Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : GIZI INDONESIA

OVERVIEW OF HIGH SODIUM EATING HABITS BEFORE AND AFTER COVID-19 PANDEMIC IN INDONESIA Afina Rachma Sulistyaning; Farida Farida
GIZI INDONESIA Vol 44, No 2 (2021): September 2021
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v44i2.566

Abstract

National and global reports showed a high prevalence of sodium intake above the recommended threshold. The pandemic situation might have altered people's eating habits into a healthier diet to improve the immunity system. A high-sodium diet, which has previously been reported as a substantial contributor to several degenerative diseases, might be considered unhealthy eating habits. This study aimed to analyze whether the Covid-19 pandemic has changed the eating habits of high sodium foods and drinks in college students. This cross-sectional study used a food frequency and perception questionnaire in December 2019 - August 2020, conducted in direct interviews and online questionnaires. Forty-three college students enrolled in the present study as respondents. The number of respondents with above-average high sodium eating habits decreased during the covid-19 pandemic, although not statistically significant (p 0.05). More than 60 percent of respondents admitted no significant changes in packaged foods and drinks intake, even though 79.1 percent of respondents reported healthier food and drinks intake during the Covid-19 pandemic. College students/adolescent needs to restrict their consumption of high sodium foods and drinks, especially during the Covid-19 pandemic to improve the immune system. It is also important to emphasize on the massive and continuous promotion of healthy eating habits among college students. Keywords: Covid-19, eating habits, sodium, pandemic ABSTRAK Data nasional dan global menunjukkan tingginya prevalensi konsumsi sodium diatas batas rekomendasi asupan. Kondisi pandemi Covid-19 dapat mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi lebih sehat untuk meningkatkan sistem imun. Diet tinggi natrium dilaporkan sebagai penyebab penting dalam perkembangan berbagai penyakit degeneratif, sehingga dapat dikategorikan sebagai kebiasaan makan yang tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan makan dan minum tinggi natrium di kalangan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan kuesioner FFQ dan persepsi makan. Penelitian ini berlangsung pada Desember 2019 – Agustus 2020 yang dilaksanakan secara wawancara langsung dan menggunakan kuesioner online. Responden terdiri dari 43 mahasiswa. Jumlah responden dengan pola konsumsi tinggi natrium menurun selama pandemi Covid-19 meskipun tidak signifikan (p 0.05). Lebih dari 60 persen responden mengakui tidak ada perubahan signifikan terkait konsumsi makanan dan minuman kemasan , meskipun 79.1 persen melaporkan konsumsi makanan dan minuman menjadi lebih sehat selama pandemi. Mahasiswa/remaja perlu mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi natrium, terutama selama masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan sistem imun. Penting untuk diperhatikan bahwa promosi pola konsumsi makanan sehat di lingkup mahasiswa perlu dilakukan dengan langkah yang masif dan berkelanjutan. Kata kunci: Covid-19, pola makan, natrium, pandemi
KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA, KERAGAMAN PANGAN, ASUPAN MAKAN, DAN PENYAKIT INFEKSI SEBAGAI FAKTOR RISIKO GIZI KURANG PADA BALITA DI MASA PANDEMI COVID-19 Hesti Permata Sari; Afina Rachma Sulistyaning; Farida Farida
GIZI INDONESIA Vol 46 No 2 (2023): September 2023
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v46i2.823

Abstract

WHO has declared the COVID-19 pandemic a worldwide emergency, and has implications for Indonesia’s economy. This situation affects household food security, energy and protein intake, food diversity, and infectious diseases in children under five, and leads to a decrease in their nutritional status. This study aims to examine the risk factors that cause malnutrition in children under five during the COVID-19 pandemic in Karanglewas Village, Jatilawang, Banyumas. This study uses a case-control design. Total sampling was used to identify the sample of 66 children aged 1 to 5 years in Karanglewas Village, Jatilawang, Banyumas as a locus stunting. Case and control groups were matched 1:1 by age and address. Data were collected using an HFSSM, DDS, and a 24-hour Recall questionnaire. Data analysis using Chi-square Test (X2). The results show that household food security (p=0.047; OR=2.833; 95%CI 1.015-7.906) and energy intake (p=0.025; OR=3.320; 95%CI 1.163-9.477) were associated with the nutritional status of children under-five. While protein intake (p=0.196), food diversity (p=0.255), and infectious disease history (p=1.000) were not associated with the nutritional status of children under-five. Household food security and energy intake are risk factors associated with undernutrition among children under-five during the COVID-19 pandemic.ABSTRAKPandemi Corona Virus Disease (COVID-19) telah ditetapkan oleh WHO sebagai kedaruratan global berdampak pada perekonomian Indonesia. Keadaan ini berpengaruh terhadap ketersediaan pangan rumah tangga (household food security), kecukupan asupan energi dan protein, keragaman pangan serta penyakit infeksi pada balita serta akan mengakibatkan penurunan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor risiko penyebab kejadian gizi kurang pada balita masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain case control. Sampel berjumlah 66 balita berusia 1-5 tahun di Desa Karanglewas, Jatilawang, Banyumas yang merupakan desa lokus stunting, ditentukan menggunakan total sampling. Perbandingan kelompok kasus dan kontrol 1:1 dengan matching usia dan tempat tinggal. Pengambilan data menggunakan kuesioner HFSSM, DDS dan formulir Recall 24 jam. Analisis data menggunakan Kai Kuadrat (X2). Hasil analisis menunjukkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga (p=0,047; OR=2,833; 95%CI 1,015-7,906) dan kecukupan asupan energi (p=0,025; OR=3,320; 95%CI 1,163-9,477) berhubungan signifikan dengan status gizi balita, sedangkan kecukupan asupan protein (p=0,196), keragaman pangan (p=0,255) dan riwayat penyakit infeksi (p=1,000) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Ketahanan pangan rumah tangga dan kecukupan asupan energi merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang pada balita di masa pandemi COVID-19.Kata kunci: balita, gizi kurang, COVID-19, ketahanan pangan rumah tangga, kecukupan asupan energi