Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMALISASI PERAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (TTK) DAN PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA (PAFI) DALAM SWAMEDIKASI SEDIAAN OBAT SYRUP DIDUGA PENYEBAB GANGGUAN GINJAL PADA ANAK Ika Kurnia Sukmawati; Melysa Melysa; Karimah Karimah; Denni Fransiska Helena M.; Linda Widyastuti; Dean Alayubi; Fanni Azzahra
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 1: Januari 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengobatan sendiri banyak dilakukan di masyarakat untuk mengobati penyakit atau gejala penyakit dengan cara membeli obat di apotik atau toko obat. Pengobatan harus dilakukan dengan benar, sehingga masyarakat memerlukan informasi yang jelas untuk mengambil keputusan mengenai jenis dan jumlah obat yang akan digunakan serta cara penggunaan yang benar. Untuk dapat meningkatkan pemahaman para TenagaTeknis Kefarmasian dalam memberikan swamedikasi pemilihan obat penurun demam yang aman dan tidak menyebabkan gagal ginjal akut pada maka dilakukan Pengabdian masyarakat dengan mengadakan webinar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh 5 dosen Universitas Bhakti Kencana dari kelompok 4 yang diketuai oleh apt. Ika Kurnia Sukmawati, M.Si membawakan materi Swamedikasi pemberian sirup penurun demam yang aman pada anak, disertai dosen lain sebagai anggota yang berperan sebagai pemateri yaitu Linda Widyastuti., S.Psi., M.Psi., Psikolog Psikolog dengan membawakan materi mengenai “Teknik Stabilitasi Emosi” , di jelaskan stress adalah respon tubuh terhadap tekanan dari luar, Ibu Denni Fransiska Helena M. S.Kp., M.Kep. , Karimah, SST., M.Tr.Keb dan Melysa, S.ST, membawakan materi dan video tentang penanganan demam pada anak.selain itu juga acara ini dibantu oleh mahasiswa dari prodi D3 Farmasi UBK Kegitan ini di hadiri kurang lebih 250 peserta. Harapannya TTK dalam menjalankan tugas sebaiknya mengetahui berita terkini terkait permasalahan obat dan mampu berkontribusi dalam memecahkan masalahnya dalam memberikan informasi obat yang baik dan benar.
ABCDE PANGKAL PENTING CEGAH STUNTING DESA MELATIWANGI Irisanna Tambunan; Yani Mulyani; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Inggrid Dirgahayu; Mela Mustika Sari; Melysa Melysa
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19700

Abstract

ABSTRAKDesa Melatiwangi merupakan desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Terdapat beberapa permasalahan diantaranya yaitu kurangnya gizi pada balita, anak-anak, ibu hamil. Hasil riset Kesehatan dasar terakhir prevalensi stunting di Kabupaten Bandung khususnya di Desa Melatiwangi sudah masuk zona kuning yang artinya masyarakat beresiko terkena stunting. Salah satu upanya yaitu ABCDE Pangkal Penting Cegah Stunting Desa Melatiwangi (Centing Delangi) adalah langkah penting dari Kementerian Kesehatan dalam pencegahan stunting. Pangkal Penting merupakan singkatan dari panganan lokal pencegah stunting. Inovasi ini hadir karena ingin memaksimalkan panganan lokal di sekitar masyarakat hal ini dilakukan untuk pencegahan stunting. Secara umum terdapat 6 zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh salah satunya yaitu protein merupakan zat yang membantu untuk membangun sel tubuh sehingga sangat penting bagi balita yang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pentingnya asupan nutrisi yang adekuat karena semakin rendahnya konsumsi zat gizi pada balita, maka semakin berisiko mengalami stunting. Tujuan pengabdian masyarakat kali ini yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai stunting dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam upaya pencegahan stunting melalui pengolahan bahan pangan bergizi berbasis sumber daya pangan lokal. Tahapan kegiatan meliputi: survei lokasi, perizinan, persiapan, penyuluhan, evaluasi. Metode pelaksanaan dengan sosialiasi dan demonstrasi pengolahan panganan lokal. Dari hasil pemberian kuesioner kepada masyarakat Desa Melatiwangi (22 responden) menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Melatiwangi tentang stunting setelah penyuluhan yaitu sebesar 27,27% dengan nilai akhir rata-rata 75.45 (kategori baik). Kata kunci: gizi; melatiwangi; panganan local; stunting. ABSTRACTMelatiwangi Village is one of the villages in the Cilengkrang District, Bandung Regency. There are several problems including lack of nutrition in toddlers, children, pregnant women. The results of the latest basic health research on the prevalence of stunting in Bandung Regency, especially in Melatiwangi Village, have entered the yellow zone, which means the community is at risk of stunting. One of the efforts, namely ABCDE, The Main Principles to Prevent Stunting in Melatiwangi Village (Centing Delangi) is an important step from the Ministry of Health in preventing stunting. Pangkal Penting is an abbreviation for local food to prevent stunting. This innovation is present because we want to maximize local food in the community, this is done to prevent stunting. In general, there are 6 nutrients needed by the body, one of which is protein, which is a substance that helps to build body cells, so it is very important for toddlers who are in the growth and development stage. The importance of adequate nutritional intake is because the lower the consumption of nutrients in toddlers, the greater the risk of experiencing stunting. The aim of this community service is to improve the level of public health, increase public knowledge, awareness and concern regarding stunting and increase community creativity in efforts to prevent stunting through processing nutritious food based on local food resources. Activity stages include: location survey, licensing, preparation, counseling, evaluation. The implementation method is socialization and demonstration of local food processing. The results of giving questionnaires to the people of Melatiwangi Village (22 respondents) showed that there was an increase in the knowledge of the people of Melatiwangi Village about stunting after counseling, 27.27% with an average final score of 75.45 (good category). Keywords: nutrition; melatiwangi; local food; stunting.