Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The Symbolic Meanings of Toraja Carving Motifs Salam, Sofyan; Husain, Muh. Saleh Husain; Tangsi, Tangsi
PANGGUNG Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v27i3.280

Abstract

ABSTRACTThe study on the symbolic meaning of the Toraja ornamental design was conducted in a traditional wood-carver community at Tonga, Kesu District of North-Toraja Regency. The study question was stimulated by the fact that, nowadays, there are no more wood-carver teachers with tomanarang status (expert in Toraja culture) at Tonga and surrounding areas as there were happened in the past. The method of this study was survey by using indept-interviews technique. The interview was conducted with the traditional wood-carvers at Tonga. The result of study explained that the traditional wood-carvers at Tonga have a meager understanding on the symbolic meaning of the Toraja ornamental-designs. This lack of understanding is caused by the traditional wood-carvers’ view that it is not neccessary to understand the symbolic meaning of the toraja ornamental designs. For them, technical skills in wood-carving are more important to be mastered. The results of the research indicate the occurence of value orientation changes of Toraja wood-carvers.Key words: Wood-carving, symbolic meanings, Toraja ornamental design.ABSTRAKPenelitian makna simbolik motif hias ukir Toraja ini dilaksanakan di sebuah komunitas pengukir-kayu tradisional di Tonga Kecamatan Kesu Kabupaten Toraja-Utara.Pertanyaan penelitian dipicu oleh kenyataan tidak adanya lagi pengukir-kayu yang berstatus tomanarang(ahli ukir dan sekaligus ahli budaya Toraja) di Tonga dan daerah sekitarnya yang berfungsi sebagai guru-ukir sebagaimana yang terjadi pada masa lalu. Metode penelitian ini adalah survey dengan menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap pengukir-kayu tradisional Toraja yang bermukim di Tonga. Hasil penelitian ini menjelaskan para pengukir-kayu tradisional di Tonga memiliki pemahaman yang amat kurang terhadap makna simbolik dari motif-hias ukir-kayu tradisional Toraja. Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh karena pengukir menganggap tidak perlu memahami makna simbolik tersebut. Bagi mereka, yang perlu dimiliki adalah kemampuan teknis dalam membuat ukiran-kayu. Temuan penelitian ini menunjukkan telah terjadinya perubahan orientasi nilai dari pengukir-kayu tradisional Toraja.Kata kunci: Seni ukir-kayu, makna simbolik, motif hias Toraja
FENOMENA KEBUDAYAAN POP DI INDONESIA (Sebuah catatan) Yabu M, Yabu; Husain, Saleh
JURNAL IMAJINASI Vol 1, No 4 (2004)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v1i4.216

Abstract

Abstrak Masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang hetrogen, yang juga seleranya bermacam-macam, berpeluang tumbuhkembangnya kebudayaan pop secara luas. Bahkan budaya pop sebagai simbol-simbol modernitas, dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk menyebarluaskan cita-cita dan gaya hidup kota ke tempat-tempat lainnya, mempromosikan gaya hidup industrial, serta mengubah pola-pola komsumsi masyarakat. Kata kunci: fenomena kebudayaan, kebudayaan pop, kebudayaan pop di Indonesia.
IKLAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Husain, Saleh
JURNAL IMAJINASI Vol 3, No 6 (2005)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v3i6.337

Abstract

ABSTRAK   Iklan yang bermoral dan jujur merupakan prasyarat akan mengubah hubungan ekonomi produsen dan konsumen menjadi hubungan kepercayaan.  Kode Etik Periklanan yang mengikat secara  moral praktis hanya membahas soal tarif, ketepatan waktu penyiaran, lamanya penyiaran, dan pengaturan teknis lain yang semuanya menyangkut kepentingan pemasang iklan dan biro iklannya. Sedangkan kepentingan masyarakat konsumen tidak digubris. Jika kita memang sungguh memperhatikan kepentingan masyarakat di tengah-tengah membanjirnya produk industri, UU periklanan merupakan tuntutan yang perlu segera dirumuskan. Tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa sejumlah iklan TV cukup menyesatkan kita. Bukankah ini semacam penipuan yang tak sehat terhadap pengusaha sejenisnya. Jika demikian, jelas melanggar prinsip-prinsip moral dan menyesatkan masyarakat konsumen. Masyarakat memang berhak memperoleh informasi tentang produk yang dijual, tetapi hendaknya yang jujur dan benar agar kritis dan selektif menentukan pilihannya. Kata Kunci: Iklan, Media Komunikasi, Iklan TV.
PERANCANGAN MEDIA PENGENALAN WARNA UNTUK ANAK USIA DINI Hardiyanti, Yariska; Husain, Muhammad Saleh; Nurabdiansyah, Nurabdiansyah
JURNAL IMAJINASI Vol 2, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.06 KB) | DOI: 10.26858/i.v2i2.9553

Abstract

Perancangan ini bertujuan membuat media pembelajaran untuk anak usia dini dengan memperkenalkan beberapa warna untuk anak dengan menggunakan permainan rubik sebagai media utama. Data didapat dari wawancara pada salah satu guru PAUD dan observasi langsung di sekolah PAUD SPAS desa Parigi. Perancangan yakni, memilih ide, konsep, tema, pemetaan gagasan, membuat sketsa, merancang digitalisasi dengan vector, coloring, tipografi, hingga final desain. Hasil perancangan secara keseluruhan menghasilkan sebuah permainan yang bisa digunakan untuk media pembelajaran. Media ini terdiri dari media utama yaitu rubik balok pocket (mini), dengan media pendukung berupa buku Quiz, stiker, kemasan, notebook, x-banner, dan gantungan kunci.
Konektor Masker Hijab satriadi, Satriadi; Husain, Muh. Saleh; Wiharja, Muh. Kurniawan Adikusuma
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v5i2.23902

Abstract

The partner of this community partnership program is the Islamic Knowledge Group of the Babussalam Mosque, Tirta Mas Complex, Makassar. The problems is: (1) The activities carried out by the Babussalam Taqlim Assembly group are recitation, Maulid, Isra' Mi'raj, and social gatherings, (2) There are no training activities that are easy and can directly have a selling value in Islamic Knowledge Group of the Babussalam Mosque, and (3) Lack of knowledge and insight in being creative to produce hijab mask connectors. The goal is the ability to make hijab connectors independently with various forms of variation. The methods used are lectures, demonstrations, discussions, questions and answers, and companion partners. The results achieved are (1) partners know about making hijab mask connectors, (2) partners have skills in designing hijab mask connectors with various variations, (3) Increase partner productivity during a pandemic to make hijab mask connectors
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BERBASIS AUGUMENTED REALITY PADA PAPAN NAMA JALAN SULTAN HASANUDDIN Fikriah Fikriah; Muhammad Saleh Husain; Dian Cahyadi
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 9, No 1 (2022): Januari - April
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v9i1.23057

Abstract

Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan media informasi berbasis Augumented Reality yang dapat memperoleh detail data sejarah/nilai kearifan lokal pada nama-nama jalan, sehingga diharapkan masyarakat khususnya generasi muda dapat melestarikan dan tidak melupakan nilai kearifan lokal yang ada di daerahnya serta dapat menjadi nilai edukatif dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh studi kasus dalam perancangan ini adalah Jalan Sultan Hasanuddin. Perancangan ini discan pada marker yang diletakkan pada papan nama jalan, sehingga menampilkan video animasi tentang kisah sejarah/nilai kearifan lokal yang ada pada papan nama jalan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan  ini yaitu menggunakan metode pendekatan Design Thingking yang terdiri dari lima tahap, yaitu: Empathise (melakukan riset data, observasi dan wawancara langsung kepada target audiens terkait wawasan akan nama-nama jalan serta minat dan kebutuhan mereka), Define (menetapkan masalah utama dan menganalisis data), Ideate (mengumpulkan ide), Prototype (mengekseskusi ide), dan Test (melakukan uji coba); Instrument yang digunakan adalah Kuesioner  sebagai pengumpulan data awal dan respon target audiens setelah menggunakan prototype untuk melihat feedback target audiens dan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan peneliti selanjutnya. Hasil dari perancangan ini yaitu media informasi berupa video animasi yang diinput pada website Artivive agar dapat digunakan dalam aplikasi Artivive, prototype marker papan nama jalan yang akan di scan, dan merchandise sebagai pendukung untuk mempromosikan media informasi dalam perancangan ini.
MUDAHNYA BELAJAR MENGGAMBAR BAGI GURU DAN SISWA DI SEKOLAH DASAR MINASA UPA MAKASSAR Benny Subiantoro; Muhammad Saleh Husain; Dian Cahyadi
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 4, No 3 (2017): TANRA: Enlightment The Future of Design
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v4i3.4860

Abstract

Proses pembelajaran Pendidikan seni rupa sebagai usaha mencapai tujuan pendidikan berlangsung dalam suatu proses pembelajaran untuk mengalihkan pengetahuan yang erat dengan kandungan estetika, artistik, sikap dan keterampilan terhadap peserta didik di Sekolah Dasar. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan dan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, fungsi berbagai media pembelajaran, hakikat yang dicapai bagi siswa setelah belajar mengikuti proses belajar mengajar, mengembangkan kreativitas penciptaan berkarya seni rupa terhadap siswa, mengapresiasi hasil karya siswa, memperagakan proses penggarapan berkarya seni rupa oleh guru kesenian (seni rupa) dan  dilihat langsung oleh siswa- siswa, mengembangkan kreativitas, serta mengapresiasi karya siswa. Artikel ini merupakan sajian opini dan penggambaran terhadap keadaan proses belajar pendidikan seni di Sekolah Dasar yang diperoleh dengan hasil observasi yang kemudian dievaluasi sesuai cerminan dari tujuan penulisan artikel ini.--------------------------The process of learning art education as an effort to achieve the purpose of education takes place in a learning process to transfer knowledge closely with the content of aesthetics, artistic, attitude, and skills to learners in elementary school. The purpose of writing this article is to describe and explain the goals to be achieved, the function of various learning media, the nature achieved for students after learning to follow the process of teaching and learning, develop creativity of creating artworks to students, appreciate students' work, demonstrate the process of cultivating artwork by art teachers (visual art) and seen directly by students, develop creativity, and appreciate students' work. This article is a presentation of opinions and depictions of the state of the art education process in elementary school obtained with the results of observations which are then evaluated according to the reflection of the purpose of writing this article.
NARRATIVE DECORATIVE MOTIVES ON TORAJA TRADITIONAL CARVING Sofyan Salam; Saleh Husain; Tangsi Tangsi; Jamilah Jamilah
JURNAL PAKARENA Vol 7, No 1 (2022): Jan-Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v7i1.33007

Abstract

This study aims to explain the format and techniques of non-sacred narrative carving in Toraja. This research is classified as a qualitative research carried out in the field, namely in Tana Toraja and North Toraja. Data sources (1) artifacts in the form of non-decorative motifs of Toraja carving, both found in Toraja and elsewhere; (2) human data sources, namely Toraja sculptors and Toraja community leaders; and (3) documents that are documents containing descriptions, drawings or photographs of non-sacred decorative motifs of Toraja carving. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. The collected data was analyzed with an interactive analysis model from Miles and Huberman. The results showed that: (1) The format of narrative carving art which is non-sacred in Toraja is (a) the format of a single scene narrative, (b) the panoramic narrative format, (c) the format of the narrative silmultanate. (2) The technique of depicting narrative carving art in Toraja, namely: (a) a realistic depiction technique, (b) the technique of presenting space there are two ways: presenting two-dimensional and three-dimensional space, and (c) the technique of composing elements (composition) which applied is symmetrical composition, asymmetric, rhythm, protrusion of object, and unity.
FORMAL ANALYSIS OF WILHELMINA STATUE COLLECTION OF MAKASSAR CITY MUSEUM Satriadi Satriadi; Muh. Saleh Husain
JURNAL PAKARENA Vol 6, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v6i2.26333

Abstract

This research seeks to explain to art observers, especially visitors to the Makassar city museum related to the existence of one of the collections of statues in the museum building. To explain the statute, a search of the library and other relevant sources was carried out. To obtain data on realist analysis of statues, data collection is collected using instruments analyzed based on the realist elements of sculpture, observation, documentation, and interviews. The subject of this research is the Wilhelmina statue collection of the Makassar city museum. The results of the analysis revealed that the statue is a realist statue with the form of a portrait statue or bust statue. The statue depicts the figure of a queen who came from the Netherlands. The existence of the statue in the city of Makassar is historical evidence that reminds us of colonialism that occurred in Makassar in the past. The results of this analysis can help explain one of the historical pieces of evidence of Dutch colonialism that has occurred in Makassar.
PKM Pelatihan Praktik Melukis Teknik Fresco Bagi Murid dan Guru Di Sekolah Dasar INPRES Unggulan BTN. Pemda Makassar Muhammad Saleh Husain; Sofyan Salam; Aswar Aswar
DEDIKASI Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v22i2.16129

Abstract

Presentation of material on the learning process of art education theory and art education practicum, whose behavior is directed at the method of presenting aesthetic concepts, creativity and work, adjusted to the level of ability of the students themselves. The connection in this case is to avoid the passivity of students during the learning process of fine arts education, through the presentation of educational media applied by the teacher will be a motivation to think creatively to apply freedom of exploration and freedom to express feelings and create real work in creating works. works of art in accordance with the structured assignment of subject matter from the teacher. The trend towards increasing teaching of fine arts education will benefit from being presented to formal educational institutions in an academic manner that is implemented at BTN's Inpres Featured Primary School. The local government of Makassar, regarding the learning process which has an innovative direction, both in the form of a presentation of basic theories and the practice of working in fine arts is quite a lot marked through the form of a teaching process that provides space for creativity, exploration, learning to work in Fresco technique painting, which of course begins with drawing learning exercises. sketches applied to students and teachers of the Inpres Unggulan BTN Elementary School. Pemda Makassar, so that students will experience a change from not knowing to knowing, through growth in attitudes and growth in thinking increasingly creative and intelligent