Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KETAHANAN LUNTUR ZAT REAKTIF DAN AZO PADA BAHAN BAKU PRODUK BATIK UNTUK UKM DI JAWA TIMUR Anik Dwiastuti; Endang Prahastuti; Esin Sintawati
Teknologi dan Kejuruan: Jurnal Teknologi, Kejuruan, dan Pengajarannya Vol 40, No 2: September 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um031v40i22017p115

Abstract

Tujuan penelitian ini menguji ketahanan luntur zat warna tekstilbatik yaitu reaktif dan azo pada uji pencucian menggunakan SNI ISO 105-C06: 2010 dan uji ke-ringat pH asam dan pH basa menggunakan SNI ISO 105-E04: 2015 dengan penye-suaian DSTI. Sampel uji untuk zat warna reaktif adalah material katun dan sampel uji azo menggunakan sutera sebagai bahan baku utama untuk produk batik di Jawa Ti-mur. Nilai perubahan warna dan penodaan warna dievaluasi pada konsentrasi larutan yang berbeda sesuai standar uji masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi larutan zat reaktif tidak menyebabkan perbedaan yang nyata pada skor perubahan warna dan perbedaan warna katun untuk semua pengujian. Se-mentara konsentrasi larutan zat azo yang berbeda menyebabkan perbedaan yang nyata pada skor perbedaan warna untuk pengujian sutera.
PELATIHAN KETERAMPILAN MERAJUT PADA KELOMPOK PKK KELURAHAN MOJOLANGU KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Esin Sintawati; Endang Prahastuti; Hapsari Kusumawardani
Jurnal KARINOV Vol 1, No 1 (2018): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.701 KB) | DOI: 10.17977/um045v1i1p%p

Abstract

AbstractMerajut merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan bermanfaat untuk mengisi waktu luang. Merajut  membutuhkan kecermatan dan ketelatenan dalam pembuatannya. Berbagai tusuk dasar merajut dapat diaplikasikan untuk membuat berbagai benda jadi, baik untuk aksesoris, milineris, maupun berbagai lenan. Keterampilan merajut yang diberikan kepada Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang meliputi ketermpilan tusuk-tusuk dasar, pembuatan bros, dan pebuatan tas beserta finishingnya. Kegiatan pelatihan diikuti oleh ibu-ibu PKK diwilayah RW XIV. Tujuan pelatihan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merajut, dengan jumlah peserta 20 orang, untuk digunakan sendiri, dan mengisi waktu dengan kegiatan yang menghasilkan. Kegiatan  pelatihan dilaksanakan dibulan September sampai dengan bulan November 2017 setiap hari Sabtu bertempat dibalai  RW XIV Kelurahan Mojolangu, mulai pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00. Peserta memanfaatkan kegiatan pelatihan dengan baik, tingkat kehadiran peserta mencapai 98%, dan  pada setiap pertemuan datang tepat waktu. Hasil kegiatan peserta dapat membuat berbagai jenis aksesoris bros dan tas. Kegiatan dapat ditindak lanjuti guna peningkatan keterampilan peserta, dan ditambahkan materi menejemen agar peserta dapat memasarkan hasil pelatihan untuk meningkatkan perekonomian dan mewujudkan Mojolangu sebagai desa kerajinan.Kata kunci: Pelatihan, merajut, ibu-ibu PKK
Pemetaan Jenis Pekerjaan Produksi pada Industri Busana Mitra Praktik Industri Mahasiswa Program Studi Tata Busana Endang Prahastuti; Rizky Yulianingrum Pradani
Home Economics Journal Vol 1, No 1 (2017): May
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.499 KB) | DOI: 10.21831/hej.v1i1.23276

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jenis pekerjaan produksi yang tersedia pada industri busana mitra Praktik Industri (PI) mahasiswa program studi tata busana. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini pemilik industri busana yang memiliki perjanjian kerjasama dengan pihak program studi sebagai tempat magang mahasiswa pada tahun 2017 sejumlah 21 industri busana tempat PI. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket tertutup dan wawancara tidak terstruktur. Instrumen diuji menggunakan teknik validitas konstruk.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 25% Industri Butik mengelola 17-24 jenis pekerjaan produksi, 75% mengelola 9-16 jenis pekerjaan produksi, (2) 66,6% Industri Modiste mengelola 17-24 jenis pekerjaan produksi, 22,2% mengelola 9-16 jenis pekerjaan produksi, 11,1% mengelola 1-8 jenis pekerjaan produksi,  dan (3) 50% Industri Garmen mengelola 9-16 jenis pekerjaan produksi, dan 50% mengelola 1-8 jenis pekerjaan produksi. Industri mitra mengelola jenis pekerjaan yang bervariasi sesuai dengan besar kecilnya quota pesanan, variasi kelengkapan jenis pekerjaan pada industri diperlukan untuk penyelaras ketidakseragaman kompentensi yang dikuasai mahasiswa.
Ketahanan Warna Terhadap Gosokan Pada Pewarnaan Kain Mori Menggunakan Kulit Kopi Putri Rohmatul Azizah; Nurul Aini; Endang Prahastuti
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v4n2.p18-25

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen murni. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ketahanan warna terhadap gosokan kering, gosokan basah, serta nilai perbandingan keduanya pada pewarnaan kain mori menggunakan kulit kopi dengan menggunakan 4 jenis zat fiksator yaitu kapur, tawas, tunjung, dan gabungan ketiganya. Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri dengan didampingi oleh dosen pembimbing serta pengujian 4 sampel kain hasil pewarnaan oleh tim penguji di laboratorium Balai Besar Kerajinan Batik Yogyakarta. Hasil uji kemudian dianalisis menggunakan Anova Non Parametrik kruskall wallis dengan tingkatan standar staining scale. Dari hasil uji penelitian, didapatkan kesimpulan data; (1) Ketahanan warna terhadap gosokan kering dan basah berbeda, gosokan kering mendapat nilai lebih tinggi dari gosokan basah; (2) Ketahanan warna terhadap gosokan kering pada semua jenis fiksator mendapatkan nilai 4 dan masuk dalam kategori baik; (3) Ketahanan warna terhadap gosokan basah pada semua jenis fiksator juga mendapat nilai yang sama yaitu 3,5 dan masuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan standar mutu yang menjadi acuan semua kain sampel sudah memenuhi standar ISO yang ada dan layak untuk dijadikan bahan membuat pakaian. Kata kunci: Ketahanan Warna, Gosokan Kering dan Basah, Zat Fiksasi, Kulit Kopi
Problem Based Learning pada Materi Pembuatan Pola Busana Pesta Wanita Kurnia Izati; Nur Endah Purwaningsih; Endang Prahastuti
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.298 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n2p95-97

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pembuatan pola busana pesta wanita. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pretest-postest group design. Populasi penelitian ini berjumlah 62 siswa pada kelas XII TB yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian adalah kelas XII TB 1 untuk kelas eksperimen dan XII TB 2 untuk kelas control. Menggunakan tes praktik membuat pola busana pesta wanita. Hasil uji validitas menunjukkan sebesar 0.556 dan 0.969, hasil uji reliabilitasnya sebesar 0.867 dan 0.579. Hasil uji seluruh data bersifat valid dan reliable. Hasil dari pretest pada kelas eksperimen mendapatkan nilai 75.28, untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan cara membuat pola. Dikarenakan kebanyakan siswa tidak faham dengan cara membuat pola ketika model busana yang dibuat agak sulit. Setelah peneliti melakukan treatment, peneliti melakukan posttest. Hasil posttest kelas eksperimen meningkat sebesar 85.68, sedangkan tanggapan siswa diperoleh angka 84.02 persen. model yang digunakan membuat peserta didik lebih paham tentang konsep pembelajaran. sedangkan pada kelas control didapatkan nilai rata-rata posttest sebesar 80.9. dikarenakan peserta didik hanya secara pasif menerima pengetahuan dari guru dan merasa sulit untuk mengembangkan konsep dan pemahaman. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, model pembelajaran Problem Based Learning sangat baik penerapannya, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pemanfaatan Android dalam Penggunaan Form Order Modiste Implementasi Form Order Modiste Berbasis Android Melina Astri Rahayu; Sri Eko; Prahastuti Endang
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.277 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n2p98-105

Abstract

There are many basic human needs, one of the most important is clothing. In meeting these clothing needs, in general, someone will make it or order it through fashion services. In the past, modiste managed orders armed with books or notes that were easy to lose and forget. Usually making an order form is still in the form of a manual, but the development of Android technology it will make it easier to store consumer data. With the Android-based modiste order form application, there are various advantages, including a fashion business that makes it easy to receive orders quickly anywhere, and anytime. This research is quantitative descriptive research. This research has the main objective to determine the response of the Fashion Design education students to the implementation of the Android-based fashion order form. There are 120 undergraduate students of Fashion Design Education at the State University of Malang who have taken the MUB Modiste course. The research instrument was a questionnaire. The validity test was carried out on students other than research respondents as many as 30 students. The results of this research indicate that in general, the implementation of the order mode form is very significant and suitable. Among all response indicators which include a) sensory response; b) response according to occurrence; c) response to views; d) response to function; e) the response to the way of working states a positive result. It is hoped that the Android-based modiste order form application can be developed so that fashion businesses can download it on the play store and can be commercialized. Kebutuhan dasar manusia ada beraneka ragam, salah satu yang paling utama adalah busana. Dalam memenuhi kebutuhan busana tersebut, pada umumnya seseorang akan membuatnya atau memesan melalui jasa modiste. Dulu modiste melakukan pengelolaan pesanan dengan berbekal buku atau catatan yang mudah hilang dan lupa. Biasanya pembuatan form order masih dalam bentuk buku manual, namun dengan adanya perkembangan teknologi Android akan mempermudah dalam penyimpanan data konsumen. Dengan adanya aplikasi form order modiste berbasis Android, terdapat berbagai kelebihan antara lain suatu usaha modiste termudahkan menerima order secara cepat dimana saja dan kapan saja. Riset ini merupakan riset deskriptif kuantitatif. riset ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui respon mahasiswa pendidikan Tata Busana terhadap implementasi form order modiste berbasis Android. Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Malang yang sudah menempuh mata kuliah MUB Modiste, berjumlah 120 orang menjadi subjek riset ini. Instrumen riset berupa kuesioner. Uji validitas dilaksanakan pada mahasiswa selain responden riset sebanyak 30 mahasiswa. Hasil dari riset ini menunjukkan bahwa secara umum implementasi form order modiste sangat signifikan dan cocok. Diantara semua indikator respon yang meliputi a) respon menurut indera; b) respon menurut terjadinya; c) respon terhadap tampilan; d) respon terhadap fungsi; e) respon terhadap cara kerja menyatakan hasil yang positif. Diharapkan aplikasi form order modiste berbasis Android dapat dikembangkan sehingga pelaku usaha modiste dapat mengunduh di play store dan dapat dikomersilkan.
Profil Segmentasi Demografis Butik ‘Mas Freddy Kebaya’ Di Kota Malang Mustaqiema Mustaqiema; Nurul Aini; Endang Prahastuti
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.609 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n2p106-117

Abstract

The purpose of this study was to describe the profile of the demographic segmentation of the ‘Mas Freddy Kebaya’ boutique in Malang City. The researcher used descriptive research using qualitative methods. Data collection is obtained from the process of observation, interviews, and documentation. Checking the validity of the data using source triangulation and technique triangulation. Based on the findings in the boutique field 'Mas Freddy Kebaya' divided by the market which requires a product or marketing mix that is specifically designed with demographic variables that include: (1) age obtained data on late adulthood: 1 person, early adulthood: 7 people, late adulthood : 1 person, initial elderly period: 1 person (2) sex obtained male data: 2 people, female: 8 people, (3) young life-cycle data obtained: 1 person, married: 1 person, married- have children: 4, married - no children: 2 people, old-unmarried: 1 person. Ever married - no children: 1 person (4) family size data obtained family size 1-3: 7 people, family size 3-4: 2 people, family size 5: 1 person (5) education obtained high school data: 1 person , S1: 9 people, (6) jobs obtained by private employee data: 7 people, entrepreneurs: 3 people (7) income obtained data of more than 5 million: 10 people (8) religion obtained Islamic data: 9 people, Catholics: 1 person (9) race obtained data from Mongoloid Malays, Young Malays: 10 people (10) generations obtained data from babyboomer generation: 1 person, generation X: 1 person, generation Y: 8 people (11) Citizenship obtained data of Indonesian citizens: 10 people. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan profil segmentasi demografis butik‘Mas Freddy Kebaya’ di Kota Malang. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.Berdasarkan temuan di lapangan butik ‘Mas Freddy Kebaya’ membagi pasar yang membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri berdasarkan variabel demografis yang meliputi: (1) usia diperoleh data masa dewasa akhir: 1 orang, masa dewasa awal: 7 orang, masa dewasa akhir: 1 orang, masa lansia awal: 1 orang (2) jenis kelamin diperoleh data laki-laki: 2 orang, perempuan: 8 orang, (3) siklus hidup diperoleh data muda-tunggal: 1 orang, menikah: 1 orang, menikah-punya anak: 4, menikah-tidak punya anak: 2 orang, tua-tidak menikah: 1 orang. Pernah menikah-tidak punya anak: 1 orang (4) ukuran keluarga diperoleh data ukuran keluarga 1-3: 7 orang, ukuran keluarga 3-4: 2 orang, ukuran keluarga 5: 1 orang (5) pendidikan diperoleh data SMA: 1 orang, S1: 9 orang, (6) pekerjaan diperoleh data pegawai swasta: 7 orang, wiraswasta: 3 orang (7) pendapatan diperoleh data lebih dari 5 juta: 10 orang (8) agama diperoleh data Islam: 9 orang, Katholik: 1 orang (9) ras diperoleh data Mongoloid Melayu, Melayu Muda : 10 orang (10) generasi diperoleh data generasi babyboomer: 1 orang, generasi X: 1 orang, generasi Y: 8 orang (11) Kewarganegaraan diperoleh data WNI: 10 orang
Studi Tentang Tenun Ikat di Home Industry Telaga Sari Trenggalek Ahmida Nikmaykhu Rohmah; Hapsari Kusumawardani; Endang Prahastuti
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.11 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n3p175-184

Abstract

Tenun ikat merupakan kain tradisional Indonesia yang diproduksi di berbagai wilayah nusantara. Satu-satunya penghasil tenun ikat di Kabupaten Trenggalek adalah Home Industry Telaga Sari Trenggalek. Fokus penelitian Tenun Ikat di home industry Telaga Sari Trenggalek meliputi; (1) Latar belakang berdirinya home industry Telaga Sari Trenggalek, (2) Produk tenun di home industry Telaga Sari Trenggalek, (3) Motif tenun di home industry Telaga Sari Trenggalek, (4) Proses pembuatan tenun di home industry Telaga Sari Trenggalek, (5) Profil pemasaran produk tenun di home industry Telaga Sari Trenggalek. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan Latar belakang berdirinya, Produk kerajinan tenun, motif tenun, proses pembuatan tenun, serta profil pemasaran kerajinan tenun di home industry Telaga Sari Trenggalek. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah triangulasi teknik. Berdasarkan temuan peneliti dilapangan diperoleh data; (1) Tenun ikat Telaga Sari merupakan budaya baru di Kabupaten Trenggalek; (2) Home industry Telaga Sari Trenggalek menghasilkan berbagai macam produk tenun; (3) Home industry Telaga Sari Trenggalek memiliki motif umum dan motif khas Trenggalek; (4) Proses pembuatan tenun ikat Telaga Sari memerlukan dua tahap persiapan; (5) Sistem pemasaran produk tenun ikat Telaga Sari menggunakan sistem pemasaran langsung dan sistem pemasaran tidak langsung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Tenun ikat Telaga Sari merupakan budaya baru di Kabupaten Trenggalek yang dibawa oleh Bapak Rohmad Ismail yang berasal dari Kediri; (2) home industry Telaga Sari Trenggalek menghasilkan berbagai macam produk tenun yakni: kain tenun katun mesres, kain tenun sutra, kain tenun semi sutra, pashmina, dan sarung goyor; (3) home industry Telaga Sari Trenggalek memiliki berbagai macam motif umum yang biasa digunakan pada kain tenun dimana motif tersebut tidak memiliki makna khusus dan juga memiliki motif khas Trenggalek yang bila dikaitkan dengan kebudayaan Trenggalek memiliki makna khusus. Motif khas tersebut yaitu motif cengkeh, motif wajik dan manggis, dan motif southern paradise; (4) Proses pembuatan tenun ikat Telaga Sari memerlukan dua tahap persiapan yaitu tahap persiapan benang lungsi dan tahap persiapan benang pakan; (5) Sistem pemasaran produk tenun ikat Telaga Sari menggunakan sistem pemasaran langsung dan sistem pemasaran tidak langsung.
Analisis Kinerja Pengrajin Perempuan di Batik Blimbing Malang Asinta Dyah; Nurul Hidayati; Endang Prahastuti
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.184 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n3p207-213

Abstract

This study aims to analyze the performance of female artisan in work quantity indicators, work quality, and work effectiveness in accordance with the terms and conditions in Batik Blimbing. The data collected in this study is used as a reference for the performance of the female artisan so that when the results are good, batik entrepreneurs are expected to prioritize female artisans in carrying out their business. This type of research is descriptive qualitative with techniques for collecting data on interviews, observation and documentation. Check the validity of source triangulation data: Leader of Batik Blimbing, Manager of Management, Female Craftsmen. The female craftsmen have work performance with work quantity indicators, work quality and work effectiveness that can fulfill the requirements of the Blimbing Batik even though when the woman works women have a double duty. But because of the work system that makes craftsmen comfortable at work and also because of motivation support from within the family to help, the opportunity and workers who can do without special knowledge with education, make female craftsmen choose to become craftsmen because of the female character known with patience and painstakingness and the support of Blimbing Batik itself which prefers female craftsmen because it is known as a patient, painstaking and easier to teach character in batik making that requires high concentration. Based on the result of the study, it is suggested that batik entrepreneurs are expected to implement a work system that makes artisan have a longer working period so that the artisans’ turnover is not too frequent and can work longer so the performance of female artisan can be increased. And the artisan can get a wider knowledge about batik, so that in the production process the female artisan can provide input and become more active in the production process, so that it is not monotonous to just follow the manager’s instructions. Penelitian ini menganalisis kinerja pengrajin perempuan dalam indikator kuantitas kerja, kualitas kerja dan efektivitas kerja sesuai dengan syarat dan ketentuan di Batik Blimbing, data yang dikumpulkan dalam peneltian ini digunakan untuk referensi kinerja pengrajin perempuan agar ketika hasil yang didapatkan baik, diharapkan para pengusaha batik lebih memperioritaskan pengrajin perempuan dalam menjalankan usahanya untuk mempercayai sebagai pengrajin yang bersangkutan. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data triangulasi sumber: Pemimpin Batik Blimbing, Manager Pengelola, Pengrajin perempuan. Para pengrajin perempuan memiliki kinerja kerja dengan indikator kuantitas kerja, kualitas kerja dan efektivitas kerja yang dapat memenuhi syarat ketentuan di Batik Blimbing meskipun ketika perempuan itu bekerja perempuan memiliki tugas ganda. Tetapi karena sistem pekerjaan yang membuat para pengrajin nyaman dalam bekerja dan juga karena adanya dukungan motivasi dari dalam keluarga untuk membantu, adanya kesempatan dan pekerja yang bisa lakukan tanpa adanya pengetahuan khusus dengan jengjang pendidikan, membuat para pengrajin perempuan memilih untuk menjadi pengrajin karena karakter perempuan yang dikenal dengan sabar dan telaten dan adanya dukungan di Batik Blimbing sendiri yang lebih memilih pengrajin perempuan karena dikenal dengan karakter yang sabar, telaten dan lebih mudah untuk diajarkan dalam hal membatik yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan mewujudkan peningkatan kinerja pengrajin perempuan di Batik Blimbing dengan Adanya kontrak kerja yang membuat para pengrajin perempuan dapat bekerja lebih lama agar kesalahan dalam proses membatik dapat menjadi lebih terampil dalam membatik. Para pengrajin dapat pembelajaran yang lebih luas tentang batik, sehingga dalam proses produksi para pengrajin perempuan bisa memberikan masukan dan lebih aktif dalam proses produksi, sehingga tidak monoton hanya mengikuti instruksi dari manager pengelola.