Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Rekayasa Mesin Pencacah untuk Meningkatkan Komsumsi Pakan Ternak Sapi dari Pohon Tebu bagi Peternak Klumpang Kebun Nisfan Bahri; Bambang Sugiyanto; Joko Kusmanto
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di kelilingi dengan perkebunan tebu tentu sangat menguntungkan bagi peternak lembu dalam menyediakan pakan hijaun. Namun, limbah panen tebu tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena ternak lembu tidak memakan semua batang tebu muda dan daun-daunnya. Agar limbah panen tebu tersebut dapat dimakan secara maksminal oleh ternak, limbah panen tebu tersebut perlu dicacah. Di samping memaksimalkan pakan menjadi asupan ternak, limbah panen tebu yang dicacah tersebut juga memudahkan peternak untuk mencampurnya dengan kandungan tambahan lain seperti konsentrat. Dalam rangka membantu mitra, peternak lembu skala mikro tersebut, tim PPTTG melakukan rancang bangun mesin pencacah pakan, khususnya untuk memcacah limbah panen tebu. Mesin pencacah tersebut mampu menghasilkan cacahan limbah panen tebu sebanyak 300 kg/jam sesuai dengan kebutuhan mitra. Panjang hasil cacahan batang muda limbah tebu berkisar antara 2 – 3 cm, sedangkan untuk daun berkisar antara 2 – 5 cm. Hasil cacahan tersebut sesuai dengan yang direncanakan agar mudah dikonsumsi oleh ternak dan dicampur dengan pakan tambahan.
Penggunaan Mesin Pencacah dalam Mengefisiensikan Penyediaan Pakan Ternak bagi Peternak Kambing Skala Mikro Supriyanto; Bambang Sugiyanto; Joko Kusmanto; Moch. Agus Zaenuri
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.997 KB)

Abstract

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak kambing dalam menjalankan usahanya adalah efisiensi penyediaan pakan ternaknya. Pakan ternak yang dengan susah payah didisediakan tidak semuanya dimakan oleh ternak. 15 – 20% pakan ternak tersebut terbuang menjadi sampah karena ternak tidak mau memakannya padahal pakan tersebut masih bisa dimakan. Keadaan ini membuat biaya pengadaan pakan menjadi boros dan juga kuantitas serapan pakan oleh ternak juga menjadi rendah. Akibatnya biaya produksi menjadi tinggi dan akhirnya margin keuntungan menjadi rendah. Rancang bangun mesin pencacah pakan dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode pelaksanaan menggunakan wawancara, pelatihan, dan pendampingan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa mesin pencacah dapat mengefisienkan pakan hingga 95%. Dengan jumlah pakan hijauan sama yang didapat setiap hari, peternak memiliki satu hari tidak mencari pakan setelah pakan di cacah. Itu berarti bahwa pencacah pakan dapat meningkatkan efisiensi pakan hijauan hingga +/-20% setiap harinya.
Penghematan Pakan Kambing Menggunakan Mesin Pencacah Pakan Bagi Peternak Kambing Bambang Sugiyanto; Nisfan Bahri; Joko Kusmanto
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.001 KB)

Abstract

Masalah yang dialami oleh peternak kambing diantaranya adalah pemborosan dalam penyediaan pakan yang mencapai 10 – 15% dari pakan ternak yang disediakan. Banyaknya pakan hijauan yang tidak termakan membuat tenaga untuk pengadaan pakan menjadi lebih banyak dan kuantitas serapan pakan oleh ternak menjadi rendah. Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan program penerapan teknologi tepat guna ini adalah penghematan dan peningkatan kualitas pakan ternak dengan mencacah pakan hijauan yang disediakan. Solusi permasalahan untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan dengan merekayasa dan membangun mesin pencacah rumput (hijauan) pakan kambing. Metode Pelaksanaan dilakukan dengan penyuluhan dan pelatihan. Hasil yang dicapai setelah rumput (hijauan) pakan kambing dicacah menggunakan mesin semua pakan dimakan oleh kambing sehingga dapat menghemat persediaan pakan, mitra juga telah dilatih untuk mengoperasikan dan merawat mesin yang telah dibangun, sehingga proses transfer teknologi dan ilmu pengetahuan dari dunia pendidikan tinggi kepada masyarakat telah dapat dilaksanakan, mitra memperoleh tambahan keterampilan permesinan.
TEKANAN PNEUMATIK PEMBUKA DAN PENUTUP PINTU PENCURAH ADONAN MESIN PENCETAK KERIPIK TEMPE Bambang Sugiyanto; Abd Rahman; Nisfan Bahri; Supriyanto; Nursuar
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v11i2.2306

Abstract

Tempe is a typical Indonesian food which is widely consumed by the public as a side dish to increase appetite, as well as as a snack that has its own flavor for its fans. Tempe artisans in Karanganyar Village, Secanggang District, Langkat Regency, North Sumatra Province still maintain the method of making tempe chips manually by printing tempe chips one by one while they are still dough. will have a distinctive taste. This research examines the prototype of a tempe chip printing machine using a pneumatic system in the process of pouring dough onto molds in bulk which can replace manual work. The results of the study obtained the pressure value to open and close the dough pouring door ranging from 1.2 bar to 1,6 bar which resulted in the best batter pouring over the mold patron, this is expected to be a reference in developing/designing tempe chip printing machines, especially printing machines semi-automatic tempe chips which are controlled using pneumatic media.
Peningkatan Produktivitas Tanaman Jagung dengan Mesin Penyiang Gulma Bagi Petani Di Desa Penara Kecamatan Tanjung Morawa Bambang Sugiyanto; Nisfan Bahri; Joko Kusmanto; Budi Indra Syahdewa; Burhanuddin Tarigan; Nursiah
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petani jagung sebagai mitra memiliki masalah dengan banyaknya gulma (rerumputan liar) yang tumbuh disela-sela tanaman jagungnya. Kondisi ini dapat mengganggu tumbuh kembang jagungnya. Selama ini gulma hanya dikendalikan secara manual pakai cangkul kecil dan egrek sehingga hasilnya kurang maksimal. Jika gulma dapat dikendalikan dengan baik, potensi hasil panen jagung dapat ditingkatkan hinga 10 % sampai 20%. Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan program ini adalah pengendalian gulma pada tanaman jagung secara mekanis. Pengendalian gulma secara mekanis ini akan menghemat tenaga dan biaya serta hasilnya dapat optimal. Solusi permasalahannya adalah dengan merekayasa (rancang bangun) mesin penyiang gulma yang diopresaikan mandiri oleh petani pada lahan tanaman jagung. Mitra dilatih untuk mengoperasikan dan merawat mesin yang telah dibangun, sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari dunia pendidikan tinggi kepada masyarakat dapat dilaksanakan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa mesin yang dibangun dapat beroperasi dengan baik, keterampilan mitra bertambah, mesin dapat membantu pekerjaan mitra dalam pengendalian gulma, menghemat tenaga dan waktu kerja yang dibutuhkan dalam mengendalikan gulma. Dengan demikian, tanaman jagung dapat tumbuh optimal serta hasil panen dapat meningkat.
Rekayasa Mesin Pencacah Daun Sawit untuk Meningkatkan Produksi Pupuk Kompos bagi Perajin Pupuk Kompos di Desa Tanjung Putus Nisfan Bahri; Bambang Sugiyanto; Joko Kusmanto
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luasnya lahan perkebunan kelapa sawit di daerah Langkat memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan usaha pembuatan pupuk kompos dari bahan daun kelapa sawit. Salah satu warga masyarakat yang melakukan usaha tersebut adalah bapak Sujiman, selaku mitra PPTTG ini. Ternyata melimpahnya bahan baku untuk pembuatan kompos tersebut tidak serta merta dapat meningkatkan kualitas hidup perajinnya. Permasalahannya adalah karena perajin mencacah daun kelapa sawit tersebut secara manual menggunakan parang sehingga kuantitas yang dihasilkannya tidak banyak. Mitra hanya mampu menghasilkan kompos antara 100 – 150 kg per bulan. Sementara itu, permintaan pupuk kompos khususnya bagi pertanian sangat besar karena dipandang lebih murah dan aman bagi lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan rancang bangun mesin pencacah daun kelapa sawit. Dengan mesin pencacah tersebut mitra diharapkan dapat meningkatkan kuantitas produksinya hingga 300 kg pefr bulan untuk tahun pertama pelaksanaannya. Kuantitas dapat ditingkatkan seiring mitra meningkatkan kualitas pupuk komposnya di tahun-tahun berikutnya. Peningkatan produksi pupuk kompos tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mitra dan lingkungannya.
Pengujian Kinerja Mesin Pencetak Keripik Tempe Sistem Pneumatik Bambang Sugiyanto; Abdi Hanra Sebayang; Joko Kusmanto
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v5i1.7476

Abstract

Tempe is a typical Indonesian food which is widely consumed by the public as a side dish to increase appetite, as well as as a snack that has its own flavor for its fans. Tempe artisans in Karanganyar Village, Secanggang District, Langkat Regency, North Sumatra Province, still maintain the method of making tempe chips by printing tempe one by one while it is still dough. typical. This is done because connoisseurs of tempe chips, especially their customers, state that tempe chips printed individually from the dough will have a distinctive taste The research was carried out by designing a tempe chip printing machine with a pneumatic system to control all mechanical movements of the machine and test the performance of the machine after the machine was built. The results of machine testing show that the machine can operate and the pneumatic system functions properly, the pneumatic pressure to move the dough scraper/leveler ranges from 0.9 to 1.0 bar, while the pneumatic pressure to open and close the dough pouring door above the mold ranges from 1.2 up to 1.5 bar, the operating capacity is up to 40 prints per hour or 400 sheets (plates) of tempe chips per hour.  
A ANALYSIS OF ACIERA F3 AND ACIERA F4 MILLING MACHINE CONDITIONS MEDAN STATE POLYTECHNIC MECHANICAL WORKSHOP Abdul Rahman; Aulia Salman; Ansharuddin; Bambang Sugiyanto
Majalah Iptek Politeknik Negeri Medan Polimedia Vol. 26 No. 1 (2023): Edisi Februari
Publisher : Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Machine tools are the main machines and are indispensable for the engineering industry to produce high-quality machine and equipment components. In the mechanical workshop of the Medan State Polytechnic, apart from being used for student practicum activities, machine tools are also used to produce machine components ordered by several industries and factories around the city of Medan. This study aims to determine the feasibility of the Frais Aciera F3 and F4 machines by examining the main components and measuring their geometric accuracy, whether they still comply with the recommended standards and whether they are still suitable for use. The method used is to measure each component or part that is directly related to its main movements. The result data from the measurement is processed and compared with the reference from the standard. The activity begins with preparing the machine to be tested in static conditions, standard and precise tools, and measuring instruments. The results of the inspection found that the components of the F3 and F4 milling machines were lacking, incomplete, sacked and some components were missing. The accuracy of the machine was still within the permissible standard limits. Key Words: Machine tools, milling machines, conditions, feasibility