Suhadi Suhadi
Universitas Halu Oleo

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN KEYAKINAN DENGAN PENERIMAAN VAKSIN COVID-19 PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANA TAHUN 2022 Erfin Sekarwati; Suhadi Suhadi; La Ode Muhamad Sety
Endemis Journal Vol 3, No 2 (2022): ENDEMIS JOURNAL
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/ej.v3i2.27003

Abstract

To cope with the covid-19 pandemic, authorities have devised strategies to protect communities from the contagion and effects of covid-19. One is the covid19 vaccine program given to society. The covid-19 vaccination is supposed to reduce or damage the chain of contagion, Lower morbidity and mortality and can gain herd participation in community groups. This study aims to find out the relation of knowledge, perception and belief with the acceptance of the covid-19 vaccine on people in the 2022 labor district of the Treasury. This study USES an analtic quantitative study with a sectional study approach. The population in this study is all the people that live in the workspace of the Dana center. The sample in this study totaled 333 ages 12-59. Selection of samples is made using a random sampling cluster. The analysis used was the variate union and Bivariate with chi square test. Research shows that there is no link between knowledge (0.877 > 0.05) And perception (1,000 > 0.05) with acceptance of the covid-19 vaccine. Instead there is a confident relationship (0.013 < 0.05) with the acceptance of the covid-19 vaccine. The conclusion in this study of variable knowledge and perception is no correlation and belief variable has nothing to do with receiving the covid-19 vaccine on people in the labor district of the Treasury in 2022.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK PADA TEMPAT PENCUCIAN MOBIL DI KOTA KENDARI Sarlina Sarlina; Suhadi Suhadi; Arum Dian Pratiwi
Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia Vol 3, No 4 (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Program Studi Gizi FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jgki.v3i4.30142

Abstract

AbstrakDermatitis merupakan penyakit yang dapat terjadi akibat adanya paparan pada kulit. Dermatitis merupakan peradangan kulit pada epidermis dandermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor langsung dan tidak langsung menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik. Indonesia pada tahun 2021 prevalensi dermatitis mencapai angka 6,78%. Prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi, sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik. Pada pencucian kendaraan mobil karyawan akan terpapar dengan bahan iritan pada sabun colek dan detergent seperti Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linear Alkylbenzene Sulfonate dan Sodium Alkylbenzene Sulfonate yang digunakan untuk mencuci kendaraan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan dermatitis kontak pada tempat pencucian mobil di Kota Kendari (Studi Kasus Pencucian Mobil Madani, Pencucian Mobil Car Wash D & A Dan Pencucian Mobil Al Cars Wash). Jenis penelitian yang digunakan metode kuantitatif dengan menggunakan Study Cross Sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah karyawan pada tempat pencucian mobil Kota Kendari sebanyak 50 orang dengan menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara masa kerja dengan nilai p-value (0,000<0,05), lama paparan dengan nilai p-value (0,000<0,05), APD dengan nilai p-value (0,003<0,05) dan personal higyene dengan nilai p-value (0,000<0,05) terhadap keluhan dermatitis kontak pada tempat pencucian mobil di Kota Kendari (Studi Kasus Pencucian Mobil Madani, Pencucian Mobil Car Wash D & A Dan Pencucian Mobil Al Cars Wash). Kata kunci: Masa Kerja, Lama Paparan, APD, Personal Higyene, Keluhan Dermatitis Kontak      AbstractDermatitis is a disease that can occur due to exposure to the skin. Dermatitis is an inflammation of the skin in the epidermis and dermis as a response to the influence of direct and indirect factors causing clinical abnormalities in the form of polymorphic fluorescence. Indonesia in 2021 the prevalence of dermatitis reaches 6.78%. The prevalence of contact dermatitis varies widely, about 90% of occupational skin diseases are contact dermatitis, both irritant and allergic. In car washing, employees will be exposed to irritants in soap and detergent such as Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linear Alkylbenzene Sulfonate and Sodium Alkylbenzene Sulfonate which are used to wash the vehicle. This study aims to determine the factors associated with complaints of contact dermatitis at a car wash in Kendari City (Case Study of Madani Car Wash, Car Wash D & A Car Wash and Al Car Wash Car Wash). This type of research used quantitative methods using a Cross Sectional Study. The population and sample in this study were employees at a car wash in Kendari City as many as 50 people using total sampling. The results showed that there was a significant relationship between years of service and p-value (0.000<0.05), length of exposure with p-value (0.000<0.05), PPE with p-value (0.003<0.05). ) and personal hygiene with p-value (0.000<0.05) for complaints of contact dermatitis at a car wash in Kendari City (Case Study of Madani Car Wash, D & A Car Wash and Al Car Wash). Keywords: Period of Work, Duration of Exposure, APD, Personal Hygiene, Complaints of Contact Dermatitis
HUBUNGAN BEBAN KERJA, STATUS GIZI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR WALIKOTA KENDARI TAHUN 2021 Siti Fasmawati Adeningsi; Suhadi Suhadi; Kamrin Kamrin
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo Vol 3, No 4 (2023): Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jk3-uho.v3i4.31608

Abstract

Abstrak Pekerjaan konstruksi memiliki banyak kegiatan yang melibatkan fisik dan mental, hal ini mengakibatkan kelelahan pada pekerja, disamping itu adanya target penyelesaian pyoyek membuat pekerja harus bekerja lebih keras agar target tersebut terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja, status gizi dan kebiasaan merokok dengan kelelahan kerja. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 orang dari total keseluruhan 130 orang pekerja. Pengambilan data menggunakan simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember tahun 2021 sampai selesai. Variabel dalam penelitian ini adalah beban kerja, status gizi dan kebiasaan merokok sebagai variabel bebas dan kelelahan kerja sebagai variabel terikat. Intrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisioner IFRC (international fatigue reserch) untuk mengukur kelelahan kerja, kuisioner NASA-TLX untuk mengukur beban kerja, kuisioner kebiasaan merokok dan IMT (indeks massa tubuh) untuk mengukur status gizi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara beban kerja (p-value = 0,000) dan kebiasaan merokok (p-value = 0,001) dengan kelelahan kerja namun tidak ada hubungan antara status gizi (p-value = 0,178) dengan kelelahan kerja. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara beban kerja dan kebiasaan merokok dengan kelelahan kerja, dan tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja proyek pembangunan kantor walikota kendari tahun 2021. Kata kunci: beban kerja, kebiasaan merokok, kelelahan, status gizi
HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, KEMAMPUAN MEMBAYAR IURAN, DAN KETERATURAN MEMBAYAR IURAN PESERTA BPJS MANDIRI DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2021 Kadek Astiti Nadi; Suhadi Suhadi; Asnia Zainuddin
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 2, No 2 (2021): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v2i2.38065

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Pasca kebijakan kenaikan iuran jaminan kesehatan, kepesertaan BPJS yang semakin meningkat tidak sejalan dengan keteraturannya dalam membayar iuran.  Adanya ketidak teraturan dalam membayar iuran JKN mandiri. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keteraturan seseorang dalam membayar iuran BPJS mandiri diantaranya penghasilan peserta tidak menentu yang mempengaruhi kemampuan membayar iuran, apabila penghasilan masih kurang maka tidak mampu membayar iuran.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah anggota keluarga, kemampuan membayar iuran, pekerjaan dan pendapatan dalam keteraturan membayar iuran peserta BPJS mandiri di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2021.Metode:  Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey deskriptif.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan nilai (p value = 0,00< 0,05), kemampuan membayar iuran dengan nilai (p value = 0,00<0,05), pekerjaan dengan nilai (p value = 0,03<0,05) dan pendapatan dengan nilai (p value = 0,00<0,05) dalam Keteraturan membayar iuran pada peserta BPJS mandiri pasca kebijakan kenaikan iuran di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan tahun 2021.Kesimpulan: Bahwa ada hubungan antara jumlah anggota keluarga, kemampuan membayar iuran, pekerjaan dan pendapatan dalam Keteraturan membayar iuran pada peserta BPJS mandiri pasca kebijakan kenaikan iuran di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan tahun 2021. AbstractBackground: After the policy of increasing health insurance contributions, increasing BPJS membership is not in line with the regularity in paying contributions. There is an irregularity in paying independent BPJS contributions. There are several factors that can affect a person's regularity in paying BPJS contributions, including the participant's income is uncertain which affects the ability to pay contributions. Objective: This study aims to determine the relationship between the number of family members, ability to pay contributions, employment and income in regularly paying dues for independent BPJS participants in Landono District, South Konawe Regency in 2021.Methods: This study uses quantitative research with a descriptive survey approach.Results: The results of this study indicate that there is a relationship between the number of family members with a value (p value = 0.00 < 0.05), ability to pay contributions with a value (p value = 0.00 <0.05), work with a value ( p value = 0.03 < 0.05) and income with a value (p value = 0.00 < 0.05) in the regularity of paying dues to independent BPJS participants after the policy of increasing contributions in Landono District, South Konawe Regency in 2021.Conclusion: That there is a relationship between the number of family members, ability to pay contributions, employment and income in the regularity of paying dues to independent BPJS  participants after the policy of increasing contributions in Landono District, South Konawe Regency in 2021.
STRATEGI BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA PASIEN RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2022 Zulianti Zulianti; Suhadi Suhadi; Lisnawaty Lisnawaty
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 3, No 2 (2022): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v3i2.38048

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Standar Kepuasan Pasien (SPM), bedasarkan peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 4 tahun 2019 menyatakan bahwa standar pelayanan minimal adalah ≥ 90%. Bidang Humas Rumah Sakit sangat perperang penting dalam menikatkan kualitas pelayanan kesehatan melalaui program yang diterapkan. Guna mengatsi masalah yang terjadi baik dari komplen pasiaen ataupun kelalayan dari petugas kesehatan.Tujuan: Untuk menganalisis strategi Bidang Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.Metode: Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini yaitu Kasubag Humas dan Staf Humas RSUD Bahteramas, petugas kesehatan dan juga pasien. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.Hasil: Dalam variabel proses pengumpulan fakta atau masalah sebagaiwujud starategi Humas dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien di RSUD Bahteramas Prov.Sultra berjalan dengan cukup baik, Hal tersebut terlihat dari penyampaian informasi seperti yang disampaikan oleh Kasubag Humas dan Hukum Bahteramas, dimana dalam  pengumpulan fakta atau masalah Humas menyediakan suatu unit sebagai tempat pengaduan masyarakat yaitu ruang pengaduan Humas, Humas juga menyediakan blanko dan juga kotak saran.Upaya yang dilakukan oleh Humas tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada dan  saling menguntungkan untuk organisasi maupun masyarakat. Dalam proses perencanaan dan program Humas menjalakan program yang sesuai dengan apa yang menjadi keluhan pasien. Strategi Humas yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara berjalan cukup baik. Hal  terlihat dari humas yang selalu terlibat dalam proses fungsi manajemen organisasi yaitu melakukan proses pengumpulan fakta dan Pengkomunikasian yang  Humas lakukan. Strategi terakhir yang Humas lakukan untuk meningkatkan kualitas pelayan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu mengevaluasi program yang  suda berjalan dan program yang dijalankan suda berjalan dengan baik. Hal tersbut terlihat dari humas yang selalu terlibat dalam proses fungsi manajemen organisasi yaitu melakukan proses pengumpulan fakta dan Pengkomunikasian yang humas lakukan. Kesimpulan: Bahwa dalam proses pengmpulan fakta atau masalah, Humas memberikan atau menyediakan sebuah unit yaitu ruang pengaduan Humas sebagai tempat mengaduan masyarakat apabila ada masalah. Program yang dibuat atau dijalankan humas berdasarkan masalah yang terjadi guna mengatasi apa yang menjadi keluhan pasien. Aksi dan komunikasi antara lain Humas bekerja sama dengan publik internal dalam menjelasakan apa yang menjadi keluhan pasien atau keluarga pasien. Dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien Humas mengevaluasi program-program yang telah dijalankan untuk mengetahui output hasil dari program yang dijalankan oleh Humas tersebut. Abstract.Background: Patient Satisfaction Standards (SPM), based on the regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia number 4 of 2019 states that the minimum service standard is 90%. The field of Hospital Public Relations is very important in improving the quality of health services through the programs implemented. In order to overcome problems that occur either from patient complaints or negligence from health workers.Objective: To analyze the strategy of the Public Relations Division in Improving the Quality of Service to Patients at the Bahteramas Regional General Hospital, Southeast Sulawesi Province.Methods: A qualitative research type with a descriptive approach. Informants in this study were the Head of Public Relations and Public Relations Staff of Bahteramas Hospital, health workers and patients. Collecting data through observation, in-depth interviews and documentation.Results: The program strategy implemented by PR was successful, and has also improved the quality of services provided by health workers at Bahteramas Hospital.Conclusion: It can be concluded that in the process of collecting facts or problems, Public Relations provides or provides a unit, namely the Public Relations complaint room as a place to complain to the public if there are problems. The program created or run by public relations is based on the problems that occur in order to overcome what are the patient's complaints. Actions and communications include Public Relations working with the internal public in explaining what the patient or patient's family complains about. In terms of improving the quality of service to patients, Public Relations evaluates the programs that have been run to find out the output results of the program run by the Public Relations.
IDENTIFIKASI PENYEBAB PENGEMBALIAN BERKAS KLAIM BPJS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2020 Icha Bernitasari Amir; Suhadi Suhadi; Hilda Harun
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 2 (2020): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i2.38095

Abstract

Abstrak  Latar Belakang: Dalam proses pengajuan klaim di RSUD Bahteramas ke BPJS Kendari ditemukan adanya pengembalian berkas klaim di bulan Januari, Februari, dan Maret tahun 2019.Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi Penyebab Pengembalian Berkas Klaim BPJS Rawat Inap di RSUD Bahtermas dilihat dari aspek Dispute Administrasi, Dispute Koding, dan Dispute Medis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan case study.Hasil: Penyebab pengembalian berkas klaim BPJS berdasarkan Dispute Administrasi disebabkan karena adanya penyalahgunaan kartu, cara pulang pasien yang tidak sesuai, tidak adanya bukti penunjang dan terapi, serta terdapat kesalahan pada data demografi. Kedua, penyebab pengembalian berkas klaim BPJS berdasarkan Dispute Koding disebabkan karena koding yang tidak sesuai dengan diagnosis, ketidakjelasan pada penulisan dokter yang membuat diagnosis yang diajukan tidak tepat, serta tidak terisinya diagnosa akhir diresume medis. Ketiga, penyebab pengembalian berkas klaim BPJS berdasarkan Dispute Medis disebabkan karena adanya ketidaksepahaman antara verifikator dengan petugas klaim di rumah sakit mengenai diagnosis yang diajukan, banyaknya kasusnya bedah yang mengalami Permasalahan disebabkan karena tidak disertai dengan bukti penunjang. Kesimpulan: Penelitian menunjukkan bahwa adanya kasus penyalahgunaan kartu dari pasien peserta BPJS yang berobat dengan menggunakan kartu milik orang lain yang dikarenakan pemahaman sebagian pasien yang masih kurang terkait penyalahgunaan kartu, diagnosa yang tidak disertai dengan penunjang dan terapi, Kesalahan pengkodingan yang disebabkan penulisan dokter, kesalahan penginputan pemulangan pasien, kesalahan pada data demografi, dan rata-rata kasus bedah yang mengalami dispute klaim karena tidak disertai dengan penunjang. AbstractBackground: In the process of filing a claim at Bahteramas Regional Hospital to Kendari BPJS, it was found that the claim file was returned in January, February, and March 2019.Objectives: The purpose of the study was to identify the cause of returning the Inpatient BPJS Claim File at the Bahtermas Regional Hospital in terms of Administrative Dispute, Coding Dispute, and Medical Dispute.Methods: This study is a qualitative study with a case study approach.Results: The cause of returning BPJS claim files based on Administrative Dispute was due to card misuse, inappropriate way of returning patients, lack of supporting evidence and therapy, and errors in demographic data. Second, the cause of returning BPJS claim file based on Dispute Coding is caused by coding that is not in accordance with the diagnosis, unclear writing of the doctor that makes the diagnosis submitted incorrectly, as well as not filling the final diagnosis in the medical resume. Third, the cause of returning BPJS claim files based on Medical Dispute is due to a disagreement between verifiers and claimants at the hospital regarding the proposed diagnosis, the many cases of surgery that have problems caused by not being accompanied by supporting evidence.Conclusion: Research shows that there are cases of card abuse from BPJS participant patients who seek treatment using someone else's card which is due to the understanding of some patients who are still lacking related to card misuse, diagnoses that are not accompanied by support and therapy, coding errors caused by doctor writing, errors the input of patient discharge, errors in demographic data, and the average surgical case that has a dispute claim because it is not accompanied by support.
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINATKUNJUNGAN ULANG DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARITAHUN 2020 Sari Reskyanti; Suhadi Suhadi; Asnia Zainuddin
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 1 (2020): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i1.38132

Abstract

AbstrakAbstrak ditulis dengan jumlah 200-250 kata. Khusus untuk Abstrak, teks ditulis dengan margin kiri 30 mm dan margin kanan 30 mm dengan ukuran font 9 pt dan jenis huruf Arial serta jarak antar baris satu spasi pada ukuran kertas A4.Abstrak harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik dan benar. Abstrak untuk masing-masing bahasa hanya boleh dituliskan dalam satu paragraf saja dengan format satu kolom. (Arial 9pt).Abstrak meliputi:Latar Belakang:Mutu adalah kesempurnaan dari produk jasa dengan mematuhi standar yang telah ditetapkan, kualitas pelayanan kesehatanmengacu pada lima dimensi mutu yaitu cepat tanggap, keandalan, terjamin,empati, dan bukti fisik. Pasien yang puas terhadap pelayanan kesehatan akan berpeluang untuk berminat melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Abeli ketika kesehatannya terganggu.Tujuan:tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan ulang di Puskesmas Abeli Kota Kendari tahun 2020Metode:metode penelitian meliputi penelitian observasional dengan rancangan pendekatan cross sectional study, Penelitian ini dilakukan diWilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari.Hasil:hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dimensi kehandalan (reliability) (p value = 0,007 < α), dimensi daya tanggap(responsiviness) (p value = 0,001 < α), dimensi dimensi jaminan (assurance)(p value = 0,038 < α), dimensi empati (emphaty), (p value = 0,004 < α) dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Abeli Kota Kendari dan tidak ada hubungan antara bukti fisik (tangibles) (p value 0,264 > α), dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Abeli Kota Kendari.Kesimpulan:Ada Hubungan antara kehandalan, kesiapsiagaan, jaminan,dan empati serta Tidak ada Hubungan antatara Bukti Fisik dengan minatkunjungan ulang pasien di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2020 
RESPON PESERTA BPJS KESEHATAN MANDIRI TERHADAP BESARAN IURAN PASCA KENAIKAN IURAN BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS RANOMEETO KABUPATEN KONAWE SELATAN Ica Rapika Elsa; Suhadi Suhadi; Rahman Rahman
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 4 (2021): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i4.38109

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengalami penyesuaian iuran sejak diterbitkannya Peraturan Presiden No 64 tahun 2020, Kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional ini terjadi di masa pandemi COVID19 yang dimana mengakibatkan ekonomi masyarakat mengalami dampak tersebut sehingga memicu  tanggapan pro dan kontra di kalangan masyarakat terutama bagi peserta BPJS Kesehatan mandiri.Tujuan: tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Respon peserta BPJS Kesehatan mandiri terhadap besaran iuran pasca kenaikan iuran BPJS Kesehatan di Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Metode: metode penelitian meliputi metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan pada penelitian ini yaitu peserta BPJS kesehatan Mandiri dan Pihak BPJS Kesehatan cabang kota kendari.Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa Respon peserta BPJS kesehatan mandiri terhadap kenaikan iuran dari aspek kognitif (pengetahuan) memiliki pengetahuan bahwa iuran JKN cukup mahal bagi responden untuk membayarkannya setiap bulan. Dari Aspek Afektif (sikap) kenaikan iuran memiliki sikap bahwa besaran iuran dinilai cukup mahal sehingga berpengaruh terhadap tingkat ekonomi responden. Aspek Sikap terhadap keberlanjutan kepersertaan menunjukan responden tetap melanjutkan kepesertaannya sebagai peserta BPJS namun responden lainnya akan memilih menurunkan kelas kepersertaannya. Aspek psikomotor (tindakan atau perilaku) terhadap kepatuhan membayar setelah kenaikan iuran menujukan responden selalu membayar iurannya di setiap bulan.Kesimpulan: kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu Peserta BPJS Kesehatan Mandiri dari Aspek pengetahuan memiliki pengetahuan cukup baik Namun dari aspek sikap kurang baik terhadap kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional sedangkan dari Aspek perilaku dalam membayar iuran setelah adanya kenaikan iuran sudah baik disebabkan karena responden tetap patuh dalam membayarkan iuran setiap bulan. AbstractBackground: The Social Security Administering Body has adjusted its contributions since the issuance of Presidential Regulation No. 64 of 2020, This increase in National Health Insurance contributions occurred during the COVID19 pandemic which resulted in the community's economy experiencing this impact, triggering pro and con responses among the community, especially for participants Independent BPJS Health.Objectives: the purpose of this research is to find out how the response of independent BPJS Health participants to the amount of contributions after the increase in BPJS Health contributions at the Ranomeeto Health Center, Konawe Selatan Regency which was seen from the cognitive, affective and psychomotor aspectsMethods: The research method used is a qualitative research with a descriptive approach. Informants in this study were BPJS Kesehatan Mandiri participants, the head of membership and the head of billing and finance for the BPJS Kesehatan branch in the city of Kendari.Results: the research of This study shows that the response of independent health BPJS participants to the increase in contributions from the cognitive aspect (knowledge) has the knowledge that JKN contributions are quite expensive for respondents to pay every month. From the Affective Aspect (attitude) the increase in the contribution of has the attitude that the amount of the contribution is considered quite expensive so that it affects the economic level of the respondent.  And the attitude towards the sustainability of participation shows tha trespondents will continue to participate as BPJS participants while other respondents will lower their membership class. The psychomotor (action or behavior) aspect of paying compliance after the increase in contributions shows that independent participants always pay their dues every month.Conclusion: conclusions of this study is that BPJS Kesehatan Mandiri participants from the knowledge aspect have quite good knowledge and aspects of bad attitude towards the increase in National Health Insurance contributions, while from the behavioral aspect in paying dues after an increase in contributions, it is good because respondents remain obedient in paying contributions every month.
IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK) DI PUSKESMAS KANDAI TAHUN 2022 Nurul Mutmaina; Suhadi Suhadi; Siti Rabbani Karimuna
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 3, No 4 (2023): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v3i4.32124

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan upaya pemerintah dalam menangani masalah kesehatan di Indonesia. Puskesmas Kandai merupakan salah satu puskesmas di Kota Kendari yang telah melaksanakan program PIS-PK sejak tahun 2021. Namun pada perkembangan capaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) dalam dua tahun terakhir belum mencapai ketegori yang diharapkan. Selain itu, Puskesmas Kandai merupakan Puskesmas dengan Capaian IKS terendah di Kota Kendari. Pendataan keluarga sehat di wilayah kerja puskesmas Kandai baru mencapai 2.519 KK  dari total jumlah keseluruhan 4.021 KK sehingga pendataan belum menyeluruh. Berdasarkan data terbaru per Oktober  tahun 2022 IKS puskesmas kandai mencapai  0,27 (27%) yang menunjukkan indeks keluarga sehat puskesmas Kandai masih masuk ketegori tidak sehat.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan PIS-PK di Puskesmas Kandai Tahun 2022.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif  melalui  indeepth interview.Hasil Penelitian: Hasil Penelitian menunjukkan Faktor komunikasi sosialisasi yang dilakukan belum menyeluruh, telah ada pertemuan khusus di internal maupun eksternal namun belum ada pelporan dan monitoring evaluasi. Faktor sumber daya SDM yang kurang dan belum semua mendapatkan pelatihan dan memiliki double job. Sarana masih kurang dari segi fasilitas tensi dan komputer/laptop, prasarana jaringan, akses jalan, dan dana yang terbatas. Faktor disposisi belum ada komitmen dan kerja sama para implementor dan sikap tidak keseriusan dari petugas. Faktor struktur birokrasi telah ada SK dan SOP namun belum ada Roadmap serta pelaksanaan yang belum sesuai SOP.Kesimpulan: Implementasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kandai belum terlaksana dengan baik. Sehingga diharapkan Puskesmas Kandai dapat segera menambah SDM dan mengadakan pelatihan keluarga sehat kepada petugas, melakukan usulan pengadaan terkait Sarana dan prasarana, mengatasi permasalahan dana yang terbatas, meningkatkan komitmen, kerja sama dan keseriusan para impelementor, serta mengadakan Roadmap pelaksanaan PIS-PK untuk mengoptimalkan pelaksanaan program PIS-PK. AbstractBackground: The Healthy Indonesia Program Policy with the Family Approach (PIS-PK) is the government's effort in dealing with health problems in Indonesia. The Kandai Health Center is one of the health center  in Kendari City that has implemented the PIS-PK program since 2021. However, the development of the Healthy Family Index (IKS) achievement in the last two years has not reached the expected category. Beside of that, The Kandai Health Center is one of the health center  in Kendari City that has lowest of IKS. The data collection of healthy families in the kandai puskesmas work area has only reached 2,519 households out of a total of 4,021 families so that the data collection is not total covarage. Based on the latest data as of October 2022, the IKS of kandai puskesmas reached 0.27 (27%) which shows that the index of healthy families of kandai health centers is still in unhealthy cetegories.Objectives: This study aims to know the implementation of the PIS-PK policy at  Kandai Health CenterMethods: The type of research used is qualitative research with a descriptive approach with the indeepth interview method Results: The results showed that communication factors is The socialization carried out has not been comprehensive, there have been special meetings internally and externally but there has been no implementation and monitoring evaluation. Resource factors human resource is lacking and not all have coaches and have double jobs, facilities are still lacking in terms of tension facilities and computers/laptops, network infrastructure, road access and limited funds. Disposition factors there has been no commitment and cooperation of the implementors and the non-serious attitude of the officers. Bureaucratic structure factors have been decrees and SOPs but there is no Roadmap and implementation that is not in accordance with the SOPs.Conclusion: The implementation of the PIS-PK policy at  Kandai Health Center has no going well. So, It is hoped that puskesmas can immediately add human resources and conduct training, make procurement proposals related to facilities and infrastructure, overcoming the problem of limited funds, increasing commitment, cooperation, and seriousness of the implementors, and holding a Roadmap for the implementation of PIS-PK to optimize the PIS-PK program.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2022 Luluh Octo Astarina; Suhadi Suhadi; Syefira Salsabila
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 2, No 4 (2022): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v2i4.38082

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Kritis tenaga kesehatan pada tahun 2013 mengalami kekurangan 17,4 juta dan diperkirakan akan berkurang 14,5 juta pada tahun 2030 dan para penelitian telah menunjukkan tidak memadainya kinerja petugas kesehatan. Tenaga kesehatan telah berkontribusi hingga 80% untuk pembangunan kesehatan yang sukses. Status tenaga kesehatan di Indonesia telah meningkat baik dalam hal jumlah, kualitas dan distribusinya, namun masih belum dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di semua daerah terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi, kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2022.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah jenis metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Abeli yaitu sebanyak 82 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 40 orang.Hasil: Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja tenaga kesehatan dengan nilai (p-value = 0,007 < 0,05), kepemimpinan (p-value = 0,018 < 0,05) dan disiplin kerja (p-value = 0,000 < 0,05) dengan kinerja tenaga kesehatan..Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara motivasi, kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2022, sehingga tenaga kesehatan yang memiliki kinerja baik agar dipertahankan dan terus ditingkatkan sehingga mutu pelayanan puskesmas terhadap masyarakat akan semakin baik. AbstractBackground: Critical health workers in 2013 experienced a shortage of 17.4 million and is expected to decrease by 14.5 million by 2030 and studies have shown the inadequate performance of health workers. Health workers have contributed up to 80% to successful health development. The status of health workers in Indonesia has improved both in terms of number, quality and distribution, but still cannot meet the needs of health services in all regions, especially in disadvantaged, remote, border and island areas.Objectives: The purpose of the study was to determine the relationship between motivation, leadership and work discipline with the performance of health workers at the Abeli Public Health Center, Kendari City in 2022.Methods: The research method used was a quantitative research method with a cross sectional study approach. The population in this study were all health workers who were at the Abeli Health Center as many as 82 people. The sample in the study amounted to 40 people.Results: The results of the research at the Abeli Health Center based on the results of data analysis showed that there was a relationship between motivation and performance of health workers with values (p-value = 0.007 < 0.05), leadership (p-value = 0.018 < 0.05) and work discipline (p-value = 0.000 < 0.05) with the performance of health workers.Conclusion: The conclusion in this study is that there is a relationship between motivation, leadership and work discipline with the performance of health workers at the Abeli Public Health Center, Kendari City in 2022, so that health workers who have good performance must be maintained and continuously improved so that the quality of health care services to the community will be better.