Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Faktor Risiko Kejadian Infeksi Virus Hepatitis B pada Ibu Hamil Sukmawati Sukmawati; Endang Budiati; Nur Sefa Arief Hermawan; Aila Karyus; Kodrat Pramudho
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.357 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan pengidap hepatitis B nomor 2. Sekitar 23 juta penduduk Indonesia telah terinfeksi hepatitis B dan 2 juta orang terinfeksi hepatitis C. Pada populasi tersebut, penyebaran utama melalui jalur penurunan dari ibu ke anak, dan infeksi biasanya berkembang pada saat bayi lahir atau balita (Alamudi dkk, 2017). Tujuan penelitian ini adalah untuk Faktor Resiko Kejadian Infeksi Virus Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Kota Bandar Lampung Tahun 2021. Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control , sampel penelitian 64 responden, teknik pengambilan sampel random sampling. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner Hasil penelitian menggunakan uji chi-square didapat P-value 0,001 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara Riwayat Transfusi dengan Hepatitis B. didapat P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara Riwayat Keluarga dengan Hepatitis B. P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara penggunaan sikat gigi dengan Hepatitis B. P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara ANC dengan Hepatitis B. P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara alat cukur dengan Hepatitis B. variabel yang paling dominan dan paling tinggi pada variabel penggunaan sikat gigi secara bersamaan dengan OR 33.272 sedangkan variabel terendah yaitu kunjungan ANC dengan nilai OR  16.021. Pentingnya melakukan upaya pengendalian angka kejadian hepatitis B pada ibu hamil melalui skrining secara menyeluruh dan vaksinasi HBV secara rutin bagi ibu hamil.
Determinan yang Berhubungan dengan Pencegahan Stunting Kiki Apriyana; Kodrat Pramudho; Nur Sefa Arief Hermawan; Sugeng Irianto; Dewi Rahayu
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.519 KB)

Abstract

Stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.  Pada 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa kritis yang akan menentukan masa depannya. Tujuan penelitian Diketahui  Determinan yang berhubungan dengan pencegahan  stunting Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Lampung Tengah Tahun 2021. Desain penelitian deskriptif  analitik dengan pendekatan crossectional, sampel penelitian 68 responden, teknik pengambilan sampel random sampling. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil uji validitas 0, 361 dan reliabiilitas 0.936. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square didapat P-value 0,000 maka ada hubungan signifikan antara usia balita/anak dengan upaya pencegahan stunting. didapat P-value 0,003 maka ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan upaya pencegahan stunting didapat P-value 0,002 maka ada hubungan signifikan antara pemberian MP-ASI pada anak/balita  dengan upaya pencegahan stunting. didapat P-value 0,004 maka ada hubungan signifikan antara pemberian ASI Esklusif pada anak/balita  dengan upaya pencegahan stunting didapat P-value 0,000 maka ada hubungan signifikan antara pemberian Asupan gizi pada anak/balita  dengan upaya pencegahan stunting, dapat diketahui bahwa pada beberapa variable dalam upaya pencegahan stunting didapat variable tertinggi dan sangat berpengaruh  dalam pencegahan stunting yaitu variable Asupan Gizi dengan nilai OR 19.326 dan pada variable terendah terdapat pada variable ASI esklusif dengan nilai OR 7.901. maka dapat disimpulkan bahan asupan gizi saat berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita/anak.
Faktor Risiko Kejadian Infeksi Virus Hepatitis B pada Ibu Hamil Sukmawati Sukmawati; Endang Budiarti; Nur Sefa Arief Hermawan; Aila Karyus; Kodrat Pramudho
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.501 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan pengidap hepatitis B nomor 2. Sekitar 23 juta penduduk Indonesia telah terinfeksi hepatitis B dan 2 juta orang terinfeksi hepatitis C. Pada populasi tersebut, penyebaran utama melalui jalur penurunan dari ibu ke anak, dan infeksi biasanya berkembang pada saat bayi lahir atau balita (Alamudi dkk, 2017). Tujuan penelitian ini adalah untuk Faktor Resiko Kejadian Infeksi Virus Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Kota Bandar Lampung Tahun 2021. Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control , sampel penelitian 64 responden, teknik pengambilan sampel random sampling. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square didapat P-value 0,001 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara Riwayat Transfusi dengan Hepatitis B. didapat P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara Riwayat Keluarga dengan Hepatitis B. P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara penggunaan sikat gigi dengan Hepatitis B. P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara ANC dengan Hepatitis B. P-value 0,000 < 0,005 maka dapat dikatakan ada hubungan signifikan antara alat cukur dengan Hepatitis B. variabel yang paling dominan dan paling tinggi pada variabel penggunaan sikat gigi secara bersamaan dengan OR 33.272 sedangkan variabel terendah yaitu kunjungan ANC dengan nilai OR 16.021. Pentingnya melakukan upaya pengendalian angka kejadian hepatitis B pada ibu hamil melalui skrining secara menyeluruh dan vaksinasi HBV secara rutin bagi ibu hamil.
Intervensi Waktu Tunggu Pelayanan Obat Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Triyani Rositasari; Bambang Setiaji; Kodrat Pramudho
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 4 No 3 (2022): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v4i3.1263

Abstract

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Salah satu parameter untuk menilai pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah waktu tunggu. Waktu tunggu merupakan salah satu Standar Pelayanan Minimal farmasi rumah sakit. Waktu tunggu pelayanan obat non racik adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat non racik dengan standar minimal yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu ≤ 30 menit, sedangkan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai dari pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan yaitu ≤ 60 menit. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui intervensi waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan di instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu. Jenis kajian yaitu kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam (indepth interview). Hasil pengamatan, penyebab lamanya waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan di instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu yaitu tempat duduk tunggu belum memadai, ruang tunggu kurang luas, jumlah SDM kurang, tidak semua petugas paham administrasi, alat pemanggil kurang memadai, resep datang bersamaan, dan E-resep belum berjalan.
Analisis Faktor Penyakit Tidak Menular "Gastritis" Pasien Puskesmas Cahya Fitri Ananda; Atikah Adyas; Bambang Setiaji; Kodrat Pramudho
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v14i1.1300

Abstract

Gastritis adalah salah satu penyakit tidak menular dan merupakan gangguan kesehatan terkait dengan proses pencernaan terutama lambung.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien puskesmas di Wilayah Kabupaten Tanggamus. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh pasien yang berkunjung ke tiga Poli Umum Puskesmas berjumlah 2160 orang, sampel sebanyak 110 orang dipilih menggunakan cluster random sampling, data dikumpulkan melalui pengisian kuisionner dan wawancara dan dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis univariat menunjukkan kasus gastritis sebesar 68,2%, dengan variabel terbanyak umur >35 tahun 57,3%, jenis kelamin laki-laki 55,5%, pola makan 60%, tidak merokok 63,6%, stres 50,9%, dan konsumsi kopi 53,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara pola makan (p-value =0,007), stres (p-value=0,010), konsumsi kopi (p-value =0,03) dengan kejadian gastritis dan tidak ada hubungan antara umur (p-value =0,153), jenis kelamin (p-value =0,389), dan merokok (p-value =0,170), dengan kejadian gastritis. Hasil analisis multivariat pola makan memiliki hubungan yang signifikan dominan dengan kejadian gastritis setelah dikontrol dengan stress, merokok, dan konsumsi kopi. Kesimpulan pola makan adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan gastritis pada pasien puskesmas di Kabupaten Tanggamus.
Kepatuhan Peserta PBPU dalam Membayar Iuran BPJS Kesehatan di Kabupaten Mesuji Nelly Juwita Utami; Aila Karyus; Kodrat Pramudho
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 8, No 1 (2024): JIK-April Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v8i1.760

Abstract

Kesinambungan dalam membayar iuran secara rutin berdampak pada pendanaan sistem jaminan kesehatan nasional. Tanpa pembayaran iuran secara rutin, menyebabkan penyelenggaraan JKN berjalan tidak baik. Di Indonesia, kolektabilitas iuran peserta PBPU sekitar 54% dengan tunggakan mencapai 10 triliun. Sedangkan Provinsi Lampung mencapai 166 miliar. Kabupaten Mesuji tahun 2022, kolektabilitas iuran segmen PBPU hanya mencapai 22,8% tunggakan mencapai Rp. 826.651.250,-. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan peserta PBPU dalam membayar iuran BPJS kesehatan di Kabupaten Mesuji tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif, desain cross sectional. Populasi penelitian seluruh peserta PBPU BPJS kesehatan di Kabupaten Mesuji berjumlah 24.564 orang. Sampel penelitian 110 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Metode pengumpulan data wawancara. Hasil penelitian, terdapat hubungan pendidikan (p-value 0,012), pengetahuan (p-value 0,038), pendapatan (p-value 0,047), jumlah anggota keluarga (p-value 0,026), persepsi terhadap risiko (p-value 0,000), penyakit katastropik (p-value 0,003) dengan kepatuhan peserta membayar iuran BPJS kesehatan, sedangkan persepsi terhadap pelayanan kesehatan tidak terdapat hubungan dengan (p-value 0,748) kepatuhan membayar iuran BPJS kesehatan. Variabel dominan persepsi terhadap risiko (p-value 0,003 dan OR 5,637). Diharapkan pihak Pemerintah Daerah dapat mengoptimalkan penerapan Inpres No.1 Tahun 2022 tentang Pengoptimalan Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional dengan mensyaratkan Kepesertaan BPJS Kesehatan aktif untuk mengakses Pelayanan Publik dan Pihak BPJS Kesehatan dapat meningkatkan komunikasi, konsultasi dan edukasi dalam penguatan pengetahuan dan persepsi peserta terhadap risiko melalui berbagai cara baik cara konvensional seperti pertemuan atau penyuluhan atau pemanfaatan teknologi informasi.