Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Factors Related to the Performance of Cadres in the Implementation of Community Based Health Service Activities Widi Rahmayanti; Dadan Yogaswara; Sinta Fitriani; Wuri Ratna Hidayani; Kenny Nino H. Tagum; Lorraine Turiano
Journal of Public Health Sciences Vol. 1 No. 02 (2022): Journal of Public Health Sciences
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.979 KB) | DOI: 10.56741/jphs.v1i02.82

Abstract

Posyandu is a Community-based health service managed and organized by the Community. It is responsible for implementing health development to empower the community and provide convenience in obtaining essential health services to accelerate the reduction of maternal and infant mortality. This study aims to determine what factors are related to the role of cadre performance in implementing Posyandu activities. This research method is an analytic description using a literature review design. The results showed no relationship between knowledge factors, age, incentives, training, education, attitudes, and motivation towards cadre performance, and there was no relationship between husband support and cadre performance.
The Relationship between Environmental Sanitation and the Incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia Yulianti; Wuri Ratna Hidayani
Journal of Public Health Sciences Vol. 1 No. 02 (2022): Journal of Public Health Sciences
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.675 KB) | DOI: 10.56741/jphs.v1i02.83

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) was a disease caused by dengue virus belonging to the Arthropod-Borne Virus, which were transmitted through the bite of misquitoes of the genus Aedes, especially Aedes aegypti. The Indonesian Ministry of Health noted that the number of dengue cases in Indonesia from 2018 to 2019 increased significantly. The number of dengue cases as of January 2018 was 6,800 cases with a death toll of 43 people. In early January 2019, there were 13,683 cases with 132 deaths. Cumulatively as of June 21. 2020 there were 68,753 cases. The emergence of dengue disease were related to environmental conditions and community behavior. Research purposes known a relationship between environmental sanitation and the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) in Indonesia. Reseacrch methodology was a secondary research with a literature review design by doing a search on Google Scholar through the stages of research according to the eligibility criteria. Research result obtained 7 journal that discuss environmental sanitation related to the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). Of the 7 journals that discuss water reservoirs (TPA) there were 3 journals, 2 journals for garbage disposal, and 4 journals for 3M plus action. The results showed that there were a relationship between when the variable and the occurrence of dengue hemorrhagic fever (DHF). There were a relationship beteween environmental sanitation (water storage, garbage disposal, and 3M Plus measures) with the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF).
Faktor-Faktor Terjadi Tindakan Kekerasan dalam Hubungan Remaja Adinda Bidari Hawa; Hariyani Sulistyoningsih; Wuri Ratna Hidayani
Jurnal Genesis Indonesia Vol. 1 No. 02 (2022): Jurnal Genesis Indonesia
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.392 KB) | DOI: 10.56741/jgi.v1i02.81

Abstract

Kekerasan dalam hubungan remaja merupakan kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap teman lawan jenisnya dalam masa hubungan remaja yang mengakibatkan penderitaan bagi korban baik fisik maupun non fisik. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan kekerasan dalam hubungan remaja pada siswi SMA. Penelitian ini merupakan  penelitian dengan data sekunder dan desain literature review. Pencarian di Google Scholar melalui tahapan pemilihan sesuai dengan kriteria inklusi. Dari 10 jurnal yang diperoleh, terdapat delapan jurnal yang membahas faktor-faktor kekerasan  dalam hubungan remaja yaitu faktor teman sebaya, jenis kelamin, pengetahuan, keterpaparan informasi media sosial, dan peran keluarga. Kajian menemukan ada hubungan atau pengaruh teman sebaya, media sosial, pengetahuan, dan peran keluarga.
Determinants of the Incidence of Hypertension in Indonesia Nina Nurjanah; Isyeu Sriagustini; Wuri Ratna Hidayani
Journal of Public Health Sciences Vol. 2 No. 01 (2023): Journal of Public Health Sciences
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/jphs.v2i01.257

Abstract

Indonesia is ranked first in non-communicable diseases (185,857 cases). The prevalence of hypertension based on the age of the elderly was 34.1% and increased by 7.6% from the previous year. This study aims to explain the factors that can be changed by the incidence of hypertension in the elderly aged 60 years in Indonesia. Research based on literature studies using Google Scholar. Accordingto the eligibility criteria, 7 articles were obtained according to the topic. The results of the study explained that the factors that can be changed are smoking habits, activity,stress, salt consumption, coffee consumption and diet. These factors have a relationship with the incidence of hypertension.
Factors Associated with the Incidence of COVID-19: A Case Control Study in Tasikmalaya, Indonesia Zahra Nurlaelasari; Wuri Ratna Hidayani
Journal of Public Health Sciences Vol. 2 No. 02 (2023): Journal of Public Health Sciences
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/jphs.v2i02.328

Abstract

This case-control study aimed to investigate the relationship between smoking habits, electronic cigarette use, vaccination status, comorbidities, and the incidence of COVID-19. A total of 63 participants, including 21 cases and 42 controls, were included based on specific criteria. Data were collected through a questionnaire and analyzed using univariate and bivariate analyses. The results revealed that there was no significant association between smoking habits (p value= 0.287), e-cigarette use (p value= 0.114), and vaccination status (p value= 0.287) with the incidence. However, a significant relationship was observed between comorbidities and the incidence (p value= 0.000). These findings suggest that while smoking habits, e-cigarette use, and vaccination status may not be significantly associated with the incidence, comorbidities play a significant role. Further research and public health efforts are needed to explore preventive strategies and support individuals with comorbidities in reducing their susceptibility to COVID-19.
PROGRAM LANSIA WILAYAH PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 Santi Susanti; Hariyani Sulistyoningsih; Fenty Agustini; Tupriliany Danefi; wuri Ratna Hidayani
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 1 No. 1 (2019): April 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v1i1.135

Abstract

Persoalan kesehatan reproduksi bukan hanya mencakup persoalan kesehatan reproduksi perempuan secara sempit dengan mengaitkannya pada masalah seputar perempuan usia subur, kehamilan dan persalinan. Secara lebih spesifik, berbagai masalah dalam kesehatan reproduksi mulai dari perawatan kehamilan, pertolongan pada persalinan, infertilitas, penggunaan kontrasepsi, kehamilan tidak diinginkan dan aborsi, penyakit menular seksual dan HIV/AIDS, pelecehan dan kekerasan pada perempuan, perkosaan, layanan dan informasi pada remaja, serta menopause pada perempuan dewasa, merupakan bagian dari upaya memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran kesehatan reproduksi bagi individu, khususnya bagi perempuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh tingkatan hidup perempuan merupakan fokus persoalan kesehatan reproduksi itu sendiri. Menurut Manuaba sampai akhir abad 21, diperkirakan antara 8%- 10% penduduk Indonesia adalah lansia dan lansia perempuan akan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa ledakan menopause pada tahun-tahun mendatang sulit sekali dibendung dan diperkirakan di tahun 2030 nanti ada sekitar 1,2 miliar perempuan yang berusia diatas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80%) tinggal di negara berkembang dan setiap tahunnya populasi perempuan menopause meningkat sekitar tiga persen. 3 Artinya kesehatan perempuan khususnya patut mendapatkan perhatian, sehingga akan meningkatkan angka harapan hidup dan tercapainya kebahagiaan serta kesejahteraan secara psikologis. Dalam rangkaian disnatalis STIKes Respati Tasikmalaya ke-15 dilaksanakan program pengabdian masyarakat pemeriksaan status kesehatan lanjut usia di wilayah kerja puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2017.
HEALTH PROMOTION FAKTOR RISIKO SINDROM METABOLIK DI POSBINDU MARGAMULYA KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2018 wuri Ratna Hidayani
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 1 No. 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v2i1.151

Abstract

Sindrom metabolik merupakan kelompok abnormalitas metabolik pada seorang individu yang dihubungkan dengan risiko yang meningkat dari penyakit kardiovaskuler (Soleha, et al, 2016). Sindrom metabolik adalah kumpulan gangguan metabolisme seperti obesitas sentral, hipertensi, intoleransi glukosa dan dislipidemia yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler (PKV), stroke, diabetes melitus tipe 2 (Sihombing, et al, 2015). Berdasarkan hasil penelitian Hidayani (2017) pada penelitian kasus kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna menyatakan bahwa jenis kelamin pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik tidak berhubungan dengan sindrom metabolik (p lebih besar dari 0,05). Ada hubungan antara umur (OR sama dengan 3,33;p sama dengan 0,0071) dan pola makan (OR sama dengan 2,70;p sama dengan 0,027)dengan sindrom metabolik pada orang dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Tahun 2017. Hasil analisis regresi logistik diketahui pola makan merupakan faktor dominan sindrom metabolik (Hidayani, 2017). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat “Health Promotion Faktor Risiko Sindrom Metabolik di Posbindu Margamulya Kecamatan Singaparna Tahun 2018