Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

The effectiveness socialization of the Kurikulum Merdeka independently change in high schools Siak District Wenny Fitria; Dadang Sukirman
Inovasi Kurikulum Vol 20, No 1 (2023): Inovasi Kurikulum, February 2023
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v20i1.53644

Abstract

In the 2022/2023 school year, the Ministry of Education, Culture, and Research provides an opportunity for schools not Sekolah Penggerak to implement the Kurikulum Merdeka independently. Government support for schools that implement the IKM independently change is provided primarily by the Platform Merdeka Mengajar (PMM). In PMM, all information about the Kurikulum Merdeka is available and can accessed by teachers and schools. Socialization of the Kurikulum Merdeka is no longer provided through training and education, but teachers and schools learn independently by accessing the platform. Although PMM is a breakthrough in the world of Indonesian education, the implementation at the education unit level still reaps the pros and cons. There are still many teachers in Indonesia who are unaware of this government program regarding PMM. Using a qualitative method, the author wants to know how the effectiveness of the socialization of the Kurikulum Merdeka through PMM in schools in Siak District that implement the Kurikulum Merdeka through independent change. The results showed that using PMM in these schools was not optimal, teachers preferred that the socialization be carried out face-to-face with a capabilities trainer. AbstrakPada tahun ajaran 2022/2023 Kemendikbudristek memberi kesempatan kepada sekolah yang bukan Sekolah Penggerak untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri. Dukungan utama yang diberikan pemerintah kepada sekolah yang menerapkan IKM jalur mandiri adalah dengan menyediakan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Di PMM tersedia semua informasi tentang Kurikulum Merdeka yang bisa diakses oleh guru dan sekolah. Sosialisasi mengenai Kurikulum Merdeka tidak lagi diberikan melalui diklat-diklat dan pelatihan berjenjang, melainkan guru dan sekolah belajar mandiri dengan mengakses platform tersebut. Walaupun PMM merupakan terobosan baru di dunia pendidikan Indonesia, tetapi penerapan dan penggunaannya di lapangan, masih menuai pro dan kontra. Masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum mengetahui program pemerintah mengenai PMM ini. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis ingin mengetahui bagaimana efektivitas sosialisasi Kurikulum Merdeka melalui PMM di sekolah-sekolah di Kabupaten Siak yang menerapkan Kurikulum Merdeka melalui jalur mandiri berubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PMM di sekolah-sekolah tersebut belum maksimal, masih banyak guru yang tidak mengetahui keberadaan PMM tersebut, guru-guru lebih memilih sosialisasi dilakukan secara tatap muka dengan narasumber yang mempunyai kapabilitas di bidangnya.Kata Kunci: Kurikulum Merdeka; Platform Merdeka Mengajar; sosialisasi Kurikulum Merdeka
Trends of education and training teacher competency in information and communication technology Piksa Dewi Ekantiningsih; Dadang Sukirman
Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan Vol 10, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jitp.v10i1.52630

Abstract

Era industri 4.0 adalah masa dimana semua bidang pekerjaan melibatkan teknologi. Perubahan teknologi secara besar-besaran terjadi di era industri 4.0, tidak terkecuali dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era industri 4.0. Pengembangan SDM khususnya pendidik adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dalam era industri 4.0 dan pendidikan 4.0. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan kajian kepustakaan (library research) yang berusaha menggambarkan pentingnya pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era industri 4.0. Pada penelitian ini penulis menggunakan beragam sumber tertulis seperti artikel, buku dan dokumen-dokumen yang relevan dengan kajian dalam penelitian ini. Studi ini mefokuskan pada implementasi pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan kompetensi TIK guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi cukup efektif untuk meningkatkan kompetensi TIK pada guru dalam menghadapi era industri 4.0. 
The Use of Mobile Phones in Improving the Character of Children's Curiosity Effy Mulyasari; Mohammad Ali; Dadang Sukirman
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 7, No 2 (2023): DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jdc.v7i2.78126

Abstract

Handphone menjadi perangkat elektronik yang digunakan oleh setiap orang sebagai alat komunikasi dan media yang mempengaruhi karakter anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan handphone dalam mengembangkan karakter rasa ingin tahu anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Bandung. Subjek penelitian ini yaitu orang tua yang memiliki anak usia sepuluh tahun. Metode yang digunakan antara lain studi Pustaka dan wawancara mendalam. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis interaktif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan handphone yang difasilitasi oleh orang tua dengan baik dapat mengembangkan karakter rasa ingin tahu anak. Anak dapat menggunakannya untuk bermain game, membeli sesuatu pada platform online yang tersedia di handphone, berkomunikasi dengan orang lain, terutama teman dan keluarga, senang mengembangkan program untuk menjual sesuatu, serta membuat toko online untuk menjual barang bekas. Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat kendala terutama dalam pengawasan jam menggunakan handphone. Oleh sebab itu, disarankan kepada orang tua untuk mengarahkan anak dalam penggunaan handphone secara tepat terutama dalam mengembangkan karakter rasa ingin tahu anak.
Analysis of Needs Training Design Assistance in Developing Teaching Modules in the Freedom of Learning Curriculum for Primary Schools Teachers at the Kuningan Regency Education Office, West Java Budi Setiawan; Laksmi Dewi; Asep Herry Hernawan; Dadang Sukirman; Nurul Laily Al Arsuadhi; Rizal Kailani; Maurra Syifah Wijaya; Chevy Kusumah Wardhana; Gupi Rohman Nurmansyah; Azizah Nurul Khairunnisa; Juwintar Febriani Arwan
DIKDIMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): DIKDIMAS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT  VOL 2 NO 2 AUGUST 2023
Publisher : CV Media Inti Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58723/dikdimas.v2i2.195

Abstract

This study aims to provide a basis need analysis for the curriculum module provision, training form and training time of elementary school teachers in Kuningan regency, West Java and understand the needs of the their' participation in new curriculum training. Sixty teachers in Kuningan regency were selected for a group interview. Based on the interview results, the researchers designed a questionnaire. They were from the same school levels in Kuningan regency that applied freedom of learning curriculum. It made us decided to use or adopt cluster random sampling method. They were surveyed through a web questionnaire. In total, 80% of the respondents believe that the self-opening aspect of the module needs to be carried out in four items. Secondly, for the explorative concept within the module, it was found that 70% respondents showing their believe that it was crucial to include further explanation and discussion. Next, on the collaborative space, it showed that 85% respondents found to be agree on the items of grouping and discussion and presentation within the module. Fourthly, it was found that 85% respondents shared their agreement on the guided reflection aspect in the module. In the new freedom of learning curriculum, it is found that the elementary school teachers in Kuningan regency have proper understanding within the module. It shows that they have identified the components within the module should cover those six crucial aspects.
Self-Reliance Profile of Primary Students in West Java Indonesia Effy Mulyasari; Mohammad Ali; Dadang Sukirman
Mimbar Sekolah Dasar Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53400/mimbar-sd.v10i2.59751

Abstract

This study aims to describe the profile of primary students' self-reliance in West Java Indonesia. This initial study is needed in order to provide a portrait of the primary student self-reliance, especially students’ independent living skills. This will be very useful for each student to be ready to face their future life. A survey is used to get the data needed. There were 366 teachers represented from 20 counties and 10 cities in West Java. They teach 92,1% at public schools 7,9% at private schools. By using Winstep for Windows and reliability 0,96 by the Rasch Model, the Mean Person Measure value of 0.27 logit shows the tendency of respondents who answer more to agree with statements. The tendency for student self-reliance is in the moderate category, which means students are able to 1) identify, explore, and analyze problems, 2) take the initiative to be self-reliant, and 3) be relied on by others. Therefore, the recommendation is to develop a micro curriculum model to support students’ self-reliance on finishing tasks or solving problems in independent living skills besides supporting those three self-reliance competence aspects at the primary school level in West Java
URGENSI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM LAYANAN INFORMASI PUBLIK PADA MASA PANDEMI Dadang Sukirman; Hana Silvana
EDUTECH Vol 22, No 1 (2023)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v22i1.53596

Abstract

The Covid 19 pandemic began to occur in early 2020 in Indonesia. This incident was the beginning of the imposition of activity restrictions and direct interaction to maintain distance and reduce activities outside the house. This led to adjustments so that activities could run as they should. Services provided face-to-face are subject to restrictions. One of the solutions to overcome this problem is online services based on information technology. One of them is to develop services by utilizing internet-based technology. The Integrated Service Unit at UPI is an institution that has duties and functions in service to users, both the academic community and the general public. In carrying out its duties, ULT UPI needs to develop and innovate so that it can satisfy users. In carrying out its main task, it needs to be supported by facilities or instruments that assist in the effort to provide excellent service to stakeholders. The purpose of this research is to determine the extent to which ULT services can provide excellent service for users by developing using information technology. The population of this study was 7000 users and using the Yamane formula obtained 380 respondents. The results showed that the description of the information services needed by the public through ULT services in a summary graph of the distribution of information services needed by the public through ULT services with a response value of Very Satisfied in the good category, Satisfied was in the very good category, the rest were in the moderate category. The results showed that the ULT service gave the highest user satisfaction in the satisfied category. Thus, ULT services have provided services that provide satisfaction to users in the good category. While the dissatisfaction response for ULT services is the lowest value.Pandemi Covid 19 mulai terjadi pada awal tahun 2020 di Indonesia. Peristiwa ini menjadi awal diberlakukannya pembatasan aktivitas dan interaksi langsung menjadi menjaga jarak dan mengurangi aktivitas keluar rumah. Hal ini menyebabkan penyesuaian agar aktivitas dapat berjalan sebagai mana mestinya. Pelayanan yang dilakukan melalui tatap muka dilakukan pembatasan. Salah satu solusi yang dilakukan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah pelayanan online berbasis teknologi informasi. Salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan layanan dengan memanfaatkan teknologi berbasis internet. Unit Layanan Terpadu di UPI merupakan lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pelayanan kepada pengguna baik civitas akademika maupun masyarakat umum. Dalam melaksanakan tugas utamanya, perlu didukung dengan fasilitas atau instrumen yang membantu dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada stakeholder. Tujuan Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauhmana layanan ULT dapat memberikan layanan prima bagi pengguna dengan pengembangan menggunakan teknologi informasi. Populasi penelitian ini sebanyak 7000 pengguna, dengan menggunakan rumus Yamane diperoleh 380 orang responden. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa didapatkan gambaran layanan Informasi yang dibutuhkan publik melalui layanan ULT dalam grafik ringkasan sebaran layanan Informasi yang dibutuhkan publik melalui layanan ULT dengan nilai respon Sangat Puas dalam kategori baik, Puas berada pada kategori sangat baik, sisanya adalah kategori cukup. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa layanan ULT memberikan kepuasan pada pengguna tertinggi terdapat pada kategori puas. Dengan demikian layanan ULT telah memberikan layanan yang memberikan kepuasan pada pengguna/user pada kategori baik. Sedangkan respon ketidakpuasan untuk layanan ULT berada dengan nilai terendah.
Comparative Study of the Implementation of Mathematical Literacy in the Merdeka Curriculum at the Junior High School Level Lenny Sapitri; Dadang Sukirman
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 52, No 2 (2023): Technology and Innovation in Education, Inclusive Education and Equity
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v52i2.48280

Abstract

The low mathematical literacy of Indonesian students has prompted curriculum changes aimed at improving this ability. Judging from the implementation of the curriculum in Indonesia, there are differences in the implementation of the curriculum in public and private schools. This difference is because the education unit has an implementation strategy. This study aims to determine the differences in the implementation of mathematical literacy in the Merdeka curriculum which is focused on the junior high school level. The method used in this study is a comparative method with a qualitative approach. Data in this study were collected through questionnaires and interviews. The data analysis technique used is interactive analysis consisting of data collection, data reduction, data presentation, conclusion drawing, and verification stages. The results obtained in this study were that there were differences in the implementation of the Merdeka curriculum's mathematical literacy at the junior high school level. The difference lies in the frequency with which teachers attend training and assistance in planning, implementing and evaluating learning, as well as the variety of methods, media and learning tools used. The results obtained in this study can provide an overview regarding the planning, implementation, and assessment carried out to improve mathematical literacy.
Teacher competence development in Kurikulum Merdeka implementation: A literature study Endang Purwati; Dadang Sukirman
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 1 (2024): Inovasi Kurikulum, February 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i1.62277

Abstract

The Kurikulum Merdeka is an innovation in the world of education that requires teachers to play an active role in developing their competencies. This article aims to analyze the concept and model of teacher competency development, factors influencing teacher competency development, and effective strategies or methods for developing teacher competency in implementing the Kurikulum Merdeka. This article uses a qualitative descriptive research method by collecting literature from various sources that discuss teacher competence development. These factors influence teacher competence development and effective strategies or methods for developing teacher competence in implementing the Kurikulum Merdeka. Several significant findings from this literature review include that teachers have a strategic role in developing all aspects of human personality and abilities. Effective strategies and methods for developing teacher competency are also written, including training and development, collaboration and sharing, and the use of technology in learning. From these findings, it can be concluded that developing teacher competence in implementing the Kurikulum Merdeka requires understanding the concepts and types of teacher competence. These factors influence teacher competence development and effective strategies or methods for developing teacher competence. Hopefully, this article can provide insight and recommendations for educational practitioners in developing teacher competency in the Kurikulum Merdeka era. AbstrakKurikulum Merdeka Belajar merupakan inovasi dalam dunia pendidikan yang menuntut peran aktif guru dalam mengembangkan kompetensi mereka. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep dan model pengembangan kompetensi guru, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi guru, serta strategi atau metode yang efektif untuk mengembangkan kompetensi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan berbagai literatur dari berbagai sumber yang membahas tentang pengembangan kompetensi guru, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi guru, dan strategi atau metode yang efektif untuk mengembangkan kompetensi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Beberapa temuan penting dari kajian literatur ini antara lain guru memiliki peran strategis dalam mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia. Selain itu dituliskan juga strategi dan metode yang efektif untuk mengembangkan kompetensi guru antara lain pelatihan dan pengembangan, kolaborasi dan sharing, serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Dari temuan-temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan pemahaman tentang konsep dan jenis-jenis kompetensi guru, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi guru, serta strategi atau metode yang efektif untuk mengembangkan kompetensi guru. Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan rekomendasi bagi para praktisi pendidikan dalam mengembangkan kompetensi guru dalam era Kurikulum Merdeka.Kata Kunci: Implementasi kurikulum; kompetensi digital; kompetensi guru; Kurikulum Merdeka.
Fungsi Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sri Mariam; Dadang Sukirman
Inovasi Kurikulum Vol 18, No 2 (2021): Inovasi Kurikulum, August 2021
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v18i2.36457

Abstract

Pendidikan PAUD ialah pembelajaran berupa bimbingan serta pengetahuan dasar sesuai dengan tingkatan perkembangannya. Dalam proses pembelajaran nya dibutuhkan fungsi manajemen kurikulum yang dilaksanakan secara khusus. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji fungsi manajemen kurikulum yang dilaksanakan di TK. Penelitian ini berangkat dari suatu kasus dalam manajemen kurikulum yakni kurangnya kualifikasi pendidik yang profesional, ketersediaan sarana prasarana, kepala sekolah yang tidak kompeten dalam merumuskan kurikulum dan lain sebagainya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Pengumpulan data berbentuk wawancara serta observasi dan literatur semacam buku, jurnal dari sumber terpercaya. Dalam perencanaan kurikulum Kepala Sekolah dan tenaga kependidikan menyusun tujuan serta kegiatan yang akan dilaksanakan. Muatan pembelajaran meliput nilai agama dan moral, kalimat pujian, sifat Tuhan dan ciptaan-ciptaan-NYA, membiasakan pengenalan benda-benda baru, lingkungan baru dan pembiasaan bertanya, pengenalan anggota tubuh, kebersihan dan makanan bergizi, menyapa guru, berani mengemukakan pendapat. Kegiatan pembelajaran berupa pembelajaran di kelas dan lingkungan. Pengawasan dan evaluasi dilakukan pada proses melaksanakan kurikulum baik ranah sekolah maupun tingkat kelas, sarana prasarana dan evaluasi hasil belajar peserta didik.Kata Kunci : Manajemen Kurikulum, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak PAUD education is learning in the form of guidance and basic knowledge according to the level of development. In the learning process, a curriculum management function is needed that is carried out specifically. This article aims to examine the functions of curriculum management implemented in kindergartens. This research departs from a case in curriculum management, namely the lack of professional educator qualifications, the availability of infrastructure, incompetent school principals in formulating curriculum and so on. The study used a qualitative approach and descriptive method. Data collection is in the form of interviews and observations and literature such as books, journals from trusted sources. In planning the curriculum, the principal and education staff prepare goals and activities to be carried out. The learning content includes religious and moral values, sentences of praise, the nature of God and His creations, getting used to the introduction of new objects, new environments and habituation to ask questions, introduction of body parts, cleanliness and nutritious food, greeting teachers, daring to express opinions. Learning activities in the form of learning in the classroom and the environment. Supervision and evaluation is carried out in the process of implementing the curriculum, both at the school and class level, infrastructure facilities and evaluating student learning outcomes.