Diah Astika Winahyu
Universitas Malahayati Lampung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EVALUASI PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS shinta wulandari; Diah Astika Winahyu
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9742

Abstract

Asam mefenamat merupakan senyawa obat yang rentan baik terhadap cahaya maupun udara atau kelembapan, sehingga penyimpanannya tidak lebih dari 30˚C dan terlindung dari cahaya.. Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakstabilan obat. Penyimpanan obat pada kondisi udara yang sangat panas dapat merusak mutu obat. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah suhu penyimpanan baik pada suhu dingin, suhu kamar, suhu hangat selama 72 jam dapat mempengaruhi kadar tablet asam mefenamat terhadap kadarnya dengan metode Spektrofotometri UV-Vis,. Teknik analisa pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel diuji secara kuantitatif dengan spektrofotometri yaitu mengamati kadar tablet asam mefenamat yang telah disimpan pada suhu dingin, suhu kamar, suhu hangat.Dari hasil analisis penetapan kadar sampel tablet asam mefenamat dimana kadar rata-rata pada sampel yang disimpan suhu dingin 92,22 %, suhu kamar 97,74 %, dan pada suhu hangat 111,91%.
UJI EFEKTTIVITAS SALEP EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KELINCI Diah Astika Winahyu; Agustina Retnaningsih; Monica Cintiya Anggraini
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9747

Abstract

Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas salep ekstrak daun kelor (Moringa olefera) terhadap luka sayat pada kelinci. Salep ekstrak daun kelor diujikan pada 4 ekor dengan 6 perlakuan, yaitu perlakuan basis salep (komtrol negative), perlakuan (kontrol positif), salep ekstrak daun kelor 10% dan 15%. Area punggung kelinci disayat sepanjang 2 cm dengan kedalaman ± 0,2 cm. Pemberian salep yaitu 2 kali pengolesan setiap harinya dan pengamatan luka dilakukan selama 14 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak daun kelor yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96% dan diformulasikan dalam sediaan salep. Pembuatan salep ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dapat mempercepat dalam penyembuhan luka sayat dan yang paling efektif adalah sediaan ekstrak dengan konsentrasi 15% sedangkan dalam pengujian evaluasi salep telah memenuhi persyaratan sebagai salep hidrokarbon.
EVALUASI PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS shinta wulandari; Diah Astika Winahyu
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9742

Abstract

Asam mefenamat merupakan senyawa obat yang rentan baik terhadap cahaya maupun udara atau kelembapan, sehingga penyimpanannya tidak lebih dari 30˚C dan terlindung dari cahaya.. Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakstabilan obat. Penyimpanan obat pada kondisi udara yang sangat panas dapat merusak mutu obat. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah suhu penyimpanan baik pada suhu dingin, suhu kamar, suhu hangat selama 72 jam dapat mempengaruhi kadar tablet asam mefenamat terhadap kadarnya dengan metode Spektrofotometri UV-Vis,. Teknik analisa pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel diuji secara kuantitatif dengan spektrofotometri yaitu mengamati kadar tablet asam mefenamat yang telah disimpan pada suhu dingin, suhu kamar, suhu hangat.Dari hasil analisis penetapan kadar sampel tablet asam mefenamat dimana kadar rata-rata pada sampel yang disimpan suhu dingin 92,22 %, suhu kamar 97,74 %, dan pada suhu hangat 111,91%.
UJI EFEKTTIVITAS SALEP EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KELINCI Diah Astika Winahyu; Agustina Retnaningsih; Monica Cintiya Anggraini
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9747

Abstract

Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas salep ekstrak daun kelor (Moringa olefera) terhadap luka sayat pada kelinci. Salep ekstrak daun kelor diujikan pada 4 ekor dengan 6 perlakuan, yaitu perlakuan basis salep (komtrol negative), perlakuan (kontrol positif), salep ekstrak daun kelor 10% dan 15%. Area punggung kelinci disayat sepanjang 2 cm dengan kedalaman ± 0,2 cm. Pemberian salep yaitu 2 kali pengolesan setiap harinya dan pengamatan luka dilakukan selama 14 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak daun kelor yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96% dan diformulasikan dalam sediaan salep. Pembuatan salep ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dapat mempercepat dalam penyembuhan luka sayat dan yang paling efektif adalah sediaan ekstrak dengan konsentrasi 15% sedangkan dalam pengujian evaluasi salep telah memenuhi persyaratan sebagai salep hidrokarbon.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN Diah Astika Winahyu; Novia Sulistia Ningsih; Agustina Retnaningsih
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.12076

Abstract

Kulit durian (Durio zibethinus L.) belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, umumnya masih hanya sebagai limbah. Kulit durian memiliki potensi sebagai antibakteri, sehingga perlu dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan cara penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada sediaan salep ekstrak kulit durian (Durio zibethinus L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi sumuran. Kulit durian diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 3 kali 24 jam, kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak pekat dibuat menjadi sediaan salep.  Formulasi salep ekstrak kulit durian dibuat 4 formulasi yaitu formulasi 5%, 10%, 15% dan 75%. Uji sifat fisik salep meliputi uji organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan pH. Kemudian salep dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode sumuran. Hasil uji uji organoleptik salep menunjukkan bahwa ke 4 formulasi salep menghasilkan warna coklat, tekstur halus dan beraroma khas kulit durian. Hasil yang diperoleh pada uji sifat fisik salep telah memenuhi persyaratan salep yang baik. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa salep ekstrak kulit durian dengan formulasi 5%, 10% dan 15% tidak memiliki daya hambat dan pada formulasi 75% memiliki daya hambat rata-rata sebesar 13,30 mm dengan respon hambat pertumbuhan bakteri lemah.
Cookies Daun Kelor sebagai Inovasi Makanan Pendukung Percepatan Penurunan Stunting Dessy Hermawan; Diah Astika Winahyu; Devi Kurniasari; Erna Listyaningsih; Prima Dian Furqoni; Karlina Herawati; Meisya Royani; Aprilia Dwi Sukowati; Wulan Anggarini; Siti Selvia Vebriani; Auliya Warda Ningrum; Arfina Yulistiani
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.12453

Abstract

ABSTRACT Indonesia is one of the countries with the highest prevalence of stunting. Stunting can be caused by a lack of food intake with nutritional value. Cookies are a type of snack that is popular and has nutritional value. This research aims to determine the effect of adding Moringa leaves on the sensory properties and protein content of Moringa leaf cookies. So Moringa leaf cookies can be used as food to support the acceleration of stunting reduction. The method used in this research is a sensory test method for cookies made with the addition of Moringa leaves. Then the most preferred cookies were tested for nutritional content in the form of protein using qualitative and quantitative tests. Based on the results of sensory tests in the form of color, aroma, texture and taste, F2 Cookies with the addition of 15 grams of Moringa leaves obtained the most favorable results. The protein content test results show that cookies contain protein with an average level of 10.622%. Cookie products meet the SNI requirements for cookie protein content. So it is hoped that Moringa leaf cake can be used as a food to support the acceleration of stunting reduction. Keywords : Stunting, Cookies, Moringa Leaves, Sensoris, Protein  ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevelensi angka stunting terbesar. Stunting bisa disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang bernilai gizi. Cookies merupakan salah satu jenis makanan ringan yang digemari dan bernilai gizi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kelor terhadap sifat sensoris dan kadar protein pada cookies daun kelor. Sehingga cookies daun kelor dapat digunakan sebagai makanan pendukung percepatan penurunan stunting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode uji sensoris terhadap cookies yang dibuat dengan penambahan daun kelor. Kemudian cookies yang paling disukai dilakukan uji kandungan gizi berupa protein dengan uji kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil uji sensoris berupa warna, aroma, tekstur dan rasa, Cookies F2 dengan penambahan 15 gram daun kelor mendapatkan hasil yang paling disukai. Hasil uji kandungan protein menunjukkan cookies mengandung protein dengan kadar rata-rata 10,622%. Produk cookies memenuhi syarat SNI untuk kandungan protein cookies. Sehingga diharapkan cookies daun kelor dapat dijadikan sebagai makanan pendukung percepatan penurunan stunting. Kata Kunci: Stunting, Cookies, Daun Kelor, Sensoris, Protein
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN Diah Astika Winahyu; Novia Sulistia Ningsih; Agustina Retnaningsih
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.12076

Abstract

Kulit durian (Durio zibethinus L.) belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, umumnya masih hanya sebagai limbah. Kulit durian memiliki potensi sebagai antibakteri, sehingga perlu dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan cara penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada sediaan salep ekstrak kulit durian (Durio zibethinus L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi sumuran. Kulit durian diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 3 kali 24 jam, kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak pekat dibuat menjadi sediaan salep.  Formulasi salep ekstrak kulit durian dibuat 4 formulasi yaitu formulasi 5%, 10%, 15% dan 75%. Uji sifat fisik salep meliputi uji organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan pH. Kemudian salep dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode sumuran. Hasil uji uji organoleptik salep menunjukkan bahwa ke 4 formulasi salep menghasilkan warna coklat, tekstur halus dan beraroma khas kulit durian. Hasil yang diperoleh pada uji sifat fisik salep telah memenuhi persyaratan salep yang baik. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa salep ekstrak kulit durian dengan formulasi 5%, 10% dan 15% tidak memiliki daya hambat dan pada formulasi 75% memiliki daya hambat rata-rata sebesar 13,30 mm dengan respon hambat pertumbuhan bakteri lemah.