan kesertaan KB pria melalui dukungan sosial dengan pendekatan melalui toga/toma telah dilaksanakan pada kegiatan keagamaan atau kegiatan pertemuan namun belum bisa diukur capaian keberhasilan dari dukungan tersebut. Motivator KB pria dan akseptor KB pria telah berperan dalam meningkatkan partisipasi pria (vasektomi) melalui penyebaran informasi yang benar maupun testimoni. Simpulan penelitian ini ialah promosi kesehatan untuk meningkatkan partisipasi pria pada program KB vasektomi di Provinsi Sulawesi Utara membutuhkan strategi dalam bentuk advokasi oleh pemangku kebijakan (stakeholder), dukungan sosial melalui Toga/Toma serta pemberdayaan masyarakat oleh motivator KB pria maupun akseptor KB pria yang dilakukan secara optimal. Kata kunci: promosi kesehatan; Keluarga Berencana; partisipasi pria; vasektomi
Analisis Motivasi, Stres Kerja, dan Beban Kerja Paramedis Perawatan di Rumah Sakit Umum Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Siloam Sonder Terkait Kinerja Virgin E. Pioh; Aaltje E. Manampiring; Silvya L. Mandey
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44269

Abstract

Abstract: Paramedics are health workers who have the most frequent contact with patients. Maximum service from health workers can improve their performance. There are several factors that affect performance, namely individual, organizational and psychological factors. This study aimed to analyze the motivation, job stress, and work stress of paramedics at GMIM Siloam Sonder Hospital related to their performance. This was a qualitative study conducted at the GMIM Siloam Sonder General Hospital using 10 informants. Data were obtained through interviews in the form of in-depth questions as well as document searching. Motivation could improve the performance of paramedics. Job stress caused the quality of paramedics to decrease. High workload affected their performance. In conclusion, motivation, job stress and workload of paramedics at RSU GMIM Siloam Sonder are related to their performance. Keywords: work motivation; job stress; workload; performance Abstrak: Paramedis perawatan merupakan tenaga kesehatan yang paling sering melakukan kontak dengan pasien. Pelayanan maksimal dari tenaga kesehatan sangat diharapkan untuk meningkatkan kinerja. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kinerja yaitu faktor individu, organisasi dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa motivasi, stres dan beban kerja paramedis perawatan di RSU GMIM Siloam Sonder terkait dengan kinerja. Jenis penelitian ialah kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan informan sebanyak 10 orang. Data penelitian diperoleh lewat wawancara berupa pertanyaan mendalam serta penelusuran dokumen. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pemberian motivasi dapat meningkatkan kinerja paramedis perawatan. Stres kerja menyebabkan kualitas kerja paramedis perawatan menurun. Terdapat kaitan yang memengaruhi kinerja dari pemberian beban kerja yang tinggi. Simpulan penelitian ini ialah motivasi, stres dan beban kerja paramedis perawatan di RSU GMIM Siloam Sonder memiliki kaitan dengan kinerja. Kata kunci: motivasi kerja; stres kerja; beban kerja; kinerja
Analisis Citra Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon pada Unit Rawat Jalan Tahun 2020 Patrick Muljono; Aaltje E. Manampiring; Fatimawali Fatimawali
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44320

Abstract

Abstract: Hospital image could affect the attitude and behaviour of patients towards the hospital. This study aimed to evaluate the relationship between the variables studied and the image of Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda (RSUGB). This was a descriptive study with a cross sectional design. The independent variables in this study were familiarity, emotional aspect, service, environment, and finance. The dependent variable was the image of RSUGB. Data were statistically analyzed with the chi square test using the SPSS version 22 computer program. The results showed that most respondents (89.0%) felt that hospital familiarity was good; (68.2%) felt emotional towards a good hospital; (67.9%) felt that the service at the hospital was good; (87.2%) felt that the environment of the hospital was good; and (68.8%) felt that the financial rates at the hospital were good. The chi square test or cross tabulation of the five independent variables on the dependent variable indicated that only the service variable towards hospital image had a p-value < 0.05 (p=0.018). Other variables such as familiarity (p=0.166), emotional aspect (p=0.473), environment (p=0.057), and finance (p=0.200) had p-values >0.05. In conclusion, there is a relationship between service and the image of Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda (RSUGB), however, there are no relationships between familiarity, emotional aspect, environment, and finance with the hospital image. Keywords: familiarity; emotional aspect; service; environment; finance; hospital image Abstrak: Citra sebuah rumah sakit berdampak pada sikap dan perilaku pasien terhadap rumah sakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel yang diteliti dengan citra Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda (RSUGB). Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Variabel bebas ialah familiaritas, emosional, pelayanan, lingkungan dan keuangan sedangkan variabel terikat ialah citra RSUGB. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan bantuan program komputer SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (89,0%) merasa familiaritas rumah sakit baik; (68,2%) merasa emosional terhadap rumah sakit baik; (67,9%) merasa pelayanan pada rumah sakit baik; (87,2%) merasa lingkungan di rumah sakit baik; dan (68,8%) merasa tarif keuangan di rumah sakit baik. Pada uji chi square atau tabulasi silang dari kelima variabel bebas terhadap variabel terikat didapatkan hanya variabel pelayanan dengan citra rumah sakit nilai p<0,05 (p=0,018). Variabel lainnya seperti familiaritas (p=0,166), aspek emosional (p=0,473), lingkungan (p=0,057), dan keuangan (p=0,200) mendapatkan nilai p>0,05. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan antara pelayanan dengan citra Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda (RSUGB) namun tidak terdapat hubungan antara familiaritas, aspek emosi, lingkungan dan keuangan dengan citra rumah sakit. Kata kunci: familiaritas; emosional; pelayanan; lingkungan; keuangan; citra rumah sakit
Application of Hospital without Wall Concept at the Dermatovenereology Services of Maria Walanda Maramis Hospital in North Minahasa Lucky V. Waworuntu; Aaltje E. Manampiring; Gustaaf A. E. Ratag
Medical Scope Journal Vol. 3 No. 2 (2022): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v3i2.40927

Abstract

Abstract: Currently, a concept of health services by the hospital, Hospital without Walls, is intro-duced.  This concept moves health services from the hospital to outside the hospital building.  This study aimed to determine the application of the concept of a hospital without walls in Dermatovene-reology health services. This was a qualitative research design (grounded research) using informants through in-depth interviews, face-to-face and indirect. This study was carried out at Maria Walanda Maramis General Hospital, North Minahasa. Data were collected manually by making a transcript then were compiled in a matrix form and analyzed using the inductive analysis method. The results showed that the Hospital without Walls could be implemented, however, there were obstacles, internally and externally. The internal obstacles were that the hospital did not have a legal basis, SOP, and supporting facilities such as applications for this activity, payment for services of doctors and paramedics, professional human resources in the field of information technology to manage these activities. The external obstacles were the absence of regulation of BPJS for execution and payment of claims. In conclusion, the hospital without walls concept can be applied to the dermato-venereology health services at Maria Walanda Maramis General Hospital, North Minahasa, North Sulawesi Province.Keywords: Hospital without Walls; dermatovenereology services Abstrak: Saat ini berkembang suatu konsep pelayanan kesehatan oleh Rumah Sakit disebut Hospital without Walls yang memindahkan pelayanan dari Rumah Sakit ke luar bangunan Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konsep Hospital without Walls pada pelayanan kesehatan kulit dan kelamin di Rumah Sakit Umum Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Desain penelitian ialah kualitatif (grounded research) dengan menggunakan informan (10 orang) melalui wawancara mendalam, secara langsung dengan tatap muka dan tidak langsung. Data yang terkumpul, diolah secara manual dengan membuat transkrip kemudian disusun dalam bentuk matriks dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis secara induktif. Hasil penelitian mendapatkan bahwa penerapan Hospital without Walls dapat dilaksanakan walaupun ditemukan hambatan secara internal dan eksternal. Hambatan internal ialah Rumah Sakit belum mempunyai dasar hukum, SOP, dan fasilitas penunjang seperti aplikasi untuk kegiatan ini, serta pembayaran jasa untuk dokter dan paramedis, SDM profesional di bidang informasi teknologi untuk mengelola kegiatan ini. Hambatan eksternal yaitu belum adanya regulasi BPJS untuk pelaksanaan dan pembayaran klaim. Simpulan penelitian ini ialah konsep Hospital without Walls dapat diterapkan pada pelayanan kesehatan kulit dan kelamin di Rumah Sakit Umum Maria Walanda Maramis, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.Kata kunci: Hospital without Walls; pelayanan kesehatan kulit dan kelamin
Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Tenaga Kesehatan terhadap Penerapan Budaya Keselamatan Pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Neni Ekawardani; Aaltje E. Manampiring; Erwin G. Kristanto
Medical Scope Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v4i1.44770

Abstract

Abstract: Patient safety is a joint commitment regarding patient safety from each individual or group to create a safe service environment. This study aimed to determine the factors related to the perception of health workers on the application of patient safety culture at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This was an analytical and descriptive study with a cross sectional design. Sampling used non-probability sampling technique in consecutive sampling. We used a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Data were analyzed univariate, bivariate using the Spearman Rank test, and multivariate using the logistic regression test with the SPSS program. There were 324 respondents in this study. The statistical analysis showed that the teamwork in work units and management support for perceptions of patient safety culture implementation had a significant value with a very strong correlation (r=0.803; r=0.897). Commu-nication, collaboration between works units, and the frequency of reporting incidents on the perception of implementing safety culture in patients also has significant value with a strong correlation (r=0.706; r=0.671; r=0.624). Management support was the most dominant variable with odds ratio value of 125.244. In conclusion, there was a strong to very strong positive relationship in the factors of teamwork in work units, communication, cooperation between work units, incident reporting frequency, and management support related to the perception of health workers toward the application of a patient safety culture at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. Keywords: perceptions of health workers; patient safety culture; hospital   Abstrak: Budaya keselamatan pasien merupakan komitmen bersama terkait keselamatan pasien dari setiap individu atau kelompok untuk menciptakan lingkungan pelayanan yang aman. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi tenaga kesehatan terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Penentuan sampel dengan teknik non probability sampling secara consecutive sampling. Kami menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan program SPSS secara univariat, bivariat menggunakan uji Spearman Rank, dan multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian mendapatkan 324 responden. Uji statistik menunjukkan hubungan kerjasama tim di unit kerja dan dukungan manajemen terhadap persepsi penerapan budaya keselamatan pasien yang bermakna dengan nilai korelasi sangat kuat (r=0,803; r=0,897). Hubungan komunikasi, kerjasama tim antar unit, dan frekuensi pelaporan insiden terhadap persepsi penerapan budaya keselamatan pasien yang bermakna dengan nilai korelasi yang kuat (r=0,706; r=0,671; r=0,624). Faktor dukungan manajemen yang paling dominan dengan nilai odds ratio 125,244. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan positif kuat hingga sangat kuat pada faktor kerjasama tim di unit kerja, komunikasi, kerjasama antar unit kerja, frekuensi pelaporan insiden, dan dukungan manajemen dengan persepsi tenaga kesehatan terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kata kunci: persepsi tenaga kesehatan; budaya keselamatan pasien; rumah sakit
Hubungan Perilaku Aktivitas Fisik dan Penggunaan Screen Time dengan Status Gizi pada Pemuda GMIM Kawangkoan Melita A. Lolowang; Aaltje E. Manampiring; Bernabas H. R. Kairupan; Welong S. Surya
e-CliniC Vol. 11 No. 2 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i2.44903

Abstract

Abstract: Today the world faces a double burden that includes undernourishment and overweight, especially in low and middle-income countries. The high intensity of screen time will cause changes in nutritional status from being fat to obesity, due to the lack of body movement in daily activities. This study aimed to evaluate whether there was a relationship between physical activity behavior and screen time with nutritional status among GMIM Kawangkoan youths. This was a quantitative study. Samples were a total population of 60 respondents. Data were analyzed univariately and bivariately with the chi square test. The results showed that the majority of respondents had poor screen time (52.6%) and poor nutritional status (56.4%). The chi square test showed significant relationships between physical activity behavior and nutritional status (p=0.006), and between screen time and nutritional status (p=0.000). In conclusion, there are significant relationships between physical activity behavior and screen time with nutritional status among youths GMIM Kawangkoan. Keywords: nutritional status; physical activity behavior; screen time   Abstrak: Saat ini dunia menghadapi beban ganda yang mencakup kekurangan gizi dan kelebihan berat badan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tingginya intensitas screen time yang dilakukan akan menyebabkan perubahan status gizi menjadi gemuk hingga obesitas oleh karena kurangnya gerakan tubuh dalam aktivitias sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara perilaku aktivitas fisik dan screen time dengan status gizi pada pemuda GMIM Kawangkoan. Jenis penelitian ialah kuantitatif. Sampel ialah total populasi berjumlah 60 responden. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat uji chi square. Hasil penelitian mendapatkan bahwa mayoritas responden memiliki kategori screen time kurang baik (52,6%) dan status gizi kurang baik (56,4%), sedangkan responden dengan kategori aktivitas fisik baik dan kurang baik sama banyak. Hasil uji chi square tabulasi silang antara perilaku aktivitas fisik dengan status gizi mendapatkan nilai p=0,006 dan antara penggunaan screen time dengan status gizi mendapatkan nilai p=0,006 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan antara perilaku aktivitas fisik dan penggunaan screen time dengan status gizi pada pemuda GMIM Kawangkoan. Kata kunci: status gizi; perilaku aktivitas fisik; screen time
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Manado Sri M. Sandag; Aaltje E. Manampiring; Gustaaf A. E. Ratag
Medical Scope Journal Vol. 4 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v4i2.44803

Abstract

Abstract: Level of patient satisfaction in hospitals must be evaluated periodically, accurately, and continuously since it describes the quality of services provided by the hospital. Patient satisfaction can be achieved if the patient receives services according to what is needed and expected. This study aimed to analyze factors related to patient satisfaction with services at Rumah Sakit (RS) Bhayangkara TK III Manado. This was a quantitative study with a cross sectional design conducted at RS Bhayangkara TK III Manado. The population in this study were 3,055 patients with total samples of 231 patients taken by using simple random sampling. Data were obtained by using questionnaires, and were analyzed univariately, bivariately with the chi-square test, and multivariately with the logistic regression test. Statistical calculation used SPSS program. The results of the chi square test were, as follows: reliability p=0.000; OR=77.407; responsiveness p=0.000; OR=234.3; assurance p=0.000; OR=120.375; empathy p=0.000; OR=194,33; and tangibles p=0.000; OR=238,889. The multivariate analysis using the logistic regression test showed that the highest Exp (B) value of 128.412 was on the empathy aspect. In conclusion, reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles are related to patient satisfaction with the services at RS Bhayangkara TK III Manado. The most related factor to patient satisfaction is empathy. Keywords: patient satisfaction; service quality; hospital   Abstrak: Pengukuran tingkat kepuasan pasien di rumah sakit wajib dilakukan seara berkala, akurat dan berkesinambungan oleh karena tingkat kepuasan menggambarkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Kepuasan pasien dapat tercapai apabila pasien menerima pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di RS Bhayangkara TK III Manado. Jenis penelitian ialah kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dalam penelitian ini yaitu 3.055 dengan jumlah sampel 231 pasien yang diambil secara simple random sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis secara univariat, bivariat dengan menggunakan uji chi- square, dan multivariat menggunakan uji regresi logistik. Perhitungan statistik menggunakan program SPSS. Hasil uji chi-square mendapatkan untuk aspek reliability p=0,000; OR=77,407; responsiveness p=0,000; OR=234,3; assurance p=0,000; OR=120,375; empathy p=0,000; OR=194,33; dan tangibles p=0,000; OR=238,889. Hasil uji regresi logistik mendapatkan nilai Exp (B) tertinggi yaitu 128,412 pada aspek empathy. Simpulan penellitian ini ialah tangibles, responsiveness, reliability, assurance dan empathy berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di RS Bhayangkara TK III Manado. Faktor yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien yaitu empathy. Kata kunci: kepuasan pasien; mutu pelayanan; rumah sakit
Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Christania S. V. Lampus; Adrian Umboh; Aaltje E. Manampiring
Medical Scope Journal Vol. 4 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v4i2.44825

Abstract

Abstract: Improvement of health services is needed to provide patient satisfaction. Good service quality arises from the perception of patients who expect the received services are in accordance with their expectations. This study aimed to determine the factors that influenced the satisfaction level of inpatients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This was an observational and analytical study with a cross sectional design. The population study were all patients hospitalized at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado, during the period October 2022 to November 2022 with a total sample of 419 respondents. Data were collected using a questionnaire already tested for its validity and reliability, and then were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis with the logistic regression test. The results indicated that there were significant effects of the variables, as follows: tangible (p=0.000), reliability (p=0.000), responsiveness (p=0.000), assurance (p=0.000), and empathy (p=0.000) with patient satisfaction. Based on the results of multivariate analysis, it was found that reliability was the most influential variable on patient satisfaction (Exp value(B) = 365.221, p=0.002). In conclusion, tangible, reliability, responsivenesss, assurance, and empathy have significant effects on inpatient satisfaction at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. Keywords: patient satisfaction; service quality; tangible; reliability; responsivenesss; assurance; empathy    Abstrak: Peningkatan pelayanan kesehatan diperlukan dalam memberikan kepuasan kepada pasien. Kualitas layanan yang baik muncul dari persepsi pasien yang mengharapkan pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado. Jenis penelitian ialah observational analitik dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ini ialah seluruh pasien yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama periode Oktober 2022 sampai dengan November 2022, dengan jumlah sampel 419 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis statistik menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh bermakna dari variabel tangible (p=0,000), reliability (p=0,000), responsivenesss (p=0,000), assurance (p=0,000) dan empathy (p=0,000) terhadap kepuasan pasien. Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan bahwa keandalan merupakan variabel paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (nilai Exp(B) = 365.221, p=0,002). Simpulan penelitian ini ialah aspek tangible, reliability, responsivenesss, assurance, dan empathy berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kata kunci: kepuasan pasien; kualitas layanan; tangible; reliability; responsivenesss; assurance; empathy