Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KELAYAKAN POTENSI SUMBER DAYA ENERGI TERBARUKAN SEBAGAI SOLUSI KETERBATASAN DAYA LISTRIK DI PEDESAAN DENGAN METODE SEL SURYA Bambang Setyo Panulisan; Wiwien Suzanti; Yolla Sukma Handayani; Basuki Rakhim Setya Permana; Dedy Khaerudin; Asih Setyo Rini; Asep Rahmatullah
Indonesian Journal of Thousand Literacies Vol. 1 No. 3 (2023): Indonesian Journal of a Thousand Literacy
Publisher : Nindikayla Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.399 KB) | DOI: 10.57254/ijtl.v1i3.38

Abstract

Looking for alternatives to obtain electricity resources in remote areas is considered necessary when community activities can be disrupted, education, economy and living standards can be affected due to lack of electricity. The stability of the feed must be ensured. Electricity consumption is an important need of today's society. The lives of urban communities and their supporting electric power areas are not a problem with the continuity of services of the State Electricity Company (PLN). . In rural communities living in remote areas and on remote islands, electricity supply is a problem in itself. Given that the availability of the national electricity grid is not long-term, the solution to overcome the saturation of regional electrical energy is to convert sunlight into electrical energy using photovoltaic technology (solar cells). The system of providing electrical energy using this system is called Solar Power Plant (PLTS). Solar allows the use of the solar home system method "SHS". This analysis is expected to be a reference for the use of SHS or for electricians to find out the suitability between energy needs, prices and quality of solar cells for residential use
UPAYA PENGENALAN MELALUI SOSIALISASI TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN SEX BEBAS SERTA PERKEMBANGAN ILMU TEKNOLOGI MELALUI TTG DIKALANGAN SISWA SMA NEGERI 4 KOTA CILEGON Bambang Setyo Panulisan; Imamudin Imamudin; Asih Setyo Rini; Fadilatul Imam; Yolla Sukma Handayani; Ratna Esmayanti; Muhammad Efandhika Trisetya; Ayu Trisnawati; Rexi Fauzi Wijaya; Muhammad Fadli; Messy Marlina; Muhamad Ari Yanuar; Muhammad Faiz Muzaqi Suparman; Asep Eka Mulyanudin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.18564

Abstract

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan / Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Banyak pengguna NAPZA saat ini didominasi oleh para kaum remaja, karena itu perlu adanya upaya yang lebih baik dalam melakukan sosialisasi dan penanggulangannya.Bahkan di dalam keluarga yang harmonis pun tidak menutup kemungkinan bahwa sang anak juga dapat menjadi seorang pecandu narkoba. Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa dikenal di masyarakat Indonesia adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dan di dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan. Parahnya, hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional, termasuk ke dalamnya seks dalam pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi, hingga bertukar pasangan dengan pasangan lain (swinging)Sex bebas merupakan masalah yang banyak dilakukan kalangan remaja di era modern ini. Maraknya sex bebas tentu mendorong meningkatnya banyak kasus penyakit HIV/AIDS. HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina. Dalam beberapa minggu infeksi HIV, gejala seperti flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan dapat terjadi. Kemudian penyakit ini biasanya tanpa gejala sampai berkembang menjadi AIDS. Gejala AIDS termasuk penurunan berat badan, demam atau berkeringat saat malam, kelelahan, dan infeksi berulang.Tidak ada obat untuk AIDS, tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi rejimen anti-retroviral (ARV) dapat secara dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi.