Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Membaca pada AUD melalui Media Kartu Bergambar Mariani, Dini; Rizawati, Rizawati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.943 KB)

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dan data tentang Peningkatan Kemampuan Membaca Pada AUD Melalui Media Kartu Bergambar, Pada anak Usia 5 – 6 Tahun, Di TK Islam Al Amanah, Bekasi, Universitas Panca Sakti Bekasi, 2021. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian yaitu anak usia 5 – 6 tahun di TK Islam Al Amanah Bekasi Utara yang berjumlah 14 anak. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan melakukan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi disetiap siklusnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa melalui media kartu bergambar meningkatkan kemampuan membaca pada anak.
Analisis Faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup Anak Thalassemia Beta Mayor Dini Mariani; Yeni Rustina; Yusran Nasution
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i1.375

Abstract

Thalasemia ß termasuk penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang berkelanjutan. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan  penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang memengaruhi kualitas hidup anak dengan thalasemia beta mayor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden yang berasal dari dua rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas hidup dengan kadar  Hb  pre-transfusi (p= 0,003, α= 0,05), dukungan keluarga (p= 0,003, α= 0,05) dan  penghasilan (p= 0,046, α= 0,05). Hasil multivariat didapatkan bahwa kadar Hb pre-transfusi merupakan faktor yang paling memengaruhi. kualitas hidup anak. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan waktu yang lebih lama dan mengembangkan variabel-variabel lain yang belum diteliti.  Abstract Analysis Factors Affecting the Quality of Life of Children Beta Thalassemia Mayor. Beta thalasemia is a disease that requires sustainable medication and treatment. Iit affects on the quality of life of children. The purpose of this study to identified and explained factors that affect the quality life of children  with beta  thalasemia  major. This study used cross-sectional design, with a sample 84 respondents from two hospitals. The results showed a significant relations between quality of life  with  pretransfusi  Hb levels (p= 0,003; α= 0,05),  family support (p= 0,003; α= 0,05), and income (p= 0,046; α= 0,05). Multivariate results obtained that pretransfusi Hb levels are the most affecting factors. Recommendations from  this  study  is  necessary  to study  further with a  longer  of  time  and   develop   other  variables  that  have not been studied.  Keywords: child’s quality of life, thalasemia
Improving Child Safety Through Health Education Underwear Rules, Growth Monitoring, And Disaster Preparedness Sofia Februanti; Ai Cahyati; Dini Mariani; Novi Enis Rosuliana
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.712 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.2157

Abstract

Schools are part of a community unit consisting of students, teachers, principals, and other employees. Elementary students and teachers, as well as employees, will spend a lot of time at the school. Many problems can be helped to solve in schools, such as preventing sexual violence through underwear rules, monitoring growth and development, and disaster preparedness. All of these activities can be carried out in a series of community service activities at an elementary school (SD) in the city of Tasikmalaya. Community service activities are applications of research results conducted by lecturers at the Nursing Study Program, Department of Nursing, Poltekkes, Ministry of Health, Tasikmalaya. The method of activities carried out included the provision of health education about underwear rules, measuring the weight and height of elementary school children, and how to manage disaster mitigation in the Tasikmalaya area. The facilities and infrastructure used are laptops, in focus, body scales, height measurements, and disaster simulation tools. The results of the activity include an increase in the knowledge and skills of participants or elementary school children about underwear rules and disaster mitigation. Most elementary school children have growth that is by their age
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, JENIS KELASI BESI DENGAN KEPATUHAN TERHADAP KELASI BESI PADA PENYANDANG THALASSEMIA USIA REMAJA CHARACTERISTIC RELATIONSHIP, TYPES OF IRON CLASSES WITH COMPLIANCE WITH IRON CHELATION IN ADOLESCENT THALASSEMIC Dini Mariani
Media Informasi Vol 17, No 1 (2021): Vol 17 No 1 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/bmi.v17i1.661

Abstract

 ABSTRAKThalassemia  dikenal  sebagai penyakit genetik dialami seumur hidup yang akan membawa banyak masalah bagi penyandangnya baik sebagai dampak dari proses penyakitnya itu sendiri atau pun karena dari pengobatannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu untuk mendapatkan gambaran karakteristik  , jenis dan kepatuhan terhadap kelasi besi pada penyandang thalassemia usia remaja di Tasikmalaya. Dalam pemilihan responden, peneliti menggunakan total  sampling, yaitu peneliti memilih responden berdasarkan pada pertimbangan penelitian yang memenuhi kriteria yaitu seluruh penyandang thalassemia usia remaja yaitu sebanyak 73. Hasil pada penelitian ini ditemukan rata-rata usia responden adalah 14,5  tahun, Hb pratransfusi rata-rata 6,75 g/dl dengan rata-rata frekuensi  15,8 kali dalam setahun. Adapun rata-rata hb pratransfusi pasca intervensi sebesar 7,02 g/dl. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 40 orang (53,3%). Tingkat pendidikan reponden mayoritas SMP, yaitu sebanyak 35 orang (47,9%). Tingkat pendidikan ibu  mayoritas berpendidikan SD, yaitu 25 orang (34,2%).  Tingkat pendidikan ayah mayoritas adalah SD sebanyak 29 orang (39,7%). Sebagian besar responden menggunakan jenis kelasi jenis Deferiprone sebanyak 60 orang (82,2%) dengan tingkat kepatuhan obat sebanyak 39 0rang (40%) tidak patuh. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin ( Pv=0,76), pendidikan responden (Pv=0,218) dan pendikan ayah (Pv=0,268) dengan kepatuhan terhadap obat kelasi besi. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kepatuhan terhadap kelasi besi ( Pv= 0,042). Perlu adanya penelitian lebih lanjut faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan terhadap kelasi besi pada penyandang Thalassemia dan perlu adanya penelitian tentang intervensi yang akan meningkatkan kepatuhan terhadap kelasi besi. KATA KUNCI: Karakteristik, Kelasi besi , Thalassemia ABSTRACTThalassemia is known as a lifelong genetic disease that will bring many problems to the sufferer either as a result of the disease process itself or because of its treatment. This study used a quantitative descriptive approach, namely to obtain a description of the characteristics, types and adherence to iron chelation in adolescent thalassemia sufferers in Tasikmalaya. In selecting respondents, the researcher used total sampling, namely the researcher chose respondents based on research considerations that met the criteria, namely all people with thalassemia in their teens, namely 73. The results in this study found that the average age of the respondents was 14.5 years, the average pre-transfusion Hb. an average of 6.75 g / dl with an average frequency of 15.8 times a year. The mean pre-transfusion hb after intervention was 7.02 g / dl. The majority of respondents were female with a total of 40 people (53.3%). The majority of respondents' education level is junior high school, namely as many as 35 people (47.9%). The majority of mothers have primary school education, namely 25 people (34.2%). The majority of fathers' education level is elementary school as many as 29 people (39.7%). Most of the respondents used the Deferiprone chelation type as many as 60 people (82.2%) with a drug adherence level of 39 people (40%) who did not comply. There is no relationship between gender (Pv = 0.76), respondent's education (Pv = 0.218) and father's education (Pv = 0.268) and adherence to iron chelation drug. There is a relationship between maternal education and adherence to iron chelation (Pv = 0.042). There is a need for further research on other factors that influence adherence to iron chelation in people with thalassemia and there is a need for research on interventions that will increase adherence to iron chelation. KEY WORDS: Characteristics, Iron chelation, Thalassemia
PELATIHAN SELF MANAGEMENT BAGI PERAWAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENYANDANG THALASSEMIA DI TASIKMALAYA Dini Mariani; Siti Badriah
Abdimas Galuh Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i1.6515

Abstract

Thalassemia adalah suatu kelompok kelainan  genetika  dari  sintesis rantai globin alpha atau beta secara total atau parsial. Tanda dan gejala bervariasi tergantung dari jumlah dan tipe rantai globin yang dipengaruhi. Jumlah penyandang thalassemia dari tahun ke-tahun meningkat terus termasuk jumlah penyandang thalassemia di Tasikmalaya dan memerlukan perawatan secara komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang thalassemia. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah perawat yang memberikan perawatan pada penyandang thalassemia di Tasikmalaya.  Metode pelatihan yang digunakan menggunakan ceramah, tanya jawab, simulasi dan role play. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 35  orang., peserta merupakan perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada penyandang thalassemia. Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan pada perawat setelah diberikan pelatihan. Pelatihan self management bagi perawat menjadi salah satu pilihan intervensi dalam upaya peningkatan kualitas hidup penyandang thalassemia. Disarankan agar pelatihan self management bagi perawat bisa diselenggarakan dalam skala besar sehingga semua unit thalassemia dapat menerapkan dukungan self management bagi para penyandang thalassemia.
PELATIHAN MANAJEMEN DIABETES MELLITUS BERBASIS BUDAYA SUNDA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KELUARGA DALAM MERAWAT DIABETISI LANSIA DI TASIKMALAYA Siti Badriah; Dini Mariani
Abdimas Galuh Vol 3, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v3i1.4743

Abstract

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang memiliki konotasi budaya karena perilaku hidup yang tidak sehat, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan perilaku menjadi lebih baik dengan menggunakan pendekatan budaya. Berbagai fenomena yang terjadi pada budaya Sunda menunjukkan perilaku yang berisiko meningkatkan kadar gula darah pada lansia. Ooleh karena itu, tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat diabetisi lansia di Tasikmalaya. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelaku rawat yang merawat diabetisi lansia di rumah. Metode yang digunakan yaitu pelatihan dengan pendekatan budaya Sunda untuk menyampaikan informasi cara perawatan lansia DM di rumah dengan menunjung tinggi nilai-nilai budaya Sunda. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 60 orang. Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan pelaku rawat setelah diberikan pelatihan. Pelatihan dengan pendekatan budaya Sunda dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat lansia DM. Disarankan agar pelatihan dengan pendekatan budaya dapat menjadi salah satu alternatif dan teknik meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam merawat lansia diabetes di Indonesia yang memiliki keaneka ragaman budaya.
OPTIMALISASI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) BERBASIS MEDIA AUDIOVISUAL Novi Enis Rosuliana; Sofia Februanti; Dini Mariani; Ai Cahyati
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.9933

Abstract

Kesehatan pada anak merupakan prioritas utama untuk menjadi perhatian pemerintah, karena setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Anak usia sekolah merupakan anak yang berusia 6-12 tahun, yang membutuhkan banyak proses pembelajaran dalam berinteraksi dengan teman sebaya, dan bekerja sama dalam sebuah kelompok dan memecahkan suatu konflik. Selain itu, anak adalah kelompok yang rentan mengalami kecelakaan yang menimbulkan cedera. Cedera pada anak merupakan masalah kesehatan global yang berkontribusi terhadap angka kematian. Ratusan dari ribuan anak meninggal setiap tahun karena cedera. Cedera yang banyak terjadi pada anak adalah luka lecet, lebam/memar, dan luka bakar. Oleh karena itu, maka dilaksanakan pemberian pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di SDN Babakan Kadu Kota Tasikmalaya yang diikuti oleh 30 siswa dari kelas 4, 5, dan 6. Metode yang dilakukan berupa pemberian materi tentang P3K disertai demonstrasi terkait penanganan cedera berupa perawatan luka lecet, perdarahan dan luka bakar dengan menggunakan media audiovisual. Evaluasi yang dilakukan menggunakan kuesioner dan lembar observasi untuk mengukur pengetahuan, dan keterampilan perawatan luka. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang P3K mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi, bahwa sekitar 90% siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan mampu mempraktikkan tindakan perawatan luka. Pengetahuan dan keterampilan siswa tentang P3K yang baik merupakan suatu upaya dalam meningkatkan keselamatan siswa dari kondisi cedera dan kegawatdaruratan. Pemberian pendidikan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah serta keterlibatan pelayanan kesehatan sangat penting dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keselamatan siswa.
Kebutuhan Self Management Bagi Penyandang Thalassemia Dini Mariani; Imat Rochimat
Media Informasi Vol. 19 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.326 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v19i1.194

Abstract

Thalassemia adalah kelainan hemoglobin bawaan yang terjadi ketika sintesis hemoglobin normal kurang atau berkurang secara signifikan. Bagi penderita thalassemia, transfusi sel darah merah jangka panjang tetap menjadi terapi andalan, yang dapat menyebabkan kelebihan zat besi yang menyebabkan komplikasi parah dan kerusakan pada berbagai organ tubuh. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggali kebutuhan self management bagi penyandang thalassemia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan desain fenomenologi, Sampel dalam penelitian ini dipilih secara purposif sampai ditemukan saturasi data. Dari hasil wawancara semi terstruktur terhadap enam penyandang Thalassemia dan tiga orang tua didapatkan tiga tema yaitu; kebutuhan informasi, dukungan masyarakat, dan dukungan instansi layanan kesehatan dan organisasi thalassemia. Kebutuhan informasi menghasilkan tiga kategori sebagai berikut; pengetahuan tentang thalassemia, dampak minum obat tidak teratur dan pengelolaan gejala. Dukungan masyarakat menghasilkan dua kategori yaitu: penerimaan masyarakat dan dukungan kepatuhan minum obat. Dukungan instansi layanan kesehatan dan organisasi thalassemia menghasilkan tiga kategori yaitu; ketersediaan darah dan obat, pentingnya peran dokter dan perawat dan kemudahan akses pembiayaan.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Penanganan Diare Pada Balita Di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan Musfiratu 'Azma; Asep Kuswandi; Imat Rochimat; Dini Mariani
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.452

Abstract

Latar Belakang : Penyakit diare adalah penyakit dimana feses menjadi lebih encer dengan frekuensi 3 kali sehari disertai dengan atau tanpa darah atau lendir. Penyakit diare sering dijumpai pada balita yang awalnya tampak sehat. Kasus diare di Kuningan pada tahun 2022 mencapai 5146 kasus dan kasus diare di Desa Galaherang tahun 2022 mencapai 158 kasus. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. Metode : Penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data penelitian dilakukan secara cross sectional berdasarkan hasil survey dan wawancara menggunakan kuisioner kepada ibu yang memiliki balita di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling sejumlah 74 ibu. Hasil : Ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 40 orang (54,1%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu balita tentang penanganan diare pada balita di RW 04 Desa Galaherang Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan dalam kategori baik yaitu sebanyak 40 orang (54,1%).