Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan Pemahaman Perawat Tentang Paliatif Care Saat Discharge Planning Pada Pasien Paliatif di RSUD RA Kartini Jepara Noor Faidah; Sri Hartini; Biyanti Dwi Winarsih; Galia Wardha Alvita
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i1.320

Abstract

Penyakit yang banyak diderita masyarakat saat ini beralih dari penyakit infeksi ke penyakit degenerative kronik. jumlah pasien dengan penyakit degenerative kronik menjadi jumlah kunjungan terbanyak yaitu penyakit Gagal ginjal kronik, diabetes mellitus, kanker dan stroke. Penyakit tersebut jika telah memasuki  stadium akhir maka mereka dinamakan pasien tahap paliatif. Berdasarkan hasil analisa banyak perawat yang kurang memberikan edukasi tentang penyakit yang diderita pasien baik untuk pasien itu sendiri ataupun keluarga saat mereka mau pulang dikarenakan kurangnya pemahaman tentang paliatif care.Metode dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan deskriptif obesrvasional dengan 12 sampel perawat di ruang rawat inap. Teknik pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang diberikan saat pre dan post test tentang peran perawat dalam discharge planning pada pasien paliatif. Setelah dilakukan penyampaian materi tentang peran perawat edukasi paliatif care terjadi peningkatan pemahaman perawat yang sebelumnya dalam pre test mendapatkan nilai rata-rata 61,67 naik menjadi nilai rata-rata 90. Pendidikan kesehatan ini diharapakan dapat mengubah perilaku perawat untuk dapat mengoptimalkan discharge planning pada psaien paliatif.
Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kemandirian ADL (Activity Of Daily Living) Anak Tunagrahita Sedang di SLB N Purwosari Kudus Oneivio Ananta Petra; sri hartini; Biyanti Dwi W
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijnr.v6i1.1907

Abstract

Children with mental retardation have abnormalities in terms of intelligence which are characterized by limited intelligence, inability to interact socially and obstacles in the development of independence. One of the factors that influence the independence of mentally retarded children is from parenting, where parents have an important role in growing children's independence by providing parenting patterns that are in accordance with the child's potential. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting patterns and the independence of ADL (Activity of Daily Living) for moderately retarded mentally retarded children at SLB N Purwosari Kudus. This study uses a quantitative correlation method with a cross sectional approach. The data used by parents and children with moderate mental retardation at SLB N Purwosari Kudus in 2021/2022. The sample technique used in this research is purposive sample with 44 respondents. Data analysis in this study used the Chi-Square test calculation. Parents who apply well parenting with the level of independence of independent children as many as 7 children, poor parenting with the independence of independent children as many as 25 children and bad parenting with the category of less independent independence as many as 2 children. From the Chi-Square test, the p value was 0.016 (p<0.05). There is a relationship between parenting style and ADL (Activity of Daily Living) independence for moderately mentally retarded children at SLB N Purwosari Kudus.   Abstrak Anak tunagrahita memiliki dependensi dari segi kecerdasan yang ditandai dengan keterbatasan intelegensi, ketidakmampuan dalam berinteraksi sosial dan hambatan dalam perkembangan untuk melakukan kemandirian. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian anak tunagrahita adalah dari pola asuh orang tua, dimana orang tua mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan kemandirian anak dengan memberikan pola asuh yang sesuai dengan potensi anak. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) anak tunagrahita sedang di SLB N Purwosari Kudus. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional (pendekatan silang). data yang digunakan yaitu data orang tua dan anak tunagrahita sedang di SLB N Purwosari Kudus tahun 2021/2022. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan 44 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunaka perhitungan uji Chi-Square. Hasil Orang tua yang menerapkan pola asuh baik dengan tingkat kemandirian anak mandiri sebanyak 7 anak, pola asuh kurang baik dengan kemandirian anak yang mandiri sebanyak 25 anak dan pola asuh tidak baik dengan kategori kemandirian kurang mandiri sebanyak 2 anak. Dari uji Chi-Square didapatkan hasil p value 0,016 (p<0,05). Terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) anak tunagrahita sedang di SLB N Purwosari Kudus.
PENCEGAHAN RESIKO STUNTING PADA ANAK DENGAN CARA MENGKONSUMSI MENU GIZI SEIMBANG DESA TURI REJO KABUPATEN DEMAK Nila Putri Purwandari; Sri Hartini; Devi Setya Putri; Gardha Rias Arsy; Emma Setiyo Wulan
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 3, No 4 (2023): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v3i4.566

Abstract

ABSTRACTStunting is a condition where a child's height is shorter than other children of the same age. One of the causes of stunting is malnutrition since in the womb and in the early days of a child's birth. However, stunting only appears after the child is two years old. The first 8000 days of life program is one of the steps that can be taken to break the stunting cycle, which in this program starts from conception until individuals are 19 years old. One of the main causes of stunting is poor parenting practices due to lack of parental knowledge about health and nutrition before pregnancy and after birth, children aged 0-6 months do not get exclusive breastfeeding, and low quality complementary food for breastfeeding (MP-ASI). . Prevention of stunting by paying attention to providing balanced nutrition on the first 1000 Days of Birth (HPK) with the main target being pregnant women, children aged 0-6 months, children aged 7-23 months, children aged 2-5 years, children aged 5-9 years , and children aged 10-19 years. Balanced nutrition guidelines are the government's efforts to promote a healthy lifestyle through a healthy diet, physical activity and clean living.ABSTRAKStunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan anak ternyata lebih pendek disbanding tinggi badan anak lain dengan usia sebaya. Stunting salah satunya disebabkan karena kekurangan gizi sejak dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir. Namun, kondisi stunting baru Nampak setelah anak berusia dua tahun. Program 8000 hari pertama kehidupan merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memutus siklus stunting, dimana pada program ini dimulai sejak terjadinya konsepsi hingga individu berusia 19 tahun. Penyebab utama stunting yaitu salah satunya praktek pengasuhan yang tidak baik akibat kurangnya pengetahuan orang tua tentang Kesehatan dan gizi sebelum masa kehamilan dan setelah kelahiran, anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang kurang berkualitas. Pencegahan stunting dengan cara memperhatikan pemberian gizi seimbang pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) dengan sasaran utama pada Ibu hamil, anak usia 0-6 bulan, anak usia 7-23 bulan, anak usia 2-5 tahun, anak usia 5-9 tahun, dan anak usia 10-19 tahun. Pedoman gizi seimbang merupakan upaya pemerintah untuk mempromosikan gaya hidup sehat melalui pola makan yang sehat, aktivitas fisik, dan hidup bersih.
Peningkatan Status Gizi Pada Balita Stunting Melalui Program Pemberian Makanan Tambahan Sri Hartini; Biyanti Dwi Winarsih; Wahyu Yusianto; Noor Faidah; Nur Nafi’ah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan "Juli"
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i3.370

Abstract

Stunting adalah salah satu permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Stunting disebabakan karena kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, status gizi balita stunting di tunjukkan menggunakan antopometri dan dikategorikan berdasarkan standart baku WHO dengan indeks BB/U (Berat badan/umur), TB/U (Tinggi badan/umur), dan BB/TB (Berat badan/tinggi badan). Upaya memperbaiki status gizi balita stunting yaitu dengan PMT pada balita 6-59 bulan, PMT bukan sebagai penggati makanan utama sehari-hari tetapi sebagai tambahan makanan balita, program ini merupakan program intervensi terhadap balita yang menderita kurang gizi dimana  agar dapat meningkatkan gizi balita sesuai dengan usiannya. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan status gizi pada balita stunting sesudah program pemberian makanan tambahan di Desa Watuaji Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Pemberian makanan tambahan dilakukan setiap hari selama 90 hari. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan berat badan balita yang sudah tercantum dilembar KMS. Berat badan balita sejumlah 35 balita stunting sebelum mendapatkan program PMT dengan status gizi buruk 7 balita (20,0%) dan gizi kurang 28 balita (80,0%), dan status gizi balita stunting sesudah program PMT status gizi kurang 5 balita (14,3%) gizi baik 30 balita (85,7%).