Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI SARANA EDUKASI KESADARAN HUKUM BAGI GURU MTS DAN MA BAHASA INDONESIA SE-JAWA BARAT Dheka Dwi Agustiningsih; Tedi Permadi; Memen Durachman; Asep Mardianto; Luthfi Hawari
Dimasatra Vol 2, No 2 (2022): APRIL
Publisher : Dimasatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.006 KB) | DOI: 10.17509/dm.v2i2.55251

Abstract

Kesadaran hukum adalah aspek yang sangat penting bagi setiap warga negara. Pemanfaatan sastra adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran hukum bagi guru Bahasa Indonesia di MTs dan MA. Oleh karenanya perlu diketahui kesadaran dan penggunaan sastra sebagai sarana edukasi kesadaran hukum.  Hal ini sejalan dengan tujuan pengabdian yaitu untuk memaparkan edukasi hukum melalui pemanfaatan sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Kesadaran hukum diterapkan oleh guru MTs dan MA Se-Jawa Barat melalui pembelajaran bahasa. Akan tetapi, pemanfaatan sastra sebagai sarana untuk membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masih kurang diaplikasikan dalam pembelajaran sekolah. Melalui pengabdian ini diharapkan guru MTs dan MA se-Jawa Barat dapat memanfaatkan sastra sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran hukum.
Kajian Seni Pertunjukan Wayang Wong Cirebon Lakon Sumantri Ngenger Dalam Nilai Pendidikan Melalui Pembelajaran Sastra Taiman; Dadang Sunendar; Sumiyadi; Tedi Permadi
Jurnal Ekonomi Teknologi dan Bisnis (JETBIS) Vol. 2 No. 1 (2023): JETBIS : Journal Of Economics, Technology and Business
Publisher : Al-Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.405 KB) | DOI: 10.57185/jetbis.v2i1.28

Abstract

Wayang orang adalah suatu kesenian tradisional yang sangat multifungsi dan universal semua kalangan dapat menikmati dalam pementasan wayang orang. Para penikmat pewayangan sependapat apabila pementasan wayang orang merupaan kesenian tradisional yang mempunyai nilai-niai luhur yang tinggi. Wayang wong mengajaran ajaran dan nilai-nilai itu tidak secara teoretis saja (berupa ajaran dan nilai-nilai) melainkan secara konkret dengan menghadirkan kehidupan tokoh-tokohnya secara konkret sebagai teladan. Peran, makna dan nilai-nilai pendidikan dalam wayang wong dalam masyarakat Cirebon yang selama ini hampir punah,. Sebagai rasa bangga sebagai bangsa Indonesia yang nanti akan mewariskan nilai-nilai budaya sebagai perwujudan kearifan lokal (wisdom local) yang bisa dijadikan khasanah pewarisan budaya wayang wong di masa yang akan datang.Kajian dan nilai-nilai pertunjukan sebagai upaya revitalisasi pada generasi saat ini melalui pelestarian dan kearifan lokal untuk menjaga dan merawat nilai-nilai luhur. Kebudayan dan multikultur tradisi masyarakat wilayah Cirebon Jawa Barat yang kental akan nilai-nilai pendidikan. Sehingga mindseet serta pola pikir perlu adanya perubahan untuk bisa menanamkan nilai-nilai budaya kesenian wayang wong Cirebon dalam pembelajaran sastra. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarahkan pada penyimpulan. Dengan demikian peserta didik dalam pembelajaran sastra melalui seni pertunjukan wayang dengan Lakon Sumantri Ngengger sangat perlu diterapkan untuk pembelajaran sastra di sekolah sebagai bahan ajar dan muatan lokal. Nilai-nilai pada pendidikan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud pendidikan karakter di sekolah.
Ungkapan Kemarahan Masyarakat Etnis Pasemah Bengkulu: Kajian Tradisi Lisan Sebagai Sarana Kontrol Sosial Fitra Youpika; Tedi Permadi; Sumiyadi Sumiyadi; Dadang Sunendar
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 25, No 1 (2023): (June)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v25.n1.p50-56.2023

Abstract

This research is a study of cultural expressions (oral traditions) which aims to describe traditional expressions of the Pasemah Bengkulu ethnicity as a means of social control in society. The research method used is a descriptive ethnographic approach. The research data is in the form of traditional expressions of the Pasemah Bengkulu ethnic community which were obtained through observation and or recording from a number of informants intentionally or not. The research procedure follows the steps proposed by Spradley (1997). The results of the study are seen from the meaning, communication situations, speakers of the other party, and ways of expressing anger. Expression of anger is a means to express feelings of annoyance, disappointment, and dislike. Expressions of anger can be a means of therapy for speakers and interlocutors for the emotions they experience and are one of the cultural images of the Pasemah Bengkulu ethnic community. In addition, the expression of anger is also a form of social control for society as well as a recorder of taboo vocabulary.
The role of creative literature teaching based character on character development Andri Noviadi; Sumiyadi Sumiyadi; Tedi Permadi
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 6 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/diglosia.v6i3.693

Abstract

The purpose of this study was to investigate the effectiveness of character-based creative literature learning in developing student character which includes attitudes, behavior, and personality. The research method used was a quasi-experimental involving 250 high school students. The sample was selected using random sampling technique. The findings show that learning character-based creative literature makes a positive contribution to the development of student character, which includes attitudes, behavior, and student personality. The effect of learning literature on student character produces t values at the posttest stage for each aspect of attitude, behavior, and personality (4.452, 3.683, and 4.579) and p values less than 0.05. In addition, the effect size of character-based literary learning on character development is 5.80 which has a significant influence. So, it can be concluded that teaching character-based creative literature has a significant positive influence on character development (attitudes, behavior, and personality) in high school students. The implication of this research is that literature can be used as an alternative in instilling character in students.
Kutukan Ibu Kepada Anak Dalam Cerita Rakyat Indonesia Syarif Hidayatullah; Yeti Mulyati; Vismaia S Damayanti; Tedi Permadi
Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam cerita rakyat Indonesia banyak ditemukan cerita tentang kutukan ibu kepada anak. Namun penelitian mengenai pola dan profil anak yang dikutuk ibu belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari profil yang dikutuk ibu dalam cerita rakyat Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode teknik analisis isi. Data cerita rakyat yang bertemakan kutukan ibu kepada anak dari empat daerah berbeda dibandingkan dengan pendekatan struktural Greimas. Hasil diperoleh bahwa kutukan ibu kepada anak muncul sebagai akibat dari faktor ekonomi dan ketidakadaan sosok kepala keluarga sehingga ibu berperan dalam ruang domestik dan publik. Kedua, kutukan ibu kepada anak dipengaruhi secara tidak langsung oleh hadirnya perempuan lain dalam kehidupan anak, yaitu istrinya. Ketiga, kutukan ibu kepada anak dipengaruhi oleh kecantikan yang dimiliki anak sehingga malu memiliki ibu yang miskin dan tua. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa kisah relasi antara cerita rakyat dengan kehidupan saat ini masih relevan sehingga cerita rakyat dengan topik kutukan ibu kepada anaknya masih penting untuk disampaikan.
Kritik Sosial terhadap Seks Bebas dalam Lagu Dolanan Gotri di Indramayu Amalinda Pratiwi Rostiyahadi; Memen Durachman; Tedi Permadi
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian Lagu Dolanan Gotri (LDG) ini berfokus pada pengungkapan simbol dan makna tersembunyi melalui perspektif semiotika, terutama menyoroti denotasi dan konotasi yang berhubungan dengan mitos lokal Indramayu. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini mengambil empat versi teks dari empat kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk analisis. Hasilnya menunjukkan LDG tidak hanya sebagai hiburan anak-anak tetapi juga mengandung kritik sosial, khususnya mengenai seks bebas, yang tersirat dalam pilihan kata dan ritme lagu. Studi ini menawarkan perspektif baru tentang LDG sebagai bentuk tradisi lisan yang edukatif.
Wawacan Bidayatussalik dan Wawacan Jaka Mursyid Naskah Kuno Tasawuf asal Kecamatan Cidadap, Kota Bandung Tedi Permadi; Septiyadi Sobar; Nuri Aliyah
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini berupaya menyajikan kajian teks naskah Sunda yang berjudul Wawacan Bidayatussalik (WBS) dan Wawacan Jaka Mursyid (WJM) koleksi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Cidadap, Kelurahan Ledeng, Kota Bandung. Wawacan adalah puisi klasik dengan konvensi sastra tertentu. Kajian atas WBS dan WJM menggunakan metode kajian deskriptif analisis, bertujuan untuk memaparkan temuan atas data yang dianalisis. Secara spesifik, kajian teks WBS dan WJM didasarkan pada kajian filologis dengan mengutamakan pada cara kerja kritik teks, yakni penyelidikan atas teks yang tertulis pada suatu naskah dan dilakukan melalui dua tahap analisis, yakni kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menganalisis konvensi pupuh yang meliputi pemenuhan pada (bait) padalisan (larik), guru wilangan (pemenuhan suku kata dalam larik) dan guru lagu (pemenuhan bunyi vokal akhir pada suatu larik); adapun analisis kuantitatif meliputi analisis penyimpangan redaksional dalam tataran suku kata, kata, dan kalimat. Berdasarkan hasil analisis, teks WBS dan WJM ditulis dengan aksara Arab berbahasa Sunda (pegon); bentuk karangan teks berupa puisi tradisional berbentuk pupuh; kualitas teks naskah WBS dan WJM memiliki keunggulan dalam pemenuhan konvensi pupuh, penyimpangan larik atau padalisan yang sedikit; dan teks WBS dan WJM termasuk teks naskah keagamaan Islam yang berisi ajaran tasawuf Al-Ghazali (tasawuf Sunni) dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhannya.