Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KIPAS PADA ANAK TUNARUNGU Gunawan, Dudi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 16, No 1 (2016): PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v16i1.2485

Abstract

Pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran yang dapat membantu anak dalam mencapai perkembangan potensi anak seperti : pembentukan fisik, emosional, sosialisasi, perubahan tingkah laku, dan daya fikir, sehingga diharapkan anak mampu berfikir kreatif, dengan kata lain belajar aktif untuk beraktivitas dalam kehidupan seharihari. Penerapan pembelajaran seni tari pada anak tunarungu memerlukan suatu pendekatan yang dilakukan oleh pendidik, guna mengembangkan kreativitas gerak anak tunarungu, dalam penelitian ini mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu. Untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu dibutuhkan pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya melalui pembelajaran seni tari kipas, karena pembelajaran seni tari kipas ini mengarahkan anak untuk aktif bergerak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Single Subjek Reserch (SSR) dengan desain A-B-A yang mana pada baseline-1 (A-1) dilakukan empat sesi, pada intervensi (B) delapan sesi, sedangkan pada baseline-2 (A-2) dilakukan empat sesi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada baseline-1, nilai presentase subjek berinisial RPS 37%. Setelah diberikan intervensi pada baseline-2 mengalami peningkatan yaitu 73%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari kipas dapat dijadikan salah satu cara untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu. Kata kunci: gerak dasar motorik kasar, pembelajaran seni tari kipas, tunarungu
Pengembangan Keterampilan Berbahasa Lisan Pada Anak dengan Hambatan Pendengaran melalui Program Terpadu Hernawati, Tati; Aprilia, Imas Diana; Gunawan, Dudi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 20, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v20i3.30110

Abstract

Anak dengan hambatan pendengaran mengalami hambatan dalam keterampilan berbahasa lisan sebagai dampak langsung dari kehilangan ketajaman pendengarannya. Keterampilan berbahasa lisan ini penting dimiliki anak tersebut agar mereka dapat berkomunikasi dengan lingkungan orang mendengar pada umumnya. Oleh karena itu keterampilan berbahsa lisan ini penting untuk ditingkatkan melalui program yang teruji efektivitasnya. Kegiatan penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas program terpadu dalam mengembangkan keterampilan berbahasa lisan anak dengann hambatan pendengaran.  Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan posttest design. Jumlah sampel adalah 3 orang, yaitu siswa kelas 3 SLB Negeri Cicendo Bandung, sedangkan teknik pengolahan datanya menggunakan Metode Uji Tanda Median. Hasil penelitian menunjukan bahwa program terpadu dapat meningkatkan keterampilan berbahasa lisan pada anak dengan hambatan pendengaran kelas 3 SLB Negeri Cicendo Bandung, Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini, guru direkomendasikan untuk mengimplementasikan program terpadu dalam meningkatkan keterampilan berbahasa lisan pada anak dengan hambatan pendengaran, dengan terlebih dahulu melakukan asesmen dan analisis hasil asesmen serta melakukan adaptasi program.
Optimalisasi Pendengaran dengan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi Irama Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 13, No 2 (2013): JASSI Anakku: Volume 13, Issue 2, 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7778.9 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v13i2.4064

Abstract

Sebagian besar kebutuhan yang dirasakan siswa tunarungu tentang komunikasi dan bahasa belum mendapatkan pemenuhan dan pelaksanaannya belum efektif. Guru masih mengalami kesukaran dalam merumuskan dan mengembangkan materi pelaksanaan Layanan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI). Untuk meningkatkan layanan bina komunikasi persepsi bunyi irama (BKPBI). yang mengacu kepada empat aspek yaitu 1) Kompetensi Mendeteksi bunyi-bunyi, 2) Kompetensi mengidentifikasi bunyi-bunyi termasuk bunyi bahasa. 3) Kompetensi Mendiskrimininasi bunyi, 4) Kompetensi Memahami bunyi, Penerapan optimalisasi dini pendengaran anak tunarungu di SLB-B melalui pendekatan bina komunikasi persepsi bunyi irama (BKPBI). Indikator efektivitas ditandai oleh, 1) Mendeteksi bunyi-bunyi, 2) Kompetensi mengidentifikasi bunyi-bunyi termasuk bunyi bahasa. 3) Kompetensi Mendiskrimininasi bunyi, 4) Kompetensi Memahami bunyi,.Kata Kunci: Optimalisasi pendengaran dengan bina komunikasi persepsi bunyi irama (BKPBI)
Penerapan Strategi Think Talk Write Dalam Meningkatakan Kemampuan Berbahasa Anak Tunarungu Fadilah, Nurul; Gunawan, Dudi; Heryati, Euis
JASSI ANAKKU Vol 16, No 2 (2016): JASSI Anakku: Volume 16, Issue 2, 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.318 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v16i2.5749

Abstract

Kemampuan berbahasa sangat erat kaitannya dengan pendengaran, karena kemampuan berbahasa diperoleh melalui proses mendengar. Pada anak tunarungu perkembangan bahasa berhenti akibat ketunarunguannya. Terhambatnya proses mendengar tersebut akan menghambat pula pada kemampuan berbahasa. Strategi Think Talk Write merupakan suatu strategi pembelajaran yang memfasilitasi anak tunarungu latihan dalam berbahasa secara lisan maupun tulisan. Pada strategi ini sebelum menulis dengan bahasanya sendiri dilaksanakan proses berpikir (think), setelah itu anak tunarungu harus memikirkan apa yang ingin ia ekspresikan dalam bahasa lisan maupun tulisan. Setelah menyimak dengan bantuan stimulus gambar, anak tunarungu mengekspresikan dalam bahasa lisan dan mengungkapkannya (talk) dalam bahasa oral ataupun isyarat. Setelah pengekspresian dalam bentuk bahasa lisan, kemudian anak tunarungu mengkonversikannya ke dalam tulisan (write). Maka dari itu hanya tiga aspek berbahasa yang dikembangkan dalam strategi ini, yaitu: menyimak, berbicara dan menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pre Test – Post Test Design yang diterapkan kepada anak tunarungu kelas TKLB 3 di SLB-B Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi. Bentuk tes yang digunakan berbentuk tes perbuatan, tes lisan dan tes tulisan yang diberikan kepada subjek untuk mengetahui kemampuan berbahasa yang mencakup tiga aspek (menyimak, berbicara dan menulis). Subjek dalam penelitian ini berjumlah enam orang anak tunarungu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak tunarungu meningkat setelah penerapan strategi think talk write dalam pembelajaran berbahasa. Indikator meningkat terlihat dalam tiga aspek yaitu menyimak (menunjukkan benda sesuai dengan gambar), berbicara (mengucapkan nama benda sesuai dengan gambar) dan menulis (menuliskan nama benda sesuai dengan gambar).Kata Kunci : Strategi Think Talk Write, Berbahasa, Anak Tunarungu
Interest of Students With Hearing Obstacles to Continue Education to College Fajarwati, Nur Tyara; Hernawati, Tati; Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 21, No 2 (2021): JASSI Anakku: Volume 21, Issue 2, 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.818 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v21i2.34068

Abstract

To gain higher education is the right of all people without exception, including children with hearing impairment. Interest factor becomes very important to fulfill their hope to continue education of higher education. Therefore, this research aimed to know (1) students’ with hearing impairment interest to continue education of higher education, (2) Factors that influence students ’ with hearing impairment interest to continue education of higher education. This research used qualitative approach with descriptive method. Data collecting technique did by interview and documentary study. This research result showed that from four subjects researched there are two subjects of SMALB SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding that interest to continue education of higher education, this case can be seen from the happiness and interested to study subjects such as cosmetology and the art of dance that based on the subject’s dreams. Furthermore, the subject’s interest to continue of higher education caused by internal factor such as motivation inside subject
LATIHAN SENAM MULUT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAP KONSONAN BILABIAL /M/ PADA ANAK TUNARUNGU Nurlaili, Rizka; Susetyo, Budi; Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 19, No 1 (2019): JASSI Anakku: Volume 19, Issue 1, 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.376 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v19i1.22713

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan senam mulut untuk meningkatkan kemampuan mengucap konsonan /m/ pada subyek yang  berinisial F dengan hambatan pendengaran.. Subyek seringkali salah ketika mengucapkan konsonan /m/ menjadi /mb/, bahkan terkadang subjek mengucapkannya menjadi /b/ atau /p/. Oleh karena itu peneliti menerapkan latihan senam mulut untuk membantu subjek meningkatkan kemampuan pengucapan konsonan bilabial /m/. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen Single Subject Research (SSR). Adapun pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain A-B-A. Berdasarkan penelitian terhadap subyek berinisial F ini, diperoleh hasil berupa mean level sebesar 55,75% pada baseline-1, mean level subyek meningkat menjadi 76,74% ketika diberikan intervensi, dan kembali meningkat menjadi 87,85% setelah intervensi selesai diberikan. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian penerapan latihan senam mulut untuk meningkatkan kemampuan mengucap konsonan /m/ pada subyek F dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya latihan senam mulut dapat meningkatkan kemampuan mengucapkan konsonan /m/ pada awal, sisipan dan akhiran kata benda. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan mengucap konsonan /m/ pada awal kata seperti mata, madu, meja, mawar, mobil, motor, pada sisipan kata benda seperti bambu, lampu, cumi, kambing, ember, bumi dan pada akhiran kata seperti kata jam, bom, lem, garam, ayam, asam. Dari hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan agar latihan senam mulut dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran artikulasi di kelas.
Model Bimbingan Pengembangan Karir untuk Siswa Tunarungu Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 12, No 1 (2012): JASSI Anakku: Volume 12, Issue 1, 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8329.946 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v12i1.3998

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan rumusan model bimbingan pengembangan karir untuk siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa Bandung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development), yang dimaksudkan untuk meningkatkan layanan bimbingan pengembangan karir yang mengacu kepada tiga aspek pengembangan karir. Penelitian ini mengikut sertakan guru kelas, guru keterampilan, guru pembimbing, dan kepala sekolah untuk merumuskan model bimbingan perkembangan karir untuk siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model bimbingan pengembangan karir efektif untuk mengembangkan karir siswa tunarungu di SLB-B. Indikator efektivitas ditandai oleh, 1) pemenuhan kebutuhan, kesadaran diri, pendidikan, karir, ekonomi pembuatan keputusan, keterampilan kecakapan bekerja, 2) pandangan yang realistis tentang dunia kerja, berkeinginan mengembangkan diri dalam karir, dan 3) mampu menghubungkan dirinya dengan dunia kerja, serta mempunyai sikap dan apresiasi.Kata Kunci: Model bimbingan pengembangan, perkembangan karir, siswa tunarungu
Model Bimbingan Karir Komprehensif untuk Pengembangan Karir Siswa Tunarungu (Studi Pengembangan Model Bimbingan Karir Komprehensif untuk Mengembangkan Karir Siswa Tunarungu di Bandung) Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 11, No 1 (2011): JASSI Anakku: Volume 11, Issue 1, 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6895.807 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v11i1.3958

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Bimbingan Karir Komprehensif untuk pengembangan karir siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa.di Bandung, pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian dan engembangan (Research and Development). Penelitian dilakukan dengan melibatkan guru kelas, guru keterampilan, pembimbing, dan kepala sekolah untuk merumuskan Model Bimbingan Karir Komprehensif untuk pengembangan karir siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model bimbingan karir komprehensif efektif bagi siswa tunarungu SLB-B. Indikator efektivitas ditandai dari: (1) kesadaran diri, pendidikan, karir, ekonomi pembuatan keputusan, keterampilan kecakapan bekerja sikap dan apresiasi, (2) pandangan yang realistis tentang dunia kerja, berkeinginan mengembangkan diri dalam karir, dan (3) mampu menghubungkan dirinya dengandunia kerja.Kata kunci : bimbingan, karir, komprehensif, tunarungu
METODE HORISONTAL UNTUK PEMBELAJARAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA TUNARUNGU Septiani, Septiani; Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 17, No 2 (2017): JASSI Anakku: Volume 17, Issue 2, 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.336 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v17i2.9698

Abstract

Hambatan yang dialami anak tunarungu menyebabkan minimnya pemahaman terhadap materi pelajaran, tidak terkecuali pelajaran matematika mengenai operasi pembagian. Sebagaimana yang dialami oleh siswa kelas V SDLB bernama AF yang memiliki hambatan dalam menyelesaikan soal operasi hitung pembagian. Oleh karena itu, diperlukan metode operasi hitung yang mudah, jelas dan cepat yang memudahkan anak tunarungu dalam menyelesaikan soal operasi hitung pembagian. Dengan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara langsung tentang pengaruh metode horizontal terhadap kemampuan siswa tunarungu dalam operasi hitung pembagian antara puluhan dan satuan. Penulis mencoba menerapkan metode horisontal dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa tunarungu dalam konsep pembagian. Metode horisontal adalah adalah ilmu hitung baru yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari metode tradisional/vertikal dan sempoa. Pada metode horisontal ini pengerjaannya dilakukan secara mendatar (horisontal) dari arah kanan menuju ke kiri. Metode penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR) dengan desain penelitian A-B-A. Teknik analisis data adalah deksriptif dan hasilnya dalam bentuk persentase dan grafik. Dalam hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan berhitung pembagian anak tunarungu. Hal ini dapat dilihat dari persentase mean level yang mengalami peningkatan dalam setiap fasenya. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode horisontal dapat meningkatkan kemampuan berhitung dalam konsep pembagian pada anak tunarungu di SLB-BC Pelita Bangsa, Nagreg. Diharapkan metode horisontal dapat menjadi pertimbangan guru sebagai salah satu metode pengajaran matematika, khususnya dalam operasi pembagian.
INTERAKSI SOSIAL SISWA TUNARUNGU JENJANG SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH INKLUSIF Desyanti, Cindy Eka; Gunawan, Dudi
JASSI ANAKKU Vol 20, No 1 (2020): JASSI Anakku: Volume 20, Issue 1, 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.758 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v20i1.29585

Abstract

Ketunarunguan berdampak pada aspek bahasa dan interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi sosial siswa tunarungu jenjang sekolah dasar di sekolah inklusif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses interaksi sosial siswa tunarungu jenjang sekolah dasar di sekolah inklusif cukup baik, siswa dapat bertindak sebagai pihak yang memberikan aksi dan pihak yang memberikan reaksi. Bentuk interaksi sosial yang berkembang pada siswa tunarungu adalah menggoda, kerjasama, agresi, berselisih, persaingan, simpati, pembangkangan, tingkah laku berkuasa, dan mementingkan diri sendiri. Hambatan yang terjadi pada siswa tunarungu yaitu hambatan internal dalam berkomunikasi, berupa kesulitan dalam mengungkapkan keinginan pada lawan bicara, dan kesulitan dalam memahami apa yang diungkapkan lawan bicara. Untuk mengatasinya upaya yang dilakukan siswa tunarungu itu sendiri yaitu berkomunikasi menggunakan isyarat dan media lainnya seperti ujaran, gerakan tubuh, tulisan dan gambar. Upaya yang dilakukan guru adalah melakukan kegiatan membaca, mengajar dengan menggunakan ujaran yang jelas dan disertai isyarat atau gerakan tubuh. Sedangkan upaya yang dilakukan teman sebaya adalah belajar bahasa isyarat, membantu mengucapkan kata-kata dengan benar, dan membantu siswa tunarungu untuk menerjemahkan bahasa.