Ussy Andawayanti
Unknown Affiliation

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Kekeringan Meteorologi dengan Menggunakan Metode Standardized Precipitation (SPI) dan Reconnaissance Drought Index (RDI) di DAS Lekso Kabupaten Blitar Hafid Nuri Rochman; Ussy Andawayanti; Jadfan Sidqi FIdari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.28

Abstract

Drought can be defined as a temporary reduction in a water supply that is significantly below normal. The drought that is currently occurring in Indonesia has resulted in a prolonged lack of water supply for subsistence needs, agriculture, and economic activities. Reviewing the impact, analysis is needed for areas that have the potential for drought. There are several methods developed to analyze droughts, such as SPI (Standardized Precipitation Index) and RDI (Reconnaissance Drought Index), to know the level and characteristics of an area of drought. After analyzing the two indexes, a map of the distribution of drought was carried out using a GIS to make it easier to interpret the areas that experience drought potential in the Lekso watershed and to make efforts to mitigate the dangers of drought. The results showed that the peak of the drought with the RDI method of 1-month deficit occurred in May 2005 with the villages of Slumbung, Balerejo, Semen, Tulungrejo, and Soso. Based on the analysis of the suitability between the drought index and the SOI data, it is concluded that the drought index calculation of the RDI method has a higher percentage level of conformity than the SPI drought index method.Kekeringan dapat didefinisikan pengurangan persediaan air yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal. Bencana kekeringan yang terjadi di Indonesia saat ini mengakibatkan daerah kekurangan suplai air untuk kebutuhan hidup, pertanian, dan kegiatan ekonomi  dalam masa yang berkepanjangan. Meninjau dampak yang ditimbulkan, maka diperlukan analisis untuk daerah-daerah yang memiliki potensi terjadinya bencana kekeringan. Terdapat beberapa metode yang dikembangkan untuk menganalisis kekeringan, seperti SPI (Standardized Precipitation Index) dan RDI (Reconnaissance Drought Index), sehingga mengetahui tingkat dan karakteristik kekeringan suatu daerah. Setelah melakukan analisis dengan kedua indeks tersebut dilakukan pengambaran peta sebaran kekeringan menggunakan Sistem Informasi Geografi sehingga mempermudah menginterpretasikan daerah yang mengalami potensi kekeringan pada DAS Lekso , serta dapat melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya bencana kekeringan. hasil penelitian menunjukkan puncak kekeringan metode SPI periode defisit  1 bulan terjadi Mei tahun 2005 dengan wilayah desa yaitu Desa Slumbung, Balerejo, Semen, Tulungrejo dan Soso. Sedangkan pada metode RDI , puncak kekeringan terjadi pada bulan Mei tahun 2005 dengan wilayah desa yang mengalami kekeringan yaitu Desa Slumbung,  Balerejo, Semen, Tulungrejo dan Soso. Berdasarkan analisis kesesuaian antara indeks kekeringan dengan data Southern Oscillation Indeks, disimpulkan bahwa perhitungan indeks kekeringan metode RDI memiliki prosentase tingkat kesesuaian lebih tinggi dibandingkan dengan metode indeks kekeringan SPI.
Aplikasi TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) pada Evaluasi Saluran Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan di Sistem Drainase Sebangau dan Kahayan, Palangka Raya Luh Ayu Putri Wedayanti Pulasari; Ussy Andawayanti; Ery Suhartanto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.39

Abstract

Inundation on roads is a common problem in urban areas, the ones at the Palangka Raya City. The existing drainage system at the study area still uses a conventional drainage system and unable to accommodate the inundation. Thus requires for handling by absorbing or temporarily accommodating the inundation before being discharged into the river which is the concept of an eco–drainage system. To determine the design discharge of the drainage channel at the study area, hydrological data processing is analyzed using the TRMM satellite rainfall data due to the limited rainfall data length. From the results of processing the TRMM satellite rainfall data, the design discharge for the Kahayan and Sebangau Drainage Systems are different in each channel. By using a 5-year return period, the smallest design discharge value is 1,097 m3/s and the largest is 59,111 m3/s. From the evaluation results, 11 out of 28 existing channels need to have inundation control. Chosen alternative to inundation control with eco–drainage concept is by rehabilitating channels and making detention ponds. This alternative can reduce inundation by 100%. Genangan air yang muncul di ruas-ruas jalan merupakan suatu permasalahan umum di daerah perkotaan salah satunya pada Kota Palangka Raya. Sistem drainase yang ada pada kawasan ini masih menggunakan sistem drainase konvensional dan belum mampu menampung genangan yang terjadi. Sehingga perlu adanya penanganan dengan cara meresapkan atau menampung sementara genangan sebelum dibuang ke badan sungai yang merupakan konsep dari sistem drainase berwawasan lingkungan. Untuk mengetahui debit rancangan pada saluran drainase di lokasi studi, dilakukan pengolahan data hidrologi menggunakan bantuan data hujan satelit TRMM karena keterbatasan panjang data hujan di lapangan. Dari hasil pengolahan data hujan satelit TRMM, didapatkan debit rancangan pada Sistem Drainase Kahayan dan Sebangau yang berbeda pada tiap saluran. Dengan menggunakan kala ulang 5 tahun, didapatkan nilai debit banjir rancangan terkecil 1,097 m3/dt dan terbesar 59,111 m3/dt. Dari hasil evaluasi didapatkan 11 dari 28 saluran yang ada perlu dilakukan penanganan genangan. Alternatif penanggulangan genangan dengan konsep drainase berwawasan lingkungan yang dipilih yaitu dengan merehabilitasi saluran dan pembuatan kolam detensi. Alternatif tersebut dapat mereduksi genangan sebesar 100%.
Analisa Laju Erosi dan Arahan Konservasi Lahan Berbasis ArcGIS pada DAS Parangjoho Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah Firman Syarif Tuhepaly; Ussy Andawayanti; Runi Asmaranto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.63 KB)

Abstract

Parangjoho Supply, situated in Demesan Town, Eromoko Region, Wonogiri, Focal Java. This investigation plans to discover the worth of the pace of disintegration and residue alongside the degree of disintegration risk in the Parangjoho Repository watershed. In this investigation, to decide the worth of the disintegration rate utilizing the USLE technique. Information on the quantity of stormy days, greatest day by day precipitation information to decide the R esteem, then, at that point soil type information to decide the K worth, slant information to decide the LS esteem, CP coefficient information to decide land use. USLE got a normal disintegration pace of 62,322 tons/ha/year. The aftereffects of the examination of the degree of disintegration danger acquired at exceptionally light 30.63%, gentle 42%, moderate 19.74%, substantial 6.27%, and extremely hefty 1.5%. In light of the computation of the Silt conveyance proportion (SDR), the assessed dregs yield is 42,832 tons/year. The aftereffects of the assessment of silt in the repository are 39,254 m3/year, from different rises is found to have a supply age of 32 years. From that point forward, land protection is dealt with by 2 techniques, to be specific the vegetative strategy and the mechanical strategy. Waduk Parangjoho yang berlokasi di Desa demesan Kecamatan eromoko Wonogiri Jawa Tengah ini merupakan waduk multiguna yang berfungsi sebagai irigasi. Studi ini bertujuan untuk mencari nilai laju erosi dan sedimen beserta tingkat bahaya erosi pada DAS Waduk Parangjoho. Eksplorasi ini juga akan membawa perlindungan lahan untuk diterapkan di lokasi pemeriksaan. Dalam pengujian ini, untuk menentukan nilai laju disintegrasi menggunakan USLE. Penulis menggunakan data jumlah hujan bulanan, data jumlah hari hujan, data hujan harian maksimum untuk menentukan nilai R, kemudian data jenis tanah untuk menentukan nilai K, data kemiringan lereng untuk menentukan nilai LS, data koefisien CP untuk menentukan tata guna lahan, Perhitungan menggunakan metode USLE diperoleh nilai laju erosi rata-rata sebesar 62,322 ton/ha/tahun. Hasil analisis tingkat bahaya erosi diperoleh di sangat ringan sejumlah 30,63%, ringan 42%, sedang 19,74%, berat 6,27%, dan sangat berat 1,5%. Berdasarkan perhitungan Sediment delivery ratio (SDR), didapatkan hasil perkiraan sedimen sebesar 42.832 ton/tahun. Hasil estimasi sedimen di Waduk 39.254 m3/tahun maka waktu pengendapan dari berbagai elevasi dikomulatifkan didapatkan usia guna waduk 32 tahun. Setelah itu dilakukan penanganan Konservasi lahan dilakukan dengan 2 metode yaitu metode vegetatif dan metode mekanis. Hasil konservasi lahan tersebut dapat dilakukan secara optimal karena dapat mengurangi laju erosi dan tingkat bahaya erosi.
Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Di Sub DAS Kota Malang Hafid Nuri Rochman; Ussy Andawayanti; Jadfan Sidqi FIdari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.10

Abstract

Malang city is an area that has a fairly development. The condition of the city has undergone many changes. Changes in land use Environmental and land use conditions switch functions into enclosed areas and reduce green area. This condition exacerbates drainage problems in the area as a result of inundation and flooding problems that can harm humans. Drainage is an important part of planning an area, especially urban areas. Urban drianage network systems can take advantage of emerging technologies such as Geographic Information Systems (GIS) in the form of spatial and geographic data in terms of evaluation of existing drainage channels and drainage channel planning.In this study, an evaluation of drainage channels using several data including rain data, dimensions of existing drainage channels, topographic and land use data at the study site. Calculation of the design flood discharge using Q10 with rational methods. The determination of Q10 used based on historical innundation. The results of the flood calculation are used to evaluate the condition of the drainage channel.The results of this study were obtained from 43 channels at the study site obtained 8 channels that were unable to accommodate the amount of design discharge so that alternative handling was needed. Alternative handling used is changes in the dimensions of channels, detention ponds, and rainwater harvester.Kota Malang merupakan daerah yang memiliki perkembangan yang cukup tinggi. Keadaan Kota Malang sudah banyak mengalami perubahan. Perubahan penggunaan lahan Keadaan lingkungan dan tata guna lahan mengalami peralihan fungsinya sebagai area tertutup dan meminimalisir lahan terbuka hijau. Kondisi inilah yeng memperburuk persoalan drainase di daerah tersebut akibatnya timbul masalah genangan dan banjir yang dapat merugikan manusia. Drainase merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu kawasan khususnya daerah perkotaan. Sistem jaringan drianase pada perkotaan bisa menggunakan pemanfaatan teknologi yang saat ini mengalami perkembangan yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG) berupa data spasial dan geografi dalam hal evaluasi saluran drainase yang ada dan perencanaan saluran drainase.Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi saluran drainase yang menggunakan beberapa data diantaranya data hujan, dimensi saluran drainase eksisting, data topografi dan tata guna lahan di lokasi studi. Perhitungan debit banjir rancangan menggunakan kala ulang 10 tahun dengan metode rasional. Penentuan kala ulang yang digunakan berdasarkan genangan historis yang pernah terjadi. Hasil perhitungan debit digunakan untuk mengevaluasi kondisi saluran drainase.Hasil dari studi ini didapatkan dari 43 saluran yang ada pada lokasi studi dengan proyeksi debit air kotor selama 10 tahun ke depan didapatkan 8 saluran yang tidak mampu menampung besarnya debit rancangan sehingga diperlukan alternatif penanganan. Alternatif penanganan yang digunakan adalah perubahan dimensi saluran, kolam detensi, dan alat pemanen air hujan pada pemukiman.
Kajian Efektivitas Kolam Retensi Dalam Mereduksi Banjir Jalan Raya Porong Kabupaten Sidoarjo dengan Storm Water Management Model Ahmad Hirson Khoiri; Ussy Andawayanti; Riyanto Haribowo
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.12

Abstract

An effectiveness study needed to determine the ability of the retention pond built in the Sidoarjo Mud flow affected area to reduce flooding that occurs especially around Porong Highway area. This problem occurred due to geological deformation in the form of land subsidence, precisely in the area around Porong Highway and caused flooding that spread to the surrounding environment flooded several villages. Several retention ponds were built in the area as one of the strategic steps to deal with the flooding that occurred. To simulate the flooding that occurred, a rainfall intensity with a 5-year return period was used which was simulated using EPA SWMM 5.1 software with catchment area of 148,31 hectares which divided into 27 subcatchments. From the simulation results, the volume of runoff from surrounding villages and Porong Highway is 126,000 m3, with an existing pond capacity of 94373,9 m3 the effectiveness of the pond in reducing flooding is 74,48% and with an alternative pond capacity of 151415,5 m3 effectiveness pond is 120,17%. Furthermore, standard operating procedures are prepared as an effort to maximize the effectivity of the pond.Diperlukan kajian efektivitas untuk mengetahui kemampuan kolam retensi yang dibangun pada daerah terdampak semburan Lumpur Sidoarjo dalam mereduksi banjir yang terjadi khususnya sekitar Jalan Raya Porong. Permasalahan ini terjadi diakibatkan oleh deformasi geologi berupa penurunan muka tanah tepatnya pada daerah sekitar Jalan Raya Porong dan menyebabkan banjir dan menyebar ke lingkungan sekitar serta membanjiri beberapa desa. Dibangunan beberapa kolam retensi pada daerah tersebut sebagai salah satu langkah strategis penanganan banjir yang terjadi. Untuk mensimulasikan banjir yang terjadi digunakan intensitas hujan dengan kala ulang 5 tahun yang disimulasi menggunakan software EPA SWMM 5.1 dengan area penelitian seluas 148,31 hektar yang dibagi menjadi 27 subcatchment. Dari hasil simulasi didapatkan besaran volume limpasan dari desa sekitar dan Jalan Raya Porong sebesar 126.000 m3, dengan kapasitas kolam eksisting sebesar 94373,9 m3 efektivitas kolam dalam mereduksi banjir adalah sebesar 74,48% dan dengan kapasitas kolam alternatif dengan volume 151415,5 m3 efektivitas kolam adalah sebesar 120,17%. Selanjutnya standar operasional prosedur disusun sebagai bentuk upaya untuk memaksimalkan kemampuan effektivitas kolam.
Kajian Evaluasi Genangan Menggunakan Metode SWMM (Storm Water Management Model) di Daerah Jalan Soekarno Hatta (RS UB Hingga Patung Pesawat), Kota Malang Novansyah Fajri; Ussy Andawayanti; Rahmah Dara Lufira
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.22

Abstract

Soekarno Hatta Streets is located at Malang City, East Java Region at risk of flood. The population growth, regional development, and flat topography cause the drainage channel’s capacity inadequate for precipitation. This study is necessary to analyze the rainfall discharge with return period of 2 years (R2). Then, analyze the existing drainage channel’s capacity ability by modeling with help of the application EPA SWMM 5.1. After gaining the report of the model, there should be an evaluation of the existing drainage channel. J10 and J17 are the channels that need to be evaluated because those channels have inadequate capacity or overflow. The report shows that the flood discharge in J10 and J17 are 1,728m3/s and 0,358 m3/s. Accordingly to those conditions, the proper dimension for J10 and J17 channels are using a box culvert with dimensions 0,8 m and 0,6 m. The cost estimate for those constructions is Rp. 660.883.000,00.Jalan Soekarno Hatta yang berlokasi di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu pusat kota yang sering terjadi genangan. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah serta kondisi topografi yang cukup datar, menyebabkan kapasitas saluran drainase yang sudah ada tidak dapat menampung presipitasi yang tidak terinfiltrasi ke dalam tanah. Pada studi ini, diperlukan untuk menganalisis Intensitas Hujan Rancangan dengan kala ulang 2 tahun (R2). Kemudian menganalisis kemampuan kapasitas tampungan saluran drainase existing dengan memodelkan pada Aplikasi EPA SWMM 5.1. Setelah mendapatkan informasi dari pemodelan tersebut, maka diperlukan evaluasi terhadap saluran drainase existing. Saluran yang tidak memiliki kapasitas tampungan yang cukup atau meluap, akan didesain ulang dimensinya sebagaimana yang terjadi pada saluran J10 dan J17. Pada saluran J10 didapat debit luapan yang terjadi yaitu 1,728 m3/dt dan pada saluran J17 sebesar 0,358 m3/dt. Maka, diperlukannya evaluasi dimensi saluran pada J10 dan J17 dengan menggunakan box culvert dan dari masing – masing box culvert tersebut 0,8 m dan 0,6 m. Estimasi anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan tersebut sebesar Rp. 660.883.000,00.
Studi Perencanaan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan Untuk Mengatasi Genangan di Perumahan Puri Dander Asri Bojonegoro M. Ghaniy Pradita; Ussy Andawayanti; Linda Prasetyorini
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumahan Puri Dander Asri merupakan perumahan yang berada di daerah Kabupaten Bojonegoro. Perubahan tata guna lahan menyebabkan sarana drainase pembangunan tidak berfungsi dengan efektif. Akibatnya terjadi limpasan permukaan dan berkurangnya jumlah air yang meresap ke dalam tanah sehingga genangan atau banjir terjadi saat hujan deras, sehingga diperlukan pemasangan sistem eco-drainage di perumahan. Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada lokasi studi, besar debit banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun terbesar ada pada saluran E1 yaitu 0,290087 m3/detik dan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada lokasi studi, hasil evaluasi yang didapatkan ada 13 dari 58 saluran yang melimpas dengan total debit limpasannya 0,636 m3/detik. Upaya penanggulangan genangan yang dapat dilakukan ada 2 alternatif yaitu Operasi Pemeliharaan dengan penggalian sedimen yang ada sekaligus perencanaan sumur resapan pada saluran yang melimpas dan Menggunakan perencanaan sistem drainase yang menerapkan UB-Drain.
ANALISA KAPASITAS TAMPUNG SALURAN DRAINASE AKIBAT PENGARUH LIMPASAN PERMUKAAN KECAMATAN KOTA SUMENEP Eva Resmani; Ussy Andawayanti; Evi Nur Cahya
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.615 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.7

Abstract

Perubahan alih fungsi lahan dari lahan hijau menjadi lahan pemukiman pada menyebabkan terjadinya limpasan permukaan di beberapa lokasi di Kota Sumenep. Kondisi eksisting saluran membutuhkan perubahan dimensi yang mampu menyalurkan limpasan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas saluran drainase yang ada (eksisting) terhadap curah hujan dengan debit rencana kala ulang 5 tahun dan menentukan pengendalian banjir yang dapat dilakukan di Kota Sumenep. Pemodelan dengan SWMM membandingkan kondisi jaringan drainase sebelum dan sesudah penerapan rehabilitasi saluran. Pada perhitungan kalibrasi model diperoleh nilai RMSE sebesar 0,139. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai parameter yang digunakan dalam pemodelan mendekati variasi nilai observasi. Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas outlet 1 = 3,53 m3/dt; outlet 2 = 2,75 m3/dt; outlet 3 = 2,52 m3/dt; outlet 4 = 1,21 m3/dt; outlet 5 = 4,65 m3/dt; outlet 6 = 6,20 m3/dt; outlet 7 = 1,47 m3/dt; outlet 8 = 0,60 m3/dt; outlet 9 = 4,49 m3/dt. Jaringan drainase sekunder outlet 3 dan 7 mampu menampung limpasan curah hujan, sedangkan untuk jaringan drainase sekunder outlet 1, 2, 4, 5, 6 dan 8 tidak mampu menampung curah hujan dengan debit rencana kala ulang 5 tahun. Untuk mengurangi genangan tersebut, dibutuhkan rencana rehabilitasi saluran drainase sekunder pada masing-masing outlet dan alternatif pengalihan debit limpasan. Berdasarkan perbandingan antara tinggi muka air Sungai Marengan dan outlet saluran, outlet 4, 5, dan 6 mengalami arus balik (backwater) dari Sungai Marengan. Dimensi saluran baru yang telah direncanakan tidak hanya mampu menampung limpasan air hujan, tapi juga mampu menampung limpasan debit akibat dari pengaruh arus balik.  
Pengendalian Erosi dan Sedimen Dengan Arahan Konservasi Lahan di Das Genting Kabupaten Ponorogo Qodriah Dianasari; Ussy Andawayanti; Evi Nur Cahya
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.398 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.02.3

Abstract

Abstrak: Daerah Aliran Sungai (DAS) Genting terletak di Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur. Pertambahan penduduk di DAS Genting berakibat pada perubahan fungsi lahan. Analisis pengendalian erosi dan sedimen dengan arahan konservasi lahan di DAS Genting diperlukan guna meminimalkan permasalahan pada lokasi tersebut. Pendugaan laju erosi dan sedimen dihitung menggunakan model AVSWAT 2000. Hasil pada model tersebut menunjukkan besar limpasan permukaan 94.437 mm/thn, erosi sebesar 49,189 ton/ha/th  dan sedimentasi sebesar 6.525,440 ton/th. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan DAS Genting memiliki 5 kategori tingkat bahaya erosi, diantaranya tingkat bahaya erosi sangat ringan sebesar 43,346%, ringan sebesar 36,773%, sedang sebesar 5,859%, dan berat sebesar 10,638%, dan sangat berat sebesar 3,384% terhadap luas DAS Genting. Untuk mengendalikan tingkat bahaya erosi tersebut dilakukan upaya konservasi secara vegetatif dengan merubah tutupan lahan perkebunan/tegalan/semak belukar ditanami tanaman keras, sehingga yang mampu mereduksi erosi sebesar 21,634% dan secara mekanis dilakukan dengan pembuatan chekdam yang mampu mereduksi sedimen sebesar 16,67%.  
Pemetaan Sebaran Indeks Bahaya Erosi dan Arahan Penggunaan Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis pada DAS Bedadung Kabupaten Jember Manarul Iqbal Mirza; Ussy Andawayanti; Dian Sisinggih
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan tata guna lahan yang terjadi pada DAS Bedadung menyebabkan kawasan tersebut sering mengalami bencana banjir akibat meningkatnya erosi dan sedimentasi. Untuk mengurangi permasalahan yang ada, maka dibutuhkan usaha konservasi lahan dengan menggunakan tata guna lahan baru (skenario). Pada studi ini menggunakan model ArcSWAT untuk menghitung potensi erosi dan sedimentasi yang terjadi sehingga dapat memetakan sebaran Indeks Bahaya Erosi (IBE) pada DAS Bedadung. Berdasarkan hasil simulasi pada kondisi eksisting diperoleh rata-rata laju erosi sebesar 31,29 ton/ha/tahun dan sedimentasi 23,33 ton/ha/tahun. Hasil analisis Indeks Bahaya Erosi (IBE) didapatkan 3 kriteria yaitu rendah dengan luas 2038,63 ha (2,87% dari luasan lahan), sedang dengan luas 49958,86 ha (70,42% dari luasan lahan), dan tinggi dengan luas 18945,91 ha (26,71% dari luasan lahan). Dengan menggunakan konservasi tata guna lahan baru diperoleh penurunan laju erosi pada DAS Bedadung yaitu dengan Indeks Bahaya Erosi (IBE) kriteria rendah seluas 3275,53 ha dan sedang seluas 67667,87 ha. Hasil tersebut menunjukkan skenario tata guna lahan yang baru dapat mengurangi laju erosi pada DAS Bedadung. Land use change in the Bedadung watershed has caused the area to experience frequent floods due to increased erosion and sedimentation. To reduce the existing problems, land conservation efforts are needed by using new land use (scenarios). This study used the ArcSWAT model to calculate the potential erosion and sedimentation to map the distribution of the Erosion Hazard Index (EHI) in the Bedadung watershed. Based on the simulation results in the existing condition, the average erosion rate was 31.29 tons/ha/year and sedimentation was 23.33 tons/ha/year. The results of the Erosion Hazard Index (EHI) analysis obtained 3 criteria, low with an area of 2038.63 ha (2.87% of the land area), medium with an area of 49958.86 ha (70.42% of the land area), and high with an area of 18945.91 ha (26.71% of the land area). Using the new land use conservation, the erosion rate in the Bedadung watershed was reduced, with the Index of Erosion Hazard (EHI) of low criteria covering an area of 3275.53 ha and medium covering an area of 67667.87 ha. These results show that the new land use scenario can reduce the erosion rate in the Bedadung watershed.