Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI SARANA EDUKASI KESADARAN HUKUM BAGI GURU MTS DAN MA BAHASA INDONESIA SE-JAWA BARAT Dheka Dwi Agustiningsih; Tedi Permadi; Memen Durachman; Asep Mardianto; Luthfi Hawari
Dimasatra Vol 2, No 2 (2022): APRIL
Publisher : Dimasatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.006 KB) | DOI: 10.17509/dm.v2i2.55251

Abstract

Kesadaran hukum adalah aspek yang sangat penting bagi setiap warga negara. Pemanfaatan sastra adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran hukum bagi guru Bahasa Indonesia di MTs dan MA. Oleh karenanya perlu diketahui kesadaran dan penggunaan sastra sebagai sarana edukasi kesadaran hukum.  Hal ini sejalan dengan tujuan pengabdian yaitu untuk memaparkan edukasi hukum melalui pemanfaatan sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Kesadaran hukum diterapkan oleh guru MTs dan MA Se-Jawa Barat melalui pembelajaran bahasa. Akan tetapi, pemanfaatan sastra sebagai sarana untuk membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masih kurang diaplikasikan dalam pembelajaran sekolah. Melalui pengabdian ini diharapkan guru MTs dan MA se-Jawa Barat dapat memanfaatkan sastra sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran hukum.
TAMAN LITERASI SEBAGAI WADAH PENANAMAN BUDAYA LITERASI BAGI WARGA DESA CIGUGUR GIRANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Suci Sundusiah; Memen Durachman; Novi Resmini; Rosita Rahma; Afi Fadilah
Dimasatra Vol 3, No 1 (2022): OKTOBER
Publisher : Dimasatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.36 KB) | DOI: 10.17509/dm.v3i1.55269

Abstract

Memiliki keterampilan literasi adalah bekal penting dalam kehidupan era revolusi industri 5.0.   Keterampilan literasi dasar yakni membaca dan menulis tidak hanya menjadi kompetensi yang dibutuhkan, tetapi juga keterampilan literasi komunikasi, literasi keluarga, literasi sosial, literasi digital, termasuk literasi keluarga.  Upaya penumbuhan, penanaman dan pembudayaan literasi ini perlu sokongan dan pembinaan dari berbagai pihak, termasuk Perguruan Tinggi.  Fokus target sasaran kegiatan adalah anak-anak usia TK dan Sekolah Dasar serta orang tua dari anak-anak tersebut.  Model kegiatan pembinaan literasi ini adalah dengan merintis wadah kegiatan berliterasi bersama, yaitu “Taman Literasi”.  Di “Taman Literasi”, warga saling berkomunikasi positif, anak-anak bermain dan belajar, serta tumbuh lingkungan hijau yang kondusif.  “Taman Literasi” ini merupakan rancangan roadmap PkM perintisan  kampung literasi di desa.  Dengan demikian, tidak hanya “Taman Literasi” saja yang akan berdiri, tetapi juga titik wadah literasi lainnya di area yang berbeda.
INTERVENSI DEWA DALAM MENGATUR KEHIDUPAN MANUSIA DALAM LEGENDA CHANG E Helena Theresia; Yostiani Noor Asmi Harini; Memen Durachman
Jurnal Edukasi Khatulistiwa : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/ekha.v6i2.64602

Abstract

Legenda Chang E mengisahkan kehidupan Hou Yi dan istirnya yang kemudian berubah menjadi Dewi Bulan. Penelitian ini mendeskripsikan intervensi dewa dalam mengatur kehidupan manusia dalam struktur legenda Chang E. Selain itu, penelitian ini mendeskripsikan pula konteks penuturan, proses penciptaan, proses pewarisan, dan fungsi legenda Chang E. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, dan observasi. Setelah itu, dilakukan transkripsi, transliterasi, dan analisis legenda Chang E menggunakan strukturalisme Todorov. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa intervensi dewa diperlihatkan dalam struktur legenda yaitu pada proses istri Hou Yi berubah menjadi Dewi Bulan saat obat keabadian yang ditemukan Hou Yi dari pertapaannya. Obat keabadian tersebut dibuat oleh Kelinci Giok, teman Dewi Bulan. Dalam konteks penuturan, legenda Chang E dituturkan agar orang-orang dapat mengetahui cerita mengenai Dewi Bulan, yang berkaitan dengan Festival Bulan Purnama. Proses penciptaan Legenda Chang E tergolong sederhana karena diciptakan secara terstruktur. Legenda Chang E memiliki enam fungsi, yakni sebagai sistem proyeksi, pengesah kebudayaan, sebagai alat pendidikan anak, memberikan jalan yang dibenarkan oleh masyarakat agar seseorang merasa lebih superior, memprotes ketidakadilan di masyarakat, dan sebagai hiburan. Sampai saat ini, legenda Chang E masih terus diartikulasikan dikalangan masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di Bandung Raya.
Kritik Sosial terhadap Seks Bebas dalam Lagu Dolanan Gotri di Indramayu Amalinda Pratiwi Rostiyahadi; Memen Durachman; Tedi Permadi
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian Lagu Dolanan Gotri (LDG) ini berfokus pada pengungkapan simbol dan makna tersembunyi melalui perspektif semiotika, terutama menyoroti denotasi dan konotasi yang berhubungan dengan mitos lokal Indramayu. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini mengambil empat versi teks dari empat kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk analisis. Hasilnya menunjukkan LDG tidak hanya sebagai hiburan anak-anak tetapi juga mengandung kritik sosial, khususnya mengenai seks bebas, yang tersirat dalam pilihan kata dan ritme lagu. Studi ini menawarkan perspektif baru tentang LDG sebagai bentuk tradisi lisan yang edukatif.
Tradisi Merantau Masyarakat Minang dalam Lagu Kelok Ampek Puluah Ampek Azka Azkia Amelia; Yostiani Noor Asmi Harini; Memen Durachman
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tradisi merantau masyarakat Minang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Akivitas tersebut menjadi inspirasi penciptaan lagu berbahasa Minang, Kelok Ampek Puluah Ampek yang sering dinyanyikan oleh masyarakat Minang di perantauannya. Artikel ini mendeskripsikan struktur teks dan fungsi lagu tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur teks memiliki formula formulaik sehingga mudah untuk diingat. Fungsi lagu tersebut yaitu sebagai sistem proyeksi mengenai tradisi merantau yang di satu sisi dianggap sebagai peluang memperoleh kehidupan yang lebih baik sekaligus keharuan yang harus dijalani karena berpisah dengan sanak saudara dan kampung halaman. Selain sebagai sistem proyeksi, lagu ini pun berfungsi sebagai penglipur lara para perantau terhadap rasa rindu kepada sanak saudara dan kampung halaman.