- Wiendartun
Jurusan Pen.Fisika

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TINGKAT SERAPAN AIR DALAM BAHAN POLY (2-VINYL PYRIDINE -CO-STYRENE) Wiendartun, Mr; Rusnayati, Heni; Karim, Saeful
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 2, No 2 (2001): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v2i2.393

Abstract

Hydrophilic properties of organic polymer such as Poly (2-Vinylpyridine- Co-Styrene) have been found to have a correlation with other physical properties especially the electric resistivity. In this work, we have studied one of the physical properties of a polymer material, Poly (2-Vinylpyridine- Co-Styrene), that is the electric resistivity. It was studied on the basis of its relation with the concentration, temperature, humidity and the distance between their electrodes. The sample fabricated consists of two types of consentration: 0.03 gr/ml and 0.05 gr/ml with the distance between the two electrodes are 0.40 mm and 0.80 mm respectively. Towards these samples, we investigated the resistance coefficient for every 2% change in humidity for both drying and watering processes. From the experiment we obtain the following results: 1) There is hysteresis during the watering and drying processes indicating the continuity of resistance of this material, 2) Sample with smaller distance of electrodes performs better than that of the longer ones, 3) Sample fabricated from solution with higher concentration performs better than that of the lower ones, 4) Room temperature plays a significant role on the performance of the polymer material between the associated electrodes. These results could be used as a stepping-stone toward the more advance research leading the determination of film stability, resistancy upon temperature variation etc, so that this polymer material could be further developed into the humidity sensor device material.Key words: Hydrophilic, electric resistance, humidity sensor and polymer.
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PERLAKUAN PANAS MENGGUNAKAN GAS HIDROGEN TERHADAP SIFAT LISTRIK TERMISTOR NTC BERBASIS Fe2TiO5 Kamal, Jaenudin; Syarif, Dani Gustaman; Wiendartun, Wiendartun
ISSN
Publisher : Program Studi Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlakuan panas termistor NTC berbasis Fe2TiO5 yang di doping MnO2 telah dilakukan. Pelet termistor Fe2TiO5 dibuat dari bahan Fe2O3, TiO2,dan MnO2. Pelet mentah yang diperoleh, disinter pada suhu 1050oC selama 3 jam dalam atmosfer gas oksigen. Resistansi pelet diukur pada suhu 30-200oC dengan interval 10oC. Selesai pengukuran resistansi, pelet diberi perlakuan panas pada suhu 300oC di dalam atmosfer gas hidrogen. Besarnya waktu perlakuan panas divariasi yaitu selama 5, 15, dan 25 menit. Hasilnya, terjadi penurunan resistivitas suhu ruang (ρSR) pada keramik seiring peningkatan waktu perlakuan panas dengan nilai masing-masing sebesar 427,444 MΩ.cm, 27,877 MΩ.cm, dan 1,056 MΩ.cm. Demikian nilai konstanta termistor (B) dari masing-masing waktu perlakuan panas didapatkan sebesar 6013 K, 4102 K, dan 3459 K. Perlakuan panas juga dilakukan pada suhu yang bervariasi yaitu 250oC, 350oC, dan 450oC untuk waktu yang tetap. Hasilnya, terjadi penurunan nilai ρSR pada keramik seiring peningkatan suhu perlakuan panas dengan nilai masing-masing sebesar 421,78 MΩ.cm, 78,609 MΩ.cm, dan 0,056 MΩ.cm. Demikian nilai konstanta termistor (B) dari masing-masing suhu perlakuan panas didapatkan sebesar 4038 K, 3729 K, dan 4053 K. Berdasarkan nilai ρSR dan B yang diperoleh, keramik yang diberi perlakuan panas ini telah memenuhi kebutuhan pasar. Struktur kristal keramik sebelum dan sesudah perlakuan panas dianalisis dengan XRD. Hasil analisis XRD menunjukkan keramik Fe2TiO5 doping MnO2 mempunyai struktur kristal orthorombik dan tidak terjadi perubahan struktur kristal pada kondisi sebelum dan sesudah perlakuan panas. Kata Kunci   :  Fe2O3, TiO2, MnO2, perlakuan panas.
FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SENSOR PENGUKUR KADAR OKSIGEN TERLARUT DALAM AIR BERBASIS TEKNOLOGI FILM TEBAL Arifin, Zaenal; Wiranto, Goib; Wiendartun, Wiendartun
ISSN
Publisher : Program Studi Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap karakterisitik serta unjuk kerja daripada sensor pengukur kadar oksigen terlarut dalam air berbasis teknologi film tebal dengan menggunakan teknik screen printing. Sensor tersusun atas 3 buah elektroda yang diminiaturisasi kedalam sebuah substrat alumina berukuran 1× 2,5 cm. Elektroda kerja yang digunakan dalam penelitian ini berupa logam RuO2, Ag/AgCl digunakan sebagai elektroda pembanding dan AgPd digunakan sebagai elektroda bantu yang juga berfungsi sebagai jalur konduksi pada substrat. Ketiga elektroda dihubungkan oleh larutan tipis elektrolit jenuh KCl 3,5M dan gelatin serta bagian luar dilapisi dengan membran TiO2. Gelatin pada elektrolit digunakan sebagai gelling agent guna meningkatkan tingkat adhesivitas antara elektrolit dan substrat. Penelitian dilakukan untuk mempelajari unjuk kerja, karakteristik serta pengaruh penambahan gelatin pada sensor DO yang dibuat melalui penyelidikan terhadap profil arus-potensial pada rentang 0,1V-1,6V. Pengujian menunjukan bahwa potensial kerja 1,4V menghasilkan nilai arus difusi relatif stabil yang diperlukan untuk meningkatkan unjuk kerja sensor. Sensor dengan penambahan gelatin pada lapisan elektrolit menunjukan performa dan karakteristik yang lebih baik dibandingkan sensor dengan elektrolit murni dimana sensor dengan penambahan gelatin 7% memiliki nilai sensitivitas sebesar 0,976 𝜇𝜇𝜇/𝑚𝑚 dan sensor dengan penambahan gelatin 9% memiliki respon kerja selama 2 menit 30 detik untuk mencapai kestabilan sedangkan sensor dengan elektrolit murni memiliki sensitivitas 0,560 𝜇𝜇𝜇/𝑚𝑚 dan respon kerja selama 4 menit untuk mencapai kestabilan.
Pengaruh Heat Treatment Terhadap Karakteristik Listrik Termistor NTC Berbasis (CuxMnyZnzNit)Fe2O4 Dilaga, Jovi Kusuma; Syarif, Dani Gustaman; Wiendartun, Wiendartun
ISSN
Publisher : Program Studi Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh Heat Treatment Terhadap Karakteristik Listrik Termistor NTC Berbasis (CuxMnyZnzNit)Fe2O4. Telah dilakukan pembuatan film tebal termistor NTC dengan mencampukan bahan yang terdiri dari CuO 15%, MnO 20%, ZnO 5%, NiO 30% dan Fe2O3 30% dan digerus selama 30 menit lalu ditambah OV (Organic Vehicle) untuk bahan pasta dan dilapiskan diatas substrat alumina dengan metode screen printing dan disinter pada suhu 11000C. nilai resistivitas setelah uji resistivitas sebesar 0.808 Mohm.cm dan mengalami penurunan nilai resistivitas setelah heat treatment. Pada hasil difraksi sinar-x didapat pola yang tidak beraturan yang kemungkinan merupakan pengaruh dari bahan penyusun film tebal. Hasil SEM menunjukan struktur yang berongga. Pada sampel satu didapat besar nilai nilai konstanta termistor sebesar 3925.10K dan yang terbesar dibandingkan HT1 dan HT2. Namun hal ini menunjukan bahwa sampel yang dapat digunakan baik dalam termistor adalah saat awal dengan nilai konstanta termistor tersebut maka masuk ke dalam termistor pasar dimana untuk kebutuhan pasar nilai konstanta termistor adalah ≥20000K.
Pengaruh Suhu Pembakaran terhadap Karakteristik Listrik Keramik Film Tebal Berbasis Fe2O3–MnO–ZnO untuk Termistor NTC Sari, Puspita; Syarif, Dani Gustaman; Wiendartun, Wiendartun
Wahana Fisika Vol 1, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v1i2.4536

Abstract

Pembuatan keramik film tebal berbasis Fe2O3–MnO–ZnO untuk termistor NTC dari campuran Fe2O3 50% mol, MnO 25% mol, dan ZnO 25% mol telah dilakukan. Campuran serbuk Fe2O3, MnO dan ZnO yang telah digerus dicampurkan dengan organic vehicle (OV) untuk membentuk pasta. Kemudian pasta dilapiskan di atas substrat alumina menggunakan teknik screen printing  untuk membentuk film tebal. Film tebal mentah yang diperoleh, dibakar pada suhu yang berbeda yaitu 1000°C, 1100°C, dan 1200°C selama 2 jam. Sebelum dilakukan pengukuran resistansi, film tebal dilapisi perak terlebih dahulu sebagai kontak logam.  Resistansi termistor diukur pada suhu 40°C–200 oC dengan beda suhu sebesar 5 oC. Analisis struktur kristal dan struktur mikro film tebal masing – masing dilakukan dengan menggunakan X – Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil analisis karakteristik listrik termistor yang dibakar pada suhu 1000 °C, 1100 °C, dan 1200 °C menghasilkan konstanta termistor berturut – turut sebesar 7700 K, 6995 K, dan 5701 K. Ketiga suhu pembakaran menghasilkan nilai konstanta termistor yang memenuhi kebutuhan pasar. Analisis struktur kristal menggunakan XRD  menunjukkan bahwa keramik film tebal memiliki dua struktur yaitu struktur spinel kubik dan hematit heksagonal. Analisis struktur mikro menggunakan SEM  menunjukkan bertambahnya ukuran butir sesuai dengan meningkatnya suhu pembakaran dengan ukuran butir film tebal yang dibakar pada suhu 1000 °C, 1100 °C, dan 1200 °C berturut – turut adalah 1.3 μm, 2.0 μm, dan 2.4 μm. 
Pengaruh Temperatur Sintesis Terhadap Karakteristik Polydimethylsiloxane Kholifiyah, Siti Nur; Rahayu, Anisa Tri; Wiendartun, Wiendartun; Waslaluddin, Waslaluddin
Wahana Fisika Vol 5, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v5i2.26447

Abstract

Dalam bidang medis, material polydimethylsiloxane (PDMS) memiliki peranan yang sangat penting. Dikarenakan sifat  polydimethylsiloxane  yang biokompatibilitas unggul, toksisitas rendah, oksidatif dan temperatur stabil. Selain itu PDMS juga bersifat tidak beracun sehingga aman digunakan untuk tubuh manusia. Salah satu penggunaannya adalah sebagai cairan pengganti vitreous humor. Untuk itu, diperlukan PDMS yang memiliki karakteristik menyerupai karakteristik vitreous humor. Pada penelitian ini, PDMS disintesis menggunakan teknik ring-opening polymerization. Temperatur sintesisnya divariasikan sebesar 140 0C, 150 0C, dan 170 0C. PDMS ynag terbentuk dikarakterisasi menggunakan viskometer, refraktometer, tensiometer dan FTIR. Nilai viskositas masing-masing PDMS terukur sebesar 0,088 Pa.s, 0,332 Pa.s, dan 1,210 Pa.s. Untuk nilai indeks bias masing-masing PDMS diperoleh sebesar 1,4001, 1,4014, dan 1,4032. Adapun nilai tegangan permukaan masing-masing PDMS yang terukur adalah sebesar 21,5 mN/m, 21,8 mN/m, dan 22,0 mN/m. Ketiga data PDMS memiliki gugus fungsi serapan yang sama dengan PDMS standar, yaitu terdapat getaran deformasi CH3 aromatik, ikatan Si-O-Si, Si-CH3, Si-CH3 dan kelompok metilen.Kata kunci : Temperature, Polydimethylsiloxane, Teknik Ring Opening Polymerization
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TINGKAT SERAPAN AIR DALAM BAHAN POLY (2-VINYL PYRIDINE -CO-STYRENE) Wiendartun, Wiendartun; Rusnayati, Heni; Karim, Saeful
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 2, No 2 (2001): JPMIPA: Volume 2, Issue 2, 2001
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v2i2.34918

Abstract

Hydrophilic properties of organic polymer such as Poly (2-Vinylpyridine-Co-Styrene) have been found to have a correlation with other physical properties especially the electric resistivity. In this work, we have studied one of the physical properties of a polymer material, Poly (2-Vinylpyridine-Co-Styrene), that is the electric resistivity. It was studied on the basis of its relation with the concentration, temperature, humidity and the distance between their electrodes. The sample fabricated consists of two types of consentration: 0.03 gr/ml and 0.05 gr/ml with the distance between the two electrodes are 0.40 mm and 0.80 mm respectively. Towards these samples, we investigated the resistance coefficient for every 2% change in humidity for both drying and watering processes. From the experiment we obtain the following results: 1) There is hysteresis during the watering and drying processes indicating the continuity of resistance of this material, 2) Sample with smaller distance of electrodes performs better than that of the longer ones, 3) Sample fabricated from solution with higher concentration performs better than that of the lower ones, 4) Room temperature plays a significant role on the performance of the polymer material between the associated electrodes. These results could be used as a stepping-stone toward the more advance research leading the determination of film stability, resistancy upon temperature variation etc, so that this polymer material could be further developed into the humidity sensor device material.