Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PARIWISATA Jupri, Jupri
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v8i1.1686

Abstract

Perkembangan pariwisata di Indonesia pada akhir-akhir ini berjalan sangat pesat. Hal ini sejalan dengan usaha pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia dengan sebanyak mungkin menarik wisatawan mancanegara yang dapat menjadi sumber devisa di Indonesia. Untuk itu, berbagai kawasan wisata telah dikembangkan dengan cara membenahi objek-objek wisata dan sarana yang diperlukan. Pengembangan kawasan wisata di samping ditentukan oleh adanya objek wisata yang menarik dan unik juga diperlukan data mengenai sumberdaya alam di sekitarnya untuk pengembangan prasarana (hotel, jalan dan sebagainya) dan kebutuhan hidup sehari-hari para wisatawan seperti bahan makanan (sayur-mayur, daging, dan lain-lain) serta fasilitas-fasilitas lain (bank, pos, telepon dan sebagainya). Survei tanah, di samping dapat memberikan data-data yang diperlukan untuk pengembangan pertanian diharapkan pula dapat memberi gambaran secara umum tentang sumberdaya alam yang berkaitan dengan pariwisata. Kata kunci: Evaluasi kesesuaian lahan, pariwisata.
DESAIN SEBARAN TITIK KERANGKA DASAR PEMETAAN DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BANDUNG Jupri, Jupri; Sugandi, Dede; Sugito, Nanin Trianawati
Jurnal Gea Vol 9, No 2 (2009)
Publisher : Rizki Offset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini kampus utama UPI melakukan pembangunan besar-besaran. Dalam rangka inventarisasi sarana dan prasarana kampus sebagai aset UPI diperlukan adanya pemetaan detail situasi kampus. Dari peta detail situasi kampus ini akan dihasilkan informasi posisi secara akurat. Penentuan posisi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu untuk memecahkan parameter posisi (koordinat) berdasarkan pada suatu sistem referensi dan koordinat. Dalam pemetaan detail situasi kampus mutlak diperlukan titik kerangka dasar pemetaan. Representasi titik-titik kerangka dasar pemetaan tersebut di lapangan berupa Bench Mark/tugu yang memiliki nilai koordinat definitif, yang terintegrasi baik secara sistem nasional, bahkan di lingkup praktis global. Hingga saat ini pemetaan yang dilakukan di kampus UPI masih menggunakan sistem koordinat lokal. Hal ini disebabkan oleh kondisi Bench Mark/tugu yang rusak, hilang, atau tidak dapat digunakan lagi. Melalui penelitian ini akan dihasilkan desain sebaran titik kerangka dasar untuk pemetaan detail situasi kampus UPI. Desain sebaran titik kerangka dasar akan diupayakan memenuhi spesifikasi teknis yang distandarkan, sehingga akan dihasilkan lokasi Bench Mark/tugu yang aman dan memungkinkan keberadaannya dari waktu ke waktu akan terjaga dengan baik. Kata Kunci : titik kerangka dasar, pemetaan UPI.
TINGKAT KERUSAKAN DAN ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI DAS CIKARO, KABUPATEN BANDUNG Pasya, Gurniwan Kamil; Jupri, Jupri; Murtianto, Hendro
Jurnal Gea Vol 9, No 2 (2009)
Publisher : Rizki Offset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan karakteristik lahan di Sub Daerah Aliran Ci Karo, (2) Menghitung besar erosi dan sebarannya pada tiap satuan lahan DAS Ci Karo, (3) Menghitung besar erosi yang diperbolehkan pada lahan di DAS Ci Karo,(4) Menganalisis Kekritisan Lahan di DAS Ci Karo, (5) Menentukan Kelas Kemampuan Lahan di DAS Ci Karo, dan (6) Menentukan arahan konservasi lahan secara mekanis dan vegetatif. Metode penelitian adalah deskriptif eksploratif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, kuesioner dan uji laboratorium. Teknik analisis data menggunakan metode Persamaan Umum Kehilangan Tanah (PUKT). Hasil penelitian adalah (1) Besar erosi tanah permukaan pada lahan pertanian di Sub DAS Ci Karo, Kabupaten Bandung terbesar adalah pada satuan lahan AhIVTg yaitu sebesar 16.577,95 ton/ha/th dan besar erosi yang terendah terdapat pada satuan lahan AhISi, yaitu sebesar 0,01 ton/ha/th, (2) Besar erosi diperbolehkan berbeda-beda antar satuan lahan, erosi masih dapat diperbolehkan terbesar adalah pada satuan lahan AhITg yaitu 25,28 ton/ha dan terkecil pada satuan lahan ThIIIKb yaitu sebesar 5,68 ton/ha, (3) Lahan potensial kritis pada lahan pertanian memiliki kesuburan yang sedang hingga tinggi, kedalaman efektif tanah yang cukup. Lahan semi kritis terjadi karena faktor erosi, berkurangnya penutupan vegetasi, dan kemiringan lerengnya, (4) Kelas Kemampuan lahan terbagi menjadi : kelas III peruntukan pertanian sedang, kelas IV peruntukan pertanian terbatas, kelas VI peruntukan peternakan sedang dan hutan, kelas VII peruntukan peternakan terbatas dan hutan, dan kelas VIII peruntukan cagar alam atau hutan lindung, (5) Arahan konservasi lahan alternatif secara mekanis dan vegetatif dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan bentuk tata guna lahan dengan fungsi kawasan dan kemampuan lahannya. Sehingga fungsi kawasan terbagi menjadi kawasan lindung, penyangga dan budidaya tanaman tahunan. Aplikasi arahan konservasi berdasarkan pada jenis tindakan konservasi yang harus dilakukan sesuai dengan karakteristik lahan dan kemampuan lahan, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar sangat diperlukan guna mendukung suksesnya program konservasi lahan tersebut. Kata Kunci: erosi, kemampuan lahan, fungsi kawasan, konservasi.
SUBURBAN ZONING OF BANDUNG RAYA AREA Jupri, Jupri; Mulyadi, Asep
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v17i2.6888

Abstract

Suburban area or urban periphery have an important role in supporting the development of the city. This role become increasingly important as the development of suburban areas from rural characteristics (agricultural) to urban characteristics (industry and services). The aim of this study is creating zone of suburban areas in four zones, that is: (1) Urban Frame Zone; (2) Rural Urban Frame Zone; (3) Urban Rural Frame Zone; (4) Rural Frame Zone. The method used in this research is spatial analysis based on proportion of agrarian land use with settlement land use. The data source used is the satellite imagery of Landsat 8 in 2015 in the suburbs area of Great Bandung. The result of this research is a Peripheral Zone Map of Bandung Raya in 1: 300.000. The map can be used as a reference in structuring and controlling development policies in Bandung Raya.
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Fadhillah, Ghina; Jupri, Jupri; Somantri, Lili
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v18i2.13547

Abstract

Kota Bogor memiliki 23 rute dan 3.406 angkutan kota. Namun, masih adanya rute yang mengalami overlap sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rute angkutan kota, menganalisis faktor yang mempengaruhi pemilihan rute dan memberikan rekomendasi rute angkutan kota di Kota Bogor. Metode penelitian yakni deskriptif. Sampel penelitian 86 supir dan 29 penumpang. Teknik analisis yang digunakan analisis indeks konektivitas, presentase dan analisis jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rute angkutan kota di Kota Bogor memiliki jaringan sirkuit, faktor yang paling berpengaruh pemilihan rute bagi supir yaitu biaya dan pendapatan. Bagi penumpang, pemilihan rute dipengaruhi oleh tarif, keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu. Penelitian ini merekomendasikan empat rute paling efektif untuk angkutan kota 01, angkutan kota 03, angkutan kota 08, dan angkutan kota 15.
USING VIDEO RECIPE TO IMPROVE THE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ABILITY IN WRITING PROCEDURE TEXT Jupri, Jupri
Journal of Languages and Language Teaching Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.476 KB) | DOI: 10.33394/jollt.v6i2.1262

Abstract

Based on the results of a preliminary study, it was found out that the students of SMPN1 Batu have problem in writing procedure texts. The students cannot optimize themselves in written communication in English. To cope with the problem, the researcher conducted an action research Using Video Recipe to Improve the Junior School Students’ Ability in Writing Procedure Text. This action research was done in grade seven of SMPN1 Batu which involved 26 students and has been conducted in one cycle which covered: planning, implementing, observing, and reflecting. The data was obtained through the result of the test, observation checklists, and interview. The study was implemented through four steps: (1) the teacher planned the action based on the result of preliminarystudy, (2) the teacher implemented the action by presenting recipe videos as the model to guide the students in writing procedure text, (3) the observer observed and recorded the action, and (4) the teacher analyzed the data which finally became the reflection of the cycle. The results of the study reveal that the utilization of video recipe can improve the junior high school students’ ability in writing procedure text. Future research in this area should be expanded to examine the nuanced differences in revision based upon different purpose of writing.
PRONOMINA DALAM BAHASA DAYAK BIDAYUH LAWANG DI KABUPATEN BENGKAYANG Jupri, Jupri; Amir, Amriani; Syahrani, Agus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 9, No 3 (2020): Maret 2020
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.096 KB)

Abstract

AbstractThis research deals with the field of morphology, especially regarding pronouns in BDBL in Bengkayang Regency. This research was motivated by the ins and outs of word structure and the influence of changes in word structure on word classes and meaning of words in the Dayak Bidayuh Lawang language. This research used descriptive linguistic method with a qualitative form. The data source in this research was Dayak Bidayuh Lawang language in Bengkayang Regency in the types of pronouns in Dayak Bidayuh language. The data collection technique used was the recording and note taking technique with data collection tools in the form of a list of types of pronouns in Indonesian, and then translated into the Dayak Bidayuh Lawang language. Based on the analysis results, it can be concluded that in BDBL there were six types of pronouns namely, personal pronouns, possessive, demonstrative, interrogative, relative, and in determinative. The forms of pronouns in BDBL consist of free forms and bound forms, and the functions of pronouns in BDBL in Bengkayang Regency generally occupy functions as subjects, objects, and predicates.Keywords: Pronouns in Dayak Bidayuh Lawang Language (BDBL) inBengkayang Regency
Penyelesaian Perkara Lalu Lintas Berbasis Elektronik dalam Upaya Mengurangi Penumpukan Perkara Dan Pungutan Liar Jupri, Jupri; Koni, Yoslan; Moonti, Roy
Al-Ishlah: Jurnal Ilmiah Hukum Vol 23 No 2: November 2020
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/aijih.v23i2.52

Abstract

The purpose of this study is to determine the implementation of electronic-based traffic case resolution in the regions to determine the obstacles in solving electronic-based traffic cases. This type of research uses empirical research. The type of research used in this research is empirical research. Implementation of electronic-based traffic case settlement in the regions, where the offender receives a ticket ID via SMS, then makes a transfer via a bank account. After that, bring proof of e-ticket payment to the district attorney to exchange the confiscated evidence, then the offender gets a ticket ID via SMS, the offender goes to the district court to attend the trial and pay there and the offender receives the ticket ID via SMS. Offenders come to the court to see the announcement of the traffic court and the court directs to pay at the prosecutor's office and the obstacles to solving electronic-based traffic cases, namely legal factors, social factors and community factors. In the implementation of the settlement of traffic cases in the future, this should be stated in the law so that its application can still be clearer, then more in-depth socialization is also needed regarding the prosecution process so that the public will be able to understand. Abstrak:Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan penyelesaian perkara lalu lintas berbasis elektronik di daerah untuk mengetahui hambatan-hambatan penyelesaian perkara lalu lintas berbasis elektronik. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini jenis penelitian empiris. Pelaksanaan penyelesaian perkara lalu lintas berbasis elektronik di daerah yaitu pelanggar menerima ID Tilang melalui SMS, kemudian melakukan transfer melalui rekening bank. Setelah itu membawa bukti pembayaran e-Tilang ke kejaksaan negeri untuk ditukar dengan barang bukti yang disita, kemudian si Pelanggar mendapatkan ID Tilang melalui SMS, si pelanggar ke pengadilan negeri untuk mengikuti sidang dan membayar disana dan si pelanggar menerima ID Tilang melalui sms. Pelanggar mendatangi pengadilan untuk melihat pengumuman sidang lalu lintasdan pihak pengadilan mengarahkan untuk membayar di kejaksaan dan hambatan-hambatan penyelesaian perkara lalu lintas berbasis elektronik yaitu faktor hukum, faktor social dan faktor masyarakat. Dalam pelaksanaan penyelesaian perkara lalu lintas kedepan seharusnya ini dituangkan di dalam undang undang sehingga penerapannya masih bisa lebih jelas, kemudian juga dibutuhkan sosialisasi yang lebih mendalam terkait dengan proses penindakannya sehingga masyarakat akan bisa memahami.
KERAJINAN TENUN DI DESA WUNA Jupri, Jupri; Halim, Muliha
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i2.15464

Abstract

ABSTRAK: Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk menjelaskan (1) proses tenun sarung Muna di Desa Wuna Kecamatan Barangka, (2) ragam dan motif dari warna sarung tenun pada masyarakat Muna barat (3) makna simbolik sarung Muna barat di Desa Wuna. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat pada bulan April sampai bulan September 2019. Jenis penelitian ini adalah tipe kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini difokuskan pada kerajinan tenun di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa: Kerajinan sarung tenun adat Muna barat dalam proses pembuatanya dilakukan dalam dua tahapan dan menggunakan 2 orang  tenaga yaitu tahap menghani atau meluruskan (desoro) dan tahap menenun (domooru). Alat-alat yang digunakan dalam menghani dan menenun antara lain yaitu benang, katai (papan untuk menenun), tetera, bhibhita (mata gun), parambhibhita, kangkai, dhangka (sisir kain), kaju, ati, tali kundo (papan penahan punggung), bhalida (pengetek), kusoli, lobu (tempat gulung benang) suambi (tali pembantu), ka’e, kandole, kafetadaha, kabhuntulaha, kaghua. Dan bentuk warna sarung serta makna simbolik sarung adat Muna barat disesuaikan dengan stratifikasinya yaitu golongan kaomu (golongan bangsawan, golongan walaka (golongan sara), golongan fitubhengkauno (golongan terendah). Kata Kunci: Proses, Ragam Motif Dan Makna Sarung ABSTRACT: The objectives of this study are: to explain (1) the weaving process of the Muna sarong in Wuna Village, Barangka District, (2) the variety and motifs of the color of the woven sarong in the West Muna community (3) the symbolic meaning of the Muna barat sarong in Wuna Village. This research was conducted in Wuna Village, Barangka District, West Muna Regency from April to September 2019. This type of research is a qualitative type with an ethnographic approach. This research is focused on weaving crafts in Wuna Village, Barangka District, West Muna Regency. The results of this study explain that: The craft of the traditional Muna barat woven sarong in the manufacturing process is carried out in two stages and uses 2 personnel, namely the fishing or straightening stage (desoro) and the weaving stage (domooru). The tools used in farming and weaving include threads, dwarfs (boards for weaving), tetera, bhibhita (gun eyes), parambhibhita, kangkai, dhangka (cloth combs), kaju, ati, kundo rope (back support boards). , bhalida (pengetek), kusoli, lobu (where the thread rolls) suambi (supporting rope), ka'e, kandole, kafetadaha, kabhuntulaha, kaghua. And the shape of the color of the sarong and the symbolic meaning of the traditional western Muna sarong are adjusted to the stratification, namely the kaomu group (aristocratic class, walaka group (sara group), fitubhengkauno group (lowest class).  Keywords: Process, Variety of Motifs and Meanings of the Sarong
PELATIHAN SPORT MASSAGE BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI UNIVERSITAS MULAWARMAN Muchamad Samsul Huda; Didik Cahyono; Jupri, Jupri
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 11: April 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on the theories that have been explained, that the provision / handling by providing massage injury services at this time is very much needed. Due to strenuous exercise and lack of heating can cause injury. With this massage injury training, it has provided knowledge and skills to trainees. So that the participants know the science of sports massage.  By knowing the existing theories about injuries, the types and forms of handling, will minimize the occurrence of anxiety. In addition, with training, provide clear information about the right times for the provision of massage services/ services. With the training that has been implemented, this has had a positive impact on all pesesrta. Starting from the creation of new jobs, providing additional economies, and providing opportunities for participants to dedicate the knowledge that has been obtained to the field and the community.  Some things that can be inferred from the activity of applying masasge skill practicum, in addition to student knowledge increases in applying masasge skills to the wider community. For students to increase knowledge about sports masase therapy both in theory and practice so that it can be applied by students as one of the efforts to improve achievements in the field of sports. And of course the trainees get a deeper knowledge of sports injuries. The knowledge obtained not only in the explanation of materials and theories but also in direct practice is expected to prevent and minimize the occurrence of injuries in sports.