Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PARTISIPASI PENDUDUK DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG (Kajian Perbandingan Antara Penduduk Asli dan Pendatang) Mulyadi, Asep
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v6i2.1738

Abstract

Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya yang ditempuh dalam rangka memperoleh manusia berkualitas. Keberhasilan pembangunan nasional sangat tergantung pada kemampuan bangsa yang bersangkutan untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia yang dimiliki. Melalui proses pendidikan diharapkan kebutuhan akan sumberdaya manusia berkualitas dapat terpenuhi, sehingga pendidikan menjadi prasyarat utama dalam menopang keberhasilan pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan dalam pembangunan pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah faktor sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat serta peranan pemerintah. Di samping budaya yang masih belum mendukung, faktor ekonomi ternyata masih merupakan faktor dominan bagi masyarakat di kecamatan Blanakan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Faktor-faktor tersebut menjadi sedikit berbeda ketika membandingkan antara masyarakat atau penduduk "asli" dan pendatang. Masyarakat pendatang lebih memiliki motivasi tinggi dalam berpartisipasi di bidang pendidikan anak-anak mereka, dibandingkan dengan penduduk asli. Latar belakang pendidikan, pendapatan, dan jenis pekerjaan cukup berhubungan erat dengan rata-rata tingkat partisipasi dalam bidang pendidikan anak-anak mereka di semua jenjang, tetapi sikap atau pandangan hidup mereka sebagai pendatang yang ingin selalu eksis di tempat mereka tinggal, lebih dominan sebagai faktor yang menempatkan pendidikan memiliki nilai penting dalam kehidupannya. Kata Kunci: Partisipasi, pendidikan.
DAMPAK PENCEMARAN WADUK SAGULING TERHADAP BUDIDAYA IKAN JARING TERAPUNG Mulyadi, Asep; Atmaja, E. Siswandi
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v11i2.1622

Abstract

Waduk Saguling adalah salah satu dari tiga waduk yang berada pada aliran Sungai Citarum. Penduduk memanfaatkan potensi perairan waduk untuk kepentingan usaha budidaya ikan khususnya Sistem Jaring Terapung (Japung) dan sangat membantu bagi peningkatan perekonomian masyarakat di pesisir waduk. Saat ini, kondisi kualitas air waduk cenderung menunjukkan penurunan, baik sebagai akibat pencemaran oleh limbah industri, rumah tangga, maupun secara kuantitas yaitu faktor penurunan jumlah atau volume air terutama kemarau panjang yang sering terjadi di beberapa tahun terakhir. Sejauh apa tingkat pencemaran yang terjadi saat ini, dan bagaimana pengaruhnya terhadap usaha budidaya ikan Sistem Jaring Terapung penduduk di kawasan Waduk Saguling, adalah tujuan dari penelitian ini. Adapun metode dan analisis yang digunakan adalah survey dan analisis deskriptif. Variable dalam penelitian ini yaitu tingkat pencemaran Waduk Saguling sebagai variabel bebas, dan budidaya ikan sebagai sub-variabelnya yang meliputi tingkat produksi ikan jaring terapung, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai variabel terikat. Pengambilan sampel dilakukan secara Probability sampling yaitu setiap satuan dari populasi diberikan kemungkinan yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel. Berdasarkan probability sample maka seorang peneliti dalam batas tertentu dapat menarik kesimpulan yang berlaku bagi seluruh populasi. Pengumpulan datanya dengan observasi, kuesioner, wawancara, studi litelatur dan studi dokumentasi. Sedangkan pengolahan datanya menggunakan analisis prosentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa pencemaran badan air Citarum mencapai 260 ton limbah rumah tangga domestik dan industri tumpah ke Citarum setiap harinya, sekitar 60% disebabkan oleh limbah domestik, sementara daya dukung badan air yang ada hanya mampu menerima beban pencemaran sekitar 80 ton Biocemikal Oxigen Demaind (BOD) per hari,  iperkirakan pencemaran BOD oleh industri mencapai 100 ton per hari sedangkan oleh peduduk atau domestik mencapai 160 ton per hari. Dengan melihat kondisi tersebut maka badan air Citarum hanya mampu menampung separuh dari pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik dan industri tersebut. Kondisi tercemarnya air waduk tersebut juga berpengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat. Hasil wawancara, menunjukkan pengahasilan mereka mengalami penurunan yang serius. Hasil panen pada musim kemarau dan musim hujan jauh berbeda, jika pada musim penghujan hasil panen bisa mencapai 6 kuintal per petak untuk bibit 100 kilogram, sedangkan pada musim kemarau maksimal hanya mampu mendapatkan hasil sebanyak 3-4 kuintal. Kata kunci: pencemaran, Waduk Saguling, jaring terapung, produksi ikan,pendapatan masyarakat.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENDUKUNG PROGRAM KONSERVASI LINGKUNGAN LAGUNA SEGARAANAKAN Mulyadi, Asep
Jurnal Gea Vol 9, No 1 (2009)
Publisher : Rizki Offset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendangkalan dan penyempitan Laguna Segara Anakan telah mengakibatkan rentetan kejadian seperti penurunan hasil tangkapan ikan- kemiskinan penduduk – degradasi hutan mangrove akibat penebangan liar. Keadaan ini sudah pada tingkat yang kritis, sehingga dikhawatirkan potensi-potensi tersebut hanya tinggal kenangan. Upaya perbaikan dan peningkatan kualitas kawasan telah dilakukan oleh pemerintah, namun hasilnya belum optimal. Salah satu faktor terpenting dari masalah ini adalah tingkat partisipasi masyarakat di daerah hulu dari Daerah Aliran Sungai yang bermuara ke Laguna Segara Anakan, dalam berinteraksi dengan lingkungan (lahan) dimana mereka tinggal. Hasil penelitian adalah secara keseluruhan, tingkat partisipasi masyarakat di kedua wilayah belum menunjukkan tingkat partisipasi sebagaimana yang diharapkan, hal tersebut ditunjukkan oleh tingkat persentase yang masih rendah dari seluruh variabel partisipasi, namun demikian secara parsial menunjukkan sebagai berikut: (1) Terkait dengan ide atau gagasan dalam rencana kegiatan konservasi ini cukup baik ditunjukkan oleh penduduk di kecamatan Cimanggu. Hal tersebut dimungkinkan karena terkait dengan tingkat pendidikan penduduk dan tingkat pengetahuan penduduk, dimana penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak terdapat di Cimangu dari pada Padaherang; (2) Bentuk partisipasi barang, proporsi tertinggi terdapat di kecamatan Cimanggu yaitu pada kegiatan penghijauan hutan. Akan tetapi nilai persentase yang tinggi di kecamatan Padaherang yaitu pada kegiatan sosialisasi konservasi; (3) Bentuk partisipasi uang bila dilihat secara keseluruhan kecamatan Cimanggu yang paling tinggi; (4) Bentuk partisipasi tenaga yang tinggi, juga diperlihatkan oleh kecamatan Cimanggu Hal ini dimungkinkan karena jumlah penduduk Cimanggu yang lebih besar daripada kecamatan Padaherang; (5)Namun di kecamatan Padaherang dalam kegiatan penyediaan prasarana kesehatan memilki nilai yang tinggi, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena masyarakatnya lebih apresiasi tentang kesehatan; (6) Berhubungan dengan keahlian masyarakat identik dengan pendidikan yang dimilki oleh setiap individu. Dalam bentuk keahlian posisi yang tinggi di kecamatan Padaherang yaitu pada kegiatan penanaman lahan pekarangan sedangkan di kecamatan Cimanggu pada kegiatan menjaga kebersihan lingkungan; (7) Partisipasi dalam bentuk sosial, di kecamatan Padaherang masyarakat memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam memfasilitasi/menjaga fasilitas pendidikan sedangkan di kecamatan Cimanggu masyarakat lebih berpartisipasi dalam menjaga keberadaan hutan hal ini disebabkan karena fasilitas pendidikan di Cimanggu lebih sedikit dibandingkan dengan Padaherang. Kata Kunci: Pengembangan sumberdaya manusia, Konservasi lingkungan, Laguna Sagaraanakan.
POTENSI WILAYAH KECAMATAN CIKAKAK DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN EKOWISATA PANTAI PALABUAN RATU KABUPATEN SUKABUMI Mulyadi, Asep
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 9, No 2 (2009)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v9i2.2451

Abstract

Ecotourism adalah perjalanan yang bertanggung jawab ke tempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat”. Ekoturisme sarat oleh aspek primer yakni, mengelaborasi alam untuk kepentingan pariwisata tanpa menurunkan kualitas alam, atau mengubahnya menjadi wujud intervensi penyebab degradasi ekosistem. Kecamatan Cikakak adalah salah satu wilayah yang berada di kawasan pantai Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Wilayah ini memiliki potensi yang baik untuk menopang pengembangan kawasan wisata pantai Pelabuhan Ratu terutama pengembangan ke arah ekowisata. Pengembangan kawasan ekowisata di Pelabuhan Ratu diyakini dapat meningkatkan perkembangan kawasan wisata di daerah ini yang bermanfaat tidak hanya bagi lingkungan fisik, tetapi juga masyarakat secara lebih luas dan berkelanjutan. Potensi yang dimiliki oleh wilayah kecamatan Cikakak dalam pengembangan kawasan ke arah ekowisata meliputi potensi berbasis marine, berbasis agro, dan berbasis petualangan yang cukup memadai untuk dikembangkan. Melalui upaya-upaya dengan mempergunakan pendekatan yang komprehensif , kendala-kendala yang ada diyakini akan dapat di atasi. Kata Kunci : Ecotourism, Kawasan Pantai, Pembangunan berbasis masyarakat.
KAJIAN RUANG DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP AKTIFITAS PENERBANGAN DI KAWASAN SEKITAR LANDASAN PACU BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA Jati, J.A.R; Mulyadi, Asep
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v15i2.3549

Abstract

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Bandung, permintaan penggunaan lahan untuk pemukiman terus tumbuh, termasuk di Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan (KKBK) Bandara Husein Sastranegara. Di sisi lain pertumbuhan aktifitas penerbangan yang ada dari tahun ke tahun dapat dikatakan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dengan Rencana Detail Tata Ruang, (2) Menganalisis respon masyarakat terhadap aktifitas penerbangan. Metode yang digunakan adalah survey deskriftif. Teknik analisis yang dilakukan untuk mengolah data penggunaan lahan adalah teknik skoring, sedangkan respon masyarakat dianalisis dengan skala Linkert. Hasil penelitiaan menunjukan: (1) Seluruh kelurahan dalam wilayah penelitiaan ada pada kategori kelas kesesuaian tinggi, namun perlu penegakan peraturan yang lebih ketat karena ditemukannya Koefisien Dasar Bangunan yang tidak sesuai dengan rencana. (2) Sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah penelitian memiliki respon positif terhadap aktifitas penerbangan. Untuk mendukung kegiatan penerbangan yang terus tumbuh dan tetap meredam dampak negatif yang mungkin dirasakan masyarakat, pengelola bandara dapat melakukan pembatasan aktifitas penerbangan pada jam tertentu.Kata kunci: pertumbuhan pemukiman, aktifitas penerbangan, kesesuaian penggunaan lahan, respon masyarakat. 
SUBURBAN ZONING OF BANDUNG RAYA AREA Jupri, Jupri; Mulyadi, Asep
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v17i2.6888

Abstract

Suburban area or urban periphery have an important role in supporting the development of the city. This role become increasingly important as the development of suburban areas from rural characteristics (agricultural) to urban characteristics (industry and services). The aim of this study is creating zone of suburban areas in four zones, that is: (1) Urban Frame Zone; (2) Rural Urban Frame Zone; (3) Urban Rural Frame Zone; (4) Rural Frame Zone. The method used in this research is spatial analysis based on proportion of agrarian land use with settlement land use. The data source used is the satellite imagery of Landsat 8 in 2015 in the suburbs area of Great Bandung. The result of this research is a Peripheral Zone Map of Bandung Raya in 1: 300.000. The map can be used as a reference in structuring and controlling development policies in Bandung Raya.
IDENTIFICATION OF POTENTIAL REGION IN WEST BANDUNG DISTRICT AS GEOPARK REGION Mulyadi, Asep; Renata, Windya; Ruhimat, Mamat
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v18i1.10568

Abstract

The aims of this research are: (1) To identify geographical condition in West Bandung regency related to geopark development (2) To analyze Geopark condition Based on Geo-diversity, Bio-diversity and Cultural-diversity. (3) Identify the various efforts that can be done for the development of Geopark area in West Bandung regency. This research is descriptive research with survey method. The results showed that the geographical conditions are very diverse, there are various formations covered by various variations of rocks. Ikim belongs to the middle classification. The results of research have 15 locations that have potential to become Geopark Area. Sturges calculation shows that West Bandung regency worthy to be made Geopark Area. Scoring results on variables expressed by the Global Geopark Network is still somewhat less so that requires management to make West Bandung District as a Geopark Area.Keywords: bio-diversity, cultural-diversity, geodiversity, geopark
TPACK VENN DIAGRAM: MEASURING THE BALANCE OF IMPLEMENTATION OF LEARNING MODELS IN ENTERING THE INDUSTRY 4.0 ERA (STUDY ON GEOGRAPHY LEARNING IN 2013 CURRICULUM) Yani, Ahmad; Ruhimat, Mamat; Mulyadi, Asep
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 28, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v28i2.21341

Abstract

This study tries to make a visualization of the three components of TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) mastery in the form of a venn diagram. The research method used is descriptive with survey technique. The instruments used were questionnaires and interviews. The location of the questionnaire study consisted of West Java Province, Bengkulu Province, and other provinces that were filled out online through Google forms. Subjects were geography teachers with 121 respondents. Data obtained through questionnaires were analyzed in a quantitative manner while interview data were carried out qualitatively. The results of the study can make a hypothetical form of TPACK venn diagrams to illustrate the TPACK mastery profile of geography teachers, namely the slices price of TPACK (25%), PCK (75%), TCK (35%), and TPK (15%). The implication of obtaining the data is that policy makers can improve the competence of geography teachers starting from training on TCK and TPK.
GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA LANSIA DEMENSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WREDA CIPARAY BANDUNG Mulyadi, Asep; Fitriana, Lisna Anisa; Rohaedi, Slamet
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v9i1.16046

Abstract

Lanjut usia merupakan suatu periode kehidupan yang ditandai dengan perubahan atau penurunan fungsi tubuh. Memasuki usia lanjut biasanya didahului oleh penyakit salah satunya adalah demensia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik pada lanjut usia yang menderita demensia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Wreda Ciparay Kabupaten Bandung. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dengan p u r p o siv e s a m plin g sebanyak 46 orang lansia demensia yang berusia 60 tahun, sehat berdasarkan anamnesa dan tidak memiliki gangguan jiwa dan hasil Mini Mental State Examination (MMSE) 24. Instrumen yang digunakan adalah Physical Activities Scal e for Elderly (PASE). Dapat disimpulkan bahwa gambaran aktivitas fisik pada lanjut usia demensia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Wreda Ciparay sebagian besar aktivitasnya kurang. Rekomendasi bagi pihak Balai Perlindungan Sosial Tresna Wreda Ciparay yaitu perlu upaya untuk memotivasi lansia yang menderita demensia agar mau mengikuti kegiatan yang ada di panti seperti senam dan kegiatan aktivitas fisik.
PERDAGANGAN BURUNG DI KOTA BANDUNG (Antara Ekonomi, Keanekaragaman Hayati, dan Konservasi) Mulyadi, Asep; Dede, Moh.
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v20i2.28828

Abstract

Burung merupakan salah satu hewan peliharaan favorit masyarakat Kota Bandung. Selain dinikmati suara, warna, dan bentuknya, bagi kalangan tertentu burung merupakan hewan istimewa dan menjadi komoditas ekonomi yang menguntungkan untuk diperdagangkan. Permintaan pada burung tertentu yang terus meningkat dikhawatirkan dapat menyebabkan kelangkaan dan kepunahan di habitat aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman hayati burung yang diperdagangkan di Kota Bandung beserta nilai ekonomi dan status konservasinya. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini melibatkan lima informan yang bersedia untuk menjadi narasumber. Data dan informasi diperoleh menggunakan kegiatan wawancara dan observasi langsung. Penelitian ini menunjukkan para pedagang burung tertarik untuk melakukannya, karena kegiatan ini memiliki margin keuntungan yang tinggi. Mayoritas burung dagangan merupakan hasil dari kegiatan budidaya. Dari sisi keanekaragaman hayati, terdapat 23 jenis (spesies) burung yang beberapa diantaranya merupakan burung langka, berstatus dilindungi, dan terancam punah lokal. Perdagangan burung di Kota Bandung membentuk mekanisme pasar terbuka dan pasar tertutup dengan rantai suplai yang berasal dari Pasar Burung Sukahaji hingga dari luar Pulau Jawa. Potensi perdagangan burung yang besar di Kota Bandung memerlukan pengawasan dan pemahaman bersama agar kegiatan ekonomi tetap selaras prinsip-prinsip konservasi.