Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PELATIHAN KETERAMPILAN PRODUKTIF PEMBUATAN TIE DYE (IKAT CELUP) BAGI IBU-IBU PKK RW XI KELURAHAN MADYOPURO KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTAMADYA MALANG Nurul Aini; Hapsari Kusumawardani; Idah Hadijah
Jurnal KARINOV Vol 2, No 2 (2019): Mei
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.325 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i2p127-133

Abstract

Dalam rangka ikut memberdayakan ibu-ibu yang tergabung dalam kegiatan PKK dan tidak bekerja, apalagi  kondisi sekarang di lingkungan di RW XI Madyopuro anak2nya sudah besar atau tidak memiliki anak balita lagi, sehingga waktu luang yang di miliki cukup banyak dan lebih leluasa. Berdasarkan hal ini,  kami tim pengabdian bermaksud memberikan keterampilan yang sifatnya produktif atau keterampilan yang dapat dijadikan peluang usaha serta memanfaatkan waktu luang untuk ikut menambah penghasilan keluarga,dan selanjut nanti akan dibentuk kelompok usaha jumputan di RW XI.  Jenis keterampilan produktif yang akan diberikan adalah pembuatan tie dye atau ikat celup. Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit, dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik. Proses pembuatannya tie dye tidak terlalu sulit bagi ibu-ibu tapi hasilnya sangat menarik atau memiliki nilai jual tinggi. Tujuan pelatihan ini adalah: 1) Peningkatan keterampilan ibu-ibu  melalui pelatihan keterampilan produktif Tie Dye, yang angat bermanfaat baik untuk keluarga maupun untuk RW XI itu sendiri, 2) Diharapkan ibu-ibu yag telah mengikuti pelatihan pembuatan Tie Dye dapat mentransfer keterampilannya kepada warga di RT nya masing-masing, dan 3) Diharapkan terbentuk kelompok usaha jumputan sebagai cikal bakal membentuk kampong jumputan di RW XI. Target luaran dari kegiatan pelatihan ini adalah hasil produk berupa taplak meja jumputan dan artikel pengabdian. Jumlah ibu-ibu yang ikut pelatihan 10 orang, pelaksanaannya pada tanggal 6 Oktober 2018 di Balai RW XI  jam 08.00-16.00.
KREATIVITAS MERANCANG LOGO BATIK MELAYU “ASIMILASI INDOLAYSIA” MELALUI PENGGABUNGAN BUDAYA DUA NEGARA Pujiyanto Pujiyanto; Robby Hidajat; Nurul Aini; Swastika Dhesti Anggriani; Nazlina Shaari
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol 6, No 02 (2020): AUGUST 2020
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v6i02.3634

Abstract

AbstrakKlaim-mengklaim batik pernah terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Hal ini menyebabkan hubungan kedua negara kurang harmonis. Berdasarkan pengalaman ini, penulis Universitas Negeri Malang dan Universitas Putera Malaysia melakukan penelitian dan penciptaan motif batik serumpun Malayu yang dapat dimiliki bersama dan dapat dikembangkan bersama. Motif batik yang diciptakan tersebut hingga saat ini belum memiliki logo merek sebagai identitas diri. Maka dari itu perlu diciptakan logo merek yang didekatkan dengan budaya di kedua negara serumpun Melayu. Nilai-nilai budaya Melayu dan keIslaman sangat mendominasi pada logo tersebut secara visual maupun verbal. Sebelum menciptakan logo diperlukan penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskripstif kualitatif yang datanya diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumen, dan kepustakaan. Agar data valid lebih bermakna maka dilakukan proses triangulasi kemudian dianalisis yang hasilnya sebagai dasar untuk mendesain logo dengan menggunakan teori kreativitas dari Bryan Lawson bahwa dalam proses mendesain dapat dilakukan melalui first insight, preparation, incubation, illumination, dan verification. Melalui tahapan proses kreatif inilah tercipta logo merek batik “Asimilasi Indolaysia” sebagai hasil penggabungan artefak budaya Indonesia dengan Malaysia. Terciptanya logo ini diharapkan dapat peningkatan keharmonisan dua negara yang saling menghormati, memiliki, serta mengembangkan hasil budaya serumpun Melayu. Kata kunci: artefak Melayu, asimilasi budaya, deformasi bentuk, logo merek AbstractThe claim of batik has occurred between Indonesia and Malaysia. It causes the relations between the two countries to be less harmonious. Based on this experience, authors of Universitas Negeri Malang and Universitas Putera Malaysia conducted research and created a Malay cognate batik pattern that can be shared and developed together. The batik pattern created so far does not have a brand logo as their identity. Therefore, it is necessary to create a brand logo that is closer to the culture in the two countries of Malay cognate. Malay cultural values and Islamic values dominate the logo visually and verbally. Before creating a logo, field research needed by using a qualitative descriptive method, in which data obtained through observation, interviews, documents, and literature. To gain more meaningful valid data a triangulation process is analyzed. The results of which used as the basis for designing a logo using Bryan Lawson's theory of creativity that the process of designing can be done through first insight, preparation, incubation, illumination, and verification. Through the stages of this creative process, the batik brand logo "Asimilasi Indolaysia" was created as a result of the merging of Indonesian cultural artifacts with Malaysia. The creation of this logo expected to increase harmony between the two countries that respect each other, possess, and develop the Malay cognate's cultural output. Keywords: brand logo, cultural assimilation, deformation of forms, malay artifacts
CONCEPT DESIGNING OF VIDEO PROFILE FASHION PROGRAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nurul Aini
EARR (Educational Administration Research and Review) Vol 4, No 1 (2020): EDUCATIONAL ADMINISTRATION RESEARCH AND REVIEW (June, 2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/earr.v4i1.26192

Abstract

This study aims to describe the concept of designing a profile video for the Fashion Program through the initial stages of the creation method, namely the pre-production stage or about how it is planned. Video profiles are very effective media that are used to promote a particular area, product, and promote a particular company. In this case the profile video that will be made is the profile video of the Fashion Program at Universitas Negeri Malang. This research was conducted because the Fashion Program did not yet have a profile or company profile video that was indispensable for  Program to promotion and information facilities. Pre-production stages that are often done in pre-production include 3 things, namely synopsis, script and storyboard. Later in this article, we will discuss in detail how the three stages of the process are created.
PELATIHAN PEWARNAAN BATIK DENGAN ZAT WARNA SINTETIS PADA KAMPUNG BATIK ‘SUJO’ SUMBEREJO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI Hapsari Kusumawardani; Annisau Nafiah; Nurul Aini
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.413 KB)

Abstract

Abstract Sumberejo Village is a village assisted by the State University of Malang through the thematic KKN Program. Having batik in every area, triggers the desire of PKK women for batik skills, which is the goal of realizing Sumberejo Village as a batik village. However, the training at the dyeing stage had not yet been completed, and students were withdrawn from the village due to the Covid 19 pandemic at that time, so the training on dyeing batik with Napthol needed to be continued through community service. The purpose of this community service is for Sumberejo Village to be known as a SUJO batik village which has the characteristics of batik motifs from natural potential and local culture with quality batik that has a selling value. The method used for the delivery of naphol dye material uses the lecture and question and answer method. The implementation of immersion training uses demonstration and practical methods. The results of the service show that the mothers who are members of the batik core team are very enthusiastic and enthusiastic by regularly gathering on Tuesdays and Saturdays at the Tlekung village hall to produce batik with a large number of orders for village officials and teacher uniforms. Abstrak Desa Sumberejo merupakan desa binaan Universitas Negeri Malang melalui Program KKN tematik. Dimilikinya batik disetiap daerah, memicu keinginan ibu-ibu PKK akan keterampilan membatik yang merupakan cita-cita untuk mewujudkan Desa Sumberejo sebagai kampung batik. Akan tetapi belum tuntasnya pelatihan pada tahap pencelupan mahasiswa ditarik dari Desa terkait pandemi Covid 19 saat itu, sehingga pelatihan pewarnaan batik dengan Napthol perlu dilanjutkan melalui pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini, ingin mewujudkan Desa Sumberejo dikenal menjadi kampung batik SUJO yang memiliki ciri khas motif dari potensi alam dan budaya setempat dengan kualitas batik yang memiliki nilai jual. Metode yang digunakan untuk penyampaian materi pewarnaan naphol menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Pelaksanaan pelatihan pencelupan menggunakan metode demonstrasi dan praktik. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang tergabung sebagai tim inti pembatik sangat antusias dan semangat dengan secara rutin pada hari selasa dan sabtu berkumpul di balai desa Tlekung untuk memproduksi batik dengan mulai banyaknya pesanan seragam perangkat desa dan guru-guru.
PEWARNAAN TEKSTUR BAHAN SESUAI DESAIN DI SMK NEGERI 3 MALANG: COLORING TEXTURE OF MATERIALS ACCORDING TO DESIGN AT SMK NEGERI 3 MALANG Almira Firda Amalia; Nurul Aini; Rizki Yulianingrum Pradani
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v4n2.p26-32

Abstract

Pada tahap awal peneliti melakukan observasi saat Kajian Praktik dan Lapangan, serta wawancara dengan guru pengajar terkait, kemudian mendapatkan beberapa kendala yaitu media pembelajaran berupa video tutorial yang kurang sesuai bahasa, waktu, dan cara penyampaiannya, sehingga siswa tidak bisa memahami materi dengan maksimal, berdasarkan hal tersebut peneliti mengembangkan media pembelajaran dalam bentuk video tutorial yang dapat lebih dipahami, kreatif, menarik perhatian, serta dapat di praktekkan dengan mudah bagi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Malang. Model penelitian pengembangan yang diterapkan ialah ADDIE yang memiliki 5 tahap yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi, (5) evaluasi. uji validasi dilakukan terlebih dahulu oleh para ahli materi dan ahli media sebelum melakukan uji coba lapangan. Hasil uji validasi yang para ahli materi, dan ahli media lakukan, dinyatakan sangat layak, selanjutnya peneliti melanjutkan uji coba lapangan melalui angket yang disebar ke siswa kelas XI dan XII Jurusan Tata Busana dan Desain Fesyen di SMK Negeri 3 Malang dan mendapatkan total skor 86,69% sehingga dinyatakan sangat layak. Berdasarkan data hasil penelitian diatas disimpulkan jika pengembangan video tutorial teknik pewarnaan tekstur bahan sesuai desain di SMK Negeri 3 Malang terkualifikasi sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Saran pengembangan selanjutnya adalah dapat menambahkan animasi yang lebih menarik, serta dapat menambahkan macam teknik pewarnaan lainnya.
Ketahanan Warna Terhadap Gosokan Pada Pewarnaan Kain Mori Menggunakan Kulit Kopi Putri Rohmatul Azizah; Nurul Aini; Endang Prahastuti
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v4n2.p18-25

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen murni. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ketahanan warna terhadap gosokan kering, gosokan basah, serta nilai perbandingan keduanya pada pewarnaan kain mori menggunakan kulit kopi dengan menggunakan 4 jenis zat fiksator yaitu kapur, tawas, tunjung, dan gabungan ketiganya. Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri dengan didampingi oleh dosen pembimbing serta pengujian 4 sampel kain hasil pewarnaan oleh tim penguji di laboratorium Balai Besar Kerajinan Batik Yogyakarta. Hasil uji kemudian dianalisis menggunakan Anova Non Parametrik kruskall wallis dengan tingkatan standar staining scale. Dari hasil uji penelitian, didapatkan kesimpulan data; (1) Ketahanan warna terhadap gosokan kering dan basah berbeda, gosokan kering mendapat nilai lebih tinggi dari gosokan basah; (2) Ketahanan warna terhadap gosokan kering pada semua jenis fiksator mendapatkan nilai 4 dan masuk dalam kategori baik; (3) Ketahanan warna terhadap gosokan basah pada semua jenis fiksator juga mendapat nilai yang sama yaitu 3,5 dan masuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan standar mutu yang menjadi acuan semua kain sampel sudah memenuhi standar ISO yang ada dan layak untuk dijadikan bahan membuat pakaian. Kata kunci: Ketahanan Warna, Gosokan Kering dan Basah, Zat Fiksasi, Kulit Kopi
PEMBUATAN BATIK CAP GUNA MENDONGKRAK PENJUALAN DAN PENDAPATAN KAMPUNG BATIK “NGANTANG AGUNG” DESA SUMBERAGUNG KABUPATEN MALANG Annisau Nafiah; Eddy Sutadji; Hapsari Kusumawardani; Nurul Aini
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The pandemic period has a very broad impact on most people, especially in the economic field. This is experienced by batik craftsmen in the Ngantang Agung batik village. Sales turnover decreased drastically because of the public's interest in buying batik, especially written batik, which was much more expensive and became a mainstay product in the Ngantang Agung batik village. Based on the survey results, people are more interested in buying batik produced from stamps because the price is relatively cheap and can be reached by the community. Based on the results of the analysis, a new breakthrough is needed to boost sales turnover of the Ngan tang Agung Batik Village by providing training in the form of stamped batik making. Making stamped batik is relatively easier and time efficient so that craftsmen can produce on a large scale in a short time. In addition, the training also emphasized on the coloring process to produce good quality batik and worth selling. The purpose of this service is to provide knowledge and skills for batik craftsmen about making stamped batik and the coloring process in accordance with production standards. The method used is a direct demonstration in front of the batik craftsmen participants. The results achieved in this community service are that most of the craftsmen really need knowledge about stamped batik making and industry standard pearman techniques. This has an impact on the enthusiasm of the batik craftsmen to be able to produce stamped batik and produce batik that has better quality compared to previous productions. Abstrak Masa pandemic memberikan dampak yang sangat luas bagi sebagian besar kalangan masyarakat terutama dibidang perekonomian. Hal ini di alami oleh pengrajin batik di kampung batik ngantang agumg. Omset penjualan menurun drastis karena minat masyarakat untuk membeli batik terutama batik tulis yang yang harganya jauh lebih mahal dan menjadi produk andalan di kampung batik ngantang agung. Berdasarkan hasil survey masyarakat lebih berminat membeli batik yang dihasilkan dari cap karena harganya relative murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Berdasarkan hasil Analisa tersebut maka diperlukan terobosan baru untuk mendongkrak omset penjualan kampung batik ngantang agung dengan memberikan pelatihan berupa pembuatan batik cap. Pembuatan batik cap ini relative lebih mudah dan efisien waktu sehingga pengrajin bisa memproduksi dalam sekala besar dalam waktu singkat. Selain itu dalam pelatihan juga ditekankan pada proses pewarnaan untuk menghasilkan kualitas batik yang bagus dan layak jual. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para pengrajin batik tentang pembuatan batik cap dan proses pewarnaan yang sesuai dengan standard produksi. Metode yang digunakan adalah dengan demonstrasi langsung didepan para peserta pengrajin batik. Hasil yang dicapai pada pengabdian masyarakat ini adalah Sebagian besar para pengrajin sangat membutuhkan pengetahuan tentang pembuatan batik cap dan Teknik Pearman yang standard industry. Hal ini berimbas pada semangat para pengrajin batik untuk mampu memproduksi batik cap dan menghasilkan batik yang mempunyai kualitas lebih bagus dibanding dengan produksi sebelum-sebelumnya.
STUDI TENTANG PEMBUATAN BUSANA DAUR ULANG LIMBAH METALIZED PLASTIC DI BANK SAMPAH ELTARI Nurul Aini; Esin Sintawati; Nur Simpati Istia
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 5 No. 1 (2023): March
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jvte.v5n1.p31-40

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan pembuatan busana daur ulang limbah metalized plastic di Bank Sampah Eltari. Bank Sampah Malang sebagai Bank Sampah Induk tidak dapat menerima sampah plastik metalized karena jenis sampah ini tidak dapat dileburkan menjadi satu dengan bantuan mesin, sehingga mengharuskan unit Bank Sampah anggota BSM terlebih dahulu mendaur ulang sampah plastik metalized menjadi produk kerajinan kreatif yang memiliki nilai jual dan tidak berakhir pada penumpukan sampah. Salah satu unit bank sampah yang menjadi anggota BSM dan mengolah sampah plastik metalized adalah Bank Sampah Eltari.Peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 jenis teknik yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik untuk melakukan pengecekan keabsahan data. Berdasarkan temuan di lapangan, pembuatan busana daur ulang limbah metalized plastic di Bank Sampah Eltari terbagi menjadi 10 tahap proses pembuatan, meliputi: (1) Penyusunan Desain, mencakup proses awal menentukan tema busana, narasi cerita dan pembuatan desain sketsa serta desain produksi I (2) Penentuan Ukuran Busana (3) Pembuatan Pola, terdiri dari pembuatan pola dasar busana dan pecah pola yang disesuaikan bentuk busana (4) Rancangan Harga dan Bahan, ditujukan untuk memperkirakan rincian jenis dan jumlah kebutuhan busana (5) Cutting (6) Sewing (7) Pressing (8) Fitting, berfungsi untuk memastikan busana telah sesuai dan nyaman di tubuh pemakai (9) Finishing, yaitu proses pengecekak akhir busana, dan (10) Pengemasan Busana.
PENGEMBANGAN MOTIF MENGGUNAKAN CAP DARI BAMBU (BATIK CAP) DI BATIK CIPRAT EKS ODGJ DESA WONOREJO SINGOSARI KABUPATEN MALANG Nurul Aini; Hapsari Kusumawardani; Annisau Nafiah; Agus Hery S.I; Nur Aini S; Augista P.L; Maslihatul U
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 8 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i8.2894-2902

Abstract

Pelatihan pembuatan batik ciprat untuk eks ODGJ ini berdiri pada   tahun 2021, pencetus pemberdayaan warga eks ODGJ adalah pejabat desa wonorejo dengan tujuan pemberdayaan ODGJ agar dapat bermanfaat bagi keluarganya masing-masing. Eks ODGJ dibina dalam Posyandu Jiwa yang memiliki 8 orang kader . Kegiatan Posyandu dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan kegiatan terdiri dari penimbangan, pemeriksaan tensi, pemberian suntikan, penyuluhan dari Rumah Sakit Jiwa Lawang, dan biasanya ada kegiatan pembuatan batik atau berbagai jenis keterampilan lain. Batik yang dihasilkan dari Posyandu Jiwa ini adalah batik ciprat yang dilakukan eks ODGJ dibantu kader dan selama ini sudah memiliki usaha sendiri dengan nama “Batik Ciprat”. Permasalahan batik ciprat eks ODGJ saat ini adalah untuk pengembangan motif, tetapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi eks ODGJ. Dengan melihat permasalahan dan kondisi eks ODGJ, maka tim pengabdian melakukan pengembangan motif dengan menggunakan batik cap, adapun cap yang digunakan terbuat dari  bambu. Harapannya agar batik ciprat dapat mengembangkan motif batiknya menggunakan batik cap dari bambu yang tidak berat dan mudah dalam pembuatan batiknya. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta sangat tertarik dan menyatakan bahwa pelatihan pembuatan batik cap ini sangat bermanfaat dalam rangka pengembangan motif pada batik ciprat eks ODGJ desa Wonorejo Singosari kabupaten Malang
PELATIHAN PENGEMBANGAN PRODUK MOTIF 3D MANTEN KUCING UNTUK MENDONGKRAK PENJUALAN PRODUK KAMPUNG BATIK SUJO Hapsari Kusumawardani; Nurul Aini; Annisau Nafiah; Emmalia Nur; Agiesta Shofi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract As an area near the SUJO' (Sumberejo) batik village tourist area, it is necessary to constantly improve the quality of its batik products so that they become the mainstay and attraction of tourists and people outside the region. Batik that has been pioneered needs to be developed with a variety of motifs that can be more popular and can be worn by all levels of both parents, teenagers, and children, not limited only to motifs suitable for adults, but also acceptable and in demand from various groups so that people are interested in buying it. The purpose of this Community Service is to make Sujo batik village products better known to the public with their characteristics, both from agricultural products such as bananas and sugar cane, or from local wisdom that is usually carried out such as the Manten Kucing culture. In the delivery of product development material for making 3D motif variations using lecture, question and answer, and demonstration methods, followed by direct practice from the participants. The results of the questionnaire as an evaluation of the activities distributed to the core batik makers showed that the women who were members of the core batik team were very enthusiastic and hoped that there would be a continuation of the activities to improve product quality and marketing. Keywords: Batik training, Skills, 3D Motif, Manten Kucing Abstrak Sebagai daerah yang dekat kawasan wisata Kampung batik SUJO’ (Sumberejo) perlu senantiasa meningkatkan kualitas produk batiknya sehingga menjadi andalan dan daya tarik wisatawan serta masyarakat luar wilayah. Batik yang telah dirintis perlu dikembangkan dengan variasi motif yang dapat lebih digemari dan dapat dipakai segala lapisan baik orang tua, remaja, maupun anak-anak, tidak terbatas hanya pada motif yang cocok utk orang dewasa, tetapi juga dapat diterima dan diminati dari berbagai kalangan sehingga orang tertarik untuk membelinya. Tujuan dilaksanakannya Pengabdian kepada Masyarakat ini, agar produk kampung batik Sujo lebih dikenal masyarakat dengan ciri khasnya, baik dari hasil pertanian seperti pisang dan tebu, ataupun dari kearifan lokal yang biasa dijalankannya seperti budaya Manten Kucing. Dalam penyampaian materi pengembangan produk pembuatan variasi motif 3D menggunakan Metode ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi, selanjutnya diikuti praktik langsung dari peserta. Hasil questioner sebagai evaluasi kegiatan yang dibagikan pada pembatik inti menunjukkan bahwa ibu-ibu yang tergabung sebagai tim inti pembatik sangat antusias dan mengharap ada kelanjutan dari kegiatan untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya. Kata kunci: Pelatihan batik, Keterampilan , Motif 3D, Manten Kucing