Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pelatihan praktik melukis teknik fresco bagi siswa Kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Makassar Muh. Saleh Husain; Andi Nur Maida; Benny Subiantoro
DEDIKASI Vol 21, No 2 (2019): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v21i2.11494

Abstract

The material of the learning process of the theory of fine arts education and the practicum of fine arts education, whose behavior to directed at the process of serving the concepts of aesthetic concepts, creativity and work, adjusted to the level of ability of the students themselves. The connection in this case, to avoid the passivity of students during the learning process of art education, through the presentation of educational media implemented by the teacher will be a motivation for creative thinking to apply freedom to express their feelings and realize real work increating works of art in accordance with the assignment of structured subject matter from the teacher. The tendency to words increasing teaching in fine arts education will benefit from being presented informal academic instituions that are applied in Makassar public High School 14, regarding the learning process in an innovative direction, both in the form of basic theoretical offerings and the practice of creating fine art is pretty much marked through a form of teaching process that gives room for creativity, explanation, learning to work on Fresco techniques, which of course begins with the practice of learning to draw sketches that are applied to Makassar14 Senior High School students, so students will experience a change from not knowing to being know, through growth in attitudes and growth in thinking more creative and intelligent.
PKM pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga melalui pelatihan make up di Kabupaten Bantaeng Rika Riwayani; Andi Nur Maida
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2019, No 1: Prosiding 1
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.728 KB)

Abstract

Training on empowering housewives through make up training in Bantaeng Regency is a partnership program to the community (PKM) as a solution to the problem of less productive housewives in Bantaeng Regency. The target audience for the training was 15 housewives in Bantaeng Regency. The training method is done in the form of lectures, questions and answers, discussions and practice. The PKM program aims to: 1) be more skilled in the cosmetology world. 2) develop the potential that has been owned for own commercial and own purposes. 3) increase productivity with makeup activities which of course can function for beauty and health. After conducting training through PKM research activities Empowering housewives through make up training in Bantaeng Regency, it can be concluded that: a total of 15 training participants have understood and understood well how to carry out makeup directly both for themselves and others. Furthermore, as many as 15 training participants were not only skilled in makeup but also inspired the importance of empowering housewives through ongoing makeup training.
Perawatan Tangan dan Kaki Rosmiaty Rosmiaty; Andi Nur Maida
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 10: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.15 KB)

Abstract

Abstrak. Mitra Program Kemitraan Komunitas (PKM) ini Kelompok Ibu Rumat Tangga Desa Kanaungan Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Masalahnya adalah: (1) Mitra dalam hal ini kelompok ibu rumah tangga kurang memiliki pengetahuan tentang perawatan tangan dan kaki.; (2) Mitra dalam hal ini masyarakat ibu rumah tangga belum mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam perawatan tangan dan kaki; (3) Mitra dalam hal ini masyarakat ibu rumah tangga tidak mempunyai keterampilan dalam melakukan perawatan tangan dan kaki. Sasaran eksternal adalah dengan melakukan perawatan tangan dan kaki dapat mencegah penyebaran virus termasuk covid-19. Metode yang digunakan : ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan pendampingan mitra, Hasil yang dicapai mitra dalam hal ini masyarakat sasaran memiliki pengetahuan tentang perawatan tangan dan kaki, mitra mengenali atau mengetahui  alat dan bahan yang digunakan perawatan tangan dan kaki dan  mitra terampil dalam melakukan perawatan tangan dan kaki secara mandiri. Kata kunci: Perawatan tangan, perawatan kaki
PKM Menjahit Busana Alat Pelindung Diri (APD) dan Masker Untuk Pencegah Covid -19 pada Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kec. Biringkanaya Kota Makassar A. Nur Maida; Besse Qurani
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 1: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.612 KB)

Abstract

Mitra Program Kemitraan Masyarakat  (PKM) ini adalah  Ibu-Ibu Rumah Tangga. Masalah adalah (1) Kurangnya pengetahuan tentang  busana alat pelindung diri (apd) dan masker pelindung wajah untuk kesehatan dari  covid-19. (2) Kurang keterampilan membuat busana alat pelindung diri (apd) dan masker pelindung wajah untuk kesehatan dari covid-19 (3) Kurangnya pengetahuan tentang masker pelindung wajah yang bervariasi untuk kesehatan dari  covid-19 yang  dapat dijual dan di pasarkan. Solusi yang ditawarkan kepada mitra tersebut adalah : (1) Memberikan pengetahuan tentang busana APD  (Alat Pelindung Diri)  dan  masker pelindung wajah untuk kesehatan dari covid-19. (2). Memberikan pelatihan/keterampilan cara membuat busana APD  (Alat Pelindung Diri)  dan masker pelindung wajah (mulut dan hidung) untuk kesehatan dari  covid-19. (3) Memberikan pengetahuan untuk bisa membuat model-model masker yang bervariasi untuk dapat dijual dan di pasarkan. Metode yang digunakan adalah: ceramah, diskusi,  demonstrasi, tanya jawab, dan mitra pendamping. Hasil yang dicapai dari PKM ini adalah: (1) Mitra sudah memahami cara membuat busana APD  (Alat Pelindung Diri)  dan  masker pelindung wajah untuk kesehatan dari covid-19. (2) Mitra sudah bisa mempraktekkan busana APD  (Alat Pelindung Diri)  dan  masker pelindung wajah untuk kesehatan dari covid-19. (3). Mitra sudah bisa mengetahui cara membuat model-model masker yang bervariasi untuk dapat dijual dan di pasarkan
AKULTURASI BUDAYA PADA TATA RIAS PENGANTIN ADAT MANDAR DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Andi Nurmaida; Nurhijrah Nurhijrah; Delva Octavia
HomeEC Vol 15, No 2 (2020): November
Publisher : HomeEC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.67 KB)

Abstract

ABSTRAK - Tata Rias pengantin adat Mandar merupakan tata rias pengantin yang bersumber dari kebudayaan asli suku Mandar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses akulturasi pada Tata Rias, Penataan Rambut dan Aksesories Pengantin adat Mandar di Kabupaten Polewali Mandar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Informan dalam penelitian ialah Pemangku adat, Budayawan, Dinas kebudayaan, Pemandu Museum Mandar, Salon Pengantin di Kabupaten Polewali Mandar. Data diproses melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengantin adat Mandar Kabupaten  Polewali Mandar  bermula dari pengantin adat suku mandar yang masih tradisional dan sederhana dalam menggunakan bahan kosmetik, melakukan tata rias wajah, tata rias rambut dan aksesories pengantin,  seiring kemajuan zaman, teknologi, ilmu pengetahuan, tren mode semuanya berubah dan mengalami akulturasi terlihat pada proses pemakaian bahan kosmetik, teknik merias wajah, teknik menata rambut dan penggunaan aksesories yang sudah instan digunakan dengan berbagai merek, penataan rambut lebih meniru adat bugis atau memilih berhijab, aksesories yang digunakan sebagian ada yang menambah dan mengurangi jumlahnya dengan model, bentuk dan warna yang dulunya kuning/emas mengganti  dengan warna silver/putih sehingga tidak lagi memperhatikan makna, simbol, strata sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam tata rias pengantin adat Mandar, masyarakat seakan menutup mata terhadap kebudayaan yang telah lama dijalankan, dengan bebas memakai riasan wajah, menata rambut dan penggunaan aksesories bahkan  busana adat pengantin yang semuanya itu dipengaruhi oleh minat, kemampuan ekonomi masyarakat Kab. Polewali mandar Kata kunci -  Akulturasi, Tata Rias Pengantin Adat Mandar
Dampak Pemakaian Kosmetik Racikan Pemutih Wajah Terhadap Kesehatan Kulit pada Ibu-ibu di Kecamatan Pallangga Gowa Andi Nurmaida; Nurhijrah Nurhijrah; Riska Yulianti
HomeEC Vol 16, No 1 (2021): April
Publisher : HomeEC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.968 KB)

Abstract

ABSTRAK - Tampil cantik dambaan setiap perempuan salah satunya dengan menggunakan berbagai macam kosmetik racikan untuk dapat memutihkan dan mencerahkan kulit, Jenis penelitian ini adalah deskriftif  kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan  kosmetik racikan pemutih wajah terhadap kesehatan kulit Ibu-ibu di Desa Kampili Kecamatan Pallangga Gowa. Penelitian dilakukan di Desa Kampili Kec. Palangga dan teknik pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian dengan mengambil  sebanyak 6 orang ibu-ibu rt yang pemakai kosmetik racikan pemutih wajah.  Data diproses melalui tahap reduksi data, penyajian data, verivikasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan kosmetik racikan pada ibu-ibu di Desa Kampili Kec. Palangga Gowa adalah  berdampak positif dan negatif. Dampak positif bahwa (1) Efek Penggunaan kosmetik racikan pemutih pada ibu-ibu rumah tangga proses bekerja secara cepat seperti kulit wajah terkelupas diganti  dengan kulit baru, sesuai dengan yang diharapkan (2) Perubahan warna kulit wajah dalam waktu singkat terlihat bersih dan putih (3) Aroma beragam dan bervariasi sehingga sebagian ibu-ibu menyukainya, (4) Penawaran harga kosmetik yang murah dan dijual pada pasar tradisional. Dampak negatif bahwa (1)  Efek kondisi kesehatan kulit ibu-ibu khususnya wajah yang semakin parah seperti kulit wajah terkelupas, menjadi gatal, timbul jerawat dan flek hitam. (2) Perubahan warna kulit setelah beberapa hari pemakaian, kosmetik racikan pemutih (3) Setelah penggunaan beberapa hari dan bulan terjadi iritasi, kulit terkelupas, timbulnya jerawat dan flek pada kulit, hyperfigmentasi dan kulit semakin menipis bahkan penyakit lain seperti kanker kulit (4) Aroma yang  tajam dan membuat ibu-ibu rumah tangga sebagian merasa kurang nyaman dari kosmetik racikan pemutih wajah  Kata kunci -  Kosmetik Racikan Pemutih,  Kesehatan Kulit dan Jenis Kulit
TEKNIK TIE DYE MENGGUNAKAN DAUN PEPAYA DAN PEMUTIH PAKAIAN PADA PEMBUATAN MUKENA ANAK Andi Nurmaida; Fitriani Fitriani
HomeEC Vol 17, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.207 KB) | DOI: 10.2685/homeec.v17i1.32797

Abstract

ABSTRAK - Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan  untuk mengetahui 1) Desain mukena anak dari usia 8-10 tahun pada penerapan motif teknik tie dye menggunakan daun pepaya dan pemutih pakaian, 2) Teknik pengolahan daun pepaya menjadi ekstraksi pewarna alami, 3) Pembuatan motif teknik tie dye menggunakan daun pepaya pada pembuatan mukena anak, 4) Pembuatan motif abstrak menggunakan pemutih pakaian pada pembuatan mukena anak, 5) Teknik pembuatan mukena anak menggunakan daun pepaya dan pemutih pakaian 6) Pendapat panelis terhadap penerapan motif teknik tie dye menggunakan daun pepaya dan pemutih pakaian pada pembuatan mukena anak. Panelis  dalam  penelitian  ini  sebanyak  5 orang  dosen Tata Busana PKK, 15 orang mahasiswa Tata Busana. Teknik pengumpulan menggunakan metode observasi,  Focus Group Discussion (FGD),  dokumentasi, angket dan teknik analisis data menggunakan persentase dan skala likert. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, 1) Desain mukena anak ini berbentuk siluet A yang terlihat kecil dibagian atas dan melebar dibagian bawah, terdiri dari dua potongan atau biasa disebut two piece. Desain busana ini menggunakan kerutan di bagian ujung mukena atas dan rok mukena, dengan motif tie dye dan dikombinasi dengan pemutih pakaian, 2) Proses pengolahan daun pepaya menjadi ektraksi pewarna alami 3) Proses pembuatan motif teknik tie dye ikat tunggal dilakukan dengan cara, a) Proses mordant b) Proses pencelupan c) proses fiksasi, 4) Menggunakan teknik motif tie dye (ikat tunggal) dikombinasi motif abstrak dari pemutih pakaian, 5) Proses pembuatan mukena anak sesuai dengan desain rancangan yang terdiri dari dua bagian 6) Hasil uji panelis di laboratorium PKK FT UNM dengan presentase tertinggi 95% pada item penilaian motif tie dye dikombinasi pemutih pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap penerapan motif teknik tie dye menggunakan daun pepaya dan pemutih pakaian pada pembuatan mukena anak secara keseluruan terletak pada persentase 92% yang kebanyakanresponden menyatakan sangat baik. Kata kunci: Motif, Tie dye, Daun pepaya, Pemutih Pakaian, Mukena anak
PEMANFAATAN BERAS MERAH DAN ALPUKAT SEBAGAI LULUR UNTUK MELEMBABKAN KULIT BADAN nurul mutmainnah; Andi Nur Maida
HomeEC Vol 16, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.162 KB) | DOI: 10.2685/homeec.v16i2.25447

Abstract

ABSTRAK - Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui (1) Proses pembuatan beras merah dan alpukat, (2) Teknik penggunaan lulur beras merah dan alpukat pada kulit badan, (3) Pendapat panelis terhadap hasil perawatan beras merah dan alpukat pada kulit badan. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah (1) Proses pembuatan prodak lulur beras merah dan buah alpukat sebelumya diolah melalui beberapa tahap yaitu beras merah setelah dicuci bersih lalu meniriskan sampai agak kering, kemudian disangrai, lalu haluskan menggunakan grinder untuk menghasilkan butiran scrub, tahap kedua proses pembuatan buah alpukat setelah memisahkan dari kulit, biji dan mengambil daging alpukat, haluskan daging alpukat menggunakan blender, lalu masak daging alpukat, tahap pencampuran bubuk beras merah dan krim alpukat. (2) Pada teknik penggunaan lulur beras merah dan alpukat setelah kedua bahan telah dicampur, bersihkan kulit klien, usapkan  lulur lalu diamkan 5-10 menit, bersihkan lulur lalu keringkan kulit badan menggunakan handuk. (3) Berdasarkan dari hasil penelitian pada treatment yang telah dilakukan selama 1 bulan kepada 6 orang responden terhadap prodak lulur beras merah dan alpukat menggunakan 2 perbandingan formula peneliti mendapatkan hasil tanggapan yang baik dari responden dan semua responden menyatakan bahwa lulur beras merah dan alpukat layak untuk digunakan sebagai lulur untuk perawatan kulit badan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan prodak lulur beras merah dan alpukat, peneliti mendapatkan hasil terhadap perawatan badan, yang sebelumnya kedua bahan telah diolah melalui beberapa tahap dengan penggunaan pada anggota tubuh (tangan dan kaki) menggunakan 2 perbandingan formula dan Presponden menyatakan bahwa lulur beras merah dan alpukat layak untuk digunakan sebagai lulur perawatan kulit badan. Kata kunci -  Beras Merah, Alpukat, Lulur
Masker Jagung Nurhijrah; A. Nur Maida
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 13 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppkk.v13i3.54074

Abstract

Masalah kulit terutama pada wajah merupakan hal yang dianggap mengurangi penampilan dan harus mengeluarkan banyak biaya padahal merawat wajah dengan bahan alami lebih aman karena tidak mengandung campuran bahan kimia. Bahan alami yang dimaksud adalah jagung mengandung berbagai vitamin A, B, B1, C, E, dan K, karbohidrat, protein, dan mineral yang baik untuk kesehatan kulit. Jenis penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui 1. Jenis kulit wajah yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan masker jagung 2. Hasil penggunaan masker jagung pada kulit wajah ibu-ibu di Kab. Gowa. Pengumpulan data melalui observasi, FGD, dokumentasi, angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Dinyatakan dari persentase skala likert, hasil penelitiannya adalah 1. Untuk mengaplikasikan masker jagung dapat digunakan pada jenis kulit kering dan berminyak, untuk kulit kering setelah 1 bulan perawatan hasilnya terlihat lebih lembut, cerah dan terjadi pelembab sedangkan untuk kulit berminyak efeknya masih belum maksimal dan masih memakan waktu lebih lama karena pori-pori besar dan kandungan minyak berlebih. 2. Hasil penggunaan masker jagung pada kulit wajah wanita di Kab. Gowa pada jenis kulit kering dan berminyak merasakan tekstur yang lembut, aroma khas jagung manis. Aroma masker jagung ini dapat bertahan dalam kondisi kering selama kurang lebih 3 bulan dan setelah lebih lama, aromanya akan berubah menjadi apek dan tidak segar
PKM PEMBUATAN BUNGA NIGUBAH SEBAGAI AKSESORIS PENGANTIN BUGIS MAKASSAR PADA REMAJA PUTRI Nurhijrah Nurhijrah; A. Nur Maida; Izmi Burhanuddin
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2022:PROSIDING EDISI 8
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Mitra dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah remaja putri. Masalahnya adalah: (1) kurangnya pengetahuan tentang pembuatan bunga nigubah sebagai aksesoris pengantin bugis makassar, (2) kurang memahami peralatan yang dipergunakan untuk membuat bunga nigubah, (3) kurang memahami bahan yang dipergunakan untuk pembuatan bunga nigubah (4) belum  terampil  menggunakan  peralatan  dan bahan untuk pembuatan bunga nigubah (5) belum terampil membuat bunga nigubah. sebagai aksesoris pengantin bugis makassar Sasaran eksternal adalah aksesories pengantin bugis makassar yaitu bunga nigubah dengan 5 jenis bunga warna-warni terlihat cantik dipasang diantara sanggul pengantin yang berada dibelakang daun telinga. Metode yang dipergunakan adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan mitra pendamping. Hasil yang dicapai adalah (1) mitra memiliki pengetahuan tentang pembuatan bunga nigubah sebagai aksesoris pengantin bugis makassar (2) mitra sudah memahami peralatan yang dipergunakan untuk membuat bunga nigubah, (3) mitra sudah memahami bahan yang dipergunakan untuk membuat bunga nigubah, (4) mitra sudah terampil  mempergunakan  peralatan  dan bahan untuk merangkai bunga nigubah dan (5) mitra sudah dapat terampil membuat bunga nigubah sebagai aksesories pengantin bugis makassar . Kata kunci: bunga nigubah, aksesories pengantin, remaja putri