Diare merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk. Penyakit diare masih menjadi permasalahan kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data Dinkes Sultra 2020, jumlah kasus diare yang ditangani sebesar 18,9% dengan kasus terrtinggi berada di Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 37,06%. Data Puskesmas Langara tahun 2021 menunjukan jumlah kasus diare yang ditangani sebesar 73 kasus. Tingginya angka kejadian diare dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu dengan pendekatan sanitasi total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Langara Kabupaten Konawe Kepulauan tahun 2022. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Langara sebanyak 1.383 kepala keluarga. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 301 kepala keluarga dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Propational Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dan selanjutnya dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku buang air besar (ρ=0,000), cuci tangan pakai sabun (ρ=0,000), pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga (ρ=0,016), pengamanan sampah rumah tangga (ρ=0,009) serta pengamanan limbah cair rumah tangga (ρ=0,027) dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Langara Tahun 2022. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara perilaku buang air besar, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga dengan kejadian diare.