Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MEKANISME AKSI DAN EFIKASI OBAT-OBATAN BOTANI YANG BERPOTENSI DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF UNTUK FIBROID UTERUS Tiara Sekar; Rodiani; DWi Aulia Ramdini
Medula Vol 12 No 4 (2022): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v12i4.483

Abstract

Uterine fibroids are benign gynecologic tumors that develop from the myometrium and become entangled in the majority of women. The available pharmacological treatments are useful for reducing the size of the fibroids and relieving the symptoms of uterine fibroids. However, these pharmacological agents are said to be unaffordable for most people and are also associated with considerable side effects. Therefore, botanical medicines stole the attention in the last decade because of their therapeutic effectiveness accompanied by affordable costs and comparable and stronger therapeutic efficacy, with fewer side effects. The aim of this review is to provide information regarding the mechanisms by which various botanical drugs possess uterine anti-fibroid activity. The source search method is carried out through several trusted websites such as Pubmed, Science Direct, and Google Scholar. Based on the literature that has been identified, five botanical drugs were found which will be discussed in this review. These botanical drugs will be explained their mechanism of action in carrying out uterine anti-fibroid activity which has the potential as an alternative treatment for uterine fibroids.
Gambaran Lama Rawat Inap Pada Pasien Skizofrenia dengan Terapi Kombinasi Antipsikotik dan Kombinasi Antipsikotik dengan Mood-stabilizer Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung Dwi Aulia Ramdini; Lilik Koernia; Fitri Dwi Antari
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6289-93

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis dan parah yang terkait dengan masalah kesehatan jangka panjang dan beban ekonomi. Antipsikotik menjadi terapi utama dalam pengobatan skizofrenia, yang biasanya diberikan secara kombinasi. Golongan mood-stabilzer merupakan salah satu terapi tambahan pada pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi lama rawat inap pasien skizofrenia yang menggunakan antipsikotik risperidon-klorpromazin dan kombinasirisperidon-klorpromazin-asam valproat pada pasien rawat inap di rumah sakit jiwa Provinsi Lampung pada tahun 2018-2019. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan data retrospektif dari rekam medis pasien skizofrenia, dengan teknik pengambilan purposive sampling. Data rata-rata hari lama rawat inap dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan data sosiodemografi pada 71 sampel pasien skizofrenia, rentang usia terbanyak yaitu 20-29 tahun (45%), berpendidikan terakhir yaitu SMA (44%), status tidak bekerja (54%), dan status belum menikah (83%). Rata-rata lama hari rawat terapi kombinasi risperidon- klorpromazin pada fase akut psikotik adalah 4,12 hari dan pasca fase akut psikotik adalah 36,08 hari, sedangkan pada terapi kombinasi risperidon-klorpromazin-asam valproat pada fase akut adalah 3,05 hari dan pada pasca akut psikotik yaitu selama 27,62 hari. Hasil pemeriksaan enzim hati, pada terapi risperidon-klorpromazin terdapat peningkatan SGOT sebanyak 46% pasien, dan peningkatan SGPT sebesar 16% pasien. Pasien yang menerima risperidon-klorpromazin-asamvalproat juga mengalami peningkatan enzim SGPT sebanyak 62% dan SGOT 14% pasien. Hasil ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kombinasi antipsikotik mood-stabilizer dengan lama hari rawat inap. Diperlukan monitoring fungsi hati serta kemungkinan efek samping lain dari penggunaan obat secara berkala.  Kata Kunci : Antipsikotik, Fungsi hati, Lama rawat, Mood-stabilizer, Skizofrenia
Literatur Review: Efek Samping Penggunaan Obat Hipertensi Sekar Anastry Putri; Dwi Aulia Ramdini; Afriyani; M. Fitra Wardhana
Medula Vol 13 No 4 (2023): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v13i4.773

Abstract

Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease. Hypertension also has another term, namely "silent killer" which can be interpreted that it is not uncommon for people with hypertension to find it difficult to realize or even not to feel the warning symptoms of their disease. Treatment for hypertensive patients is a treatment therapy that needs to be done in the long term or for life. The problem often occurs in the treatment of chronic diseases that require long-term treatment such as hypertension because there are still many patients who do not comply with the treatment therapy they should be undergoing. One of the causes of non-compliance is the presence of patients who experience side effects from treatment. A drug side effect is an unwanted event and is detrimental to the patient as a result of drug use. Side effects that often occur in amlodipine therapy are: palpitations, flushing, ankle edema, hypotension, headache and nausea. Captropil can cause hyperkalemia and dry cough. Side effects of beta blockers that can occur are insomnia, hallucinations and depression. Clonidine can cause side effects such as dry mouth with symptoms of dry and cracked lips. Treatment with hydrochlorothiazide generally causes complaints related to side effects of the drug including frequent urination, feeling weak and wanting to faint, and abnormal heart rate. The use of diuretics can cause increased levels of uric acid or hyperuricemia resulting in deposition of uric acid, acute arthritis, nephrolithiasis.
Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Persen Rendemen dan Kadar Fenolik Ekstrak Tanaman yang Berpotensi sebagai Antioksidan Nungky Pawarti; Muhammad Iqbal; Dwi Aulia Ramdini; Citra Yuliyanda
Medula Vol 13 No 4 (2023): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v13i4.774

Abstract

Antioxidants are chemical compounds with various structures that bind free radicals. Antioxidants can inhibit oxidation reactions even at low concentrations. Antioxidant reactions with free radicals also occur in the body. Antioxidants will bind to free radicals and turn them into less reactive compounds so that cells and organs in the body will be protected from oxidative stress which can trigger various diseases. Identification of antioxidants is done by extracting natural plant materials. The methods often used in extraction include maceration, soxhletation, reflux and percolation. Different extraction processes will affect the type and quality of the compounds produced. The factors that influence the success of the extraction are the type of dissolution, the ratio of the amount of solvent, particle size, temperature, time and method of extraction. Secondary metabolite compounds which are thermolabile will experience an increase in levels with increasing temperature. However, the levels of metabolite compounds will decrease with the addition of higher temperatures. Heating helps metabolite compounds that are insoluble at room temperature to be dissolved maximally so that the extraction process can run well. The amount of active substance produced in extraction will affect the percent yield value. The percent yield value is needed to determine the amount of extract produced during the extraction. The yield data also has a close relationship with the active compounds in a sample. The higher the yield value, the more active compounds contained in the sample.
Preferensi Penggunaan Obat Tradisional dan Obat Modern pada Masyarakat Desa Umbul Natar Lampung Selatan Muhammad Iqbal; Dwi Aulia Ramdini; Ramadhan Triyandi; Suharmanto Suharmanto
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6294-105

Abstract

Penggunaan obat tradisional semakin berkembang di dunia, baik digunakan sebagai terapi komplementer maupun sebagai terapi utama kesehatan. Daya minat penggunaan obat tradisional dan modern cukup bervariasi antar populasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih jauh tentang perilaku masyarakat dalam preferensi penggunaan obat tradisional dan obat modern berdasarkan aspek sumber informasi, ekonomi, dan sosial budaya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Target populasi studi adalah masyarakat di Desa Umbul Natar Kelurahan Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis hubungan antara sumber informasi : keluarga inti (p<0,001), informasi orang terdekat (p<0,001), dan media sosial (p=0,040) berhubungan terhadap preferensi pemilihan obat. Faktor sosial budaya dalam indikator persepsi dan kepercayaan berhubungan dengan preferensi pemilihan obat.  Faktor ekonomi dalam persepsi murahnya pilihan obat (p=0,001) dan lama waktu pengobatan (p=0,049) berhubungan terhadap preferensi pemilihan obat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sumber informasi, sosial budaya, dan ekonomi merupakan prediktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan obat masyarakat.
Studi Literatur Gambaran Kejadian Adverse Drug Reaction (ADR) Pada Obat Substandar dan Obat Palsu Afriyani Afriyani; Dwi Aulia Ramdini; Ervina Damayanti; Anastasya Dian Nurrarti; Arini Puspita Sari; Eka Ananda Laksana Putri; Era Yesica Damanik; Siti Khalimatus Sa&#039;diah; Mesa Sukmadani Rusdi
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila71%p

Abstract

Tanpa disadari produk obat substandar dan palsu telah banyak beredar dan digunakan oleh sebagian besar orang. Obat substandard dan palsu dapat memberi dampak buruk terhadap indivdu, keluargam sistem kesehatan nasional dan ekonomi. Banyak liputan media mengenai obat-obatan palsu terutama produk yang berfokus sebagai obat gaya hidup, seperti tablet pelangsing. Namun, selama empat tahun terakhir database Global Surveillance and Monitoring System for Substandard and Falsiflied Medical Product menerima pemberitahuan mulai dari antibiotik hingga vaksin. Ketika obat-obatan tidak bekerja sebagaimana mestinya, mereka dapat memperpanjang penyakit, memberi ketidaknyamanan dan efek buruk lainnya. Dalam kasus terburuk, beberapa orang meninggal karena penyakit yang tidak diobati atau karena produk obat itu sendiri yang membunuh mereka. Obat substandar dan palsu memiliki potensi akan efek samping/ adverse drug reaction. Penulisan studi pustaka ini bertujuan untuk mengetahui kejadian Adverse Drug Reaction (ADR) yang berkaitan dengan obat substandar dan palsu. Penelusuran pustaka dilakukan dengan menggunakan basis data elektronik Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan “Adverse Drug Reaction”, “Obat substandar”, “pharmacovigilance”. Kriteria inklusi tinjauan pustaka kami adalah jurnal penelitian berbahasa Indonesia dan Inggris dalam rentang penerbitan jurnal 10 tahun terakhir (2013- 2022). Adapun kriteria eksklusi dalam tinjauan pustaka kami adalah jurnal penelitian berbahasa Indonesia dan Inggris yang tidak dapat diakses dan berbayar. Berdasarkan hasil studi pustaka yang termasuk obat substandard dan palsu serta menimbulkan efek samping diantaranya yaitu betalaktam, turunan kloroquin dan artemisin, heroin yang terkontaminasi fentanyl, methylprednisolone, kokain yang terkontaminasi levamisole, amoxicillin, antihipertensi (hidroklorotiazid  diuretik), antimalaria, etinil estradiol/norgestrel kombinasi dan dengan salbutamol, clopidogrel dan obat berbasis artemisinin. Adverse Drug Reaction (ADR) dari obat-obat substandar dan palsu dimulai dari infeksi, manifestasi kulit dan meningkatkan mortalitas. Kata Kunci :  adverse drug reaction, obat substandar, obat palsu, pharmacovigilance.
Kajian Potensi Biji Pinang (Areca catechu L.) sebagai Antibakteri Fredison Fredison; Ramadhan Triyandi; Muhammad Iqbal; Dwi Aulia Ramdini; Suharmanto Suharmanto
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila71%p

Abstract

Penyakit  infeksi   merupakan   penyebab  paling  utama  tingginya  angka kesakitan  dan  angka  kematian  terutama  pada  negara-negara  berkembang seperti  halnya  indonesia. Salah satu penatalaksanaan penderita penyakit infeksi adalah dengan pengobatan antibiotik. Tetapi tidak sedikit antibiotik digunakan secara irasional, berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu penurunan efek terapi dan meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Alternatif baru yang sedang terus diteliti dan dikembangkan adalah pengobatan menggunakan tanaman herbal atau tanaman obat. Bahan alami telah banyak digunakan dalam pengobatan atau dikenal dengan istilah "back to nature", yang berarti " kembali ke yang alami". Secara tradisional biji pinang telah lama dimanfaatkan sebagai obat. Biji pinang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan polifenol yang diketahui  berkhasiat  sebagai antibakteri. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri baik gram positif maupun gram negatif. Dari hasil pengkajian diketahui bahwa ekstrak biji pinang (Areca catechu L.)  terbukti memiliki potensi yang baik sebagai antibakteri yang ditandai dengan adanya zona hambat yang terbentuk terhadap bakteri gram positif maupun gram negative yaitu bakteri  Branhamella catarrhalis, Escherichia coli, Lactobacillus casei, Staphilococcus aureus ATCC 25923, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Streptococcus mutans dengan kategori diameter zona hambat dari lemah hingga sangat kuat. Kata Kunci: aktivitas antibakteri, Areca catechu L., biji pinang, diameter zona hambat