Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Upaya Peningkatan Asi Ekslusif dengan Relaktasi melalui Media Booklet di Kelurahan Dasan Cermen Kecamatan Sandubaya Intan Gumilang; Syajaratuddur Faiqah; Fitra Arsy Nur Cory'ah
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 7 No. 01 (2023): Abdimas Mahakam
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v7i01.1856

Abstract

Di Indonesia cakupan ASI eksklusif pada tahun 2021 adalah 69,7%, berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi NTB menyampaikan bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Provinsi NTB tahun 2021 sebesar 85,4 %. Jika dibandingkan tahun 2020, capaian ASI Eksklusif tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 85,4 %. Rentang persentase capaian ASI Eksklusif antar kabupaten/kota cukup lebar. Capaian cakupan terendah terdapat di Kota Mataram sebesar 51,5 %. Angka tersebut belum memenuhi target cakupan ASI eksklusif yaitu sebesar 80%. Angka tersebut belum memenuhi target cakupan ASI eksklusif yaitu sebesar 80%. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Adanya perubahan pengetahuan dan sikap maka diharapkan mampu merubah perilaku ibu untuk relaktasi kembali, jangka panjang memberikan media edukasi booklet ini mampu meningkatkan cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Kota Mataram.Pengadian Kepada masyarakat ini dilakukan dengan tahap yaitu pre test kemudian memberikan edukasi berupa booklet kepada responden selanjutnya dilakukan post test untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden. Sebagai tindak lanjut dari pegabiadn kepada masyarakt ini diharapkan dapat dilakukan intervensi sesuai dengan modul booklet yang sudah disusun maupun diseminasi hasil dari pengembangan program kepada masyarakat maupun pemegang kebijakan.
Studi Kasus: Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny.A Dengan Mola Hidatidosa Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti; Fitra Arsy Nur Cory'ah; Intan Gumilang Pratiwi; S. Nidaa’an Khafiya LM
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i1.34

Abstract

Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi, sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Menurut kemenkes RI Tahun 2020, jumlah kematian ibu pada tahun 2020 menunjukan 4.627 kematian di Indonesia. Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh pendarahan (termasuk mola hidatidosa). Prevalensi mola hidatidosa di Asia menunjukan 1:120 kehamilan. Di Inonesia sendiri didapatkan kejadian mola hidatidosa pada 1:85 kehamilan. Berdasarkan laporan tahunan RSUD PATUT PATUH PATJU Gerung tahun 2020 ditemukan kasus Mola Hidatidosa sebanyak 12 kasus. Pada tahun 2021 bulan Januari sampai dengan September tercatat sebanyak 7 kasus.Tujuan: Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Mola Hidatidosa, menggunakan pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensip. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan rekam medik. Hasil: Pengeluaran jaringan Mola Hidatidosa dilakukan dengan Aspirasi Vaccum Manual. Kesimpulan: Pemberian penatalaksanaan sudah sesuai dengan teori dan prosedur   Background: The maternal mortality rate (MMR) is still very high, around 295,000 women die during and after pregnancy and childbirth. According to the Indonesian Ministry of Health in 2020, the number of maternal deaths in 2020 showed 4,627 deaths in Indonesia. Based on causes, the majority of maternal deaths in 2020 were caused by bleeding (including hydatidiform mole). The prevalence of hydatidiform mole in Asia is 1:120 pregnancies. In Indonesia, the incidence of hydatidiform mole is 1:85 pregnancy. Based on the annual report of the PATUT PATUH PATJU Gerung Hospital in 2020, 12 cases of Mola Hidatidosa were found. In 2021 from January to September there were 7 cases. Objective: Applying midwifery care to pregnant women with Mola Hidatidosa, using a comprehensive midwifery management approach. Method: The type of research used in this case study is descriptive research using primary and secondary data from anamnesi s, physical examination, laboratory examination, and medical records. Results: Hydatidiform mole tissue was removed by manual vacuum aspiration. Conclusion: Provision of management is in accordance with theory and procedures.
Studi Kasus: Asuhan Kebidanan Pada Ny “H” Dengan Hiperplasia Endometrium Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti; Fitra Arsy Nur Cory'ah; Ati Sulianty; Royani Agustina
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i1.35

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2018 ditemukan 897 jiwa menderita penyakit Reproduksi. kasus Hiperplasia Endometrium di NTB sebanyak 24%. Menurut hasil penelitian di RSUD Sumbawa menunjukkan jumlah wanita yang mengalami gangguan kesehatan Reproduksi pada tahun 2020 yaitu sebanyak 190 kasus dari jumlah tersebut ditemukan kasus hiperplasia endometrium sebanyak 21 kasus. pada tahun 2021 sebanyak 192 kasus gangguan kesehatan kespro dari jumlah tersebut ditemukan kasus hiperplasia endometrium sebanyak 24 kasus. oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil studi kasus tentang “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. H dengan Hiperplasia Endometrium di RSUD Sumbawa ” Tujuan Studi kasus : Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. H dengan Hiperplasia Endometrium di RSUD Sumbawa secara komprehensif tahun 2021 Metode penelitian : jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder dari anamnesa, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan USG, buku register dan rekam medik. Subyek dalam studi kasus ini adalah Ny.H dengan hiperplasia endometrium di RSUD Sumbawa. Hasil : pada awal kunjungan keluar darah banyak dari jalan lahir. kemudian dilakukan tindakan kuretase. Gejala hiperplasia endometrium yaitu : siklus menstruasi tak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore) ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak. evaluasi post kuret yaitu keadaan pasien membaik serta berkurangnya perdarahan pervaginam. asuhan kebidanan ibu post kuret yaitu observasi perdarahan serta menjaga personal hygine mencukupi kebutuhan nutrisi dan istirahat. Kesimpulan : berkurangnya Perdarahan pasca kuretase Kata Kunci : Hiperplasia Endometrium, Kesehatan Reproduksi.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III: FACTORS ASSOCIATED WITH ANEMIA IN THE 3rd TRIMESTER OF PREGNANCY Fitra Arsy Nur Cory'ah; Suwanti Suwanti; Ni Nengah Arini Murni
GEMA KESEHATAN Vol. 15 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v15i1.406

Abstract

Prevalensi anemia secara global pada kehamilan masih cukup tinggi, salah satunya di Indonesia yang merupakan negara yang sedang berkembang Anemia dalam kehamilan berkaitan erat dengan morbiditas bahkan mortalitas pada ibu serta bayi, serta meningkatkan kasus keguguran, kelahiran prematur, infeksi, bahkan anemia zat besi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin hingga dewasa jika tidak tertangani dengan baik. Faktor eksternal lainnya yang dapat biasa berkontribusi terhadap terjadinya anemia pada kehamilan, meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan, jumlah anak, jarak kehamilan, dan komitmen ibu hamil untuk minum tablet tambah darah dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan faktor penyebab dengan kejadian anemia pada kehamilan trimester III di Puskesmas wilayah kota Mataram dan Lombok Barat. Rancangan dari penelitian ini yaitu korelasional melalui pendekatan crossectional. Populasi penelitian yaitu ibu hamil dan dengan jumlah sampel 188 orang. Data di analisis  secara bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara usia p-value 0,036, pendapatan p-value 0,037 dan kepatuhan mengkonsumsi Fe p-value 0,031 dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan pihak puskesmas secara berkesinambungan dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif dalam mengatasi anemia pada kehamilan. Kata Kunci: Anemia, Kehamilan, Trimester III   Globally, anemia in pregnancy is still very high, mostly in developing countries, including Indonesia. Decreasing hemoglobin in our blood, primarily during pregnancy, is closely related to morbidity and mortality. It increases the risk of miscarriage, premature birth, infection, and even iron deficiency anemia which often occurs in pregnancy and can hurt the growth and development of a fetus or baby to adulthood if not appropriately handled. Other external factors contributing to anemia in pregnancy include age, profession, education, family income, level of knowledge, parity, the distance between pregnancies, and the commitment of pregnant women to take vitamins during pregnancy, etc. This study aims to analyze the relationship between the causal factors and the case of anemia in the third trimester of pregnancy at Primary Health Care in Mataram and West Lombok—the research designed by correlational study with a cross-sectional. The population of this research is pregnancies, with a total sample are 188 peoples: Bivariate and multivariate analysis. The research results were obtained. There is a correlation between age p-value of 0.036, income p-value of 0.037, and adherence to consuming Fe p-value of 0.031 with the incidence of anemia in pregnancies. It is hoped that the puskesmas can continuously improve promotive and preventive efforts in overcoming anemia in pregnancy. Keywords: Anemia, Pregnancy, 3rd Trimester
Analisis Kualitas Hidup Orang dengan HIV AIDS (ODHA) pada Kelompok Resiko dan Faktor Penyakit Penyerta di Kabupaten Lombok Tengah Wahyu Wirawan Triyono; Fitra Arsy Nur Cory'ah; Menap; Sismulyanto; Saimi; Muh Sapi'i
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 11 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v11i1.2023.503

Abstract

Fokus permasalahan global yang menjadi perhatian dunia maupun di Indonesia yaitu kasus HIV/AIDS. Telah dilaporkan kasus HIV/AIDS dikabupaten/kota di Indonesia Sebanyak 498 (97%) dari total keseluruhan kasus yaitu 514, termasuk ODHA di  wilayah NTB sebanyak 2.218 kasus, Prevalensi HIV/AIDS menunjukkan tren meningkat di Kabupaten Lombok tengah sampai dengan tahun 2019 yaitu  26,08 %, dan telah dilaporkan kasus HIV hingga Maret 2021 sebanyak 427.201 (78,7%). Tujuan penelitian untuk menganalisis kualitas hidup ODHA pada kelompok resiko tinggi dan factor penyakit penyerta di Kabupaten Lombok Tengah.  Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada pasien yang telah terdiagnose HIV/AIDS di RSUD Praya dari tahun 2003 - 2022. Perolehan data penelitian terkait kualitas hidup ODHA dengan mengakses data rekam medis yang tersimpan secara utuh dan lengkap di KTH Mandalika RSUD Praya Kab. Lombok Tengah. Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu 381 sampel dari kelompok resiko yang terinfeksi HIV/ AIDS berdasarkan diagnosis dokter RSUD Praya. Analisis data dengan uji Chi Square, Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komite Etik Poltekkes Kemenkes Mataram dengan Nomer: LB.01.03/6/022/2023. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup ODHA dengan kelompok resiko tinggi (p=0,011), kelompok resiko tinggi terbanyak pasangan resti yaitu 185 (48,6) dan terdapat hubungan signifikan antara kualitas hidup ODHA dengan penyakit penyerta (p=0,000) dengan kondisi hidup sebanyak 255 (66,9%) dan yang meninggal sebanyak 64(16,8%).
Studi Kasus: Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “F” dengan BBLR dan Hiperbilirubinemia Fitra Arsy Nur Cory'ah; Fachrudi Hanafi; Yayuk Sulistiana
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.52

Abstract

Latar Belakang: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat didefinisikan sebagi bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi atau usia kehamilan. Dari seluruh data Neonatal Mortality Rate, 80% (16.156) terjadi pada 6 hari pertama setelah.Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko lebih besar pada morbiditas dan mortalitas dibandingkan pada bayi yang lahir dengan berat badan normal. Sehingga bayi dengan BBLR menjadi salah satu penyebab utama tingginya morbiditas pada neonates. Bayi  berat  lahir    rendah    merupakan    risiko    hiperbilirubinemia. Prevalensi       hiperbilirubinemia   berkisar   antara   60%   pada   bayi   cukup  bulan  dan  80%  pada  bayi  prematur. Tujuan: Menganalisis asuhan yang diberikan kepada bayi Ny ”F” di ruang NICU Metode : Jenis data yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan rekam medik pasien. Hasil : Bayi Ny.F mendapat asuhan intensif di Ruang NICU. Kesimpulan: Pemberian penatalaksanaan sudah sesuai dengan teori dan prosedur. Background: One of the risk factors for high rates of neonatal mortality and morbidity is low birth weight (LBW) babies. Data shows that the neonatal mortality rate in the first 6 days after birth is 80% (16,156). LBW has a risk of hyperbilirubinemia, with a prevalence of 60% in term babies and 80% in premature babies. Efforts were made to reduce this problem by providing comprehensive midwifery care appropriately and correctly in accordance with the hospital's regular procedures. Purpose: To provide midwifery care to Mrs "F"'s baby in the NICU room. Methods: The type of data used is descriptive research through case studies , through the initial steps of the results of the anamnesis and the patient's medical record, so that primary and secondary data, results of physical examinations, diagnostic examinations and supporting examinations are obtained. Results: Mrs. F's baby with LBW and hyperbilirubinemia received intensive care in the NICU room. Conclusion: Management is provided in accordance with the theory and standard procedures in the NICU room