Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KITOSAN BERTAUT SILANG GLUTARALDEHIDA SEBAGAI ADSORBEN PEMURNIAN MINYAK AKAR WANGI Muhammad Fathurrahman; Purwantiningsih Sugita; Henny Purwaningsih
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 2, No 1 (2017): Available Online in January 2017
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.024 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v2i1.1300

Abstract

Abstract: Synthesis of glutaraldehyde cross-linked chitosan (chitosan-GA) has been done and characterized by using FTIR and TGA. Adsorption of Fe(III) ion by glutaraldehyde cross-linked chitosan (chitosan-GA) has been studied by using batch method. The objectives of this research are to know optimum adsorption condition of Fe(III) ion by chitosan-GA, then study influence of Cu(II) ion to adsorption of Fe(III) ion and its application to vetiver oil. Optimum conditions are finding out by response surface Box Behnken method. Percent adsorption value of Fe(III) ion by Chitosan-GA (DD = 78%) is about 91,8439% in optimum conditions : weight adsorbent 0,75 gram, temperature 25oC, time contact 360 minutes. Percent adsorption of Fe(III) ion was decreased from 91,9521% to 79,724% because the existence of Cu(II) ion. The color of vetiver oil was changed from dark to reddish brown.Abstrak: Kitosan bertaut silang glutaraldehida (kitosan-GA) disintesis dan dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR dan TGA. Adsorpsi ion Fe(III) oleh kitosan-GA telah dipelajari dengan menggunakan metoda Batch. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum dari adsorpsi ion Fe(III) oleh kitosan-GA, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari pengaruh ion Cu (II) terhadap adsorpsi Fe(III) dan aplikasinya pada minyak akar wangi. Optimasi dilakukan dengan menggunakan metode respon permukaan desain Box Behnken. Serpih kitosan-GA dengan derajat deasetilisasi 78% mempunyai persen adsorpsi terhadap ion Fe(III) sebesar 91,9521% pada kondisi optimum: bobot adsorben 0,75 gram, suhu 25oC, dan waktu kotak 360 menit. Persen adsorpsi ion Fe(III) yang awalnya 91,9521% mengalami penurunan menjadi 79,7244% akibat adanya ion Cu(II). Minyak akar wangi yang awalnya berwarna gelap kemudian berubah menjadi cokelat kemerahan.
Pengembangan Tes Keterampilan Problem Solving Siswa SMA pada Pokok Bahasan Stoikiometri Larutan Muhammad Fathurrahman; Anna Permanasari; Wiwi Siswaningsih
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 1, No 1 (2016): Available Online in January 2016
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.811 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v1i1.440

Abstract

Abstract: Development of Problem Solving Skills Test on the subject stoichiometry in solution has been performed to measure problem solving skills of high school students. Tests are established in a limited description of the type written test as many as ten item. Each test item consists of one main question and an eight step guide which is a troubleshooting step. The development of this test includes several major stages that are the literature study (document analysis), test development I, test I, test development II, test II and interviews. Tests fulfill the criteria as a good test viewed from a high theoretical validity and reliability. Some items of the test have a high empirical validity and a level of difficulty is moderate of most items of the test, and a sufficient distinguishing features. Most respondents gave positive responses to tests of problem solving skills, but because the test of problem solving skills are rarely given by the teacher, then almost all respondents preferred the usual form of test.Keywords: Development, Test, Problem SolvingAbstrak: Pengembangan Tes Keterampilan Problem Solving pada Pokok Bahasan Stoikiometri Larutan telah dilakukan untuk mengukur keterampilan problem solving siswa SMA. Tes yang dikembangkan ini disusun dalam bentuk tes tertulis tipe uraian terbatas sebanyak sepuluh butir pokok uji. Setiap butir pokok uji terdiri dari satu soal utama dan delapan soal penuntun yang merupakan langkah-langkah pemecahan masalah. Pengembangan tes ini meliputi beberapa tahap utama, yaitu studi literatur (analisis dokumen), pengembangan tes I, uji coba I, pengembangan tes II, serta uji coba II dan wawancara. Tes yang dikembangkan memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang baik dilihat dari validitas teoritis yang tinggi dan reliabilitas tes yang tinggi pula. Sebagian pokok uji pada tes ini memiliki validitas empiris yang tinggi dan sebagian besar pokok uji memiliki tingkat kesukaran yang sedang, serta daya pembeda yang cukup. Sebagian responden memberikan respon yang positif terhadap tes keterampilan problem solving yang dikembangkan, tetapi karena soal-soal seperti ini jarang diberikan oleh guru, maka hampir semua responden lebih menyukai bentuk ulangan yang biasa diberikan dibandingkan dengan tes keterampilan problem solving.Kata kunci: Pengembangan, Tes, Problem Solving
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Usep Suhendar; Muhammad Fathurrahman
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.486 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1257

Abstract

Karies gigi merupakan masalah utama yang paling banyak dijumpai di rongga mulut. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelompok usia dan ekonomi. Salah satu sebab terjadinya karies gigi adanya interaksi dengan mikroorganisme Streptococcus mutans. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri senyawa kimia ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap bakteri S. mutans. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode true experimental dengan posttest only with control group design. Sampel yang digunakan adalah bunga cengkeh. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan selanjutnya dilakukan vacum evaporator diperoleh bobot ekstrak sebanyak 33,1%. Hasil identifikasi senyawa kimia secara kualitatif ekstrak bunga cengkeh mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenolik. Aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dengan mengukur zona bening yang terbentuk. Hasil uji konsentrasi hambat minimum (KHM) diperoleh konsentrasi 25% memiliki aktivitas antibakteri yang baik. Selanjutnya pengujian aktivitas antibakteri dengan melihat zona diameter hambat, diperoleh sebesar 37 mm, dan amfisilin sebesar 28 mm. Ekstrak bunga cengkeh memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan ampisilin.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NON PRODUKTIF MELALUI KETERAMPILAN PEMBUATAN BALSEM STICK JAHE DI PESANTREN YAPISA LEUWILIANG BOGOR Muhammad Fathurrahman; Usep Suhendar
Jurnal Difusi Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.607 KB) | DOI: 10.35313/difusi.v3i2.1906

Abstract

Mitra yang terlibat dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah Pondok Pesantren YAPISA. Pondok Pesantren YAPISA merupakan suatu lembaga non-profit yang bergerak di bidang pendidikan. Lembaga ini masih memiliki permasalahan dalam hal bidang teknologi dan ekonomi. Masyarakat kelompok ini kami jadikan sebagaimitra untuk diberikan keterampilan membuat balsem stick jahe dengan harapan keterampilan ini mampu mengangkat masyarakat untuk berkarya dan menjadi masyarakat yang produktif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Mitra yang melakukan program ini adalah para santri dan guru di lingkungan Pondok PesantrenYAPISA. Pelaksanaan program ini dilakukan melalui pelatihan keterampilan pembuatan balsem jahe stick untuk skala industri rumah tangga secara detail, kontinyu dan tuntas sampai dihasilkan produk balsem dengan kualitas yang baik. Selain itu, dilakukan pelatihan pengemasan dan pelabelan produk balsem dalam kemasan. Pelatihan dilanjutkan dengan pembinaan serta pendampingan mitra dalam memulai membuat toko online. Hasil program pemberdayaan masyarakat non produktif melalui keterampilan membuat balsem stick jahe ini adalah model pemberdayaan masyarakat, mencakup terbukanya wawasan masyarakat non-produktif mengenai peluang usaha pembuatan bal-sem, menghasilkan tenaga-tenaga terampil, menghasilkan produk balsem yang berkualitas baik dan siap untuk dipasarkan dan membuka peluang untuk direkomendasikan menjadi usaha kecil mandiri yang lebih potensial sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan. Kata kunci: Balsem Stick Jahe, Pondok Pesantren YAPISA, Program KemitraanMasyarakat Stimulus