Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEKNOLOGI SILASE RANSUM KOMPLIT SEBAGAI PAKAN TERNAK ITIK DI DESA BARANA KECAMATAN BANGKALA BARAT KABUPATEN JENEPONTO Sri Purwanti; Muhammad Ihsan A. Dagong; Ilham Syarif; Kumandari Indah Prahesti; Jasmal A. Syamsu
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 8, No 3 (2023): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v8i3.9124

Abstract

Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin-Program Kemitraan Masyarakat (PPMU-PK-M) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak itik khususnya pengembangan teknologi silase ransum komplit dalam memanfaatkan potensi sumber daya pakan lokal yang ada sebagai pakan alternatif untuk unggas khususnya itik. Target khusus yang ingin dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan nutrisi ternak, khususnya ternak itik, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dengan introduksi teknologi pengolahan pakan silase ransum. Permasalahan mitra yang menjadi fokus kegiatan adalah belum mengenal teknologi pakan alternatif dan pakan tidak tersedia secara kontinyu, serta manajemen pemeliharaan ternak itikĀ  masih tradisional. Solusi yang ditawarkan adalah melaksanakan penyuluhan dan demostrasi pengolahan silase ransum komplit, serta pendampingan manajemen pemeliharaan ternak itik. Hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan menunjukkan tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan dapat dimengerti ditunjukkan dengan keaktifan peserta dalam diskusi dan interaksi selama berlangsungnya penyuluhan. Demonstrasi pembuatan silase ransum komplit mendapat respon yang sangat tinggi dari anggota kelompok ternak. Hal ini terlihat tingkat partisipasi dalam melibatkan diri dari setiap tahapan pembuatan silase ransum komplit dan peternak dapat melakukan sendiri. Kegiatan pendampingan dapat merubah pola pikir peternak dalam manajemen budidaya ternak itik bahwa memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi skala bisnis, dan mengharapkan kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Peternak melalui Pelatihan Budidaya Unggas Ternak Itik di Kota Makassar Jasmal A Syamsu; Hasrin Hasrin; Abdul Alim Yamin; Andi Muh. Fuad AW; Mita Arifah Hakim; Ilham Syarif; Sahiruddin Sahiruddin; Sri Purwanti; Hikmah M. Ali
Jurnal PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 6, No 2 (2023): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v6i2.16445

Abstract

Ternak unggas yaitu ternak itik merupakan ternak yang populer dipelihara oleh masyarakat Indonesia untuk menghasikan telur konsumsi yang mensuplai kebutuhan protein hewani yang potensial dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Para peternak banyak yang memelihara itik baik dalam sekala kecil (rumah tangga) atau pun dalam skala industri. Ternak ini mempunyai peran yang cukup penting dalam mendukung ketersediaan protein hewani. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan dengan melakukan kegiatan pelatihan teknis budidaya ternak unggas khususnya ternak itik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat peternak dalam budidaya unggas khususnya itik petelur dalam mendukung pengembangan kelembagaan melalui kelompok usaha peternakan. Peserta pelatihan diikuti oleh peternak itik di Kota Makassar sebanyak 25 orang. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode tatap muka di kelas lewat ceramah, tanya jawab, diskusi, dan uji sertifikasi kompetensi. Hasil kegiatan telah menetapkan peserta pelatihan telah memiliki sertifikat kompetensi mandor farm unggas petelur dengan unit kompetensi adalah menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja mampu melakukan biosekuriti, penyiapan kandang, pengelolaan itik fase starter dan grower, serta pengelolaan itik fase layer.