Bani Bacan Hacantya Yudanagara
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi

DAMPAK PSIKOSOSIAL DISKRIMINASI PADA ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA Yudanagara, Bani Bacan Hacantya
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi Vol 18, No 01 (2020): Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi
Publisher : Esa Unggul University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jpsi.v18i01.68

Abstract

Penyakit kusta dapat memunculkan cacat fisik dan penampilan yang tidak normal sehingga orang yang telah sembuh dari kusta seringkali mengalami perlakuan diskriminatif dan stigma yang melekat pada bentuk tubuhnya. Bahkan diantaranya memilih tinggal permanen di Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS) karena merasa tidak diterima kembali oleh keluarga dan lingkungan terdahulu. Diskriminasi ini tentunya berdampak pada kehidupan psikososial mantan penderita kusta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengeksplorasi bagaimana bentuk diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta, (2) mengidentifikasi dampak psikososial diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta. Metode dan pendekatan yang digunakan di penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan merupakan orang yang telah sembuh dari kusta dan tetap tinggal di LIPONSOS selama lebih dari sepuluh tahun. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian: partisipan memiliki stigma terhadap dirinya sendiri karena kusta, seperti badan yang telah rusak dan menakutkan bagi orang lain, meskipun diskriminasi nyata sudah jarang ditemui saat ini. Konsekuensi stigma dan diskriminasi adalah: emosi negatif seperti sedih, cemas berinteraksi dengan orang luar, takut dijauhi, dan tidak percaya diri. Hubungan sosial partisipan dengan sesama penghuni Lingkungan Pondok Sosial LIPONSOS cenderung kohesif karena merasa senasib sepenanggungan, namun hubungan dengan keluarga di kampung halaman dan tetangga di luar LIPONSOS tidak terlalu kuat, bahkan hampir tidak terjadi interaksi mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stigma pada mantan penderita kusta masih kuat dan perlu diluruskan agar mereka dapat menjalani hidup yang lebih baik. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan pengembangan intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial mantan penderita kusta.