Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Milenial dan Placemaking di Kawasan Bundaran HI Jakarta: Sebuah Polarisasi Persepsi Rizki Dwika Aprilian; Annisa Safira Riska
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 2 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.467 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i02.41

Abstract

Upaya mempercantik kota oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas hidup warganya, dilakukan dalam rangka menyambut Asian Games 2018, adalah pembuatan median jalan di seberang Bundaran HI dengan karya instalasi bambu Getah-Getih yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Setahun berselang, instalasi tersebut diganti dengan batu gabion dan kembali menimbulkan polemik di tengah publik. Penelitian ini membahas tentang persepsi milenial terhadap instalasi seni yang dipasang di kawasan tengaran (landmark) Bundaran HI Jakarta. Pendekatan penelitian dilakukan melalui teknik kualitatif dengan menggunakan metode grounded theory yang berbasis kuesioner daring terhadap 207 responden, kemudian pengolahan data jawaban dilakukan menggunakan Conventional Content Analysis. Dari analisis terungkap bahwa terdapat enam pandangan milenial terhadap instalasi temporer di ruang kota Bundaran HI berdasarkan respons mereka, yaitu kategori Milenial Optimis, Permisif, Simpatik, Netral, Skeptis, hingga Oposan. Apabila dikelompokkan dalam klaster yang lebih umum, penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi polarisasi persepsi para responden milenial yang membaginya dalam dua kutub besar yakni pendukung dan penentang, di mana persentase kelompok pendukung unggul tipis dibandingkan para penentangnya. Dapat disimpulkan bahwa placemaking yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta di Kawasan Bundaran HI tidak hanya dapat menjadi upaya untuk memperindah kota semata, tetapi juga mampu menjadi pemantik diskursus ruang publik yang aktif bagi kalangan generasi milenial dengan cara pemaknaan masing-masing.
“Negeri Seribu Kubah”: Identitas Arsitektur Rokan Hilir dan Pengaruh Selera Penguasa pada Era Pasca-Reformasi Rizki Dwika Aprilian; Vebryan Rhamadana; Azwar
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 3 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v11i3|178

Abstract

Pada 1999, Rokan Hilir dimekarkan dari Kabupaten Bengkalis dan menjadi salah satu daerah administrasi baru di Provinsi Riau, tepat setelah diberlakukannya desentralisasi di Indonesia. Pemekaran ini mendorong setiap daerah baru untuk membentuk identitas dengan cara beragam, mulai dari membuat slogan hingga mendirikan gedung pemerintahan yang sesuai dengan citra daerah yang ingin dibentuk. Dibandingkan dengan empat wilayah eks Kerajaan Siak Sri Indrapura, Rokan Hilir memiliki pendekatan yang berbeda dalam membentuk identitas barunya. Bukannya menggunakan keterakaran Melayu yang kental, pemerintah daerah justru mengambil referensi arsitektur dari bentuk kubah yang dianggap sangat melekat dengan citra Islam bertema Negeri Seribu Kubah. Tulisan ini hendak membahas proses pembangunan citra baru Rokan Hilir di bawah kepemimpinan Bupati Annas Maamun (2006-2014). Tulisan ini merupakan narrative research yang bertujuan untuk melihat hubungan antara identitas arsitektur suatu wilayah dengan pengaruh selera penguasa melalui perspektif theory of practice dari Pierre Bordieu. Melalui tulisan ini, dapat disimpulkan bahwa pemilihan identitas yang berkiblat pada arsitektur asing ini mengindikasikan bahwa selera penguasa sangat memegang peranan dalam pembentukan identitas arsitektur baru di Rokan Hilir.
The Phenomenon of Worship: Seven Principles of Designing Prayer Room at Home Hadi Jaya Putra; Hanson Endra Kusuma; Stefani Natalia Sabatini; Rizki Dwika Aprilian
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 8 No. 1 (2022): Vol. 8 No. 1 (2022): EIJA August-October edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/eija.v8i1.1446

Abstract

Worship is essential to every human being, but finding a house with a particular prayer room is still rare. This study seeks to capture the various phenomena of worship in the dwelling, consisting of intrinsic and extrinsic motivation. In general, the choice of space for prayer at home stems from intrinsic motivation from within. This research seeks to find extrinsic motivation, a characteristic of the environment that is then analyzed and compiled into design principles. This research was conducted using a qualitative grounded theory approach. The data were collected by distributing open questionnaires freely (non-random sampling). The data obtained from 192 respondents were analyzed using content analysis, which was carried out in three stages: open coding, axial coding, and selective coding. The investigation found seven (seven) designs for unique prayer rooms in the house. These principles include comfort, privacy, tranquility, minimal distraction, flexibility, cleanliness, and closeness. This study also revealed that a particular room for worship could increase religious activities at home and interaction between family members in spiritual and religious aspects
EMPAT KELOMPOK PERUBAHAN KEGIATAN DAN PENYESUAIAN HUNIAN DI MASA PANDEMI COVID-19 Hana Hali Nurrahmada; Hanson E. Kusuma; Rizki Dwika Aprilian
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.5083

Abstract

AbstractThe Covid-19 pandemic has had impacts in the human life. To reduce the Covid-19 transmission virus, most of the community activities outside home and meeting with people have shifted to be carried out the home. This new habit makes various changes in activities and adjustments in housing that have been carried out as form of adaptation to the pandemic. This study aims to explore the changes in activities and adjustments in the housing during the pandemic era. This study is using qualitattive explorative method. Data was collected using an open online questionnaire. The data analysis was carried out in three steps, such as open coding, axial coding, and selective coding. The findings show that there are four groups of activity change and housing adjustment in the Covid-19 pandemic era, including recreational group, productive group, health care group, and close to family group. This research contribute as a consideration in planning and designing residential in the pandemic and post-Covid-19 eras.Keywords: Housing, adaptation, adjustment, pandemic Covid-19AbstrakPandemi Covid-19 telah memberi dampak bagi kehidupan manusia. Untuk mengurangi penularan virus Covid-19, kegiatan masyarakat di luar hunian dan bertemu dengan orang banyak sebagian besar telah beralih dilakukan di dalam hunian. Kebiasaan baru ini membawa berbagai perubahan kegiatan dan penyesuaian di dalam hunian banyak dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perubahan kegiatan dan penyesuaian pada hunian di era pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner daring yang bersifat terbuka. Tahap analisis data dilakukan dengan tiga tahap yakni open coding, axial coding, dan selective coding. Temuan menunjukkan bahwa terdapat empat kelompok perubahan kegiatan dan penyesuaian hunian di era pandemi Covid-19, diantaranya kelompok rekreatif, kelompok produktif, kelompok peduli kesehatan, dan kelompok dekat dengan keluarga. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan hunian di era pandemi maupun pascapandemi Covid-19.Kata kunci: Hunian, adaptasi, penyesuaian, pandemi Covid-19