Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UPAYA PENGENALAN MELALUI SOSIALISASI TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN SEX BEBAS SERTA PERKEMBANGAN ILMU TEKNOLOGI MELALUI TTG DIKALANGAN SISWA SMA NEGERI 4 KOTA CILEGON Bambang Setyo Panulisan; Imamudin Imamudin; Asih Setyo Rini; Fadilatul Imam; Yolla Sukma Handayani; Ratna Esmayanti; Muhammad Efandhika Trisetya; Ayu Trisnawati; Rexi Fauzi Wijaya; Muhammad Fadli; Messy Marlina; Muhamad Ari Yanuar; Muhammad Faiz Muzaqi Suparman; Asep Eka Mulyanudin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.18564

Abstract

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan / Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Banyak pengguna NAPZA saat ini didominasi oleh para kaum remaja, karena itu perlu adanya upaya yang lebih baik dalam melakukan sosialisasi dan penanggulangannya.Bahkan di dalam keluarga yang harmonis pun tidak menutup kemungkinan bahwa sang anak juga dapat menjadi seorang pecandu narkoba. Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa dikenal di masyarakat Indonesia adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dan di dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan. Parahnya, hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional, termasuk ke dalamnya seks dalam pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi, hingga bertukar pasangan dengan pasangan lain (swinging)Sex bebas merupakan masalah yang banyak dilakukan kalangan remaja di era modern ini. Maraknya sex bebas tentu mendorong meningkatnya banyak kasus penyakit HIV/AIDS. HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina. Dalam beberapa minggu infeksi HIV, gejala seperti flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan dapat terjadi. Kemudian penyakit ini biasanya tanpa gejala sampai berkembang menjadi AIDS. Gejala AIDS termasuk penurunan berat badan, demam atau berkeringat saat malam, kelelahan, dan infeksi berulang.Tidak ada obat untuk AIDS, tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi rejimen anti-retroviral (ARV) dapat secara dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi.
The Relationship of Parent Knowledge as Closed Contact about Tuberculosis with Behavior to Prevent Tuberculosis Transmission Nova Maulana; Nova Tri Handriyanto; Tri Agus Yuarsa; Agung Prabowo Wisnubroto; Ratna Esmayanti; Nia Marlina Kurnia
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 4 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i4.3545

Abstract

Pulmonary Tuberculosis is a disease with a very fast transmission rate. The bad impact of tuberculosis infection is death. The increase in pulmonary TB sufferers in Indonesia is caused by unhealthy living behavior and lack of knowledge about the management of precautionary measures for pulmonary tuberculosis transmission. This study aims to determine the relationship between parents' knowledge as close contacts about tuberculosis and behavior to prevent tuberculosis transmission in the Pungkuran Pleret area of Bantul. This quantitative research uses observational research with a cross sectional approach. The population in this study were close contact families of TB sufferers in the Pungkuran Pleret area. The sampling technique used purposive sampling and obtained 30 respondents. Data was collected by checking questionnaires that had been tested as valid and reliable. Meanwhile, the data analysis technique uses the chi-square test. The results of the research can be concluded that the majority of respondents have good knowledge about tuberculosis, 13 respondents (43.34%), but it appears that the majority of respondents still have poor or negative TB prevention behavior, 20 respondents (66.67%). The most cross tabulation results were that there were 10 respondents (33.33%) with the analysis having good knowledge about tuberculosis and having behaved positively in preventing TB. A total of 10 respondents (33.33%) with analysis had insufficient knowledge about tuberculosis and preventive behavior in the negative category. However, in total, the majority of close contact parent respondents in the Pungkuran Pleret area have behavior that is still in the negative category in preventing TB. The results of the chi-square analysis test showed a p-value of 0.000, which means there is a relationship between parents' knowledge as close contacts about tuberculosis and behavior to prevent tuberculosis transmission in the Pungkuran Pleret area.