Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

OPTIMALISASI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) BERBASIS MEDIA AUDIOVISUAL Novi Enis Rosuliana; Sofia Februanti; Dini Mariani; Ai Cahyati
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.9933

Abstract

Kesehatan pada anak merupakan prioritas utama untuk menjadi perhatian pemerintah, karena setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Anak usia sekolah merupakan anak yang berusia 6-12 tahun, yang membutuhkan banyak proses pembelajaran dalam berinteraksi dengan teman sebaya, dan bekerja sama dalam sebuah kelompok dan memecahkan suatu konflik. Selain itu, anak adalah kelompok yang rentan mengalami kecelakaan yang menimbulkan cedera. Cedera pada anak merupakan masalah kesehatan global yang berkontribusi terhadap angka kematian. Ratusan dari ribuan anak meninggal setiap tahun karena cedera. Cedera yang banyak terjadi pada anak adalah luka lecet, lebam/memar, dan luka bakar. Oleh karena itu, maka dilaksanakan pemberian pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di SDN Babakan Kadu Kota Tasikmalaya yang diikuti oleh 30 siswa dari kelas 4, 5, dan 6. Metode yang dilakukan berupa pemberian materi tentang P3K disertai demonstrasi terkait penanganan cedera berupa perawatan luka lecet, perdarahan dan luka bakar dengan menggunakan media audiovisual. Evaluasi yang dilakukan menggunakan kuesioner dan lembar observasi untuk mengukur pengetahuan, dan keterampilan perawatan luka. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang P3K mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi, bahwa sekitar 90% siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan mampu mempraktikkan tindakan perawatan luka. Pengetahuan dan keterampilan siswa tentang P3K yang baik merupakan suatu upaya dalam meningkatkan keselamatan siswa dari kondisi cedera dan kegawatdaruratan. Pemberian pendidikan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah serta keterlibatan pelayanan kesehatan sangat penting dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keselamatan siswa.
Hubungan Dukungan Sosial Teman Dengan Harga Diri Dan Motivasi Berprestasi Pada Remaja Novi Enis Rosuliana; Laila Putri Suptiani; Moh Faris Krisna; U Aditia Agus
Media Informasi Vol. 19 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.711 KB)

Abstract

Remaja mengalami perkembangan psikologis berupa perkembangan sosio-emosi, salah satu bentuk perkembangan sosio-emosi adalah harga diri. Harga diri merupakan sikap dan penilaian terhadap diri sendiri, baik positif maupun negatif. Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mentelaah hubungan dukungan sosial teman dengan harga diri dan motivasi berprestasi pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur atau literature review dilakukan berdasarkan topik penelitian dan diperoleh 5 artikel yang sesuai dan dilakukan pengkajian. Hasil dari penelitian literature reviw ini diperoleh bahwa: 1) Terdapat hubungan positif antara dukungan sosial teman terhadap harga diri remaja. 2) Terdapat hubungan positif antara dukungan sosial teman terhadap motivasi berprestasi remaja. 3) Terdapat hubungan positif antara harga diri dan motivasi berprestasi remaja. Penulis memberikan saran bahwa dukungan sosial penting dilakukan untuk meningkatkan harga diri remaja agar dapat memotivasi remaja untuk berprestasi
The Effectiveness of Combining Chest Physiotherapy and Steam Inhalation With Aromatherapy on Sputum Expectoration and Oxygenation Status In Pneumonia-Infected Toddlers Novi Enis Rosuliana; Tetik Nurhayati; Kusmiyati Kusmiyati
Midwifery and Nursing Research Vol 5, No 2 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/manr.v5i2.10381

Abstract

Background: The leading causes of infant mortality worldwide are asphyxia, pneumonia, diarrhea, and malaria. In Indonesia, in the year 2020, there were 28,158 infant deaths, primarily attributed to congenital heart defects, accidents, diarrhea, and pneumonia. Pneumonia is an acute lower respiratory tract infection (involving the alveoli) caused by pathogens such as bacteria, viruses, or fungi, leading to respiratory distress and limited oxygen intake. Risk factors for pneumonia include inadequate exclusive breastfeeding, a history of prematurity, low birth weight, crowded living conditions, air pollution, incomplete basic immunization, malnutrition, and poverty. In 2017, there were approximately 120 million pneumonia cases worldwide, resulting in 1.3 million deaths. Pneumonia claims the lives of 100 children every hour. Methods: This study is a quantitative study using a quasi-experimental pre-test post-test with a control group design. The research population includes all toddlers undergoing examinations at the Cibeureum City Health Center in Tasikmalaya, with a sample size of 30 respondents divided into intervention and control groups. The sampling technique used in this study is consecutive sampling based on inclusion criteria. Data analysis was performed using the Wilcoxon Sign Ranks Test for dependent groups and the Mann Whitney test for independent groups. The instruments used were observation sheets related to sputum production and oxygenation status (respiratory rate and oxygen saturation). Results: The result of this research showed that the significance value for sputum production is 0.007, which is less than the p-value of 0.05. Regarding oxygenation status, including respiratory rate and oxygen saturation, the intervention provided to the intervention group yielded p-values of less than 0.005, specifically 0.001 for respiratory rate and 0.003 for oxygen saturation. Conclusion: This study demonstrates that the combination of chest physiotherapy and steam inhalation with aromatherapy is effective in improving sputum production, reducing respiratory rate, and increasing oxygen saturation in toddlers with pneumonia. Therefore, it is crucial in nursing care to implement the combination of chest physiotherapy and steam inhalation with aromatherapy.
Pengaruh Kombinasi Rebusan Jahe Merah dan Madu Terhadap Skor Batuk pada Balita ISPA dDesa Banjarangsana Panumbangan Ciamis Linda Nimatillah; Ani Radiati; Novi Enis Rosuliana
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.236

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menyerang bagian saluran napas, mulai dari hidung hingga alveoli yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Penyakit ISPA banyak terjadi pada anak di bawah 5 tahun karena daya tahan tubuh anak masih rentan terhadap banyak penyakit. Gejala ISPA pada balita salah satunya adalah batuk pilek. Pemberian kombinasi rebusan jahe merah dan madu efektif untuk meredakan batuk tanpa menimbulkan efek samping. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi rebusan jahe merah dan madu terhadap skor batuk pada balita ISPA di Desa Banjarangsana Panumbangan Ciamis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experimental dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 22 orang yang dibagi menjadi 11 kelompok intervensi dan 11 kelompok kontrol. Data dikumpulkan menggunakan observasi dan lembar kuesioner. Hasil: Rata-rata skor batuk pada kelompok intervensi sebelum perlakuan 18,91 dan sesudah perlakuan 10,00. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan rerata skor batuk sesudah diberikan rebusan jahe merah dan madu pada kedua kelompok dengan p-value 0,000 (<p-value 0,05).Kesimpulan: Penelitian ini menunjukan bahwa kombinasi rebusan jahe merah dan madu mampu menurunkan skor batuk pada pasien balita ISPA.