Abdi Wira Septama
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

S SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA 3ꞌ-BROMO-4-METOKSI KALKON TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Rahma Dona; Haiyul Fadhli; Adel Zamri; Winda Tria Safitri; Abdi Wira Septama
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2022): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v11i2.1547

Abstract

Chalcone is a flavonoid derivative that has a variety of interesting biological activities. One of the compounds suspected of being an antibacterial agent is chalcone. The properties of chalcone compounds depend on the substituents that depend on the two aromatic rings, such as Cl, Br, OH groups and so on. The purpose of this study was to synthesize chalcone analogue compounds and determine the potential of these analog compounds as antibiotics. In this research, a chalcone analogue compound has been successfully synthesized, namely 3ꞌ-Bromo-4-methoxy-chalcone through the stirring method using KOH catalyst, ethanol solvent. The results of the synthesis carried out by recrystallization and the yield obtained were 64 %. Identification of compounds that have been carried out by TLC test, melting point, and HPLC analysis. The structure of the compound was characterized by UV-Vis spectroscopy, FTIR and 1H NMR, indicating that the analogue chalcone compound has a structure as expected. Testing the activity of chalcone analogue compounds was carried out on Staphylococcus aureus and Escherichia coli at a concentration of 1%, 5%, 10% and 20% test solutions. The test results showed that the antibacterial activity of the compound 3ꞌ-Bromo-4-methoxy-chalcone was categorized as weak.
Identifikasi Variasi Gen yang Bersifat Missense/Nonsense Pada Dermatomyositis Dengan Memanfaatkan Database Genomik Dan Bioinformatik Lalu Muhammad Irham; Anisa Nova Puspitaningrum; Wirawan Adikusuma; Eko Mugiyanto; Ageng Brahmadhi; Gina Noor Djalilah; Rahmat Dani Satria; Firdayani; Abdi Wira Septama
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 1 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i01.22185

Abstract

Dermatomyositis merupakan penyakit autoimun yang termasuk jenis idiopatik inflamasi miopati (IIM), penyakit ini dapat mempengaruhi kulit dan otot manusia. Gejala klinis Dermatomyositis pada sebagian besar pasien adalah kelemahan otot tubuh, ruam kulit dan kulit bersisik. Salah satu faktor penyebab Dermatomyositis yang sering dilaporkan adalah faktor genetik. Hingga kini,  penelitian terkait Dermatomyositis masih terbatas pada identifikasi jenis variasi gen yang mempengaruhi, namun tidak melaporkan variasi gen mana yang paling berkontribusi pada Dermatomyositis khususnya yang bersifat missense/nonsense. Sehingga pada penelitian ini kami memanfaatkan database genomik dan analisis bioinformatik  untuk mengidentifikasi variasi gen yang paling berhubungan dengan penyakit Dermatomyositis. Penelitian ini menggunakan beberapa database, termasuk GWAS catalog, PheWAS catalog, HaploReg (v41.), dan GTEx portal. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa gen ZBP1 berkaitan erat dengan penyakit Dermatomyositis dan menunjukkan ekpresi yang tinggi pada beberapa jaringan seperti paru-paru, lambung, esophagus, kulit, jantung dan otot. Variasi gen berdasarkan frekuensi varian alel (rs59626664, rs60542959, rs2066807, rs1048661, rs745400, rs2305480, rs2305479) terkait Dermatomyositis menunjukkan ekspresi jaringan tertinggi di kulit suprapubic, kulit dibawah lengan, otot rangka, dan esofagus. Penelitian ini menekankan bahwa integrasi database genomik dan analisis bioinformatik menunjukkan variasi gen yang berperan dalam patogenesis Dermatomyositis khususnya yang bersifat missense/nonsense. Kami menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk fokus pada variasi gen tersebut untuk divalidasi di fase klinis khusunya di populasi Indonesia.