Lely Halimah, Lely
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengembangan Model Pembelajaran Whole Languege Untuk Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berbahasa Tulis Siswa Sekolah Dasar Halimah, Lely; Syahrudin, Didin; Abidin, Yunus
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 3, No 1: Januari 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v3i1.2799

Abstract

AbstractSome mistake are finding in teaching and learning language at the schools until today. This condition happened because there is some mistake in teaching and learning language at the schools. Because of that, the process of teaching and learning literature at schools must be change by using the effective models of teaching and learning language which can improve student literacy. One of the models for teaching and learning literacy is Whole Language Model. The problems of this research are (1) what is real condition of learning and teaching language process in the schools? (2) how to development whole language models which can improve student’s literacy? (3) are there influence in using whole language model toward student’s literacy improvement? .Method of this research is research and development. The subject of this research is student in Primary School Laboratory UPI Cibiru Campus. Measurement utilizes test and observation. The statistic analysis technique is using to analysis the date. Result of this research concludes that (1) teacher needs the good model of learning and teaching language to improving student’s literacy in the school; (2) whole language model can implementating by three step that is introduction step, process step, and closing step; (3) implementation of whole language model of teaching and learning language can improving student’s literacy in the primary school.Key Word: Whole Language, Elementary Student, Literacy
Model Penanaman Ideologi Nasional Dan Semangat Kebangsaan Melalui Pembelajaran Dengan Mengintegrasikan Lagi-Lagu Tanah Air Dan Perjuangan Di Sekolah Dasar Halimah, Lely; Y, Margaretha Sri; Sutini, Ai; Harsono, Nono
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 3, No 2: Juli 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v3i2.2805

Abstract

AbstrakPeran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan tugas utamanya adalah menstranformasikan nilai-nilai keilmuan dan nilai-nilai Pancasila terhadap peserta didik lewat lagu-lagu nasional yang dikemas dalam konteks pembelajaran suatu bidang studi atau dalam berbagai bidang studi. Dalam menjalankan peran dan tugas utamanya, guru berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang mendidik dengan menerapkan motto Ki Hajar Dewantara. Oleh sebab itu diperlukan sebuah model yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu model tersebut adalah Model penanaman ideologi nasional dan semangat kebangsaan melalui pembelajaran dengan mengintegrasikan lagu-lagu cinta tanah air dan perjuangan. Melalui pengembangkan model ini berdasarkan hasil pengembangan dan uji validasi baik yang dilakukan di kelas 1 maupun di kelas 4 terbukti secara signifikan mengalami peningkatan prestasi belajar dilihat dari pengamalan sila-sila Pancasila selama proses pembelajaran baik dalam aktivitas kelas secara individual maupun kolaboratif dengan teman-temannya. Model ini, ditemukan memiliki keunggulan, kelamahan, peluang dan tantangan. Keunggulan atau kekuatan dari model ini di antaranya adalah pembelajaran mampu memberikan multiple effects, di antaranya mampu memberikan dampak psikologis pada peserta didik, mampu menstranformasikan nilai-nilai di antaranya: nilai-nilai ilmu pengetahuan dan sekaligus nilai-nilai Pancasila. Di samping memiliki keunggulan, juga memiliki kelemahan di antaranya memerlukan guru yang sangat peduli terhadap makna lagu-lagu nasional, karena model ini hanya akan terealisasi manakala guru mempunyai kepedulian yang tinggi akan makna lagulagu nasional, juga kreatif dalam mengemas antara materi pembelajaran dengan lagu-lagu nasional, kreatif dalam menentukan strategi pembelajaran, media dan sumber pembelajaran.Kata Kunci: Model Penanaman Ideologi Nasional, Semangat Kebangsaan, Lagu Cinta Tanah Air
Pengembangan Model Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Halimah, Lely; Rostika, Deti; Sudirjo, Encep
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 1, No 1: Januari 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v1i1.2724

Abstract

This research is performed due to the presence of gap between the policy in the improvement of curriculum and the existing field‐condition in elementary school. On one side School‐Based Curriculum (KTSP) is expected to be applied in schools autonomously, on the other hand, neither the principals nor the teachers, especially of elementary schools, have had comprehensive understanding on the concept of School‐Based Curriculum, its construction process, as well as the implementation. The problem of this research, therefore, is ”How is a model for the construction of School‐Based Curriculum that refers to National Education Standard developed to result in School‐Based Curriculum (KTSP) document”?With reference to the above mentioned background, this research is purposed to offer facilities to schools, especially elementary schools, in the process of constructing School‐Based Curriculum that refers to the guideline of KTSP construction by Badan Standar Nasional Pendidikan (National Standard Agency for Education), so that they can have KTSP document. In other words, this research will result in a product of the process of School‐Based Curriculum (KTSP) model development for KTSP document.   In order to achieve the objectives, this research is conducted using Research and Development approach.   In the implementation, this research and development forms a cycle, which begins with a preliminary study to find an early product required. This early product is then developed in a certain condition, with a test, the result of which is revised and retested until the final product, which is considered satisfactory, is obtained. The validity of this final product is then examined. This research is conducted in elementary schools in Cileunyi District of Bandung Regency, of which the principal and the teachers become the subject of this research.  Referring to the Research and Development measures, as mentioned above, the process of constructing School‐Based Curriculum (KTSP) contains two stages. The first stage is the work discussion of the team that consists of Headmaster as the chairman, teachers, and school committee, and involves related parties from the Subdistrict Office of National Education Department and experts (in this case: the research team), which produces book 1 containing general guideline of School‐Based Curriculum (KTSP) development. The second stage is the work discussion of the research team, Headmaster, and teachers, which produces book 2 consisting of six copies of books for each grade, from the first to the sixth.   Suggestions put forward in this research is that the socialization of School‐Based Curriculum (KTSP) should be carried out in whole and applicable so as to give clear description of the process and product of School‐Based Curriculum (KTSP) construction to those school, since they –elementary schools in particular‐ have not been able to create School‐Based Curriculum (KTSP) autonomously.
Musik Dalam Pembelajaran Halimah, Lely
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 2, No 2: Juli 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v2i2.2763

Abstract

AbstrakMusik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera individu. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam di antaranya bahwa (1) musik adalah bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar, (2) musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya, dan (3) musik adalah segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau oleh kelompok individu yang disajikan sebagai musik. Dari beberapa definisi tersebut, maka musik merupakan segala bunyi yang dihasilkan manusia secara sengaja yang disajikan sebagai music. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kecerdasan musik pada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya melalui (1) memperkenalkan musik di dalam kelas, (2) mendengarkan musik, (3) membuat instrumental musik di kelas. Untuk setiap tujuan, kelas diperkaya dengan musik dengan menggunakan beragam teknik secara bervariasi. Penggunaan musik di kelas akan membantu meningkatkan kegembiraan siswa dalam belajar dan sekaligus juga dapat meningkatkan efektivitas ketercapaian tujuan. Yang tidak kalah pentingnya belajar melalui musik dan atau belajar dengan musik, serta belajar tentang musik dapat memberikan banyak manfaat bagi perkebangan baik fisik maupun mental siswa. Melalui musik banyak yang dapat dipelajari oleh siswa di antaranya dikemukakan berikut ini.Kata Kunci: Musik, Pembelajaran
Inflementasi Kurikulum Satuan Pendidikan Dalam Menumbuhkembangkan Kecerdasan Majemuk (Multiplate Intelligence) Halimah, Lely
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 2, No 1: Januari 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v2i1.2754

Abstract

ABSTRAKTeori kecerdasan majemuk ini, merupakan salah satu teori yang saat ini sedang menjadi perhatian semua kalangan, lebih-lebih para orang tua dan para pendidik tampaknya begitu antusias untuk mendalaminya bahkan untuk menerapkannya dalam rangka menumbuhkembangkan kecerdasan anak. Mengacu pada teori kecerdasan majemuk, bahwa sesungguhnya setiap anak dilahirkan cerdas. Inilah paradigma baru pendidikan yang sedang berkembang di dunia. Menurut Dr Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Amerika setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Sifat yang menjadi bawaan itu antara lain adanya keingintahuan, daya eksplorasi terhadap lingkungan, spontanitas, vitalitas, dan fleksibilitas. Setiap individu memiliki delapan kecerdasan, yang meliputi : (1) Linguistic intelligence (word smart); (2) Logical-mathematical intelligence (number/reasoning smart); (3) Spatial intelligence (picture smart); (4) Bodily-Kinesthetic intelligence (body smart); (5) Musical intelligence (music smart); (6) Interpersonal intelligence (people smart); (7) Intrapersonal intelligence (self smart). Dari ketujuh kecerdasan sebagaimana dikemukakan di atas, pada dasarnya setiap kecerdasan memiliki keunikan masing-masing. Menurut Gardner bahwa setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkanKata Kunci: Kecerdasan Jamak, Pebelajaran Berbasis KTSP
PROFILE PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) OF PRIMARY SCHOOL TEACHER IN SCIENCE TEACHING Yuliariatiningsih, Margaretha Sri; Halimah, Lely; Yanthi, Novi; Wahyuningsih, Yona
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 11, No 2: Juli 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v11i2.17481

Abstract

This research is to know pedagogical content knowledge (PCK) of primary schools teacher in science lesson. The research method used survey method. Research subject is determined by purposive sampling technique. Research data were collected by interview technique, questionnaire, test, product assessment, and observation. Data were analyzed by one-way Anova toward civil servant period, certification period, work class, GPA and university origin. The conclusions obtained indicate that the teacher's PCK in teaching science in primary schools depends on the newly-conducted training program such as the Teacher Education and Professional Training (PLPG). There is no correlation between the underlying factors as a teacher and the PCK in significantly teaching science in primary schools. It is recommended that teachers regularly attend training related to the updating of learning materials or related to PCK as the basis of the teaching profession in teaching science through an in service training program.