Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Indonesian Idol: A Fabricated Reality for Commodification Nuril Ashivah Misbah
Jurnal Komunikasi Vol. 11 No. 1 (2016): Volume 11, Nomor 1, Oktober 2016
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol11.iss1.art3

Abstract

Maraknya reality program mampu mengubah konstelasi ekonomi industri televisi. Perubahan konstelasi ini paling besar dapat dilihat dari pemasukan yang bisa diraup oleh industri televisi dari reality program. Pertanyaan yang diajukan dalam kajian ini adalah bagaimana proses komodifikasi ‘realitas’ dalam reality program? Hasil kajian menunjukkan Indonesian Idol dikonstruksi sedemikian rupa agar sesuai dengan standar market price dan menghasilkan marketable product, atau ketika logika ekonomi media. Untuk mencapai standar tersebut, terjadi proses komodifikasi, di mana rating menjadi ukuran/patokan. Komodifikasi content itu dilakukan melalui beragam cara, diantaranya setting panggung, pilihan juri, ataupun format lomba dalam Indonesian Idol. Keseluruhan komodifikasi itu pada akhirnya menguntungkan industri televisi, dalam hal ini RCTI dan lebih-lebih Fremantle Media yang merupakan penggagas program siaran tersebut.
Khadimah dan Representasi Perempuan Salehah dalam Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El Shirazy Varatisha Anjani Abdullah; Nuril Ashivah Misbah
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v9i2.17428

Abstract

The following article deliberates the construction of virtuous woman in Bidadari Bermata Bening, a novel by Habiburrahman El-Shirazy, as an Islamic literature which carries out a religious proselytizing mission. The evolution of Islamic literature in Indonesia post-reformation had open a new space of aspiration for its Muslim community. Particularly for FLP (Forum Lingkar Pena) writers’ community, this democratic-space is utilised as an entertaining propagation of Islam (dakwah-tainment) which mixes Islamic values and melodramatic romance. Furthermore, this article looks into the moral notion applied to characterise virtuous woman. The analysis was performed using Critical Discourse Analysis method. Critical approach was necessary to deconstruct the discourse built by author as an effort to develop knowledge through linguistic medium which then serves as veracity for the readers. Assisted by Islamic gender theories from Muslim feminists, this article exposes Islamic discourse that defines virtuous women through literature. Analysis result showed that a woman’s piety is not identified by common Islamic attributes such as veil and habitual act of worships, but also by the quality of service resembling a servant (khadimah) to her master (a man). The biggest service of a khadimah is giving her purity, virginity and her loyalty in love to the Master, which reinforces patriarchy value, male superiority, and inequality between men and women.
Modus Konten Self-Harm Demi Gift Points Pada Aplikasi TikTok di Indonesia Dede Suprayitno; Nuril Ashivah Misbah; Anindita Lintangdesi Afriani
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol 10, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v10i1.15702

Abstract

Kehadiran media sosial memberi perubahan pada cara orang berinteraksi. Salah satunya melalui fitur live streaming TikTok, memungkinkan orang dapat berinteraksi secara online. Bukan hanya itu, bagi TikTokers yang melakukan live streaming bisa mendapatkan apresiasi dari para penonton berupa koin yang dapat dikonversi dengan nominal uang. Tapi sayangnya, untuk mencapai hal tersebut para TikTokers sering membuat konten-konten yang kontroversial. Melalui teori presentasi diri (self-presentation theory), penulis menemukan adanya konten yang mengandung unsur melukai diri (self-harm) sebagai bentuk presentasi diri untuk mendapat perhatian. Hal tersebut nampak pada beberapa live streaming di TikTok Indonesia yang menampilkan perilaku seperti pemukulan benda keras di kepala sendiri. Perilaku self-harm itu dapat dikategorikan sebagai bentuk gangguan mental. Bukan hanya itu, live streaming juga ada yang menampilkan konten gangguan makan berupa memakan makanan ekstrim atau menjijikan. Hal itu bisa memicu perubahan dan gangguan makan pada penonton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka deskriptif. Data primer dalam penelitian digali melalui observasi lapangan dengan pengamatan langsung pada aktivitas pengguna TikTok. Sementara itu, pengumpulan data sekunder menggunakan studi literatur yang terkait penggunaan aplikasi TikTok. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas self-harm dilakukan untuk menarik perhatian penonton. Melalui presentasi diri lewat self-harm mereka mencari gift-points dari penonton. Padahal manajemen TikTok mengklaim telah menerapkan panduan komunitas TikTok untuk menghindari munculnya konten-konten yang berpotensi negatif. Termasuk diantaranya konten self-harm dan gangguan makan.Kata Kunci : TikTok, Melukai Diri, Gangguan Makan, Konten
Pengaruh Media Online Reviews terhadap Keputusan Menonton Film Anindita Lintangdesi Afriani; Dede Suprayitno; Nuril Ashivah Misbah
Jurnal Penelitian Sosial Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2023): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jpsik.v7i1.7573

Abstract

AbstrakFilm menjadi kebutuhan rekreasi yang paling diminati. Dalam proses menentukan film apa yang akan ditonton, seseorang akan mencari informasi melalui media, terutama media daring. Media daring dapat memberikan manfaat beragam, salah satunya adalah sebagai media untuk memberikan penilaian dan penjelasan atau ulasan tentang film yang disebut dengan movie review. Media daring yang diteliti dalam penelitian ini adalah situs web dan media sosial Twitter yang sering memberikan ulasan film. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh online review terhadap keputusan menonton film dan mengidentifikasi perbedaan media online review yang digunakan sebagai sumber pengambilan keputusan menonton film. Metode penelitian dilakukan secara kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara online terhadap 115 responden yang mengikuti akun Twitter movie review. Hasil penelitian adalah online review berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menonton. Selain itu, online review melalui situs web lebih dipercaya sebagai sumber informasi serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan menonton individu. Kata kunci: Keputusan menonton, Online review, Situs web, Twitter AbstractMovies are the most popular recreational needs. In determining what movie to watch, someone will look for information through the media, especially online media. Online media can provide various benefits, one of which is as a medium for providing assessments and explanations or reviews about movies called movie reviews. The online media examined in this study are websites and Twitter social media that often provide movie reviews. This study aims to identify the effect of online reviews on movie viewing decisions and identify differences in online review media used as a source of movie viewing decisions. The research method was conducted quantitatively by distributing online questionnaires to 115 respondents who followed the Twitter movie review account. The result of the study is that online reviews have a positive and significant effect on viewing decisions. In addition, online reviews through websites are more trusted as a source of information and strongly influence individual viewing decisions. Keywords: Viewing decision, Online review, Website, Twitter
Pelatihan Praktik Public Speaking bagi Santri di Pondok Pesantren Al-Kamilah Munadhil Abdul Muqsith; Ana Kuswanti; Radita Gora Tayibnafis; Nuril Ashivah Misbah
AKM Vol 4 No 2 (2024): AKM : Aksi Kepada Masyarakat Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat - Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36908/akm.v4i2.916

Abstract

Artikel ini menjelaskan bagimana praktik pelatihan public speaking yang diterapkan kepada santri di Pondol Pesantren Al- Kamilah, Bojongsar, Depok. Kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) merupakan sebuah proses, tindakan atau seni dalam berpidato di depan audience, dan setiap orang membutuhkan kemampuan berbicara di depan umum. Memperkenalkan diri di depan umum, menyampaikan presentasi juga merupakan salah satu kegiatan public speaking. Mulai dari kegiatan presentasi, memimpin rapat, atau mengajar membutuhkan keterampilan berbicara di depan umum yang efektif dan tepat. Kemampuan berbicara di depan umum dianggap kompetensi dasar yang sudah harus dimiliki seseorang ketika masuk di perguruan tinggi dan dunia kerja. Penting diberikan pembekalan bagi siswa pelajar dengan kemampuan dan kompetensi berbicara di depan umum (public speaking). Semakin dini pengenalan dan pelatihan public speaking pada siswa akan memperbesar penguasaan jenis keterampilan dan kompetensi ini. Mengingat sifat public speaking sebagai keterampilan teknis yang akan bertambah mahir seiring dengan latihan yang terus-menerus. Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pelatihan keterampilan berbicara di depan umum (public speaking) bagi siswa-siswi di Pondok Pesantren Al-Kamilah, Bojongsari, Depok. Diharapkan dari pelatihan ini kemampuan berbicara para siswa akan meningkat dan dapat menjadi keterampilan yang terus dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan di masa mendatang. Pemantauan akan kami lakukan untuk memastikan pengetahuan teknik berbicara di depan umum dapat berkembang menjadi keterampilan yang tidak hanya berhenti di siswa-siswi peserta pelatihan, tapi juga ke komunitas pesantren.
Discourse in curriculum: A focus on film, television, and media studies Firdaus Noor; Nuril Ashivah Misbah; Dede Suprayitno; Putrawan Yuliandri
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 2 (2024): Inovasi Kurikulum, May 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i2.67536

Abstract

This article using discourse theory, popularized by Foucault, is used to examine the production and use of knowledge and practices relevant to the discourse that applies to the film, television, and media studies study program curriculum. This research uses the interpretive phenomenology method (Interpretative Phenomenological Analysis), and the classification and framing of data are carried out through focused group discussions. The purposeful sampling technique was chosen through a maximum variation sampling strategy involving eight research subjects to understand the various experiences of campuses that already have similar programs and are considered the most "oriented" stakeholders. The result is that the curriculum discourse produces four themes: scientific vision and mission, graduate profile, learning outcomes, and curriculum structure. In the experience model, participants express discourse themes with actual social reality. In the end, how discourse speaks is expected to be a critical dimension in forming the Film, Television, and Media Studies program curriculum.  AbstrakArtikel ini menggunakan teori Diskursus yang dipopulerkan oleh Foucault digunakan dengan tujuan untuk melihat produksi dan penggunaan pengetahuan dan praktiknya yang relevansinya dengan wacana yang berlaku untuk kurikulum prodi kajian film, televisi, dan media. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi interpretatif (Interpretative Phenomenological Analysis), klasifikasi dan pembingkaian data dilakukan melalui kegiatan diskusi terpumpun/Focus Group Discussion. Teknik purposeful sampling dipilih melalui strategi maximal variation sampling dengan melibatkan delapan subjek penelitian untuk memahami beragam pengalaman dari kampus-kampus yang sudah memiliki program serupa dan dianggap paling "berorientasi" sebagai pemangku kepentingan. Hasilnya bahwa diskursus kurikulum menghasilkan empat tema yaitu visi misi keilmuan, profil lulusan, capaian pembelajaran, dan struktur kurikulum. Model pengalaman, partisipan mengungkapkan tema wacana dengan realitas sosial yang sesungguhnya. Pada akhirnya cara diskursus berbicara diharapkan menjadi dimensi kunci dalam pembentukan kurikulum pada program studi Kajian Film, Televisi, dan Media.Kata Kunci: Diskursus kurikulum; fenomenologi interpretatif; foucault; kajian film, televisi, dan media
Sosialisasi Etika Berwisata di Era Digital Anindita Lintangdesi Afriani; Nuril Ashivah Misbah; Ayu Wardani
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i2.3200

Abstract

Era digital sangat erat kaitannya dengan penggunaan media sosial. Berbagai bentuk penggunaan media sosial adalah untuk berbagi informasi, salah satunya informasi tentang kegiatan berwisata. Namun, terdapat hal-hal yang tidak perlu dibagikan di media sosial tentang apa yang seharusnya tidak dilakukan pada saat berwisata. Berwisata pun ada etika yang harus sepatutnya dipatuhi. Hal ini belum banyak diketahui, khususnya pada usia remaja yang hingga kini seringkali menampakkan dirinya di media sosial. Dalam rangka mengedukasi para remaja dalam etika berwisata di era digital, maka sosialiasi etika berwisata di era digital ini dilaksanakan. Sosialisasi ini diberikan kepada siswa-siswi kelas 12 SMA Negeri 66 Jakarta Selatan di bulan Juli tahun 2023. Kegiatan sosialisasi ini menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah metode ceramah, gamifikasi, serta pelaksanaan pre-test dan post-test menggunakan google form. Hasilnya terdapat peningkatan pengetahuan siswa-siswi dan partisipasi aktif dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai hasil post-test siswa yang menunjukkan angka lebih tinggi dari nilai pre-test siswa.