Retorika pemakaian bahasa menjamur pada momen-momen atau peristiwa-peristiwa yang disinyalir dapat menimbulkan oposisi biner antara pro dan kontra antarkelas, kelompok, masyarakat elit, dan marginalitas, yang berkaitan dengan nuansa kepentingan. Retorika pemakaian bahasa juga sering digunakan oleh para demonstran di seluruh Indonesia, baik dalam kontek suasio (anjuran) maupun disuasio (penolakan).Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan secara objektif retorika pemakaian bahasa dilihat dari faktor ethos dan pathos para demonstran di kabupaten Pamekasan tahun 2017 dalam pernyataan sikap GSM (Gerakan Solidaritas Muda) dan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, sedagnkan teknik analisis data menggunakan tahapan identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi. Pengecekan keabsahan temuan data dalam penelitian ini dilakukan dengan trianggulasi sumber dan ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa retorika pemakaian bahasa para demonstran di kabupaten Pamekasan dalam bentuk pernyataan sikap, yang dilakukan oleh GSM dan GMNI dilihat dari faktor ethos mencerminkan adanya pengetahuan, pemahaman, dan intelektual para demonstran tentang sebuah objek yang menjadi bahan demo, sedangkan dilihat dari faktor pathos mencerminkan adanya kekuatan sugesti atau seni dan keterampilan mempengaruhi orang lain agar dapat meyakini sekaligus membenarkan penyataan yang disampaikan oleh para demonstran.