Marwanto Marwanto
Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Modifikasi Steam dan Pembilasan NaOH terhadap Keasaman Enam Jenis Bambu Muhammad I. Maulana; Marwanto Marwanto; Sena Maulana; Aginsa T. Putri; Nicken O Putri; Denni Prasetia; Deded S. Nawawi; Siti Nikmatin; Fauzi Febrianto; Nam-Hun Kim
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51850/jitkt.v18i1.540

Abstract

Perlakuan steam dan bilas NaOH 1% telah diketahui meningkatkan sifat fisis dan mekanis Oriented Strand Board (OSB) bambu. Peningkatan tersebut disebabkan oleh menurunnya kadar zat ekstraktif dan komponen berbobot molekul rendah lainnya pada bambu. Selain itu, steam dan bilas NaOH 1% juga diduga mempengaruhi keasaman bambu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perubahan keasaman yang terjadi akibat perlakuan steam dan bilas NaOH 1% pada enam jenis bambu Indonesia. Enam jenis bambu meliputi bambu andong, betung, tali, ampel, kuning, dan hitam digunakan pada penelitian ini. Sampel bambu dicacah hingga berbentuk partikel dan diberikan dua perlakuan berbeda yaitu steam dan steam + bilas NaOH 1%. Partikel bambu kemudian digiling hingga didapatkan serbuk berukuran 40-60 mesh. Serbuk bambu diekstrak dengan air panas selama 1 jam. Nilai pH filtrat ekstrak diukur menggunakan pH meter. Ekstrak kemudian dititrasi dengan larutan H2SO4 0,025 N hingga pH 4 dan larutan NaOH 0,025 N hingga pH 10. Jumlah larutan penyangga yang ditambahkan ke dalam ekstrak dinyatakan sebagai kapasitas penyangga asam dan basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bambu dan perlakuan berpengaruh terhadap nilai pH dan kapasitas penyangga. Nilai rata-rata pH enam jenis bambu berkisar 5,20-6,67 dan meningkat setelah perlakuan steam dan Steam + bilas NaOH 1% berturut-turut menjadi 5,97-6,78 dan 7,02-7,63. Kapasitas penyangga asam dan basa enam jenis bambu masing-masing berkisar 0.404-0.525 mmeq dan 0.095-0.1750 mmeq dan meningkat setelah perlakuan steam dan Steam + bilas NaOH 1%.
Ketahanan Oriented Strand Board Bambu Betung dengan Perlakuan Steam pada Strand terhadap Cuaca (Durability of Oriented Strand Board Prepared from Steam -treated Betung Bamboo to Natural Weathering) Sena Maulana; Muhammad QA Damanik; Marwanto Marwanto; Muhammad I Maulana; Adesna Fatrawana; Ihak Sumardi; Nyoman J Wistara; Fauzi Febrianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.296 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v17i1.459

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan oriented strand board (OSB) dari bambu betung (Dendrocalamus asper) (BOSB) dengan perlakuan steam pada strand terhadap cuaca. Strand diberi perlakuan steam pada suhu 126 ºC di bawah tekanan 0,14 MPa selama 1 jam. Tiga lapis BOSB dibuat dengan kerapatan target 0,7 g cm-3 yang direkat dengan perekat fenol formaldehida (PF) dengan konsentrasi 8%. Parafin ditambahkan sebanyak 1% dari berat kering oven strand. Bamboo oriented strand board dipaparkan pada cuaca terbuka di Dramaga, Kabupaten Bogor Jawa Barat (6°34’15.72’’Selatan 106°44’17.30’’Timur). Evaluasi sifat fisis dan mekanis BOSB sebelum dan sesudah dipaparkan di udara selama 2 dan 3 bulan dilakukan berdasarkan standar JIS A 5908:2003. Penentuan nilai nisbah retensi MOE dan MOR dilakukan dengan membandingkan nilai MOE dan MOR sebelum dan sesudah pemaparan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan steam pada strand dapat meningkatkan stabilitas dimensi dan sifat mekanis BOSB. Pemaparan BOSB pada cuaca terbuka dapat menurunkan stabilitas dimensi dan kekuatan BOSB. Ketahanan BOSB dengan perlakuan steam pada strand terhadap pemaparan alami lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa perlakuan steam.
Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Hibrida dari Kayu Cepat Tumbuh dan Bambu dengan Perlakuan Perendaman Panas ( Physical and Mechanical Properties of Hybrid Particleboard from Fast Growing Wood Species and Bamboo with Heat Immersion Treatment) Soleh Muhamad; Marwanto Marwanto; Muhammad I Maulana; Sena Maulana; Adesna Fatrawana; Wahyu Hidayat; Rita K Sari; Fauzi Febrianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.823 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v17i1.460

Abstract

The purpose of this study was to evaluate the physical and mechanical properties of hybrid particleboard made from combination of sengon wood (Falcataria moluccana), jabon wood (Anthocephalus cadamba), and betung bamboo (Dendrocalamus asper) with hot water immersion treatment. Pretreatment with hot water immersion was carried out in water bath at 80 ºC for 2 hours. The boards were made using urea formaldehyde (UF) adhesive with (30x30x0.9) cm3 size and 0.6 g cm-3 target density. Physical and mechanical properties of hybrid particleboards were evaluated based on JIS A 5908-2003 standard. The results showed that the combination treatment with bamboo particles can increase the mechanical properties and dimensional stability of the particleboards especially when combined with jabon particles. Hot water immersion treatment can improve the mechanical properties (MOE, MOR and IB) of hybrid particleboards. However, hot water immersion treatment decreased dimensional stability (thickness swelling and water absorption) of hybrid particleboards.
PENGARUH MEDIA TANAM DENGAN PENAMBAHAN PUPUK KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI NYAMPLUNG (Calophyllum Inophyllum LINN) Hafiz Ardian; Tuyuk Tuyuk; Burhanuddin Burhanuddin; Marwanto Marwanto
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.58637

Abstract

Nyamplung is a plant that has economic and ecological benefits. The use of nyamplung seeds for biofuel has increased research attention. So that the propagation of nyamplung plants for cultivation also needs to be done. One method of nyamplung plant propagation is using the nursery technique. The selection of planting media for the nyamplung nursery was done using different media and adding organic fertilizer from cow dung to increase the nutrients in the planting medium. This study aimed to analyze the effect of planting media from sand, alluvial soil, and PMK added with cow manure on the growth of nyamplung seedlings. The results showed that the addition of cow dung affected the height and diameter of the nyamplung seedlings but not the number of leaf blades. Optimal treatment was found in alluvial soil and PMK growing media added with cow manure. This is caused by an increase in nutrients in the soil, thereby increasing the growth hormone activity in diameter and height in the nyamplung seedlings.Keywords: Alluvial, Cow manure, Nyamplung, Planting Media, Ultisol AbtractNyamplung adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat secara ekologi dan ekonomi. Pemanfaatan biji nyamplung untuk biofuel telah meningkatkan perhatian penelitian. Sehingga perbanyakan tanaman nyamplung untuk dibudidayakan pun perlu dilakukan. Salah satu metode perbanyakan tanaman nyamplung adalah menggunakan teknik persemaian. Pemilihan media tanam untuk persemaian nyamplung dilakukan dengan menggunakan media yang berbeda dan dengan penambahan pupuk organik dari kotoran sapi untuk meningkatkan unsur hara pada media tanam. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh media tanam dari pasir, tanah aluvial dan PMK yang ditambahkan pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan semai tanaman nyamplung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kotoran sapi berpengaruh terhadap peningkatan tinggi, diameter pada semai nyamplung tetapi tidak pada penambahan jumlah helaian daun. Perlakuan optimal ditemukan pada media tanam tanah aluvial dan PMK yang ditambahkan dengan pupuk kotoran sapi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan unsur hara dalam tanah sehingga meningkatkan aktivitas hormon pertumbuhan diameter dan tinggi pada semai nyamplung.Kata kunci: Alluvial, Media Tanam, Nyamplung, PMK, Pupuk Kotoran Sapi
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTAN TEMBAWANG DI DESA BILAYUK KECAMATAN MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK Adriana Yunita; Iswan Dewantara; Slamet Rifanjani; Marwanto Marwanto
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.53949

Abstract

The Tembawang forest is one of the cultures of the local community in utilizing land as a forest to meet their daily needs. One of the tembawang forests is still sustainable is managed by the indegenous people of Bilayuk Village, Mempawah Hulu District, Landak Regency. The aim of the study was to examine the community's perception of the existence of the Tembawang forest and to analyze the relationship between age, cosmopolitan and community income factors. The method used is a survey method with data collection carried out through direct interviews with respondents, data analysis using qualitative-quantitative descriptive analysis and inferential analysis. The results showed that people's perceptions of the existence of the Tembawang forest with respondents tended to be neutral with a frequency of 54 and a percentage of 70%. The relationship between the dependent variable and the independent variable is: cosmopolitan level with a correlation of 0.260 sig 0.023 significant, income with a correlation of 0.225 sig 0.049 significant while age level correlation 0.018 sig 0.873 not significant.Keywords: Bilayuk Village, public perception, age level, cosmopolitan, tembawang forest, income.AbstrakHutan tembawang merupakan salah satu budaya dari masyarakat lokal dalam memanfaatkan lahan sebagai hutan guna pemebuhan kebutuhan sehari-hari. Salah satu hutan tembawang yang masih lestari dikelola oleh masyarakat Desa Bilayuk Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Tujuan penelitian untuk mengkaji persepsi masayarakat terhadap keberadaan hutan tembawang dan menganalisis hubungan faktor tingkat umur, kosmopolitan dan pendapatan masyaraka. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pengambilan data dilakukan melalui melalui wawancara langsung terhadap responden, analisis data mengunakan analisis deskritif kualitatif-kuantitatif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukan persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan tembawang dengan responden cenderung netral dengan frekuensi 54 dan persentase 70%. Hubungan variable terikat dan variable bebas yaitu: tingkat kosmopolitan dengan correlation 0,260 sig 0,023 signifikan, pendapatan dengan correlation 0,225 sig 0,049 signifikan sedangakan tingkat umur corelasi 0,018 sig 0,873 tidak signifikan.Kata kunci: Desa Bilayuk, persepsi masyarakat, tingkat umur, kosmopolitan, pendapatan.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN WISATA ALAM RIAM PANGAR DI DESA PISAK KECAMATAN TUJUH BELAS KABUPATEN BENGKAYANG Iskandar A M; Sofyan Zainal; Emelisa Sely; Marwanto Marwanto
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i2.61184

Abstract

Bengkayang Regency is a district with abundant natural tourism potential, one of which is Riam Pangar, located in Pisak Village, Tujuh Belas District. Riam Pangar's development aims to support nature conservation by opening a tourism area. It is necessary to know the public perception of the development of natural tourism in Riam pangar. It needs to be studied more deeply so that these negative impacts can be overcome and the community can participate in its development. The relationship of individual factors of knowledge, income, and cosmopolitanism with people's perceptions of the development of natural tourism Riam Pangar. This research uses a survey method with a purposive sampling technique. The results showed that the community's perception of the development of Riam Pangar nature tourism in Pisak village, Tujuh Belas sub-district tended to be positive, with a percentage of 58.89%, there was a significant relationship between the level of community knowledge on the development of Riam Pangar nature tourism. Keywords: Development, Riam Pangar nature tourism, Community Perception
MENUMBUHKAN KEPEDULIAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENTINGNYA FLORA DAN FAUNA DI WILAYAH KERJA SPTN 1 TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA Slamet Rifanjani; Herlina Darwati; Marwanto Marwanto
Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Vol. 3 No. 1 Edisi Februari 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/adam.v3i1.1707

Abstract

Perlindungan flora dan fauna yang masih ada di luar dan/atau dalam kawasan hutan adalah sesuatu keharusan agar tetap lestari. Pemberian status kawasan hutan menjadi taman nasional juga memberikan andil dalam kegiatan pelastarian flora dan fauna di dalamnya. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bekerja sama dengan fakultas kehutanan universitas tanjungpura berkomitmen dalam memberikan peran aktif berkegiatan yang mampu mengedukasi masyarakat secara luas akan pentingnya keberadaan flora dan fauna. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan memberikan materi pentingnya keberadaan flora dan fauna di sekitar penduduk melalui siswa sekolah dasar yang berdampingan dengan TNBBBR. Materi yang disampaikan adalah flora dan fauna yang dapat ditemukan di TNBBBR dengan metode penyampaian visual dan lisan yang interaktif. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa siswa mengetahui dan pernah melihat secara langsung flora dan fauna yang di tampilkan. Namun, hasil diskusi yang dilakukan menunjukkan bahwa beberapa siswa belum mengetahui bahwa flora dan fauna tersebut dilindungi dan wajib untuk dijaga kelestariannya. Kegiatan PKM ini telah memberikan informasi akan pentingnya menjaga flora dan fauna yang ada, dan menjadi wadah edukasi peduli flora dan fauna kepada masyarakat sekitar TNBBBR.
PENGUATAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA AHLI PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN MELALUI PELATIHAN DESAIN SURVEI KEANEKARAGAMAN HAYATI: IDENTIFIKASI TIPE-TIPE EKOSISTEM HUTAN DI KALIMANTAN Herlina Darwati; Slamet Rifanjani; Marwanto Marwanto
Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Vol. 3 No. 1 Edisi Februari 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/adam.v3i1.1708

Abstract

Komitmen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura untuk berkontribusi dalam konservasi sumberdaya alam diwujudkan salah satunya melalui kolaborasi dengan instansi pemerintahan seperti Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Fakultas Kehutanan berperan sebagai salah satu educator dalam peningkatan kapasitas pengetahuan staf pengendali ekosistem hutan (PEH) pada unit kerja TNBBBR. Proses peningkatan kapasitas pengetahuan tenaga PEH TNBBBR dilaksanakan dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat. Metode peningkatan kapasitas pengetahuan dilaksanakan dengan pemaparan materi dan diskusi terbuka mengenai ciri-ciri dan metode penentuan tipe ekosistem hutan dan seluruh bagian di dalamnya. Sasaran pemaparan materi tentang ekosistem hutan dan pendukungnya adalah staf TNBBBR dan tenaga PEH. Proses diawali dengan pemetaan awal kompetensi berisikan pertanyaan dasar mengenai ekosistem hutan, dilanjutkan dengan proses diskusi terbuka. Hasil pada kegiatan adalah sebagian besar tenaga PEH TNBBBR sudah memiliki wawasan dasar mengenai ekosistem hutan. Proses kegiatan ini disimpulkan bahwa ekosistem hutan di TNBBBR terdiri dari Ekosistem Hutan Pamah Dipterocarpa (1000-4000 mdpl), ekosistem hutan pegunungan yang dibedakan menjadi 2 yaitu Hutan pegunungan bawah (1000-1300 mdpl) dan hutan pegunungan atas (1300-2400 mdpl). Hasil diskusi menunjukkan bahwa ekosistem TNBBBR kemungkinan masih lebih beragam, namun masih perlu kajian lebih lanjut untuk memastikan eksositem tersebut telah memiliki karakteristik spesifik.