Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Effect of Dead-end trench on Disease Attacks on Robusta Coffee Plants (Coffea robusta L.) Rizqi Ramadhan; Canggih Nailil Maghfiroh
AGARICUS: Advances Agriculture Science & Farming Vol. 2 No. 3 (2023): February
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/agaricus.v2i3.3525

Abstract

Indonesian is the fourth largest coffee producer in the world. Increased coffee production is subject to proper land control. The use of dead-end trench is useful for accommodating organic matter and biological elements. This study aims to explore the effect of dead-end trench and without dead-end trench application on the attack of leaf rust and leaf spot disease. This research was conducted using qualitative methods by collecting data through observation and weekly observation. The results showed that the use of dead-end trench and without dead-end trench had an effect on the intensity of attacks including: (1) Leaf rust attacks on plants using dead-end trench (R1) of 40.11 and leaf spot of 50.11. The without dead-end trench coffee growing culture (R2) received 35.39 leaf rust attacks and 53.11 leaf spot attacks, (2) leaf rust attacks in the second week reached 40.56 and leaf spot by 51.61. Planting without dead-end trench reached an intensity of leaf rust attacks reaching 37.28 and leaf spot of 53.88, (3) the third week of attacks on planting with a dead-end trench of 40.67 and leaf spot reaching 50.67. Meanwhile, planting without dead-end trench leaf rust attack reached 42.22 and leaf spot by 53.33, (4) the fourth week of planting without dead-end trench increased by 42.56 and leaf spot by 52.61. Plant with dead-end trench reaches 42.50 and leaf spot infestation reaches 50.22. This research makes an important contribution to coffee farmers regarding the use of dead-end trench as an effective minimizing tool in reducing the spread of leaf rust and leaf spot.
Penerapan Sistem Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Pekarangan dengan Teknik Hidroponik dan Vertikultur di Desa Sumberagung Megaluh Jombang Khusnul Khotimah; Nur Khafidhoh; Miftachul Chusnah; Rizqi Ramadhan; Rifda Amaliyah
Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): April
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/abdimasper.v4i1.3382

Abstract

Teknik tanam Hidroponik dan Vertikultur adalah konsep bertanam di lahan sempit. Konsep vertikultur sangat cocok dikembangkan di kompleks yang umumnya memiliki pekarangan terbatas. Dalam rangka meningkatkan kemandirian dan ketahanan pangan keluarga. maka dari itu  kegiiatan ini mengharapkan dengan inovasi sistem tanam hidroponik dan vertikultur yang saya sosialisasikan kepada masyarakat setempat dapat memotivasi untuk menanamnya dan mempraktekkannya dirumah. Hidroponik adalah budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hanya dijalankan dengan menggunakan air sebagai media pengganti tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatakan lahan yang sempit. Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas Berdasarkan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa lahan pekarangan rumah yang terbatas khususnya pada rumah masyarakat desa Sumberagung Megaluh Jombang dapat memanfaatkan teknik tanam hidroponik dan vertikultur sebagai solusi memiliki kebun sayur sendiri yang lebih sehat dan segar, menghemat biaya pengeluaran, mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan perekonomian. Metode Participatory Action Research (PAR) digunakan pada kegiatan sosialisasi dan pelatihan teknik tanam hidroponik dan vertikultur sebagai tolak ukur pendekatan kepada masyarakat dari program yang telah dilakukan, hasil dari angket responden dari data yang telah dihitung menggunakan rumus perhitungan prosentase, maka hasilnya bisa disimpulkan bahwa 95%  para peserta sangat antusias dengan pelatihan serta rasa ingin mencoba mengimplementasikan secara langsung.