Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA DAERAH PANTAI KIMA BAJO KABUPATEN MINAHASA UTARA Mamanua, Injilia Christy; Jansen, Tommy; Dundu, Ariestides K. T.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 6 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Kima Bajo yang terletak di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara adalah salah satu kawasan yang digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat pemukiman. Selain itu potensi pariwisatanya sudah mulai meningkat. Hal ini dibuktikan dengan mulai adanya pembangunan home stay/cottage didaerah ini. Namun pantai Kima Bajo ternyata sudah mulai terancam erosi dan sedimentasi yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Bila dibiarkan maka lama-kelamaan keadaan ini akan menyebabkan dampak yang negatif yaitu rusaknya pantai dan juga dapat mengganggu akan aktifitas keseharian masyarakat setempat. Untuk melindungi pantai Kima Bajo dari kerusakan maka dibangun bangunan pelindung pantai.Hal-hal yang diperlukan dalam perencanaan yaitu ketersedian data primer dan data sekunder. Data-data sekunder tersebut antara lain : data angin, dan data pasang surut. Kemudian data tersebut dianalisa untuk mendapatkan gelombang rencana dan angkutan sedimen pantai.Berdasarkan hasil analisa tugas akhir ini didapatkan perencanaan bangunan pengaman pantai yang digunakan adalah groin dengan tinggi 6.5 meter, lebar puncak 2.5 meter, kemiringan 1 : 2, dan fungsi bangunan untuk mengurangi transport sedimen. Kata kunci : Pantai Kima Bajo, Bangunan Pengaman Pantai, Groin.
KAJIAN PENANGGULANGAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN SUMUR RESAPAN DI DAERAH PERUMAHAN WALE PINELENG I TIMUR KABUPATEN MINAHASA Parera, Romario A. L.; Supit, Cindy J.; Jansen, Tommy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumahan Wale Pineleng I Timur merupakan perumahan yang terletak di daerah dataran tinggi. Dan pada umumnya daerah dataran tinggi adalah daerah yang sangat minim terjadinya genangan air. Perubahan tata guna lahan membuat daya serap tanah berkurang dan menyebabkan limpasan tidak dapat di tampung sebagian saluran drainase yang ada di perumahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menanggulangi limpasan permukaan yang ada di perumahan Wale Pineleng I Timur, serta dapat menjaga cadangan air yang terdapat dalam tanah. Dan cara penanggulangan yang dipilih adalah membuat sumur resapan. Perhitungan sumur resapan ini menggunakan metode Sunjoto.Sumur resapan ini direncanakan akan dibuat pada rumah- rumah yang salurannya meluap. Dan juga bisa dibuat di setiap rumah untuk menjaga cadangan air dalam tanah yang lebih baik. Berdasarkan penelitian, di dapat total debit yang meluap di seluruh saluran adalah 0,7193 m3/det dan total debit yang dapat ditampung oleh sumur resapan adalah 0,7263 m3/det. Direncanakan sumur resapan ini dibuat berbentuk lingkaran dengan R= 1,5m dengan kedalam sumur bervariasi dari 2-3m. Dengan demikian sumur resapan adalah salah satu cara yang dapat menanggulangi masalah yang ada. Kata Kunci: Limpasan Permukaan, Sumur Resapan, Wale Pineleng 1 Timur
PENGARUH PASANG SURUT TERHADAP TINGGI MUKA AIR DI MUARA SUNGAI BAILANG Raco, Maria Gloria; Jansen, Tommy; Hendratta, Liany A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 6 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Bailang merupakan salah satu sungai di Kota Manado yang pernah meluap dan membanjiri beberapa daerah yang dilewati oleh sungai Bailang. Terkait hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi terjadi kenaikan muka air banjir di penampang sungai Bailang.Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Adapun data hujan yang digunakan berasal dari 3 pos hujan yaitu: pos hujan Tikala-Sawangan, pos hujan Talawaan, dan pos hujan Tikala. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum dari tahun 2008 s/d 2017. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan menggunakan program komputer HEC-HMS. Untuk batasan setiap parameter disesuaikan dengan nilai standar pada program komputer HEC-HMS. Hasil kalibrasi menunjukan nilai Nash Sutchliffe Efficiency yang memenuhi yaitu 0,707. Kemudian dilakukan analisis debit banjir dengan parameter terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Dalam penelitian ini digunakan perangkat lunak HEC-RAS untuk melakukan penelusuran aliran dengan pemodelan aliran permanen (steady flow) dengan menggunakan debit banjir kala ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun sebagai Boundary condition di sebelah hulu dan Boundary condition sebelah hilir adalah tinggi muka air pasang tertinggi.Hasil simulasi menunjukkan bahwa penampang sungai Bailang yang ditinjau pada kondisi tanpa pasang surut kala ulang 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun penampang STA 0+0, STA 0+25, STA 0+50, STA 0+75, STA 0+95, STA 0+125 dan STA 0+200 sudah tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Sedangkan untuk kala ulang 50 tahun dan 100 tahun semua penampang sudah tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Hasil simulasi pada kondisi dengan pasang surut kala ulang kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun semua penampang sudah tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Tinggi muka air tertinggi dengan kenaikan muka air banjir (luapan) berkisar 0.71-1.25 m untuk kondisi dengan pengaruh pasang surut.Kata kunci: Banjir, Tinggi Muka Air, Pasang Surut, HEC-HMS, HEC-RAS.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MARAMPIT TIMUR KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD Taarama, Rydle Christian; Supit, Cindy J.; Jansen, Tommy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Marampit Timur, terletak di Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud. Penduduk Desa Marampit Timur pada tahun 2018 berjumlah 375 jiwa.  Warga Desa Marampit Timur, menggunakan mata air sebagai sumber air bersih, namun pemanfaat mata air tidak tersalurkan dengan baik ke seluruh penduduk. Desa Marampit Timur memliki potensi mata air, namun belum dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air bersih agar dapat memenuhi kebutuhan air penduduk. Sistem penyediaan air bersih di Desa Marampit Timur direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2028. Untuk memprediksi jumlah kebutuhan air bersih maka digunakan proyeksi jumlah penduduk degan analisis regresi. Hasil survey dan analisis menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan penduduk Desa Marampit Timur hingga tahun rencana 2028 adalah 380 jiwa, dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 0,3220 liter/detik. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air dengan debit sebesar 1,58 liter/detik, lebih besar dari kebutuhan air total. Karena elevasi mata air lebih tinggi dari Lokasi Desa maka digunakan sistem pengaliran gravitasi.Dalam perencanaan ini untuk menangkap air dari mata air dibuat bronkaptering dan kemudian air dialirkan melalu pipa distribusi ke keran umum. Perpipaan dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dengan menggunakan pipa HDPE. Untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk Desa Marampit Timur sampai tahun 2028, dibutuhkan 4 Keran Umum. Kata Kunci: Desa marampit timur, Air Bersih, Sistem Penyediaan, Pengaliran Gravitasi
PREDIKSI BANJIR DI SUNGAI RANOWANGKO KECAMATAN AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Uruilal, Ivan Leonardo; Supit, Cindy J.; Jansen, Tommy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 2 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Ranowangko merupakan salah satu sungai dengan DAS yang luas di Kabupaten Minahasa Selatan. Sungai Ranowangko yang berada di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara, pada saat musim penghujan dengan intensitas yang tinggi sungai Ranowangko memiliki potensi terjadi banjir, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2000. Banjir yang terjadi pada tahun 2000 sangat merugikan masyarakat yang ada di sekitar bantaran sungai Ranowangko, selain merendam rumah warga, banjir juga mengakibatkan tertutupnya akses jalan Trans Sulawesi karena putusnya jembatan Ranowangko. Oleh karena itu dibutuhkan data mengenai besar debit banjir  dan tinggi muka air yang dapat terjadi.Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Adapun data hujan yang digunakan berasal dari 2 pos hujan dan 1 pos klimatologi, yaitu pos hujan MRG ARR Pentu-Pinaling dan MRG ARR Molompar. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum dari tahun 2008 s/d 2018. Pemodelan hujan aliran pada program komputer HEC-HMS menggunakan metode HSS Soil Conservation Service dan SCS Curve Number (CN). Aliran dasar (baseflow) menggunakan metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan menggunakan program komputer HEC-HMS. Dalam kalibrasi ini, parameter yang dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow, dan ratio to peak. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi dengan memperhatikan nilai koefisien determinasi yang > 0,6 dianggap sudah bisa memenuhi untuk tingkat kemiripan. Hasil kalibrasi didapat 0,978 (memenuhi). Dilakukan analisis debit banjir dengan parameter terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dan kemudian dimasukan dalam program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang yang telah diukur.Hasil simulasi pada titik kontrol 500 m arah hulu jembatan Ranowangko menunjukkan bahwa semua penampang melintang dari sta 0+25 sampai 0+150 tidak dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang rencana, sedangkan penampang pada sta 0+0 hanya bisa menampung debit banjir untuk kala ulang rencana 2 tahun. Untuk hasil simulasi pada titik kontrol 2260 m arah hulu jembatan Ranowangko menunjukkan bahwa semua penampang melintang dari sta 0+25 sampai 0+50 tidak dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang rencana, sedangkan penampang pada sta 0+0 hanya bisa menampung debit banjir untuk kala ulang rencana 2 tahun.Kata Kunci: Sungai Ranowangko, Debit Banjir, Tinggi Muka Air, HEC-HMS, HEC-RAS
ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN WADUK KUWIL-KAWANGKOAN TERHADAP DEBIT BANJIR DI HILIR SUNGAI TONDANO Lahamendu, Victor Christofel; Hendratta, Liany A.; Jansen, Tommy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan membuat rekayasa bangunan air seperti waduk, waduk adalah suatu bangunan air yang berfungsi untuk menampung air sungai yang memilki kelimpahan air di musim penghujan dan menampung air pada musim kemarau, dengan demikian dengan adanya waduk maka pada musim hujan dapat menampung kelebihan air sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan dapat ditampung untuk digunakan pada musim kemarau.Waduk Kuwil Kawangkoan dibangun untuk keperluan pencegahan banjir dan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air. Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh waduk ini terhadap debit banjir di hilir sungai Tondano, dengan kala ulang 25, 50 dan 100 tahun, menggunakan bantuan program HEC-HMS.Data yang diperlukan adalah data curah hujan rerata harian maksimum dari beberapa stasiun, Peta DAS Tondano, Tata Guna Lahan DAS Tondano, kurva hubungan antara elevasi dan luas bendungan, dan data debit AWLR di daerah tinjauan, sedangkan untuk pengolahan hidrolika dibutuhkan data penampang sungai.Hasil analisis menunjukkan debit yang terjadi sebelum adanya bendung untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun adalah sebesar, 481,3 m3/det, 534,7 m3/det dan 588,2 m3/det, setelah adanya waduk untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun dengan elevasi air dalam waduk 87,5 m atau dalam keadaan low water level (LWL) debit banjir outflow sebesar 230,8 m3/det, 283,3 m3/det dan 337,3 m3/det sehingga banjir yang tereduksi dari sebelum adanya waduk dengan kala ulang 25,50 dan 100 tahun sebesar 250,5m3/det, 251,4 m3/det dan 250,9 m3/det.Keadaan tinggi air dalam waduk pada elevasi 100 m (Normal Water Level) debit outflow untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun masing-masing sebesar 439,5 m3/det, 490 m3/det dan 540 m3/det sehingga debit banjir yang tereduksi 41,8 m3/det, 44,7 m3/det dan 48,2 m3/det. Keadaan air dalam waduk pada elevasi (103,6) (High Water Level), outflow untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun sebesar 445,7 m3/det, 495,4 m3/det dan 545,6 m3/det dengan reduksi banjir sebesar 35,6 m3/det, 39,3 m3/det dan 42,6 m3/det. Informasi yang didapat adalah adanya waduk sangat mempengaruhi debit banjir di hilir sungai Tondano pada saat air dalam waduk terisi air sampai pada elevasi low water level atau 87,5 m ketika akan terjadinya banjir.  Keywords: Debit Banjir, Tinggi Muka Air Banjir, Waduk Kuwil-Kawangkoan
ANALISIS PASANG SURUT PADA DAERAH PANTAI TOBOLOLO KELURAHAN TOBOLOLO KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA Pasomba, Theodorus; Jasin, M. Ihsan; Jansen, Tommy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia teknik sipil khususnya dalam hal merekayasa suatu bangunan yang berada di daerah pesisir pantai  maka haruslah diperhatikan  besarnya pasang surut yang terjadi sebagai data pendukung dalam perencanaannya. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap massa air laut di bumi lebih besar dari pada gaya tarik matahari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen pasang surut, tipe pasang surut, serta elevasi muka air laut yang terjadi di pantai Tobololo Kelurahan Tobololo Kota Ternate Provinsi Maluku Utara dengan menggunakan Metode Admiralty dimana data pasang surut yang digunakan ialah data pengamatan selama 15 piantan yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial.Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh tipe pasang surut yang terjadi di Pantai Tobololo ialah Tipe Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Ganda (mixed tide prevealing semi diurnal) dengan nilai 0.25 < F=0.28 < 1.5. Elevasi muka air laut tinggi tertinggi (HHWL) terjadi sebesar 201 cm (+75.8 cm dari MSL) dan elevasi muka air rendah terendah terjadi sebesar 27 cm (-98.2 cm dari MSL), dimana MSL terjadi sebesar 125.20 cm.Kata kunci: Pantai Tobololo, Pasang Surut, Metode Admiralty.
ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DAERAH PANTAI TOBOLOLO KELURAHAN TOBOLOLO KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA Sabatun, Kurniawan M. Hi.; Jansen, Tommy; Jasin, M. Ihsan
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan wilayah pantai sangatlah penting dalam mempertahankan bentuknya dimana wilayah pantai berperan khusus dalam bidang rekreasi, pelabuhan, navigasi, dan lain sebagainya. Pantai Tobololo yang merupakan salah satu wilayah pantai daerah wisata. Oleh sebab itu dalam pengembangan dan pengamanan daerah pesisir maka perlu mengetahui karakteristik gelombang yang terjadi di pantai tersebut.Dalam penelitian ini perlu dilakukan pendekatan teori dan analisis transformasi gelombang yang terjadi di kawasan pantai Tobololo. Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMG Ternate untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang signifikan. Dari hasil perhitungan gelombang di perairan Pantai Tobololo didominasi oleh gelombang arah Timur Laut dengan gelombang maksimum terjadi pada bulan November 2014 dengan H = 0.449 m dan T = 2.908 det. Koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 0.996 sampai 1.500 dan koefisien shoaling yang terjadi berkisar pada 0.832 sampai 1.189. Tinggi gelombang yang didapat dari hasil perhitungan berkisar pada 0.444 sampai 0.782 m pada kedalaman 1 m sampai 10 m.  Kata kunci: Pantai Tobololo, karakteristik gelombang, refraksi, shoaling, gelombang pecah
EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI TUGURARA KOTA TERNATE TERHADAP DEBIT BANJIR Rivaldy, Dandy Ramdan; Jansen, Tommy; Sumarauw, Jeffry S. F.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 6 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Tugurara merupakan jenis sungai ephemeral yang ada di kota Ternate yang pernah meluap dan membanjiri Kawasan hilir sungai. Kawasan hilir tersebut sebagian merupakan tempat pemukiman masyarakat dan lahan perkebunan, maka perlu dibutuhkan analisis debit banjir dan tinggi muka air yang dapat terjadi.Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Adapun data hujan yang digunakan berasal dari Stasiun Meteorologi BMKG Ternate berupa data curah hujan harian maksimum dari tahun 2001 s/d 2016. Simulasi hujan aliran dengan HSS Snyder menggunakan program computer HEC-HMS mendapatkan hasil untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun masing – masing sebesar 3.5 m³/detik, 4.5 m³/detik, 5.7 m³/detik, 6.7 m³/detik, 7.8 m³/detik.Simulasi pada program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang yang sesuai dengan kondisi pengukuran di lapangan dan data penampang elevasi dasar sungai yang berubah akibat sedimen transport. Hasil simulasi menunjukkan bahwa semua penampang yang sesuai dengan kondisi pengukuran di lapangan dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang sedangkan Apabila elevasi dasar penampang sungai mengalami kenaikan akibat kedalaman sedimen transport setinggi dua meter, hasil simulasi pada sta 0 + 250 tidak dapat menampung debit banjir dimulai dari debit kala ulang 10 tahun sampai debit kala ulang 100 tahun.Kata kunci: Kapasitas Penampang, Debit Banjir, HEC-HMS, HEC-RAS
ANALISIS TINGGI MUKA AIR BANJIR DI MUARA SUNGAI TALAWAAN–BAJO KECAMATAN WORI Kalangi, Peni Patricia; Hendratta, Liany A.; Jansen, Tommy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 6 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Talawaan-Bajo di Kota Manado pada musim penghujan pernah meluap pada titik yang bermuara ke pantai Talawaan-Bajo. Oleh karena itu dalam mengantisipasi banjir yang mungkin terjadi, dibutuhkan data tinggi muka air banjir di sungai Talawaan–Bajo tanpa pengaruh pasang surut dan dengan pengaruh pasang surut.Analisis frekuensi hujan dilakukan dengan metode Log Pearson III. Parameter HSS SCS dikalibrasi sebelum simulasi debit banjir dengan program HEC-HMS. Hasil kalibrasi menunjukkan nilai Nash Sutchliffe Efficiency yang baik yaitu 0,751. Setelah didapat debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang, dengan program HEC-RAS  disimulasikan tinggi muka air pada penampang yang telah diukur tanpa pengaruh pasang surut dan dengan pengaruh pasang surut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelusuran aliran melalui pemodelan aliran permanen (steady flow), untuk Boundary condition sebelah hulu digunakan debit puncak kala ulang 2, 5, 10 dan 25 tahun, sedangkan Boundary condition sebelah hilir adalah tinggi muka air pasang tertinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya debit puncak pada kala ulang 5 tahun=175,7 m3/det, kala ulang 10 tahun=231,8 m3/det, kala ulang 25 tahun=307,7 m3/det, kala ulang 50 tahun=367,2 m3/det, dan kala ulang 100 tahun=429,1 m3/det. Dalam kondisi tanpa pengaruh pasang surut untuk kala ulang 5 tahun luapan banjir mulai terjadi pada STA 0+75, untuk kala ulang 10, 25, dan 50 tahun luapan banjir mulai terjadi pada STA 0+25, dan pada kala ulang 100 tahun luapan banjir sudah mulai terjadi pada STA 0+0 . Sedangkan dalam kondisi pengaruh pasang surut untuk kala ulang ulang 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun, luapan banjir sudah mulai terjadi pada STA 0+0. Tinggi muka air tertinggi dengan kenaikan muka air banjir (luapan) berkisar 0,01-0,96 meter untuk kondisi dengan pengaruh pasang surut. Kata kunci: Banjir, Tinggi Muka Air, Pasang Surut, HEC-HMS, HEC-RAS.