Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STUDY ON DETERMINATION OF CATCH FISH AREA USING DISTRIBUTION PARAMETERS OF SEA SURFACE TEMPERATURE AND DISTRIBUTION OF CHLOROPHYLL-A AT MAHAKAM DELTA MARINE Suparjo Suparjo; Husmul Beze; Radik Khairil Insanu; Dawamul Arifin
Geoid Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.852 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v11i2.1257

Abstract

As a maritime country , Indonesia has a comparative advantage in fisheries and marine resource potential . In 2010, the result of fish catches in Samarinda reached 9266.7 tons. Distribution of sea surface temperature and distribution of chlorophyll-a in the Mahakam Delta area required for mapping analysis of fishing grounds in order to maximize the potential of fish catches. The analysis using MODIS Terra satellite image with ATBD 19 MODIS algorithm to determine the concentration of chlorophyll -a and 25 MODIS ATBD algorithm to determine the sea surface temperature in the area of research. The Results of image data processing, sea surface temperatures in 2013 , 2014 and 2015 is dominated with temperatures ranging between 24°C to 28°C. In 2013 , the distribution of chlorophyll-a spread evenly. In 2014 , the waters were relatively less fertile due to the distribution of chlorophyll-a, identified less evenly. By 2015 , the waters were also less fertile. Chlorophyll-a was identified only slightly. Zone of fishing ground, in 2013, the distribution of many fish catches prediction zones spread along the coast north of the Mahakam Delta, the middle of Mahakam Delta and the middle of the Strait of Makassar.Distribution of little fish catches prediction zone were in the South Mahakam Delta. In 2014 , the many fish catches zone spread in the middle of Mahakam Delta and the little fish catches zone spread in north and south coast of the Mahakam Delta.In 2015, there were no many fish catches zones, just the little fish catches was indentified. The little fish catches zone spread in north and south coast of the Mahakam Delta.
PEMETAAN ZONA TANGKAPAN IKAN (FISHING GROUND) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM Radik Khairil Insanu
Geoid Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1511.782 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v12i2.2388

Abstract

As a maritime country, Indonesia has a comparative advantage in the potential of marine and fishery resources. The parameters of the distribution of sea surface temperature and the distribution of chlorophyll-a can be used for the determination of the fish catch zone in the Mahakam Delta waters area. By knowing the fishing ground, fishermen can maximize the potentiallity of the fish capture. The purpose of this study was to determine the spatial distribution of ground and chlorophyll-a temperatures and to map potential fishing ground zones. The analysis in this study was determined from the distribution of chlorophyll-a obtained with ATBD 19 MODIS band 10 and 12 algorithms and sea surface temperature distribution on ATBD 25 MODIS bands 20, 31 and 32 using images in March, April, July, September and October 2016. Image processing results obtained, sea surface temperature in March, April, July, September and October averaged 27 ° C to 30 ° C. Only in March the average sea surface temperature has a low temperature. Distribution of chlorophyll-a in 2016 was little identified in September, April and March, whereas in October and July chlorophyll-a was many identified. Determination of high potential catchment zone was having a sea surface temperature of about 27 ° C -30 ° C with high chlorophyll-a value, so that if sea surface temperature and chlorophyll-a conditions were not suitable, it was called a low catchment zone. The low zone of fish catch is scattered to the north and center of the Mahakam delta, as well as in the middle of the makasar strait. The high zone of fish catch is scattered to the south of the Mahakam delta, as well as in the middle of the makasar strait.
PEMETAAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) SEBAGAI PARAMETER PENENTUAN POTENSI PERIKANAN DAN BUDIDAYA DI PESISIR PERAIRAN DELTA MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR Radik Khairil Insanu; F.V. Astrolabe Sian Prasetya
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 4, No 01 (2021): Volume 04 Issue 01 Year 2021
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2021.10050

Abstract

Delta Mahakam terbentuk pada muara Sungai Mahakam yang terletak di pantai timur Pulau Kalimantan, antara 0°20' LS dan 117°40' BT. Kawasan Delta Mahakam merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas alam (migas). Selain potensi sumber daya alam ini, delta Mahakam juga memiliki potensi dalam bidang perikanan maupun budidaya perairan. Potensi lingkungan pesisir ini dapat ditinjau dari parameter-parameter oseanografinya seperti suhu permukaan laut (SPL), salinitas serta padatan tersuspensi (TSS) dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran suhu permukaan laut sebagai salah satu parameter penentuan potensi lingkungan pesisir. Metode penelitian ini menggunakan citra satelit LANDSAT 8 pada tanggal 23 Januari, 12 April dan 24 April dengan algoritma USGS 2013 dari artikel sijuntak untuk memperoleh nilai suhu permukaan laut perairan Delta Mahakam. Hasil dari penelitian ini suhu permukaan laut didominasi pada rentang suhu 19˚C -27˚C yang menyebar di Delta Mahakam. Selisih suhu antara suhu lapangan dengan suhu pengolahan citra sekitar 8 – 9 ˚C. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memperoleh algoritma suhu permukaan laut citra satelit LANDSAT 8 pada perairan Delta Mahakam.
PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM (Studi Kasus : Tahun 2013, 2016 Dan 2018) radik khairil
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.749 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.3471

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh atmosfer, cuaca dan musim serta perubahan posisi matahari yang dapat mempengaruhi perubahan suhu permukaan laut. Manfaat dari pemetaan distribusi suhu permukaan laut yaitu diantaranya untuk mengetahui tingkat kesuburan dari suatu perairan/laut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan membandingkan perbedaan distribusi  parameter suhu permukaan laut  pada tahun 2013, 2016 dan 2018 di Perairan Delta Mahakam menggunakan citra satelit Terra MODIS.  Penelitian ini menggunakan citra satelit Terra MODIS tanggal 13 April 2018, 10 Maret 2016 dan 25 Juli 2018 dengan metode algoritma Brown And Minnet.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suhu Permukaan Laut Tahun 2013, 2016 dan 2018 memiliki beda selisih yaitu pada tahun 2013 ke 2016 memiliki perbedaan tertinggi di kelas suhu 26⁰ - 38⁰ C yaitu mencapai 8186 piksel, dan perbedaan  suhu terendah  adalah  kelas suhu 19⁰ C yaitu 19 piksel. Pada tahun 2016 ke 2018 memiliki perbedaan tertinggi di kelas suhu 24⁰ - 26⁰ C yaitu mencapai 12469 piksel dan kelas suhu terendah terdapat pada kelas suhu 19⁰ C.  Penyebaran suhu pada tahun 2013 didominasi dengan klasifikasi warna merah dengan kisaran suhu 26⁰ - 38⁰ C.  Kemudian di tahun 2016 didominasi dengan klasifikasi warna orange dengan kisaran suhu 24⁰ - 26⁰ C.  Dan pada tahun 2018 didominasi dengan klasifikasi warna merah dengan kisaran suhu 26⁰ - 31⁰ C. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa suhu permukaan laut menurut hasil pengolahan citra satelit TERRA MODIS mengalami perubahan suhu dominan dari tahun ke tahun dan semakin naik suhu permukaan lautnya
Pemetaan Daerah Rawan Banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Suli Kabupaten Luwu Radik Khairil Insanu; Feri Fadlin; F.V. Astrolabe Sian Prasetya
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.389 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1001

Abstract

Bencana banjir merupakan salah satu masalah klasik yang sangat sering melanda Indonesia, khususnya di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Salah satu aspek yang menjadi bagian dari kajian kebencanaan banjir adalah unsur kerawanan/ ancaman/ bahaya (hazard). Komponen kerawanan/ bahaya dapat didefinisikan sebagai sebuah ancaman yang memiliki potensi menyebabkan kerugian pada manusia baik kerugian materil maupun jiwa. Penelitian ini mengkaji aspek kerawanan bencana banjir pada DAS Suli Kabupaten Luwu. Ruang lingkup substansial dari penelitian ini mencakup penyusunan dan pembuatan peta topografi, perhitungan debit banjir rencana dan data historis kejadian banjir, serta penyusunan peta daerah rawan banjir pada DAS Suli Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hidrologi dan hidrolika serta memetakan daerah rawan banjir DAS Suli Kabupaten Luwu. Metode yang digunakan penelitian ini adalah survei pengumpulan data ketinggian banjir historis dan simulasi numerik 2D Hec-Ras. Hasil analisis debit banjir rencana menunjukkan bahwa, banjir yang terjadi di DAS Suli Kabupaten Luwu termasuk dalam kejadian kala ulang 50 tahun, sedangkan kapasitas tampung maksimum sungai suli adalah pada debit kala ulang 5 tahun. Pemetaan daerah rawan banjir dilakukan dengan mengkombinasikan hasil simulasi numerik 2 dimensi hec ras dengan data primer hasil survei dan pengukuran elevasi banjir historis pada DAS Suli. Hasil analisis menunjukkan korelasi yang kuat antara data kedalaman banjir hasil simulasi dengan kedalaman banjir historis dengan nilai korelasi 96,03%. Hasil pemetaan daerah rawan banjir menunjukkan bahwa kelurahan Suli Kecamatan Suli sebagai daerah dengan luas wilayah terbesar terkena banjir. luas genangan untuk klasifikasi tingkat bahaya banjir rendah (<0.76m) adalah 172,96 Ha, Tingkat bahaya banjir sedang (0.76m – 1.5m) adalah 84,70 Ha, dan Tingkat bahaya banjir tinggi (>1.5m) adalah 87,09 Ha.
Deteksi Perubahan Suhu Permukaan Tanah dan Hubungannya dengan Pengaruh Albedo dan NDVI Menggunakan Data Satelit Landsat-8 Multitemporal di Kota Palu Tahun 2013 - 2020 Nia Kurniadin; Muhammad Yani; Nurgiantoro Nurgiantoro; Annafiyah Annafiyah; F. V. Astrolabe Sian Prasetya; Radik Khairil Insanu; Romansah Wumu; Shabri Indra Suryalfihra
Geoid Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24423998.v18i1.13157

Abstract

Gempa yang diikuti tsunami dan likuifaksi melanda Kota Palu pada 28 September 2018. Sejak saat itu, Kota Palu yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia, menjadi pusat perhatian dunia. Berbagai kajian dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai aspek, antara lain aspek terestrial, perubahan tutupan lahan, batuan, dan perubahan iklim. Teknologi penginderaan jauh memberikan kontribusi yang baik bagi proses penelitian, terutama untuk penelitian yang mencakup wilayah yang luas dan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu kajian yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh adalah kajian Suhu Permukaan Tanah (SPT) dengan menggunakan data satelit Landsat-8 multitemporal di Kota Palu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi SPT Kota Palu dari data satelit Landsat-8 multitemporal (2013-2020) dan hubungan antara LST dengan Albedo dan NDVI. Kanal Merah, Biru, NIR, SWIR1 dan SWIR2 digunakan untuk mendapatkan nilai albedo dan NDVI. Nilai emisivitas tanah dan vegetasi serta kanal termal digunakan untuk menentukan nilai LST. Selanjutnya koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui korelasi antara LST dengan Albedo dan NDVI. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata peta sebaran LST dari tahun 2013 hingga 2020. Dari 30 titik sampel penelitian nilai LST antara 17,00 oC sampai 43,27 oC, rata-rata R2 antara LST dan NDVI adalah 0,657 (korelasi kuat), dan R2 antara LST dan Albedo 0,069 (korelasi sangat lemah).
Identifikasi Penggunaan Lahan Perumahan Bukit Indah Permai Kota Samarinda dengan Menggunakan Orthophoto Artanti Tustika; Dawamul Arifin; Radik Khairil Insanu; Nia Kurniadin
Journal of Geomatics Engineering, Technology, and Sciences Vol. 1 No. 2 (2023): March 2023
Publisher : P3KM Politani Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/gets.v1i2.25

Abstract

Land use according to the Basic Agrarian Law is the structure and pattern of land use, whether planned or not, which includes land supply, land allotment, land use, and maintenance. Land use is regulated to meet activities. Sustainable social and livelihood activities result in the amount of land needed, type, and location. Land use arrangements determine social accessibility, economic opportunity, movement patterns, and survival. Bids to change land use patterns should take into account the problems that will arise as a result of land use reforms. Land use information will be able to be used as data/information in making decisions on the development planning of an area. Bukit Indah Permai housing is one of the housing areas in the Samarinda which offers several types of housing, like types 21, 27, 36, and type 45. Land use information from the Bukit Indah Permai housing area will be able to provide consideration for potential consumers to make Bukit Indah Permai housing the residence of their choice. From the results of ortho data processing, it can be seen that land use in Bukit Indah Indah housing includes housing, green open spaces, public facilities (roads), and social facilities. Each of these land uses has a different area, namely for the area of ​​land use as housing is 50.57%, land use as green open space covers an area of ​​32.3%, land use for social and public facilities (road) respectively - 3.65% and 13.48%.