Yessi Nirwana Kurniadi
Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional-Bandung

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pola Hidrodinamika di Perairan Nunukan sebagai Usulan pada Permasalahan Abrasi Pulau-pulau Kecil Wulan Fitry Hardhiyanti; Yessi Nirwana Kurniadi; Eva Mustikasari; Yogi Noviadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 2: Juni 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i2.58

Abstract

ABSTRAKPerairan Nunukan yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Berada dalam wilayah terluar, Kabupaten Nunukan menyimpan banyak potensi dalam sektor kelautan dan perikanan. Sangat penting untuk menjaga zona ekonomi eksklusif pulau-pulau kecil terluar Indonesia dari abrasi. Besar abrasi yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan melakukan analisis pemodelan mengenai hidrodinamika wilayah tersebut. Pemodelan numerik dilakukan menggunakan perangkat lunak MIKE 21 dengan modul Hydrodynamic (HD). Pemodelan yang dilakukan terdiri dari grid persegi dan mesh terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa daerah di Kabupaten Nunukan terjadi peningkatan kecepatan arus antara 0,1625 m/s sampai 0,3 m/s yang berpotensi terjadi abrasi. Abrasi terjadi di barat daya Pulau Sebatik, Perairan Nunukan sepanjang 1.014,26 meter. Penelitian sebelumnya menunjukkan, ukuran butir di wilayah tersebut sebesar pasir kelanauan sebesar 0,01 mm. Terdapat hubungan antara kecepatan dan ukuran butir yang menyatakan wilayah tersebut memiliki potensi abrasi.Kata kunci: hidrodinamika, pemodelan, arus, pasang surut, abrasiABSTRACTSebatik Island is located in Nunukan sea at North Kalimantan Province. This island is one of the outermost area in Indonesia which is in border line with Malaysia. These outlying islands keep a lot of potential in marine, and fishery. It is important to keep Indonesia exclusive economic zone by protecting this outlying island from abrasion. Abrasion can be found by analyzing hydrodynamic modelling in the area. Hydrodynamic modelling is using software MIKE 21 with Hydrodynamic modules (HD). The numerical hydrodynamic modelling was consists of rectangular grid and unstructured mesh modelling. The modelling showed there are some area in Kabupaten Nunukan are has increase of current velocity between 0.1625 m/s and 0.3 m/s that potentially to abrasion. Abrasion occurred in the southwest of Sebatik Island, Nunukan sea along 1,014.26 meters. Based on the observation before, the grain size in the area was 0.01 mm sand silt. There is correlation between the current velocity and grain size in the area has potentially to abrasion.Keywords: hydrodynamic, modelling, current, tides, abrasion
Kajian Hidrodinamika bagi Pengembangan Budidaya Laut di Sekotong, Nusa Tenggara Barat Ai Didih Hendrianti; Yessi Nirwana Kurniadi; Aida Heriati
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i1.101

Abstract

ABSTRAKSekotong adalah salah satu pulau di Indonesia yang berada pada provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah satu potensi perairan Sekotong ini adalah usaha budidaya mutiara. Jenis mutiara yang umum dibudidayakan dari spesies Pinctada maxima. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya mutiara salah satunya adalah pemilihan lokasi yang tepat yaitu harus terletak pada perairan yang tenang dan terhindar dari gerakan arus yang besar. Kecepatan arus yang optimal untuk budidaya kerang mutiara berkisar antara 10−25 cm/detik. Analisis kecepatan arus dan pasang surut dilakukan dengan software MIKE 21. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola hidrodinamika serta mengkaitkannya dengan kondisi perairan Sekotong, NTB apakah baik dijadikan sebagai lokasi budidaya tiram mutiara. Hasil pemodelan dan pengukuran didapat tipe pasang surut campuran cenderung ganda (mixed predominantly semi diurnal) dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa lokasi perairan sekotong ini sesuai untuk dijadikan lokasi budidaya mutiara yang ditunjukkan oleh kecepatan arus hasil pemodelan adalah 20,11 cm/detik.Kata kunci: hidrodinamika, budidaya mutiara, arus, pasang surut ABSTRACTSekotong is one of the islands in Indonesia located in the province of West Nusa Tenggara. One of potential Sekotong waters is pearl farming. The type of pearl is commonly cultivated from the Pinctada maxima species. One of the factors that affect the successfulof pearl farming is the selection of the right location that must lie in the calm waters and must avoid the movement of large currents. The optimal flow rate for pearl cultivation ranges from 10−25 cm/sec. Analysis of current and tidal velocity is done with MIKE 21 software. The purpose of this research is to analyze hydrodynamics and relate it to the condition of Sekotong waters is West Nusa Tenggara well used as the location cultivation. The modeling and measurement result, there are mixed tidal type tend to be double (mixed predominantly semi diurnal) and the modeling results show that the location of the sekotong waters is suitable for the pearl cultivation location shown by the velocity of modeling current is 20.11 cm/sec.Keywords: hydrodynamics, cultivation of pearl, currents, tidal
Analisis Hidrodinamika dan Transformasi Gelombang bagi Re-design Breakwater di Pelabuhan Klungkung Bali Alif Farhan Darmawan; Yessi Nirwana Kurniadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 1: Maret 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i1.95

Abstract

ABSTRAKPelabuhan Gunaksa Klungkung, Bali memerlukan breakwateruntuk melidungi pelabuhan dari gelombang tinggi. Analisis saat ini menunjukan bahwa breakwater yang ada tidak dapat mereduksi tinggi gelombang yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa breakwater yang ada saat ini tidak dapat mereduksi tinggi gelombang yang terjadi dengan analisis hidrodinamika dan transformasi gelombang. Pemodelan hidrodinamika di Pelabuhan Gunaksa dilakukan dengan cara mensimulasi gelombang dan melakukan kalibrasi data pasang surut pemodelan dengan pengamatan. Hasil dari simulasi ini menunjukkan bahwa saat pasang purnama arus bergerak daribarat daya ke timur laut dengan elevasi muka air tertinggi 0,9 m dan tinggi gelombang sebesar 0,56–0,64 m. Pada kondisi pasang perbani arus bergerak dari timur laut ke barat daya dengan elevasi muka air terendah -1,02 m dan tinggi gelombang sebesar 0,48 – 0,56 m.Tinggi gelombang yang terjadi melebihi 0,5m, oleh sebab itu Pelabuhan Gunaksa membutuhkan re-design breakwater.Kata kunci: pemodelan, hidrodinamika, transformasi gelombang ABSTRACTGunaksa Harbour Klungkung, Bali needs breakwater to protect the harbour from high waves. Former analysis shows that the existing breakwater cannot reduce the height waves. The purpose of this research is to proves that the existing breakwater cannot reduce the height waves by hydryodynamic conditions and wave transformation.. Hydrodynamic modeling of Gunaksa Harbour, simulating waves and calibrated against data from a substantial field. Modeling results indicated that atspring tide, the current waves from southwest to northeast with the highest water level 0,9 m with the wave height is 0,56- 0,64 m, while at neap tide, the current waves from northeast to southwest with the lowest water level-1,02 m with the wave height is 0,48 – 0,56 m. The wave height requirements for harbour is 0,5 m, however the wave height is higher than 0,5 m, therefore Gunanksa Harbour could need re-design breakwater.Keywords: modeling, hydrodynamic, wave transformation
Re-design Breakwater di PPI Tulandale Berdasarkan Analisis Hidrodinamika dan Sedimentasi Regina Eugeny Destin Wirawan; Yessi Nirwana Kurniadi; Fitri Suciaty
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 3: September 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i3.30

Abstract

ABSTRAKPangkalan Pendaratan Ikan Tulandale berada di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Breakwater di PPI Tulandale tidak dapat melindungi kolam pelabuhan dari gelombang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah re-design breakwater pada PPI Tulandale agar dapat melindungi kolam pelabuhan. Simulasi hidrodinamika, transpor sedimen dan transformasi gelombang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Mike 21 untuk 2 buah skenario. Pada skenario alternatif 1, mulut pelabuhan di perkecil menjadi 50 m dan skenario alternatif 2 pada kondisi breakwater eksisting ditambah bangunan breakwater tegak lurus garis pantai sepanjang 200 m. Simulasi dilakukan selama 15 hari. Hasil analisis pada pemodelan, kondisi arus saat pasang purnama dan perbani bergerak dari arah barat daya kearah timur laut dengan kecepatan 0,00–0,08 m/s untuk alternatif 1, sedangkan kecepatan arus alternatif 2 arus sebesar 0,08–0,16 m/s. Hasil pemodelan hidrodinamika, transpor sedimen dan transformasi gelombang menunjukan bahwa bentuk re-design breakwater pada alternatif 2 efektif untuk melindungi kolam pelabuhan di PPI Tulandale karena dapat mereduksi gelombang sebesar 46,7% dari gelombang diluar kolam pelabuhanKata kunci: re-design breakwater, hidrodinamika, sedimentasi ABSTRACTTulandale Fishing Port Tulandale is located in Rote Ndao district, The province of Nusa Tenggara Timur. The Breakwater in Tulandale Fishing Port could not protect the port basin from the height of waves. The aimed of this study is to re-design breakwater in Tulandale Fishing Port in order to protect the port basin. The Hydrodynamic, sediment transport and waves transformation simulation are applied in this study by using mike 21 software for 2 scenarios. In the first scenario, the port basin width is reduced to 50 m and the second scenario is using the existing breakwater condition with the added breakwater building Perpendicular along the coast line for 200m. The simulation run of 15 days. The result show that the condition during the spring tide and neap tide move from south west to north east with 0.00-0.08 m/s for first scenario, while the current speed for the second scenario is is 0.08-0.16 m/s. Hydrodynamic result, sediment transport and wave transformation model that the shape of re-design breakwater on the second scenario more effective to protect the port basin at The Tuandale Fishing Port because the wave decrease at 46.7% from outside the port basin.Keywords: re-design breakwater, hydrodynamics, sedimentation
Analisis Model Fisik Revetment Buis Beton Dendy Nurrochim; Yessi Nirwana Kurniadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 1: Maret 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i1.106

Abstract

ABSTRAKRevetment adalah salah satu struktur pelindung pantai yang berfungsi pelindung dari abrasi. Saat ini perkembangan material penyusun revetment sangat beragam salah satunya buis beton. Kekuatan buis beton sebagai saluran drainase sudah teruji dalam bidang pengelolaan sumber daya air tetapi untuk bahan penyusun revetment belum pernah diuji. Berdasarkan hal itu Balai Teknologi Pantai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melakukan analisis model fisik guna menyusun pedoman pelaksanaan konstruksi untuk menjamin kekuatan konstruksi revetment buis beton. Penelitian ini melanjutkan ide dari Balai Teknologi Pantai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan melakukan penelitian analisis model fisik revetment buis beton. Penelitian melakukan uji model fisik yang dibentukdari pipa PVC berdiameter 10 cm dan tinggi 5 cm dengan kemiringan pantai 28,61°. Analisis model fisik dilakukan untuk mengetahui kemampuan buis beton dalam merefleksikan gelombang dan run up terjadi dengan 3 variasi kedalaman. Hasil dari pengujian model fisik diperoleh koefisien refleksi pada kedalaman 30 cm sebesar 0,3 ― 0,42 dengan persentase gelombang tereduksi 50%―65 % dan koefisien refleksi untuk kedalaman 40 cm sebesar 0,8 ― 0,98 dengan persentase gelombang tereduksi 2% ―14 %.Kata kunci: revetment,koefisien refleksi,run-up,buis beton ABSTRACTRevetment is one of the coastal protection structure use as a shore protection from abrasion. Nowdays, development of revetment material was currently many variation one of them are concrete pipe. The strength of concrete pipe as a drainage channel had been tested in the field of water resources management but for the revetment this material has never been investigated. Based on this, Ministry of Public Works and Housing would conduct a physical model analysis to prepare guidelines for the construction to ensure the strength of the construction of the concrete pipe revetment. This research will continue the idea using concrete pipe as revetment with physical model study. In physical study, the concrete pipe model was made from PVC pipe with 10 cm diameter and 5 cm height on a 28,61° slope. Physical model analysis was carried out to determine the ability of concrete pipe in reflecting waves and run-up occurs with 3 depth variations. The results of physical model testing obtained reflection coefficient at a depth of 30 cm of 0.3 ― 0.42 with a percentage of reduction 50% ― 65% and reflection coefficient for a depth of 40 cm of 0.8 ― 0.98 with a reduced percentage of 2%― 14%.Keywords: revetment, coefficient of reflection, run-up,concrete pipe
Analisis Fixed Mooring Dolphin Akibat Beban Lateral, Studi Kasus Fuel Jetty PT. Petro Storindo Energi, Sangatta Kalimantan Timur Henoch Leindrio Cornelis; Indra Noer Hamdhan; Yessi Nirwana Kurniadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.60

Abstract

ABSTRAK Fixed Mooring Dolphin terdiri dari Mooring Dolphin dan Berthing Dolphin. Mooring Dolphin sendiri digunakan sebagai tempat pengikat tali kapal sedangkan Berthing Dolphin digunakan sebagai tempat penambat kapal. Pada penelitian ini dilakukan analisis pada struktur atas dan struktur bawah menggunakan aplikasi SAP 2000 dan aplikasi Pile untuk mengetahui desain mana yang paling stabil. Pada struktur atas dilakukan analisis gaya geser, gaya vertikal, dan momen pada kemiringan dan diameter tiang yang berbeda. Pada struktur bawah dilakukan analisis defleksi, momen, dan gaya geser dan hubungan antara kedalaman dan defleksi pada diameter tiang yang berbeda. Hasil yang didapat pada kemiringan 4:1 dengan diameter 914.4 mm P=1340.328kN, V=63.72kN, dan M=821.427kN m dan diameter 1016 mm P=4620.918kN, V=71.148kN, dan M=1044.1257kN m adalah yang paling stabil.Kata Kunci: Fixed Mooring Dolphin System, Mooring Dolphin, Berthing Dolphin, Daya Dukung Pondasi.ABSTRACT Fixed Mooring Dolphin consist of mooring dolphin and berthing dolphin. Mooring dolphin is where ship chain fastened and berthing dolpin is where the ship anchored. In this research, the structure is analyzed by SAP 2000 and pile software to determine which design is the most stable. Upper structure is analyzed for shear, vertical force, and moment on different pile gradient and diameter. Upper structure is analyzed for deflection, moment, shear, and infulence of depth to deflection on different pile diameter. The result ishow that the most stable pile is design with diameter 914.4 mm, P=1340.328kN, V=63.72kN, dan M=821.427kN m and diameter 1016 mm P=4620.918kN, V=71.148kN, dan M=1044.1257kN m with gradient 4:1.Key Words: Fixed Mooring Dolphin System, Mooring Dolphin, Berthing Dolphin, Bearing Capacity.
Desain Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan Abrasi Di Kawasan Pantai Ujung Jabung Provinsi Jambi Luqman Hadiyan Faza; Yessi Nirwana Kurniadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 2: Juni 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i2.47

Abstract

ABSTRAKPantai Ujung Jabung Provinsi Jambi merupakan pantai yang akan dijadikan lokasi Pelabuhan Nasional. Untuk merealisasikan hal tersebut perlu dilakukan pengamanan garis pantai karena lokasi tersebut mengalami abrasi setiap tahunnya yang diakibatkan oleh arus sejajar pantai. Pengamanan garis pantai dilakukan dengan membangun bangunan pelindung pantai. Analisis kecepatan arus dilakukan dengan software Hidrodinamika 2 Dimensi. Hasil pemodelan software Hidrodinamika 2 Dimensi menunjukkan bahwa abrasi terjadi pada Musim Barat (Desember-Februari) dengan kecepatan 0.40 m/s dengan arah dari utara menuju Selatan. Hal ini dapat menjadi indikator terjadinya abrasi di daerah pantai tersebut. Pemodelan dilakukan dengan membandingkan adanya breakwater, groin dan revetment. Hasilnya adalah bahwa dengan dibangunnya groin dan revetment dapat menanggulangi dampak abrasi karena dapat merubah kecepatan arus dari 0.40 m/s menjadi 0.06 m/s. Groin dengan armor batu belah bulat halus berdimensi 0.5 meter dan interlocking concrete block revetment berdimensi 0.9 x 0.9 meter dipilih sebagai desain  yang paling cocok untuk melindungi abrasi yang terjadi.Kata kunci : Abrasi, Revetment, Groin, Arus Sejajar Pantai. ABSTRACTUjung Jabung coast located in Jambi Province which is designed to be a National Port. In order to realize this project, shoreline have to be protected from abrasion due to longshore currents by shore protection structure. Hydrodynamic 2D software was used for current flow analysis and simulate shore protection structure. The result show that this structure are able to decrease a risk of abrasion caused by the West Season (December-February). Flow velocity in this season is 0.40 m/s from North to South. This condition can be an indicator of the abrasion in the coastal areas. Due this condition, the analysis compare 3 structure; breakwater, groyne and revetment. The result show, groyne and revetment structure can prevent the effects of abrasion because flow velocity reduced from 0.40 m/s to 0.06 m/s. Groynes with a smooth rouded quarrystone with dimension of 0.5 meters and interlocking concrete block revetment with dimension 0.9 x 0.9 meters are chosen as the most suitable design to protect abrasion.Keywords : Abrasion, Revetment, Groyne, Longshore Current.
Efektifitas Redaman Energi Gelombang Akibat Adanya Breakwater Terapung Ditinjau dari Model Fisik dan Studi Numerik Raden Indra Anggun Gemilang; Yessi Nirwana Kurniadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.147

Abstract

ABSTRAKGelombang laut memiliki energi yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan terhadap kondisi garis pantai di kawasan pesisir. Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan dibuat suatu struktur yang mampu mereduksi energi gelombang salah satunya dengan menggunakan pemecah gelombang terapung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa efektif redaman energi berdasarkan besarnya koefisien transmisi ( ) dari struktur pemecah gelombang terapung yang telah didesain sedemikian rupa. Pengujian dilakukan dengan metode uji model fisik dan studi numerik dengan menggunakan software analisis gelombang 2D. Hasil pengujian model fisik diperoleh redaman energi gelombang akibat adanya pemecah gelombang terapung berkisar 11%-30% sedangkan dari pengujian numerik energi yang diredam mencapai 23%-58%. Hasil penelitian menunjukan struktur pemecah gelombang terapung yang telah didesain mampu untuk mereduksi energi yang diakibatkan oleh gelombang.Kata kunci: koefisien transmisi, pemecah gelombang terapung, Model Fisik, Studi NumerikABSTRACTWave have energy that can cause unstability of shoreline around coastal area. floating breakwater are one of structure that can solve the coastal area problem by reduce the wave energy. In this research, it is investigated the effectiveness of  floating breakwater  to reduce the waves energy based on the value of transmission coefficient ( ). The test performing by physical and numerical model using waves 2D model analysis Software. Physical model test results obtained a floating breakwater model can reduce the waves energy ranges from 11%-30%, while numerical model test reach from 23%-58%, so that the floating breakwater are capable to reduce the wave enegy.Keywords: transmission coefficient, floating breakwater, physical model, numerical Model
PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN TRANSPOR SEDIMEN DI PERAIRAN PESISIR SEKITAR TANJUNG PONTANG, KABUPATEN SERANG - BANTEN Joko Prihantono; Irfan Arif Fajrianto; Yessi Nirwana Kurniadi
Jurnal Kelautan Nasional Vol 13, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2641.808 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v1i2.6614

Abstract

Tanjung Pontang yang terletak di Provinsi Banten mengalami abrasi pantai dan kekeruhan yang cukup serius. Penelitian abrasi pantai ini telah dibuktikan oleh peneliti lain berdasarkan analisis perubahan garis pantai menggunakan citra satelit dengan tahun yang berbeda, namun penelitian dengan menggunakan pemodelan transpor sedimen belum pernah dilakukan di daerah tersebut. Pemodelan numerik hidrodinamika dan transpor sedimen menggunakan perangkat lunak MIKE21 telah berhasil dilakukan pada penelitian ini untuk membuktikan proses abrasi dan kekeruhan di sekitar Tanjung Pontang. Hasil pemodelan hidrodinamika dengan pembangkit parameter angin menunjukkan adanya arus sejajar garis pantai pada saat musim barat dan musim timur. Pada saat musim barat arus sejajar pantai di Tanjung Pontang dominan bergerak ke arah timur, sedangkan pada saat musim timur sebagian arus sejajar pantai di Tanjung Pontang bergerak ke arah timur, dan sebagian bergerak ke selatan menuju Teluk Banten. Selain itu analisis perubahan bed level menunjukkan adanya penurunan bed level yang mengindikasikan abrasi di sekitar Tanjung Pontang dan adanya sedimentasi di Sungai Ciujung Baru. Kekeruhan terjadi di sekitar Tanjung Pontang dan Teluk Banten disebabkan oleh karena adanya tingginya sedimen tersuspensi di Sungai Ciujung Lama dan terbawa oleh arus sejajar garis pantai di sekitar Tanjung Pontang.
Analisis Perbandingan Biaya pada Pekerjaan Pengerukan di Alur Pelabuhan Bandar Bakau Jaya Banten Aden Firdaus; Muhammad Rizkiansyah; Yessi Nirwana
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v4i2.62-71

Abstract

ABSTRAKPelabuhan Bandar Bakau Jaya yang terletak di Provinsi Banten saat ini dapat melayani kapal yang berjenis 5.000 DWT, dan rencananya akan melayani kapal 10.000 DWT. Pekerjaan pengerukan akan dilakukan pada Alur Pelabuhan dengan dimensi panjang 2.391 m dengan jenis tanah adalah tanah halus berpasir. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan biaya dan waktu pelaksanaan dari masing- masing jenis kapal keruk yang dapat melakukan pekerjaan pengerukan dengan kondisi tanah yang ada di alur pelabuhan. Metode yang digunakan adalah dengan memperhitungkan berapa lama waktu pekerjaan pengerukan sehingga didapatkan biaya dari masing-masing jenis kapal keruk. Hasil dari analisis didapatkan 3 jenis kapal keruk yaitu, TSHD dalam waktu 2,11 bulan dan biaya Rp27.316.912.819,63, SD dalam waktu 8,34 bulan dan biaya Rp27.887.202.652,35, dan CSD dalam waktu 6,08 bulan dan biaya Rp37.995.671.214,00. Jenis kapal keruk yang paling efisien untuk pekerjaan pengerukan di alur pelabuhan ini adalah TSHD dengan 7 tugboat dan barge.Kata kunci: pengerukan, alur pelayaran, kapal keruk ABSTRACTBandar Bakau Jaya Port, located in Banten Province, currently serves 5,000 DWT vessels, and it is planned to serve 10,000 DWT vessels. Dredging work will be carried out on the Port Channel with a dimension of 2,391 m in length with a fine sandy soil type. The purpose of this study is to compare the cost and implementation time of each type of dredger that can carry out dredging work with existing soil conditions in the port channel. The method used is to calculate how long the dredging work is so that the cost of each type of dredger is obtained. The results of the analysis found 3 types of dredges namely, TSHD in 2.11 months and costs Rp27,316,912,819.63, SD in 8.34 months and costs Rp27,887,202,652.35, and CSD in 6, 08 months and costs Rp37,995,671,214.00. The most efficient type of dredger for this work is TSHD with 7 tugboats and barges.Keywords: dredging, fairway, dredger