p-Index From 2019 - 2024
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Vektor Penyakit
Hayani Anastasia
Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Organisasi Riset Kesehatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Masterplan Pengendalian Schistosomiasis Dalam Upaya mendukung Eliminasi di Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah 2022-2024 Junus Widjaja; Anis Nurwidayati; Hayani Anastasia; Octaviani Octaviani; Ahmad Erlan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 16 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v16i2.6122

Abstract

ABSTRACT Schistosomiasis is a neglected tropical disease caused by blood trematodes of the genus Schistosoma, which remains a major public health problem worldwide. Schistosomiasis japonica, in Asia endemic to China, the Philippines and parts of Indonesia. Schistosomiasis in Indonesia is only found in Central Sulawesi Province, namely Napu Highlands and Bada Highlands, Poso Regency and Lindu Highlands, Sigi Regency. Schistosomiasis can cause anemia and trigger stunting and reduced learning abilities in children. It also causes organ damages, such as severe hepatosplenism, periportal fibrosis, even some cases died. With Indonesia's commitment to realizing Sustainable Development Goals (SDGs) as stated in the 2030 Agenda, schistosomiasis is one of the diseases that will be eliminated in Indonesia. This study used descriptive analysis method with a qualitative approach through in-depth interviews and discussions in the form of meetings. The results of the preparation of the schistosomiasis control master plan 2021-2024. The Masterplan is prepared cross-sectorally between the Health Service, Public Works and Spatial Planning, Livestock and Animal Health Service, Community and Village Empowerment Service, Food Security and Fisheries Service, Food Crops and Horticulture Service, Education and Culture Office and Planning and Research Agency. Area. The structured activities are treatment for humans and animals, environmental modification, control of snail habitat, implementation of surveillance on humans and animals and snails that transmit schistosomiasis, technical capacity building, provision of drinking water and proper and sustainable sanitation. Schistosomiasis control master plan which can be the basis and guideline for schistosomiasis control in Sigi District in 2022-2024. ABSTRAK Schistosomiasis adalah penyakit tropis terbaikan yang disebabkan oleh trematoda darah dari genus Schistosoma, yang tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Schistosomiasis japonica, di Asia endemik di Cina, Filipina dan sebagian Indonesia. Schistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Dataran Tinggi Napu dan Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso serta Dataran Tinggi Lindu, Kabupaten Sigi. Schistosomiasis ini dapat menyebabkan anemia dan memicu kekerdilan (stunting) dan berkurangnya kemampuan belajar pada anak-anak. Penyakit tersebut juga menimbulkan kerusakan organ spesifik organ seperti hepatosplenisme parah, fibrosis periportal, bahkan beberapa kasus meninggal dunia. Dengan komitmen Indonesia untuk mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) sebagaimana tertuang dalam Agenda 2030, maka schistosomiasis menjadi salah satu penyakit yang akan dieliminasi di Indonesia. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan diskusi dalam bentuk pertemuan. Hasil penelitian adalah tersusunnya masterplan pengendalian schistosomiasis 2021-2024. Penyusunan masterplan dilakukan dengan lintas sektor antara Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Perencanaan dan Penelitian Daerah. Kegiatan yang termasuk dalam master plan pengendalian schistosomiasis meliputi pengobatan pada manusia dan hewan, modifikasi lingkungan, pengendalian pada habitat keong, pelaksanaan surveilans pada manusia dan hewan serta pada keong perantara schistosomiasis, peningkatan kapasitas teknis, penyediaan air minum dan sanitasi yang layak dan berkesinambungan. Masterplan pengendalian schistosomiasis yang dapat menjadi dasar dan pedoman kegiatan pengendalian schistosomiasis di Kabupaten Sigi Tahun 2022-2024.
Pengetahuan dan Perspektif Masyarakat Lokal Terhadap Schistosomiasis di Indonesia Ningsi Ningsi; Hayani Anastasia; Made Agus Nurjana; Rina Isnawati; Octaviani Octaviani; Gunawan Gunawan; Ahmad Erlan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 16 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v16i2.6194

Abstract

ABSTRACT Schistosomiasis, also known as snail fever, is caused by a parasitic worm. These parasites emerge from snails (conch) to contaminate fresh water and then infect humans or mammals such as cows, buffalo, and pigs whose skin is in contact with water. Various efforts continue to be encouraged so that cases of schistosomiasis decrease. Methods to prevent disease include increasing access to clean water, reducing snail populations, improving waterways, and the role of local community leaders. This study aimed to explore people's local knowledge and perspectives in endemic schistosomiasis areas. This study uses a cross-sectional design for quantitative and qualitative by collecting data through FGD. With as many FGD participants in each group, as many as ten people. The number of respondents was selected by simple random sampling. The results showed that local people's knowledge was still low, especially about the causes and modes of transmission of schistosomiasis. The community's perspective on controlling schistosomiasis carried out by cross-sectoral and health services and their staff is quite good. Local people expect stockpiling/drying of snail-focused areas, giving PPE boots for free. Local perspectives on the involvement of community leaders are still lacking, especially in community social groups such as PKK and dasawisma. In addition, cross-sectoral collaboration, the health office, and community leaders still need to be improved. The need for strengthening the eradication of schistosomiasis by involving informal, formal leaders in endemic schistosomiasis areas ABSTRAK Schistosomiasis atau disebut juga demam keong, disebabkan oleh parasit cacing. Parasit ini muncul dari siput (keong) untuk mencemari air tawar dan kemudian menginfeksi manusia ataupun hewan mamali. Metode untuk mencegah penyakit ini adalah meningkatkan akses terhadap air bersih, mengurangi populasi keong, perbaikan saluran air, dan peran dari tokoh masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi pengetahuan dan perspektif lokal masyarakat di daerah endemis schistosomiasis. Peneltian ini menggunakan desain cross-sectional melalui pendekatan kuantitatif dan Kualitatif dengan cara pengumpulan data melalui Focus Group Discussion (FGD). Jumlah peserta FGD masing-masing kelompok sebanyak 10 orang. Jumlah responden 1692 yang dipilih secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, pengetahuan masyarakat lokalmasih rendah khususnya tentang penyebab dan cara penularan schistosomiasis. Persepektif masyarakat tentang pengendalian schistosomiasis yang dilakukan oleh lintas sector dan dinas kesehatan bersama jajarannya sudah cukub baik. Masyarakat lokal mengharapkan penimbunan/ pengeringan areal fokus keong,pemberian Alat Pelindung Diri (APD) sepatu bot secara gratis. Perspektif lokal tentang keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat masih kurang terutama kelompok sosial masyarakat seperti Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dasawisma. Selain itu kerjasama lintas sektor, dinas kesehatan dan tokoh-tokoh masyarakat masih perlu ditingkatkan. Perlunya penguatan dalam pemberantasan schistosomiasis dengan melibatkan tokoh formal nonformal di daerah endemis schistosomiasis.
Muatan Lokal Schistosomiasis pada Anak Sekolah di Dataran Bada Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Ahmad Erlan; Hayani Anastasia; Gunawan Gunawan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 16 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v16i2.6254

Abstract

ABSTRACT Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm, Schistosoma japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. This disease in addition to infecting humans also infects all types of mammals, both domesticated and wild animals. Chronic schistosomiasis reduces the patient's ability to work, and in some cases causes death in all age groups. Intestinal helminth infections in school-age children exacerbate malnutrition. Prolonged malnutrition and intestinal worm infection can lead to stunting in school-age children. The research used is a mixed-method, namely qualitative and quantitative data collection. Data were obtained by in-depth interviews with key informants and focus group discussions. Provide schistosomiasis subject matter to school children by measuring students' knowledge level through pre and post-test. The study was conducted in an endemic area of Bada schistosomiasis to January-November 2019. The number of samples of junior high school students who took the pre and post-test was 69 samples and 101 samples of elementary school students. Based on the statistical analysis found a significant increase in students' knowledge about schistosomiasis with a p-value <0.001. Community empowerment through the provision of schistosomiasis subject matter to school children is proven to be effective in increasing students' knowledge to reduce the risk of stunting in children, increase the scope of feces collection, and change community behavior for the better to avoid transmission and always work devoutly to clean the focus of snail. ABSTRAK Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Penyakit ini selain menginfeksi manusia, juga menginfeksi semua jenis mamalia baik hewan peliharaan maupun binatang liar. Schistosomiasis kronis menurunkan kemampuan penderita dalam bekerja, dan beberapa kasus menimbulkan kematian pada semua golongan umur. Infeksi cacing usus pada anak-anak usia sekolah memperburuk malnutrisi. Malnutrisi berkepanjangan dan infeksi cacing usus dapat mengakibatkan stunting pada anak usia sekolah. Penelitian yang digunakan adalah mixed method yaitu pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dengan wawancara mendalam kepada informan kunci dan diskusi kelompok terarah. Memberikan materi pelajaran schistosomiasis kepada anak sekolah dengan mengukur tingkat pengetahuan siswa melalui pre dan post-test. Penelitian telah dilakukan di daerah endemis schistosomiasis Bada sejak Bulan Januari-November 2019. Jumlah sampel siswa sekolah tingkat pertama yang mengikuti pre dan post test 69 sampel dan siswa sekolah dasar 101 sampel. Berdasarkan analisis statistik ditemukan peningkatan yang signifikan pengetahuan pada siswa tentang schistosomiasis dengan nilai p-value<0,001. Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian materi pelajaran schistosomiasis pada anak sekolah terbukti efektif meningkatkan pengetahuan siswa sehingga mengurangi resiko stunting pada anak-anak, meningkatkan cakupan pengumpulan tinja dan mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik untuk menghindari penularan dan selalu bekerja bakti membersihkan fokus keong.