Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Cross-Flow Turbine Design of Micro hydro Power Generator for Rural Energy-Independent Area Remon Lapisa; Arwizet Karudin; Krismadinata Krismadinata; Prima Yane Putri; Junil Adri; Firman Omni Saputra; Doni Saputra; Aldi Alfarizi
MOTIVECTION : Journal of Mechanical, Electrical and Industrial Engineering Vol 5 No 2 (2023): Motivection : Journal of Mechanical, Electrical and Industrial Engineering
Publisher : Indonesian Mechanical Electrical and Industrial Research Society (IMEIRS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.215 KB) | DOI: 10.46574/motivection.v5i2.163

Abstract

This study aims to design a cross-flow turbine in a micro hydro power plant as an alternative energy source for Indonesian remote areas that do not have electricity. The research location for the turbine design in this study is in the Ngalau Baribuik, located in Batu Gadang, Lubuk Kilangan district, Padang city. Based on the analysis of water flow characteristics, the type of turbine that is suitable for low water debit and head condition is cross flow turbine. The geometry of the cross-flow turbine is designed by considering the power electricity needs of the community and the electrical potential at the site. This experimental research was carried out in two stages; field investigations related to water flow characteristics and energy need analysis of local communities, the design and manufacture of the turbine. Based on theoretical calculation, the cross-flow turbine can produce up to 5 kW of electrical power which can meet 70% of the community's energy needs. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah turbin aliran silang pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai alternatif sumber energi bagi daerah terisolir yang belum teraliri listrik. PLTMH dirancang untuk masyarakat kawasan Ngalau Baribuik yang berlokasi di Batu Gadang Lubuk Kilangan kota Padang. Berdasarkan analisis karakteristik aliran, untuk kondisi debit dan tinggi jatuh air yang kecil turbin yang paling sesuai digunakan adalah aliran silang. Disain dan geometri turbin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan potensi yang ada di lokasi. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan dalam dua tahap; (a) investigasi lapangan terkait dengan karakteristik aliran air dan kebutuhan energi masyarakat, dan (b) proses perancangan dan pembuatan turbin. Secara teoritis, turbin aliran silang yang dirancang akan dapat memproduksi daya listrik hingga 5 kW yang akan memasok 25% kebutuhan energi masyarakat setempat.
Studi Eksperimen, Pengaruh Variasi Dimensi Ban Terhadap Keausan Ban Muhammad Shiddiq; Remon Lapisa; Irma Yulia Basri; Wawan Purwanto; Hanapi Hasan
JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.672 KB) | DOI: 10.24036/jtpvi.v1i1.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemasangan berbagai ukuran ban pada sepeda motor Beat-PGM FI 110 cc tahun 2017. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkuantifikasi seberapa besar variasi dimensi ban dalam hal keausan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif. Pendataan dilakukan pada sepeda itu sendiri, yang kemudian ditimbang bobot ban pada setiap varian sebelum dan sesudah penelitian untuk mengetahui seberapa besar keausan yang diakibatkan. Hasil pengujian menggunakan berbagai ban, termasuk 50/100, 90/90 dengan 80/90, dan 100/80 dengan 90/90, menunjukkan bahwa tingkat keausan meningkat seiring dengan ukuran ban. Laju keausan ban yang cepat adalah hasil dari rolling resistance ban yang tinggi, yang secara langsung berbanding terbalik dengan variasi ukuran ban. Oleh karena itu, temuan investigasi ini menunjukkan bahwa ban dengan variasi dimensi 100/80 dan 90/90 memiliki keausan terbesar.  This study aims to determine the impact of mounting various tyre sizes on Beat-PGM FI 110 cc motorcycles in 2017. This was done in an effort to quantify how much tyre dimensions vary in terms of wear and tear. The methodology used in this study is exploratory. Data collection was done on the bike itself, which then weighed the tyre weight on each variant before and after the research to determine how much wear and tear was caused. The results of tests using a range of tyres, including 50/100, 90/90 with 80/90, and 100/80 with 90/90, showed that the wear rate increased with tyre size. The rapid rate of tyre wear is a result of the tire's high rolling resistance, which is directly inversely related to the size variation of the tyre. The findings of this investigation therefore show that tyres with 100/80 and 90/90 dimension variations have the greatest wear.
Analisis Coeffisient of Performance (COP) Trainer Sistem Pengkondisian Udara pada Putaran 2970 rpm Gusroby Solka; Nuzul Hidayat; Andrizal Andrizal; Remon Lapisa
JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.772 KB) | DOI: 10.24036/jtpvi.v1i1.7

Abstract

Penelitian ini membahas tentang coeffisient of performance atau COP pada trainer pengkondisian udara yang mengunakan motor listrik sebagai pengerak utama dari trainer ini yang mengantikan mesin konvesional yang umumnya dipakai pada sistem pengkondisian udara. Coeffisient of performance atau COP adalah salah satu indikator yang menentukan kerja dari sistem itu sendiri. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dimana besarnya nilai Coeffisient of performance (COP) dilihat. Dari trainer pada putaran 2970 RPM. Setelah mendapatkan data pada trainer maka dilakukan perhitungan untuk mencari besarnya nilai kerja kompresor, nilai kalor yang dilepas kondensor, nilai kalor yang diserap evaporator, nilai COP aktual, nilai COP ideal, nilai efisiensi dan nilai laju aliran massa pada trainer, dengan nilai COP terendah yaitu sebesar 2,17 dan terbesar yaitu 2,24.  This study discusses the coefficient of performance or COP in air conditioning trainers that use electric motors as the prime mover of this trainer replacing conventional engines which are generally used in air conditioning systems. The coefficient of performance or COP is one of the indicators that determines the work of the system itself. The type of research used is an experimental method which looks at the Coefficient of performance (COP) value of the trainer with a rotation of 2970 RPM. After obtaining the data from the trainer, calculations are performed to find the working value of the compressor, the calorific value released by the condenser, the calorific value absorbed by the evaporator, the actual COP value, the ideal COP value, the efficiency value and the mass flow rate value at the trainer, with the highest COP value, namely of 2.17 and the largest of 2.24.
Pengaruh Campuran Octane Booster pada Pertalite Terhadap Konsumsi Bahanbakar dan Emisi Gas Buang pada Honda Beat ESP 110cc Harris Yudha Pratama; Remon Lapisa; Milana; Wagino
JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia Vol. 1 No. 3 (2023): JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jtpvi.v1i3.83

Abstract

Cukup banyak pengguna sepeda motor yang tidak mengetahui bahan bakar apa yang sesuai pada kendaraan yang digunakan. Perbandingan rasio kompresi dengan pemilihan bahan bakar sangatlah penting untuk mencegah dari pembakaran dini. penggunaan zat aditif octane booster sebagai campuran bahan bakar memiliki pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang pada sepeda motor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian octane booster campur Pertalite terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas uang pada sepeda motor Honda beat Esp 110cc tahun 2020 dengan menggunakan, metode eksperimen yang dilakukan di workshop sepeda motor Teknik Otomotif Fakultas teknik Universitas Negeri Padang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada tabel penelitian dari sepeda motor Honda Beat Esp 110cc tahun 2020 dan teknik analisis data yang digunakan ialah menggunakan teknik pareto optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Campuran bahan bakar pertalite dengan zat aditif octane booster tidak dapat mengurangi laju konsumsi dan malah membuat laju bahan bakar meningkat dan Emisi yang dikeluarkan menurun seiring ditambahnya campuran zat aditif octane booster.   Numerous motorcyclists do not know which gasoline is appropriate for their vehicles. It is vital to compare compression ratio with fuel selection to prevent premature combustion. The use of octane booster additives in motorcycle gasoline mixtures affects fuel consumption and exhaust emissions. This investigation employed an experimental approach in a motorcycle workshop at Padang State University's Automotive Engineering, Faculty of Engineering. The 2020 Honda Beat Esp 110cc motorcycle was used to collect data immediately in the research table, and the pareto optimal technique was utilized for data analysis. Based on the research conducted, it can be concluded that the addition of octane booster additives to pertalite fuel has no effect on the consumption rate, but rather increases the fuel rate and decreases emissions.