Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTEGRASI SIG, PEMODELAN HIDROLOGI, DAN PEMODELAN HIDRAULIKA UNTUK PENENTUAN ELEVASI MUKA AIR BANJIR Nomeritae; Stephanus Alexsander; Hendro Suyanto; Yustinus Hendra Wiryanto
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, April 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v6i2.8204

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan elevasi Muka Air Banjir (MAB) dalam tahap perencanaan struktur melintang sungai (misalnya jembatan) dengan mengintegrasikan Sistem Informasi Geografis (SIG), model hidrologi dan model hidraulika. SIG berperan dalam analisis Catchment Area (CA), topografi, geometri sungai, serta penentuan tipe dan kelas tanah yang digunakan sebagai input dalam model hidrologi dan hidraulika. Pengalihragaman hujan menjadi aliran dalam analisis hidrologi menggunakan HEC-HMS, sedangkan analisis profil aliran menggunakan HEC-RAS 2D. Terdapat 4 (empat) titik jembatan yang direncanakan sebagai outlet CA dalam analisis delineasi CA. Besaran puncak banjir kala ulang 50 tahun untuk masing-masing outlet jembatan 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut adalah 91.95 m3/s, 59.98 m3/s, 10.28 m3/s, dan 6.96 m3/s. Analisis hidraulika menunjukkan bahwa meskipun tebing kiri dan kanan sekitar jembatan terluapi, elevasi MAB dengan kala ulang 50 tahun masih berada di bawah lantai jembatan yang ada.
IDENTIFIKASI PERUBAHAN NILAI RESISTIVITAS TANAH GAMBUT AKIBAT CAMPURAN JAMUR RHIZOPUS OLIGOSPORUS: IDENTIFICATION OF CHANGES IN PEAT SOIL RESISTIVITY VALUE DUE TO MIXTURE OF RHIZOPUS OLIGOSPORUS RIFQI HADI; Stephanus Alexsander; Fatma Sarie; Suradji Gandi; Okrobianus Hendri
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Penelitian Transukma
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian identifikasi perubahan nilai resistivitas tanah gambut akibat pencampuran jamur rhizopus oligosporus (10:1). Resistivitas tanah gambut diukur menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner alfa. Pengambilan data dilakukan pada skala laboratorium dengan panjang kotak 4 (empat) meter dan jarak antar elektroda 10 cm. Pengukuran resistivitas tanah gambut dilakukan dengan dua tahap yaitu sebelum dan sesudah diberikan campuran jamur rhizopus oligosporus. Data resistivitas tanah gambut dipetakan dalam bentuk 2 (dua) dimensi menggunakan perangkat lunak res2dinv dengan variasi pemeraman rentang waktu dimulai dari 5 hari, 10 hari dan 15 hari. Hasil uji laboratorium pencampuran jamur rhizopus oligosporus terhadap perubahan resistivitas menunjukkan nilai resistivitas tanah gambut sebelum diberikan perlakuan berkisar 13,5-48,2 Ωm, sedangkan nilai resistivitas tanah gambut pada pemeraman 5 hari setelah diberi perlakuan berkisar 8,36-33,4 Ωm, pada rentang 10 hari pemeraman berkisar 5,18-23,3 Ωm dan pada rentang 15 hari berkisar 17,1-58,0 Ωm. Perubahan resistivitas tanah gambut yang paling signifikan terjadi pada rentang waktu 15 hari setelah pencampuran dan dengan rata-rata kesalahan iterasi 30%.   Research has been carried out to identify changes in the resistivity value of peat soil due to the mixing of the fungus Rhizopus oligosporus (10:1). The resistivity of peat soil was measured using the geoelectrical resistivity method of the Wenner alpha configuration. Data collection was carried out on a laboratory scale with a box length of 4 (four) meters and a distance between electrodes of 10 cm. Peat soil resistivity measurement was carried out in two stages, namely before and after being given a mixture of the fungus Rhizopus oligosporus. Peat soil resistivity data were mapped in 2 (two) dimensions using the res2dinv software with variations in curing time ranging from 5 days, 10 days and 15 days. The results of the laboratory test of mixing the fungus rhizopus oligosporus against changes in resistivity showed that the resistivity value of peat soil before treatment was around 13.5-48.2 Ωm, while the resistivity value of peat soil at 5 days curing after being treated ranged from 8.36-33.4 Ωm, in the range of 10 days of curing ranged from 5.18-23.3 Ωm and in the range of 15 days it ranged from 17.1 to 58.0 Ωm. The most significant change in resistivity of peat soil occurred in the 15 days after mixing and with an average iteration error of 30%.
ANALISIS DESAIN BUND WALL UNTUK MENAHAN GAYA LONGSOR TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK Angelia Mutyaraharjo; Stephanus Alexsander; Fatma Sarie
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 22, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2023.v22i1.7906

Abstract

Pada penambangan terbuka membutuhkan kegiatan galian, material galian dipindahkan dan disimpan di waste dump. Untuk mencegah terjadinya perpindahan material oleh air akibat adanya limpasan dan longsor maka dilakukan upaya untuk menahan perpindahan tanah yang ada di stock pile, salah satunya dengan membangun bund wall pada lereng. Bund wall dikatakan stabil jika nilai safety factor (SF) > 1. Pada kasus ini, terdapat lapisan tanah lunak di lokasi rencana pembangunan bund wall karena dapat mengganggu kestabilan pada bund wall. Tujuan penelitian ini untuk menentukan ketinggian maksimum timbunan, sehingga tidak terjadi longsor (internal stability dan overall stability) agar bund wall dapat bekerja dengan baik.  Metode yang digunakan untuk melakukan analisis kestabilan lereng pada bund wall dengan menggunakan metode φ-c reduction (Based on Finite Element Analysis). Hasil penelitian didapat bahwa desain bund wall dengan tinggi 4,5 meter, lebar bagian atas 12 meter dan kemiringan 1:6 tanpa perkuatan memiliki nilai safety factor (SF) sebesar 1,018 (kritis) dan desain bund wall dengan perkuatan geotekstil memiliki nilai safety factor (SF) sebesar 1,455 (aman).