Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

HORIZONTAL DISTRIBUTION OF DINOFLAGELLATE CYSTS IN SURFACE SEDIMENTS OF JAKARTA BAY: SOME PRELIMINARY RESULTS Sidharta, Boy Rahardjo; Panggabean, M. G. Lily; Mizushima, Koichiro
Marine Research in Indonesia Vol 33, No 1 (2008)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5042.978 KB) | DOI: 10.14203/mri.v33i1.509

Abstract

Ten surface sediment samples were collected from Jakarta Bay to study the horizontal distribution of dinoflagellate resting cysts in this area. Overall results had shown unique species composition and diversity of dinoflagellate cyst assemblages. However, dinoflagellate cysts found in this preliminary research were sparse and relatively low in term of species number and concentrations. Twenty cyst morphophites were identified in this research, within which ten cysts belong to autotrophic and another ten belong to heterotrophic species. Protoperidinium cysts were the most diversified group, predominating in almost the sampling locations. The cysts identified were generally characterized by species belonged to three orders namely Gonyaulacales, Gymnodiniales, and Peridiniales. Only one dinoflagellate cyst found that was belonged to the toxic and harmful algal bloom (HAB) member species, i.e. Gymnodinium catenatum.
POSSIBLE OCCURRENCE OF TOXIC AND HARMFUL PHYTOPLANKTON IN LOMBOK BAY, LOMBOK, INDONESIA Sidharta, Boy Rahardjo; Ahyadi, Hilman
Marine Research in Indonesia Vol 32, No 2 (2007)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7237.004 KB) | DOI: 10.14203/mri.v32i2.455

Abstract

Harmful Algal Bloom (HAB) incidences in Indonesian waters were increasingly occurred from time to time. Extensive and continous studies in this field are needed to be done in more areas in the country. This objective of this present survey were to determine the occurrence of potential toxic and harmful marine microalgae in Lombok, to reveal the diversity of marine microalgae found in the area, and to give some information on the occurrence of HAB phytoplankton in Lombok island. Plankton samples were taken from six stations in Lembar bay, Lombok on February, 2007. This survey found 23 marine microalgae species and two of those were potentially harmful and toxic, namely Dinophysis caudata and Gymnodinium catenatum. Four species, such as Ceratium spp, Dinophysis miles, Prorocentrum gracile, and P micans, were noted to be harmful though so far no report on adverse effect caused by these microalgae in the area. Diatom Chaetoceros spp were the most abundant phytoplankton in almost all of the sampling areas and followed by Ceratium furca and Protoperidinium sp.
Inventarisasi Ikan Hias Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta: Sebuah Kajian Awal Sidharta, Boy Rahardjo; Probosunu, Namastra ; Suwarman, Suwarman
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 1 (2011): February 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.477 KB) | DOI: 10.24002/biota.v16i1.68

Abstract

Kajian “Inventarisasi Ikan Hias di Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)” ini diharapkan dapat memberikan data yang lebih akurat dan tepat tentang keberadaan ikan hias di kawasan ini. Kawasan kajian berdasar survei kawasan/lingkungan menetapkan delapan (8) pantai di Kabupaten Gunungkidul sebagai lokasi kajian. Dari delapan pantai tersebut didapat sebanyak 67 jenis ikan hias. Temuan ini seyogianya segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang dalam bentuk penetapan rencana strategis (renstra) yang terkait dengan sumber daya ikan hias, meliputi antara lain: rencana konservasi, pemintakatan (zonasi), pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan secara berkelanjutan.
Dengan Rumput Laut, Membangun Negara (Kajian Buku) Sidharta, Boy Rahardjo
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 10, No 2 (2005): June 2005
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.606 KB) | DOI: 10.24002/biota.v10i2.2850

Abstract

Rumput laut (seaweed) adalah biota laut yang mungkin paling dikenal manusia sejak lampau (setelah ikan, tentunya). Manfaat rumput laut bagi manusia juga sangat bervariasi, mulai dari sumber makanan hingga obat-obatan. Di dunia moderen sekarang ini, rumput laut juga semakin dikenal berkat hasil-hasil penelitian ilmiah yang dilakukan manusia terhadap biota ini.
Karakteristik dan Efektivitas Salep Madu Klanceng dari Lebah Trigona sp. Sebagai Antibakteri dan Penyembuh Luka Sayat Cahyadi, Martin Aristo; Sidharta, Boy Rahardjo; To'bungan, Nelsiani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 3 (2019): October 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.248 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i3.2520

Abstract

Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi pada bakteri. Salah satu bahan alami yang dapat menjadi alternatif pengobatan adalah madu klanceng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sediaan salep madu klanceng yang optimal dan efeknya terhadap penyembuhan luka dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tahapan penelitian ini terdiri dari uji fitokimia madu, pembuatan salep, uji sediaan salep, uji kemurnian bakteri, uji zona hambat, dan uji bioassay pada kelinci. Madu klanceng yang diuji mengandung senyawa alkaloid. Variasi salep madu dibuat dengan perbandingan basis salep dan madu adalah 1:1, 1:2, 1:5, dan 5:1. Hasil salep berbentuk semi padat, berwarna  kuning, pH sekitar 4,8, belum homogen, memiliki daya lekat sekitar 265,4 detik, dan daya sebar sebesar 1,76 cm. Salep madu mampu menghambat bakteri S. aureus dan P. aeruginosa dengan diameter sebesar 1,2 mm. Salep madu ini juga memberikan efek menyembuhkan luka hingga 0,3 cm.
Bioinformatika: Sebuah Perhelatan Iptek Paling Spektakuler Abad Ini (Kajian Buku) Sidharta, Boy Rahardjo
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 9, No 2 (2004): June 2004
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.148 KB) | DOI: 10.24002/biota.v9i2.2902

Abstract

Kemajuan dan perkembangan di bidang Biologi Molekuler semakin menjadi jelas ketika banyak negara (setidaknya beberapa negara Eropa, terutama Inggris serta Amerika Serikat) terlibat dalam suatu proyek mahabesar yang bertajuk Human Genome Project (HGP). HGP sendiri merupakan salah satu tahap lanjutan dari penerapan Bioteknologi (BT) bagi kemaslahatan manusia. Hal ini menandai pula era BT memasuki milenium ketiga ini.
POSSIBLE OCCURRENCE OF TOXIC AND HARMFUL PHYTOPLANKTON IN LOMBOK BAY, LOMBOK, INDONESIA Sidharta, Boy Rahardjo; Ahyadi, Hilman
Marine Research in Indonesia Vol 32 No 2 (2007)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7237.004 KB) | DOI: 10.14203/mri.v32i2.455

Abstract

Harmful Algal Bloom (HAB) incidences in Indonesian waters were increasingly occurred from time to time. Extensive and continous studies in this field are needed to be done in more areas in the country. This objective of this present survey were to determine the occurrence of potential toxic and harmful marine microalgae in Lombok, to reveal the diversity of marine microalgae found in the area, and to give some information on the occurrence of HAB phytoplankton in Lombok island. Plankton samples were taken from six stations in Lembar bay, Lombok on February, 2007. This survey found 23 marine microalgae species and two of those were potentially harmful and toxic, namely Dinophysis caudata and Gymnodinium catenatum. Four species, such as Ceratium spp, Dinophysis miles, Prorocentrum gracile, and P micans, were noted to be harmful though so far no report on adverse effect caused by these microalgae in the area. Diatom Chaetoceros spp were the most abundant phytoplankton in almost all of the sampling areas and followed by Ceratium furca and Protoperidinium sp.
HORIZONTAL DISTRIBUTION OF DINOFLAGELLATE CYSTS IN SURFACE SEDIMENTS OF JAKARTA BAY: SOME PRELIMINARY RESULTS Sidharta, Boy Rahardjo; Panggabean, M. G. Lily; Mizushima, Koichiro
Marine Research in Indonesia Vol 33 No 1 (2008)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5042.978 KB) | DOI: 10.14203/mri.v33i1.509

Abstract

Ten surface sediment samples were collected from Jakarta Bay to study the horizontal distribution of dinoflagellate resting cysts in this area. Overall results had shown unique species composition and diversity of dinoflagellate cyst assemblages. However, dinoflagellate cysts found in this preliminary research were sparse and relatively low in term of species number and concentrations. Twenty cyst morphophites were identified in this research, within which ten cysts belong to autotrophic and another ten belong to heterotrophic species. Protoperidinium cysts were the most diversified group, predominating in almost the sampling locations. The cysts identified were generally characterized by species belonged to three orders namely Gonyaulacales, Gymnodiniales, and Peridiniales. Only one dinoflagellate cyst found that was belonged to the toxic and harmful algal bloom (HAB) member species, i.e. Gymnodinium catenatum.
Potensi Skeletonema costatum (Greville) sebagai Fikoremediator Logam Berat Timbal (Pb) Limbah Batik Liwun, Rafael Rape; Yulianti, L. Indah; Sidharta, Boy Rahardjo
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.844 KB) | DOI: 10.24002/biota.v5i1.2950

Abstract

Industri batik domestik menghasilkan limbah cair yang umumnya pengolahannya tidak dilakukan dengan baik sehingga limbah tersebut mencemari badan air. Salah satun kandungan logam berat pada limbah cair industri batik adalah timbal (Pb). Fikoremediasi dengan menggunakan mikroalga Skeletonema costatum adalah salah satu solusi menurunkan kadar Pb. Percobaan penelitian menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) dengan tiga kali pengulangan selama 7 hari perlakuan dengan variasi kepadatan inokulum berupa V1 (kontrol, tanpa pemberian mikroalga), V2 (kepadatan inokulum2x105 sel/ml), V3 (kepadatan inokulum4x105 sel/ml) dan V4 (kepadatan inokulum6x105 sel/ml). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan V4 paling efektif menurunkankadarPb dalam limbah batik dengan persentase penurunan 36,453% dan menurunkan kadar BOD dalam limbah batik dengan persentase penurunan 81,006%.
Produksi Bioetanol Pati Umbi Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) dengan Variasi Konsentrasi Inokulum dan Waktu Fermentasi Zymomonas mobilis Febriani, Yunisha; Sidharta, Boy Rahardjo; Pranata, Fransiskus Sinung
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i2.2506

Abstract

Bioetanol dapat diproduksi dari hasil fermentasi bahan baku yang mengandung karbohidrat. Umbi talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) memiliki karbohidrat yang cukup tinggi yakni 23,7% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penghasil bioetanol. Zymomonas mobilis merupakan mikrobia yang dapat mengubah glukosa menjadi etanol. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi inokulum dan waktu fermentasi yang paling optimal untuk menghasilkan bioetanol dari pati umbi talas. Umbi talas dipotong, dikeringkan dan dihancurkan lalu diayak sampai berbentuk tepung. Tepung talas dihidrolisis dengan larutan HCl (1, 3, dan 5 %) lalu diuji kadar gula reduksinya dengan metode Nelson-Somogyi. Tahap fermentasi dilakukan sesuai rancangan percobaan yakni 0, 2, 4, 6 dan 8 hari serta menggunakan konsentrasi inokulum 0, 5, 10, dan 15 %. Hasil fermentasi berupa etanol diukur konsentrasinya menggunakan kromatografi gas. Kadar gula reduksi menunjukkan kadar gula tertinggi ada pada konsentrasi HCl 5 %. Kadar bioetanol sebesar 0,07 % diperoleh pada waktu fermentasi optimal yaitu hari ke-8 dan konsentrasi inokulum paling optimal sebesar 10 %.