Margaretha Sri Y, Margaretha Sri
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Media Komik Pada Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Multiple Intelligences Siswa SD Yuliariatiningsih, Margaretha Sri
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 2, No 2: Juli 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v2i2.2769

Abstract

AbstractThis study was grounded on the students’ hobby in reading comics. The result of the literature study showed that comic used as media in learning Physics was very effective as learning media and attractive to be read. One of the supporting factors of this success in improving the students’ multiple intelligences was the integration of art and craft activities in the science learning process. Moreover, the theory of multiple intelligences accomodated students with various way of learning thinking. The developed training model in this study consisted of five stages that were orientation, presentation, structured excersice, guided excersice and individual excersice. In each Science class, the learning process was always started with the elicitation of students’ prior knowledge. Then each student got one comic to be read. After the reading session, the teacher asked them about the contents of the comics either classically or individually. In the next step the students were invited to observe the demonstration done by the teacher only if the instruments or materials were not safe for them, (e.g hot water). Nevertheless, if they were safe enough for the students, they were allowed to do the experiment by themselves. Students’ worksheets (LKS) were done by the students in group to develop their interpersonal and verbal-linguistic intelligences. Based on observation during experiments and drawing activities, the students’ visual-spatial intelligences were developed. Every learning process was always ended with knowledge test individually which would be discussed later. The study concluded that: 1) the training model improved PGSD students’ skills in developing comic as teaching media, 2) comics are proven to improve the elementary school students’ motivation in learning science, 3) comic enhanced elementary school students’ understanding in science knowledge which was indicated by the achievement of the students’ test score (85 point grade). Comic also developed elementary school students’ multiple intelligences in the aspects of verbal-linguistic, logical-mathematic, visual-spatial, naturalist, and interpersonal. It is recommended that comic should be developed as teaching media especially in elementary school. Comis can be used as one alternative of learning medias that can motivate students to learn something as well as improving their reading hobby. Key Word: comic, motivation, learning science, achievement
Metode Picture Mapping dalam Kegiatan Storytelling: Cara untuk Mengembangkan Keteampilan Abad 21 Anak Usia Dini Yanthi, Novi; Ananthia, Winti; Yuliariatiningsih, Margaretha Sri
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 7, No 1: Januari 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v7i1.2785

Abstract

Kegiatan storytelling memiliki peran strategis dalam mengembangkan aspek moral pada diri anak-anak. Penggunaan gambar dalam kegiatan storytelling juga telah banyak dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak usia dini. Mengingat anak usia 5-6 tahun masih banyak yang belum memiliki keterampilan menulis dan membaca, maka penggunaan metode picture mapping dalam kegiatan storytelling dipelajari dalam penelitian kali ini. Penggunaan picture map dalam penelitian yaitu sebagai alat untuk menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi anak usia dini sebagai bagian dari keterampilan abad 21. Tujuan penelitian secara khusus yaitu untuk mengidentifikasi perkembangan aspek-aspek keterampilan abad 21 dalam kegiatan storytelling siswa TK kelompok B di daerah Cibiru, Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen pengumpul data yang terlibat yaitu rekaman hasil wawancara dengan anak, pedoman observasi yang dilengkapi catatan lapangan, dan rekaman video proses kegiatan storytelling. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa keterampilan abad 21 yang berkembang melalui kegiatan storytelling yang menerapkan penggunaan picture map adalah: (1) kemampuan mengomunikasikan pikiran atau ide menggunakan picture map; (2) kemampuan menyimak isi cerita yang disampaikan guru; (3) kemampuan memberikan respon pada orang lain selama sesi storytelling berlangsung; (4) kemampuan berkomunikasi dalam lingkungan dwibahasa; dan (5) menunjukkan sikap saling tolong menolong dan bekerja sama.
Model Direct Training untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa PGSD Cibiru Pembelajaran IPA SD dalam Bahasa Inggris Yuliariatiningsih, Margaretha Sri
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 1, No 1: Januari 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v1i1.2718

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru  membelajarkan IPA dalam bahasa Inggris. Gagasan muncul, karena di   era globalisasi menuntut sumber daya manusia yang berpikir    global melalui komunikasi dengan bahasa yang bersifat global pula. Salah satu kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki oleh masyarakat di Malaysia, Singapura, dan    Hongkong adalah sejak    SD para siswa belajar Matematika dan IPA dalam bahasa Inggris.    Masyarakat Indonesia pun menuntut pendidikan yang bersifat global, hal ini tampak pada sekolah yang banyak diminati oleh masyarakat adalah yang menggunakan dwi bahasa dalam pembelajaran. Konsekuensi logisnya adalah pasar kerja menuntut guru untuk terampil dalam berbahasa Inggris di samping menguasai materi pelajaran di SD.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa PGSD membelajarkan IPA dalam bahasa Inggris, penguasaan pengorganisasian kelas menggunakan classroom language yang tepat, merancang RPP, dan kendala yang dihadapi mahasiswa dalam membelajarkan IPA menggunakan bahasa Inggris.    Model Direct Training dikembangkan dengan filosofinya “If the child hasn’t learned, the teacher hasn’t taught”.Metode yang digunakan menekankan pada kajian situasi alamiah di lapangan yang melibatkan dosen dan mahasiswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian adalah mahasiswa PGSD semester 6 konsentrasi IPA tahun akademik 2007/2008 pada mata kuliah Konsep Dasar Fisika di SD.  Hasil penelitian menunjukkan keterampilan mahasiswa dalam merancang RPP dan penguasaan konsep IPA dalam bahasa Indonesia sangat  baik. Kesulitan yang dialami mahasiswa adalah pada bagian KBM karena skenario dituliskan dalam bahasa Inggris. Kesalahan yang banyak dilakukan pada aspek kosakata, pemilihan kata, tata bahasa, dan pelafalan saat simulasi. Kesimpulan    penelitian    adalah kemampuan mahasiswa PGSD masih rendah untuk dapat membelajarkan IPA dalam bahasa Inggris, kendala yang dihadapi adalah kurangnya rasa percaya diri . Saran yang dapat diberikan pada lembaga atau dosen    adalah membiasakan mahasiswa berbicara dan mendengar bahasa Inggris serta banyak menggunakan kosakata IPA dalam bahasa Inggris saat perkuliahan IPA.
Model Penanaman Ideologi Nasional Dan Semangat Kebangsaan Melalui Pembelajaran Dengan Mengintegrasikan Lagi-Lagu Tanah Air Dan Perjuangan Di Sekolah Dasar Halimah, Lely; Y, Margaretha Sri; Sutini, Ai; Harsono, Nono
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 3, No 2: Juli 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v3i2.2805

Abstract

AbstrakPeran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan tugas utamanya adalah menstranformasikan nilai-nilai keilmuan dan nilai-nilai Pancasila terhadap peserta didik lewat lagu-lagu nasional yang dikemas dalam konteks pembelajaran suatu bidang studi atau dalam berbagai bidang studi. Dalam menjalankan peran dan tugas utamanya, guru berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang mendidik dengan menerapkan motto Ki Hajar Dewantara. Oleh sebab itu diperlukan sebuah model yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu model tersebut adalah Model penanaman ideologi nasional dan semangat kebangsaan melalui pembelajaran dengan mengintegrasikan lagu-lagu cinta tanah air dan perjuangan. Melalui pengembangkan model ini berdasarkan hasil pengembangan dan uji validasi baik yang dilakukan di kelas 1 maupun di kelas 4 terbukti secara signifikan mengalami peningkatan prestasi belajar dilihat dari pengamalan sila-sila Pancasila selama proses pembelajaran baik dalam aktivitas kelas secara individual maupun kolaboratif dengan teman-temannya. Model ini, ditemukan memiliki keunggulan, kelamahan, peluang dan tantangan. Keunggulan atau kekuatan dari model ini di antaranya adalah pembelajaran mampu memberikan multiple effects, di antaranya mampu memberikan dampak psikologis pada peserta didik, mampu menstranformasikan nilai-nilai di antaranya: nilai-nilai ilmu pengetahuan dan sekaligus nilai-nilai Pancasila. Di samping memiliki keunggulan, juga memiliki kelemahan di antaranya memerlukan guru yang sangat peduli terhadap makna lagu-lagu nasional, karena model ini hanya akan terealisasi manakala guru mempunyai kepedulian yang tinggi akan makna lagulagu nasional, juga kreatif dalam mengemas antara materi pembelajaran dengan lagu-lagu nasional, kreatif dalam menentukan strategi pembelajaran, media dan sumber pembelajaran.Kata Kunci: Model Penanaman Ideologi Nasional, Semangat Kebangsaan, Lagu Cinta Tanah Air
PROFILE PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) OF PRIMARY SCHOOL TEACHER IN SCIENCE TEACHING Yuliariatiningsih, Margaretha Sri; Halimah, Lely; Yanthi, Novi; Wahyuningsih, Yona
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 11, No 2: Juli 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v11i2.17481

Abstract

This research is to know pedagogical content knowledge (PCK) of primary schools teacher in science lesson. The research method used survey method. Research subject is determined by purposive sampling technique. Research data were collected by interview technique, questionnaire, test, product assessment, and observation. Data were analyzed by one-way Anova toward civil servant period, certification period, work class, GPA and university origin. The conclusions obtained indicate that the teacher's PCK in teaching science in primary schools depends on the newly-conducted training program such as the Teacher Education and Professional Training (PLPG). There is no correlation between the underlying factors as a teacher and the PCK in significantly teaching science in primary schools. It is recommended that teachers regularly attend training related to the updating of learning materials or related to PCK as the basis of the teaching profession in teaching science through an in service training program.