Bani Bacan Hacantya Yudanagara
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pendidik Sebaya Kesehatan Reproduksi Di Kecamatan Tosari, Pasuruan: Pemberdayaan Pemuda Untuk Keberlanjutan Bani Yudanagara
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 3 No. 2: MEI 2020 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.755 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v3i2.1085

Abstract

Remaja di Indonesia rentan terhadap perilaku seksual beresiko dan pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang. Dari pilot research yang dilaksanakan di kecamatan Tosari, Pasuruan, kehamilan yang tidak diinginkan sering terjadi di kalangan remaja suku Tengger. Kehamilan di usia remaja dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah dan ke-matian ibu dan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menjelaskan metode kreatif dalam memberikan penge-tahuan mengenai kesehatan reproduksi pada anggota Laskar Pencerah Tosari yang merupakan pendidik sebaya di kecamatan Tosari, (2) mengeksplorasi mengenai keberlanjutan dari program ini. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Data didapatkan melalui evaluasi diri setelah program berakhir dan wawancara mendalam mengenai hasil dan capaian setelah program ini berlangsung secara independen selama dua tahun. Subjek dari wawancara adalah anggota, kepala puskesmas, dan guru. Hasil: pembelajaran kreatif yang dil-aksanakan selama 6 bulan selama tiga periode dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota mengenai kesehatan reproduksi. Program ini dapat memfasilitasi pemberdayaan remaja, anggota siap menjadi pendidik sebaya setelah pelatihan, melatih kembali junior mereka untuk regenerasi, dan mampu menjalankan program ini secara man-diri melalui kolaborasi yang kuat dengan pemangku kepentingan lain, terutama puskesmas Tosari.
KONTRIBUSI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM PERBANDINGAN SOSIAL PADA ANAK-ANAK AKHIR Siti Fauziah; Bani Bacan Hacantya; Anastasia Widya Paramita; Wiyanti Maratus Saliha
Psycho Idea Vol 18, No 2 (2020): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.868 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v18i2.7145

Abstract

Saat ini pengguna media sosial tidak terbatas pada dewasa dan remaja, tetapi sudah banyak digunakan oleh anak-anak. Melalui media sosial mereka cenderung melakukan perbandingan sosial. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji hubungan antara penggunaan media sosial dan perilaku perbandingan sosial pada fase anak-anak akhir. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan teknik pengambilan sampel non random sampling. Responden yang diteliti sebanyak 101 subyek dengan karakteristik siswa kelas VI SD, bisa berbahasa Indonesia, dan memiliki akun media sosial. Peneliti mengambil sampel satu Sekolah Dasar di Surabaya. Instrumen yang digunakan adalah skala perbandingan sosial yang disusun Gibbons & Buunk (1999) berdasarkan teori perbandingan sosial menurut Festinger (1945) dan diadaptasi oleh (Putra, 2017) serta daftar aktivitas penggunaan media sosial oleh Rosen (2013). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa koefisien korelasi yang didapat antara skor total penggunaan media sosial dengan skor total perbandingan sosial adalah sebesar 0.313 dan signifikan pada Los 0,01 (nilai p = 0,001< 0.01), yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan tingkat perbandingan sosial. Semakin tinggi skor total  penggunaan media sosial maka skor tingkat perbandingan sosial akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam proses pendampingan anak usia akhir agar tidak terbawa dampak negatif dalam perbandingan diri melalui media sosial. 
Peta Potensi Pengentasan Stunting di Kota Surabaya Endang Retno Surjaningrum; Eldatia Utari Putri; Nur Ainy Fardana N.; Lucia Tri Suwanti; Lutfi Agus Salim; Esti Yunitasari; Bani Bacan Hacantya Yudanagara; Lantip Muhammad Dewabrata
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.97-103

Abstract

Penelitian ini bertujuan menunjukkan faktor protektif atau pendukung, dan faktor resiko atau penghambat program penanganan stunting yang ditemui di kelurahan lokus stunting dengan kasus stunting terbanyak di Kota Surabaya. Penduduk kota Surabaya memiliki latar belakang sosial-budaya dan ekonomi serta lingkungan yang beragam. Penelitian dilakukan menggunakan Focus Group Discussion yang dilaksanakan bersama tim kelurahan yang terdiri dari Kader, PLKB, PKK, tim Rumah Dataku, guru PAUD, serta TPK di sepuluh (10) kelurahan di bulan September-Oktober 2022 menggunakan panduan pertanyaan yang disusun oleh tim peneliti. Data dianalisis secara deskriptif dengan kategori faktor protektif dan faktor resiko. Hasil data menggambarkan keragaman situasi di masing-masing kelurahan. Hasil akan dikombinasikan dengan hasil data audit stunting sebagai rekomendasi strategi penanganan stunting kepada Dinas terkait di Surabaya.
Delphi study to develop maternal depression training materials for cadres Endang Retno Surjaningrum; Tino Leonardi; Fitri Andriani; Tiara Diah Sosialita; Bani Bacan Hacantya Yudanagara; Husnul Mujahadah
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 2: June 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i2.22465

Abstract

This study aimed to obtain themes and constructs to develop modules and training curricula for cadres for the detection of depression in pregnant and breastfeeding mothers in Surabaya, Indonesia. The Delphi method through three stages was applied: i) searching for academic and non-academic references; ii) compiling themes and constructs based on the findings of the first phase and distributing them to expert panel; and iii) concluding a consensus according to the guidelines. The panel approved two training objectives, five training materials, six training methods, two training time, two training duration, two training evaluation method, and six trainer qualifications. The findings can be the basis for developing modules and curricula to detect maternal depression in pregnant and breastfeeding women for cadres in Indonesia.
DAMPAK PSIKOSOSIAL DISKRIMINASI PADA ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA Yudanagara, Bani Bacan Hacantya
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi Vol 18, No 01 (2020): Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi
Publisher : Esa Unggul University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jpsi.v18i01.68

Abstract

Penyakit kusta dapat memunculkan cacat fisik dan penampilan yang tidak normal sehingga orang yang telah sembuh dari kusta seringkali mengalami perlakuan diskriminatif dan stigma yang melekat pada bentuk tubuhnya. Bahkan diantaranya memilih tinggal permanen di Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS) karena merasa tidak diterima kembali oleh keluarga dan lingkungan terdahulu. Diskriminasi ini tentunya berdampak pada kehidupan psikososial mantan penderita kusta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengeksplorasi bagaimana bentuk diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta, (2) mengidentifikasi dampak psikososial diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta. Metode dan pendekatan yang digunakan di penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan merupakan orang yang telah sembuh dari kusta dan tetap tinggal di LIPONSOS selama lebih dari sepuluh tahun. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian: partisipan memiliki stigma terhadap dirinya sendiri karena kusta, seperti badan yang telah rusak dan menakutkan bagi orang lain, meskipun diskriminasi nyata sudah jarang ditemui saat ini. Konsekuensi stigma dan diskriminasi adalah: emosi negatif seperti sedih, cemas berinteraksi dengan orang luar, takut dijauhi, dan tidak percaya diri. Hubungan sosial partisipan dengan sesama penghuni Lingkungan Pondok Sosial LIPONSOS cenderung kohesif karena merasa senasib sepenanggungan, namun hubungan dengan keluarga di kampung halaman dan tetangga di luar LIPONSOS tidak terlalu kuat, bahkan hampir tidak terjadi interaksi mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stigma pada mantan penderita kusta masih kuat dan perlu diluruskan agar mereka dapat menjalani hidup yang lebih baik. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan pengembangan intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial mantan penderita kusta.
Promoting positive youth development and well-being: lesson learned from youth integrated health post in Indonesia Bani Bacan Hacantya Yudanagara; Endang Retno Surjaningrum; Syamikar Baridwan Syamsir
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 4: December 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i4.23017

Abstract

Indonesia is a multicultural country with many indigenous people, including the Tengger tribe, who live in the mountainous area called Tosari. Limited access in rural areas and various risky behavior are the challenges for youth to develop optimally. To fill this gap, Tosari youth, together with midwives and the village office, initiated a youth-integrated health post called posyandu youth (PR), which was adapted to local culture. This study determined outcomes, program quality, and the possibility of PR program development using the positive youth development (PYD) framework. This study employed a qualitative design with a case study approach. From semi-structured interviews with various key stakeholders of PR, findings reveal a connection between the PR program quality and the positive health and well-being outcomes among participants. Based on these findings, several recommendations for maximizing PR as a youth development program to improve PYD and well-being among indigenous youth are provided.